ANGKASA (END)

By auroraxxl

1.7M 109K 3.1K

Selamat membaca cerita Angkasa dan Raisa❤❤ Bercerita tentang. Angkasa Saputra Wiratama. Murid laki-laki palin... More

1. Razel dan Ketuanya
2. Anak baru
3. Angkasa dan Jabatan
4. Tauran ala anak Razel
5. Arti sebuah mimpi
6. Satu hari bersama dengan nya
7. Penasaran
8. Raisa punya gue!
9. Angkasa dan Raka
10. Ini tentang Raisa
11. Masa lalu Angkasa dengan rumah pohon
12. Kepergian Malaikatnya.
13. Hadirnya seseorang dari masa lalu
14. Pacaran atau Pelampiasan
15. Ketua OSIS dan ketua Razel
16. Duel antara Razel dan Harilla
17. Kerusuhan Razel di sekolah
18. Kenyataan pahit
19. Rumah sakit
20. Menjaganya
21. Rumah Angkasa
23. Angkringan malam
24. Antara nyaman atau baperan?
25. Aku terserah bukan menyerah
26. Terungkap
27. Pertunangan
28. Penyerangan.
29. Meninggalkan nya
30. TEKA-TEKI
31. MIMPI
32. PART BONUS
33. KEMBALINYA RAISA
34. TERBONGKARNYA RAHASIA
35. KELUMPUHAN?
36. MANSION WIRATAMA
37. BACK TO SCHOOL
38. DAVIN?
39. ANGKASA BALIK?
40. AKSA (ANGKASA RAISA)
41. AKHIR?
42. END
43. EXTRA PART
BUKAN UPDATE
NANYA
SEQUEL ANGKASA

22. Dia yang marah

33.9K 2.4K 70
By auroraxxl

Kedatangan Angkasa ke sekolah, disambut hangat para murid yang memang merindukan nya. Pasalnya, semenjak berita bahwa Angkasa masuk rumah sakit, beberapa murid perempuan langsung menitipkan barang agar diberikan kepada Angkasa. 

Keselarasan jaket hitam berlambang sayap burung elang dipunggung nya, membuat mereka langsung menjadi sorotan. Deru motor ninja, yang biasa mereka naiki pun, memiliki suara yang sama. 

Tiga cowok memimpin jalan mereka, yaitu Angkasa, Robi, dan Hafiz. Slayer mereka juga terpasang dileher bersamaan, bertuliskan jabatan mereka masing-masing. Seperti Angkasa yaitu Ketua. Robi yaitu Wakil ketua, dan Hafiz selaku Panglima. 

Tiga most wanted memang menjadi tatapan menggiur bagi para murid perempuan. Tetapi ketika mendengar ketiga cowok terkenal di SMA Merah Putih sudah memiliki kekasih, menjadikan para murid perempuan langsung memburu kekasih mereka. Dengan cara membully nya. Begitupun dengan Tiara yang memang berpacaran dengan Hafiz sangat lama, karena itu semua murid langsung tidak suka, semenjak terkuak bahwa Hafiz memiliki pacar. Bahkan diantara mereka tidak segan-segan langsung melabrak Tiara. 

“Gue ganteng banget kali, ya? Sampai cewek pada ngeliatin gue kayak gitu,” kata Aan mennyampingkan rambutnya. “Gue sebenernya udah tau kalau mereka nge-fans banget sama gue. Selaku gue kan anak baik-baik.” 

”PD banget hidup lo, An.” Ketus Hafiz. 

“Duluan aja. Kita mau ke kelas doi,” kata Robi kepada seluruh anak Razel. 

Setelah seluruh anak Razel berpamitan, kini hanya tinggal mereka yang berdiri dikoridor menunggu kedatangan pacar mereka masing-masing. 

“ANGKASA!!” teriak Clara menghampiri Angkasa yang tengah menyender pada dinding koridor, dengan tangan bersidekap dada. 

