me or her? [END]

By Nahizs

5.9K 657 31

atifa gita hermansyah, gadis yang selalu saja tersakiti. gadis yang mempunyai hati sangat lembut, dan sudah p... More

{1} perkenalan
{2} hari pertama
{3} bertemu
{4} sifat aneh karel
{5} canggung
{6} tahap awal
{7} hancurnya karel
{8} tidak disangka
{9} jadi?
{10} kapten basket
{11} damai?
{12} terungkap
{13} resmi broken home
{14} tanding basket
{15} dilema
{16} me or her?
{17} ternyata..
{18} tolakan
{19} sudah tau
{20} move on
{21} move on 2
{22} pertama kali
{23} hari terakhir
{24} libur
{25} lagi.
{26} hmm
{27} gatau..
{29} feeling bad
{30} baru tahu
{31} niat jahat nevan
{32} persiapan
{33} anak pungut?
{34} adu domba
{35} berangkat!!!
{36} sampai
{37} dimana?
{38} misterius
{39} hujatan
{40} tak kunjung henti
{41} keajaiban
{42} menyesal
{43} setengah terbongkar
{44} posesif bestfriend
{45} clbk?
{46} yes!!!
{47} 2 sejoli kembali bersemi
{48} terbongkar.
{49} 2 tahun kemudian
{50} hilang?
{51} ungkap isi hati
{52} lupakan?
{53} mereka pindah?
{54} part aca!!
{55} tauk dah
{56} nikah?
{57} akhirnya..
{58} berharap keajaiban
{59} sebuah pengorbanan
{60} pendapat masing-masing
{61} ending.
{62} extra part!

{28} jadian

70 8 0
By Nahizs

saat tifa sedang santai menonton film, tiba tiba hp tifa berbunyi menandakan ada telepon masuk. seketika kepala tifa menoleh 90 derajat dan melihat siapa yang menelponnya. 

sudah tertera jelas bahwa nama nevan yang muncul. dengan segera tangan tifa mengambil hpnya dan mengangkatnya.

nevan : assalamualaikum...

tifa : waalaikumsalam.. kenapa van?? tumben.

nevan : tif, lo siap-siap ya, gue jemput.

tifa : ehh?? mau kemana van??

nevan : jalan-jalan, yauda ya, gue dijalan, assalamualaikum..

tifa : ehhh, iya waalaikumsalam.

tifa mengerutkan keningnya heran. yah tifa gamau berpikir aneh-aneh sih jadi ya tifa langsung mengganti pakaiannya dengan sangat rapi, mau pakai baju gimanapun modelnya, tetep aja cantik kayak author, ehh..

saat tifa memasukkan barang barang yang diperlukan didalam tas, terdengar teriakan dari vivi untuk tifa.

"TIFAAA, PACAR KAMU UDAH DATENG NIHH" teriak vivi asal.

"PACAR??? NGACO" balas tifa sewot.

"YAUDAH CEPETANNN." pintah vivi.

karena buru-buru, hp tifa pun sampai lupa tak dimasukkan kedalam tasnya, ia menyelempangkan tas kecilnya kepada pundak kirinya. 

tifa melangkahkan kakinya dengan semangat. perasaannya sudah tak karuan bila bersama nevan, ia juga harus menyiapkan jawaban yang diberikan oleh nevan. hfftttt. deg deg an. 

saat mencapai anak tangga paling terakhir, sudah terlihat nevan yang sedang berbincang-bincang dengan vivi.

"eh eneng. yaudah hati hati ya dijalan." ujar vivi saat melihat tifa yang tengah menghampiri vivi dan nevan.

"iya ma" balas tifa sambil meraih tangan vivi begitu juga dengan nevan.

"titip tifa ya nak" ucap vivi kepada nevan.

"ohhh siap tantee." balas nevan semangat 45.

tifa dan nevan pun berjalan menuju motor. seperti ini saja suasana hati tifa sudah tak karuan, apalagi kalau berbicara serius. 

dengan cepat tifa menggeleng-gelengken kepalanya membuat nevan heran.

"lahh kenapa??" tanya nevan.