“Yailah, lagi santai masih aja ada yang gangguin!! Seneng banget ngerusak suasana,” ketus Hafiz tidak suka. “Kalau emang gak suka sama, Clara, langsung ngomong apa Bos. Anak orang kasihan lu gantung terus.” 

Angkasa hanya melirik Clara yang berlari menghampirinya, tidak peduli akan ucapan Hafiz kini. Walaupun begitu, Angkasa hanya bergumam agar tidak membuat Hafiz menceramahi nya sampai sore. Saking dekat Angkasa dengan Hafiz, mereka sering dikatakan saudara kembar. Karena ketmpanan Hafiz yang tidak kalah dari Angkasa, sebab itu semua perempuan terkadang ingin menyingkirikan Tiara saja dari pada Raisa yang notabene nya sudah menjadi perempuan yang sangat dekat dengan Angkasa. 

“Kenapa?” tanya Angkasa dingin melirik Clara. 

Clara menunjukan sebuah foto kepada Angkasa. Dari foto itu terlihat Raisa dan Davin yang tengah berciuman di pusat perbelanjaan. 

“Kemarin aku pergi ke toko buku, terus lihat Raisa sama Davin. Kamu beneran sudah putus kan dari Raisa? And kita bisa bertunangan dong,” kata Clara menyeringai cantik melihat wajah Angkasa yang terkejut. 

Sontak foto yang diberikan Clara membuat Angkasa menatap tajam Clara. Kemarahan Angkasa itu juga menjadi perhatian anak Razel, hingga mereka langsung mengambil foto itu, dan melihatnya bersama. 

“Gak usah jadi orang ketiga,” kata Robi dingin menatap Clara. “Bisa aja lo bayar orang, buat edit foto itu dan taruh foto Raisa sama Davin jadi ciuman.” 

“Ha? Orang ketiga? Maksud kalian apa sih?” tanya Clara sengaja tidak mengerti apa yang mereka ucapkan. “So terserah Raisa dong mau ciuman sama siapa aja, ataupun mau pacaran sama siapa aja. Kan dia sudah putus sama Angkasa, lagipun itu kejadian nya kemarin saat Angkasa dirumah sakit. Raisa kan pamit pulang sama kalian, dan dia malah ke mall. Makanya gue langsung kerumah sakit buat temenin, Angkasa.” 

Clara menunjuk Davin yang tengah mengendarai motor, tetapi di belakang motor itu terdapat Raisa yang menarik perhatian Angkasa. Sontak Angkasa yang melihat itu, menatap tajam Raisa yang masih tidak sadar akan adanya Angkasa di koridor. 

“Santai Bos, mungkin Raisa ada masalah di jalan, terus Davin bantuin. Gak usah ke makan omongan nih orang,” kata Robi menunjuk Clara dengan tidak suka. 

Angkasa mengepalkan tangan nya kesal, disaat Raisa ternyata memeluk Davin sangat jelas. Ternyata ancaman Angkasa sudah tidak berlaku bagi Davin, maka Angkasa tidak akan main-main, kepada siapapun yang menyentuh miliknya, walaupun Angkasa harus menyakiti orang lain. 

Disisi lain. Raisa menuruni motor Davin, yang baru saja dia naiki, dan mencoba melepas kaitan helm milik Davin. Tetapi karena sulit melepas kaitan itu, Davin harus turun tangan membantu Raisa. 

“Kalau gak bisa ngomong dong, Sa.” Davin menunduk ke leher Raisa, dan melepas kaitan helmnya.

“Thanks Vin. Kalau bukan karena lo, gue pasti akan jalan kaki,” kata Raisa mengucapka terima kasih. “Sebenarnya Bang Kevin bisa aja antar gue pakai mobil, tapi dia lagi nggak enak badan, Papa dan Mama gue baru bisa pulang sore ini. Pengen minta tolong Angkasa, tapi kayaknya dia masih nggak masuk, dan masih sakit. Gue gak enak minta tolong nya. Makanya gue minta tolong sama lo.” 

Davin tersenyum, dia mengusap kepala Raisa beberapa kali, membuat Raisa sendiri tertegun melihat Davin yang memang sangat dekat dengan nya. 