"ehh engga, yauda ayo berangkat" balas tifa tak mau menggubris.

nevan menjalankan motornya dengan perlahan. melihat punggung nevan saja tifa sudah mengembangkan senyuman, apalagi lihat wajah nevan bila tersenyum juga kepada tifa. hmmm. tifa dikelilingi oleh pria pria yang sangat amat ganteng. 

akhirnya tifa bisa menikmati angin siang menuju sore kembali. sampai saat ini, tifa juga belum tahu kemana mereka pergi. yaaa, mau kemana aja yang penting sama nevan mah tifa gapapa hahahaha. 

selama perjalanan, tifa hanya tertawa kecil karena ribut dengan pikiriannya yang sangat random.

"tif, lo gamau turun?" tanya nevan menahan tawa.

"eh eh, iya." tifa membuyarkan lamunannya dengan malu. "loh?? ngapain ke gramed lagi??" tifa terkejut saat melihat dirinya sedang berada di parkiran gramed.

"gaada, mau cari buku aja, gue lihat si ada novel terbaru." jelas nevan dengan santai.

"iya, tapi gue belum ngumpulin uang van." balas tifa sedih.

"udah tenang aja, gue yang bayarin." balas nevan seraya menarik tangan tifa.

mau tak mau, tifa hanya pasrah mengikuti nevan saja. hatinya langsung bergejolak saat tangan digenggam begitu erat. 

ya sejujurnya perlakuan nevan sama saja dengan karel dahulu. tetapi entah kenapa hatinya tak se excited bila dengan karel. 

saat ini tifa berusaha untuk membuka hati buat nevan dan berusaha melupakan karel. yah memang sangat sulit. tetapi tifa tak ingin menyia-nyiakan ini karena ego tifa. 

tifa berusaha untuk mengembangkan senyumnya kembali setelah mengingat karel. ia tak ingin membuat nevan sakit hati karenanya.

"tif, lo pilih buku dulu aja ya. gue mau ke toilet." ujar nevan seraya tersenyum.

"ohh iya rel." ucap tifa tanpa sadar.

"rel??" tanya nevan mengerutkan dahinya.

dengan cepat tifa memukul-mukul mulutnya sendiri.

"maksud gue van hehehe." jawab tifa dengan tersenyum malu.

"yauda gue ke toilet dulu." ucap nevan lalu mengelus pucuk kepala tifa.

tifa terdiam mematung saat perlakuan nevan membuat hatinya bergejolak kembali. ia menatap kepergian pria tersebut dengan tatapan kosong. "anjirrrrr, parah-parah" gumam tifa. ia melanjutkan untuk mencari buku keluaran terbaru. ia memang sangat suka membaca novel. 

awalnya tifa ingin memasuki jurusan sastra, tetapi orang tuanya menyuruh tifa untuk masuk ke jurusan kedokteran. ia masih ragu dengan kedokteran, akhirnya tifa memilih untuk masuk jurusan hukum, lagi lagi tidak diperbolehkan dengan orang tuanya. ya mungkin pillihan orang tua yang terbaik.

tanpa sadar, ia sudah 1 jam lebih menunggu nevan. ia heran mengapa nevan selama ini hanya untuk pergi ke toilet. walaupun nevan sakit perut, tetapi gak mungkin selama ini. 

akhirnya ia memutuskan untuk keluar sebentar mencari nevan, tetapi sudah dari ujung ke ujung dia mencari, nevan sama sekali tak terlihat. 

tifa takut bila terjadi apa-apa dengan nevan. ia memutuskan untuk duduk di salah satu kursi dekat dengan pintu masuk gramed. ia terkejut saat matanya ditutup oleh seseorang.

"siapaa???" panik tifa.

"taraa, maaf ya lama, aku tadi beli ini, antrinya lama banget." jelas nevan seraya melepaskan tangannya

"wahh,makasih ya van." balas tifa sangat bahagia saat melihat 1 es krim yang sangat tifa sukai.

"iya sama-sama." balas nevan sembari menyodorkan es krimnya. "btw, gimana jawaban yang waktu itu??" tanya nevan kembali.

"ohh iya van, mm.. iya gue mau." balas tifa seraya tersenyum

"gue ga nyangka lo bakal terima gue tif, gue janji akan jadi pasangan yang baik, dan gue akan ada 24 jam bersama lo." jelas nevan.

hari itu, hari dimana seorang tifa harus benar-benar move on dari karel karena tifa sudah mempunyai pasangan baru. 

hati tifa sekarang sedang bahagia, ya tapi tetep aja bahagiaan kalau sama karel wkwk. 

tifa dan nevan memasuki gramed kembali dan membeli novel yang tifa inginkan.