“Buat lo, apapun gue lakuin,” kata Davin. 

“BRENGSEK!!” suara itu mengalihkan pandangan mereka langsung. Pukulan kencang mendarat di bagian perut Davin hingga langsung tersungkur ke belakang. “LO NANTANG GUE?!!!” 

“ANGKASA!” teriak Raisa menahan  lengan Angkasa yang ingin memukul Davin kembali. Tetapi karena tenaga Angkasa yang sangat kuat, dia memberontak secara paksa, hingga tangan Raisa langsung terlepas begitu saja. 

“ANGKASA SAPUTRA WIRATAMA!!” teriak Buk Endang dari ujung lapangan yang melihat pertikaian antara Angkasa dan Davin. “DAVIN DAMIAN!!” 

“SAYA TUNGGU KALIAN DI RUANG BK!!” 

Setelah mengucapkan kalimat itu, Buk Endang langsung meninggalkan lapangan sekolah yang masih ramai karena Angkasa dan Raisa. Sebenarnya kedatangan Raisa dan Davin memang menjadi sorotan tadi, dan ketika Angkasa menghampiri Davin, membuat para murid langsung berkumpul. 

Raisa menggenggam tangan Angkasa, tetapi laki-laki itu menepisnya pelan, dan langsung meninggalkan mereka berdua. Raisa beralih membantu Davin yang sudah terluka parah. 

“Lo gapapa, Vin?” tanya Raisa menyentuh luka Davin hingga Davin meringis. “Sakit ya? Maafin Angkasa, Vin. Dia udah kesekian kalinya mukul lo, gue minta maaf  banget sama lo, atas nama Angkasa,” kata Raisa menunduk dalam menyesal melihat sikap Angkasa. “Cuma gara-gara gue, lo harus kena pukul Angkasa terus.” 

“Gue gapapa, Sa.” Balas Davin. “Gue ke BK dulu, kalau sampai telat, Buk Endang bisa langsung makan gue habis-habisan.” 

*** 

Raisa menghampiri Angkasa dengan perasaa kalut, karena Raisa, Angkasa dan Davin harus di skors selama 2 hari. Hukuman itu adalah  hukuman ringan, jika dibandingkan dengan  hukuman lain. Saat mengetahui bahwa ternyata Angkasa cemburu, ada perasaan senang dan kecewa didalam hati Raisa. Dia senang karena berarti Angkasa mencintainya, dan kecewa karena sikap Angkasa yang keterlaluan. 

Selepas pulang sekolah tadi, Raisa melihat Angkasa berada di taman dekat rumahnya. Sebab itu Raisa langsung segera menghampiri ketika melihat Angkasa. 

Tangan Raisa terulur mengusap pundak Angkasa. Hingga laki-laki itu menoleh, dan spontan mematikan rokok nya dengan cara menjepitnya dengan jari telunjuk dan jempol. 

“Angkasa tangan kamu,” sahut Raisa cemas dan langsung meraih jemari Angkasa. Dia ingin meniup jemari Angkasa yang memerah karena rokok, tetapi Angkasa menarik tangan nya menjauh dari Raisa. 

“Angkasa tangan kamu luka,” kata Raisa menatapnya nanar. “Seharusnya kamu gak perlu matikan rokok kamu, Angkasa.” 

Angkasa bergeser dan sedikit menjauh dari Raisa, semenjak kejadian tadi, Angkasa memang menjauh dari Raisa, dan tidak ingin melihat wajahnya. 

“Aku gak mau cium bau rokok,” kata Angkasa dingin. 

Inilah sikap Angkasa yang selalu Raisa suka, walaupun Angkasa marah, dia tetap memikirkan Raisa. “Ya tapi kan jari kamu  jadi merah tuh kena sumbu rokoknya,” kata Raisa. “Kamu masih marah banget sama aku?” 

“Aku kasih kamu dua pilihan, Ca.” Angkasa masih melihat kearah lain tanpa berani menatap Raisa karena kecewa. Bagi Angkasa, Raisa sudah memainkan perasaan nya, perasaan tulus yang Angkasa berikan kepada Raisa, tetapi seakan-akan perhatian yang Angkasa berikan kepada Raisa tidak ada artinya dimata perempuan itu. 

“Pilihan apa sih, Angkasa?” sahut Raisa cemas, “Lihat ke aku kalau sedang bicara, bukan ke arah lain.” 

“Kita selesai, atau kamu harus tinggalin Davin.” 

“Ninggalin Davin?” tanya Raisa tidak mengerti. “Maksud kamu apa, Angkasa? Aku gak ada hubungan apapun sama Davin. Aku masih gak ngerti maksud kamu.” 

“Semua perhatian aku ke kamu, kamu fikir itu apa sih, Ca?” tanya Angkasa menenangkan dirinya, walaupun suara nya sudah mulai menekan dan bergetar. “Aku cinta banget sama kamu, Ca. Tapi kalau emang kamu cinta sama Davin, seharusnya kamu ngomong langsung sama aku, supaya aku gak terus berharap sama kamu.” 

“Aku lemah didepan kamu, Ca. Aku berikan semua rasa suka aku sama kamu,” kata Angkasa tanpa berani menatap Raisa. “Sebenarnya aku ini siapa kamu sih Ca? Sebenarnya cinta kamu buat siapa sih?” 

“Angkasa...” Raisa menggenggam tangan Angkasa. “Aku bener cinta sam a kamu, bukan sama Davin. Aku dan Davin cuma temenan.” 

“Temenan tapi ciuman?” kata Angkasa dengan nada mulai meninggi, tetapi ketika merasakan tangan Raisa menegang, membuat Angkasa memelankan ucapan nya. “Ciuman bibir, Ca.” 

“Dimana harga diri kamu?” sahut Angkasa menyeringai meremehkan Raisa. “Emang dasar semua perempuan itu murahan, mau ngasih diri nya dengan murah.” 

Mendengar hal itu emosi Raisa langsung naik, dia menatap Angkasa dengan tatapan tajam. “Ciuman bibir? Seumur hidup aku belum pernah berikan bibir aku sama orang lain, bahkan Papa aku sendiri!!” ujar Raisa kesal, “Cuma tiga laki-laki yang bisa cium pipi aku, PAPA!! BANG KEVIN!! DAN KAMU!!” teriak Raisa. 

“Atas dasar apa, kamu bilang aku murahan?!” ketus Raisa mengalihkan pandangan nya tidak suka. “Aku capek dengan sikap kamu, Angkasa. Seakan-akan disini semua salah aku. Dan kamu gak salah apapun, padahal kamu juga salah, Angkasa!!!” 

“Kamu jalan, pelukan, elus-elusan, sama Clara. Apa pernah aku ngungkit hal itu sama kamu? Apa pernah aku bilang kamu playboy?! Apa pernah aku nuduh kamu seenaknya?!” ujar Raisa kesal. 

“GAK PERNAH!!” teriak Raisa didepan wajah Angkasa. “Dan seenaknya kamu bilang aku, murahan? Atas dasar apa kamu berani bicara kayak gitu ke aku?!”

Continue Reading

You'll Also Like

4.6M 382K 103
#CBTPS #CNTS [Aligator The Series] [Cover by @ar_azka] [BELUM REVISI, ALUR AWAL MASIH BERANTAKAN-!] A̸ L̸ I̸ G̸ A̸ T̸...
Leonada By Nafia

Teen Fiction

974K 49.5K 39
[Cek on DREAME for complete story] Link on profile #284 in Teen Fiction (25/5/2018) "Lo tuh gak pantes jadi pacar gue!" bentak cowok itu. "G-g-gue ga...
8.8M 751K 57
"Cinta itu racun tanpa obat penawar."-Aksara Denta Karanva. "Cinta itu anugrah dari Tuhan untuk kita rasakan kehadirannya di dalam hati."-Sastra Rahm...
1.8M 193K 51
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...