-----------------------------------------------------------

saat tiba di rumah sakit, karel segera menuju kamar orvin. terlihat fitri yang tengah menonton televisi di ruang tamu. karel memasuki kamar tersebut dan kemudian bersalaman dengan fitri. fitri mempersilahkan karel menemui orvin. 

terlihat dengan jelas bahwa orvin masih berbaring lemah di atas kasur rumah sakit. wajah orvin sangat pucat. 

hati karel sebenarnya tak tega melihat seperti itu walaupun dulu orvin sempat menampar karel pada saat memutuskan tifa. ya, karel sadar bahwa itu memang salah karel. 

karel mengambil kursi yang tak jauh darinya lalu menarik kursi tersebut sehingga berada disamping kasur orvin. 

karel menatap orvin sangat lekat. "lo laki-laki yang bertanggung jawab vin, lo rela taruhan sama nyawa lo demi menyelamatkan sahabat lo." gumam karel. sekarang, tim basket musasi cowok sudah berkurang 1 anak, ya mau tak mau karel harus kehilangan personilnya yang sangat amat pandai memainkan bola basket.

"vin, maafin gue karena gue udah nyakitin tifa. gue tau lo susah payah untuk bahagiain tifa. gue juga tau kalau lo sayang sama tifa mangkanya lo gamau tifa tersakiti. makasih juga lo udah ngejagain tifa selama ini. semua orang ingin lo kembali vin. bahkan gue harus rela kehilangan personil tim basket gue yang jelas-jelas dia yang sudah membawa kepada kemenangan. semua vin, semua sayang sama lo, gue harap lo cepet bangun dari koma lo, gue yakin lo kuat." ucap karel dengan nada sangat sendu.

saat karel sedang berbicara seperti itu, tiba tiba ada notif masuk ke hp karel. nama "mama tifa" sudah tertera jelas di layar hp karel. ia segera membuka pesan tersebut. 

karel sempat heran mengapa vivi menghubunginya, ya tetapi keheranan itu sudah terbalas saat layar hpnya sudah menunjukkan roomchat dengan vivi.

mama tifa : nak, bisa tolong cariin tifa? soalnya hp tifa ketinggalan.

karel : emang tifa kemana te?

mama tifa : tadi pergi sama nevan, kata nevan sih tadi mau ngajak ke gramed. soalnya udah jam segini kok tifa belum pulang.

karel : oh iya tante, nanti karel samperin ke gramed.

mama tifa : makasih ya nak

dengan segera karel bangkit dari tempat duduknya dan berpamitan kepada fitri untuk pulang. setelah ia pamit, karel berlari kecil menuju motor. 

entah kenapa karel mempunya feeling bahwa nevan mempunyai niat jahat kepada tifa. 

karel menjalankan motornya dengan hati yang sangat tidak tenang. "kalau sampe nevan aneh-aneh, habis idup lo!" gumam karel.








hai hai kalian semua, jangan bosen bosen baca ceritakuuu!!! dont for get to follow and vote yaa🥰

enjoy buat bacanyaa😉

maaf ya kalo amburadull🙏, kalo ada saran atau kritik, komen langsung aja. aku juga baru pertama kali, semoga suka yaa💕

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 726 36
Perihal crushing people memang sering didengar, bisa terjadi di sekolah, tempat kerja, bahkan dengan seseorang yang baru dikenal. Tapi pernah ngga s...
11.2K 703 26
Shani, Chika, Khafid, Christy, mereka adalah keluarga yang sangat hebat dan harmonis. Mereka memiliki kelebihannya masing masing, dan mereka selalu l...
284K 14.7K 33
[SELESAI] Annabella Rizka Steindfeld, gadis berkacamata yang menyukai salah satu sahabatnya sendiri. Penasaran? Baca aja. Copyright © 2016 by Amanda...
409K 26K 37
Aleonazka El. Salah satu anak panti yang baru saja diadopsi saat usianya 10 tahun. Menjadi seorang tuan muda kecil di sebuah keluarga. Sayangnya, ti...