ANGKASA (END)

By auroraxxl

1.7M 109K 3.1K

Selamat membaca cerita Angkasa dan Raisa❤❤ Bercerita tentang. Angkasa Saputra Wiratama. Murid laki-laki palin... More

1. Razel dan Ketuanya
2. Anak baru
3. Angkasa dan Jabatan
4. Tauran ala anak Razel
5. Arti sebuah mimpi
6. Satu hari bersama dengan nya
7. Penasaran
8. Raisa punya gue!
9. Angkasa dan Raka
10. Ini tentang Raisa
11. Masa lalu Angkasa dengan rumah pohon
12. Kepergian Malaikatnya.
13. Hadirnya seseorang dari masa lalu
14. Pacaran atau Pelampiasan
15. Ketua OSIS dan ketua Razel
16. Duel antara Razel dan Harilla
17. Kerusuhan Razel di sekolah
18. Kenyataan pahit
20. Menjaganya
21. Rumah Angkasa
22. Dia yang marah
23. Angkringan malam
24. Antara nyaman atau baperan?
25. Aku terserah bukan menyerah
26. Terungkap
27. Pertunangan
28. Penyerangan.
29. Meninggalkan nya
30. TEKA-TEKI
31. MIMPI
32. PART BONUS
33. KEMBALINYA RAISA
34. TERBONGKARNYA RAHASIA
35. KELUMPUHAN?
36. MANSION WIRATAMA
37. BACK TO SCHOOL
38. DAVIN?
39. ANGKASA BALIK?
40. AKSA (ANGKASA RAISA)
41. AKHIR?
42. END
43. EXTRA PART
BUKAN UPDATE
NANYA
SEQUEL ANGKASA

19. Rumah sakit

37.6K 2.4K 11
By auroraxxl

Kedatangan Angkasa dan Clara memang sudah jadi kebiasaan baru di SMA Merah Putih, beberapa murid lain juga sudah menduga bahwa hubungan Angkasa dan Raisa memang sudah kandas sejak lama, karena kedatangan Clara. 

Sudah kurang lebih satu Minggu semenjak kejujuran Angkasa mengungkapkan yang sebenarnya kepada Raisa, dan sudah semenjak itu pula mereka lost contact berhenti saling memberikan kabar. 

Tetapi Raisa masih mengawasi Angkasa, agar laki-laki itu dalam keadaan baik-baik saja. Walaupun terkadang Raisa merasa sakit hati melihat hubungan Angkasa yang berderkatan dengan Clara. Raisa terkadang selalu khawatir, karena Angkasa sejak kemarin selalu pulang larut malam. Raka selalu memberi kabar jika Angkasa tidak pulang ke rumah kepada Raisa. Sebab itu Raisa sering mencari tau keberadaan Angkasa di tengah malam sejak kemarin. 

“Kania!” teriak Raisa saat Kania tengah berduaa dengan Robi di depan kelas. Seperti biasa, Robi, Hafiz, dan Aan akan selalu mampir ke kelas Raisa terlebih dahulu sebelum ke kelasnya. 

Langkah lari Raisa yang begitu kencang ke arah mereka, membuat Raisa tersandung. Berhubung lengan besar lebih dulu setia menangkap tubuhnya. 

“Bisa hati-hati gak sih lo?! Sengaja banget mau caper sama Angkasa!!” sungut Clara tidak suka. “Gak usah ngemis-ngemis cinta segala dari Angkasa, mana mau dia sama lo?!” 

“Kamu gapapa?” tanya Angkasa.

Raisa mengepalka tangan nya kesal, dia menepis lengan Angkasa secara kasar. Padahal dia terjatuh secara tidak sengaja, bisa saja Angkasa yang sengaja untuk menolong Raisa. Karena sesaat sebelum Raisa jatuh, Angkasa dan Clara masih berada di parkiran sekolah, yang jaraknya lumayan jauh dari koridor. 

“Lo gapapa, Sa?” tanya Kania khawatir. “Makanya gak usah lari-lari gitu, jadi jatuh kan?” sahutnya. 

Raisa mengangguk, dia membalik tas sekolah yang berada di punggung nya menjadi di hadapan nya, lalu memberikan kardigan milik Kania. “Ini punya lo, gue mau langsung ke ruang musik soalnya, jadi gak bisa ke kelas dulu, makanya tadi lari. Soalnya Davin udah nungguin gue di ruang musik, gue duluan ya!!” sahut Raisa langsung meninggalkan mereka. 

“Idih!! Main kabur-kabur aja!” ujar Riri kesal. “Raisa mau ikut!! Mau madol!!” Riri berlari mengikutinya dari belakang. 

“Mau ikut juga!!” sahut Tiara. “Aku ke ruang musik ya, Fiz. Kamu ke kelas aja. Nanti makan siang bareng di kantin.” 

“Oh iya, jangan ganjen sama cewek lain ya!!” teriaknya sebelum berlari meninggalkan mereka semua. “Butos!! Kita ke ruang musik, izinin kita kalau mau madol pelajaran Fisika!!” 

“Thanks, udah nolongin Raisa,” kata Kania menunjukan kardigan nya. “Dan buat lo, sebenernya Raisa jatuh karena tersandung tali sepatu yang emang lepas tadi.” Kania menunjuk Clara. 

“Oh ya, cuma mau ngasih tau, kalau sebenarnya Erick yang lebih dulu mau nolongin Raisa. Tapi cowok lo kegatelan sih, jadi langsung lari ninggalin pacar nya,” Kania mengelus pundak Clara. “see? Bisa lihat sekarang siapa pemenang nya?” 

“Gak usah pegang-pegang gue!” sahut Clara kesal. 

Kania langsung pergi meninggalkan mereka begitu saja, setelah berpamitan kepada Robi. “Cewek gue barusan tuh,” kata Robi berbangga diri. 

“Gak salah emang, sama-sama berani!” balas Hafiz. 

“Nanti malam kita jadi?” tanya Aan mengalihkan pembicaraan mereka. “Nanti malam kita harus Tauran sama Harilla, mereka bener-bener nantangin kita.” 

“GASKEUN!!” sahut mereka. 

Angkasa diam termenung sedari tadi, semenjak mendengar kata ‘Davin’ dari ucapan Raisa membuat fikiran nya terus mengarah kesana. Apa semudah itu Raisa berpaling dari Angkasa, sedangkan Angkasa masih tidak bisa melupakan satu kenangan dalam hidupnya ketika bersama Raisa. 

“Aku kangen, Ca.” 

*** 

“ROB KE KANAN!!” teriak Hafiz saat suasana sedang sangat genting, dan benar-benar panas. “ANGKASA LO KE KIRI!!” 

Mereka semua mengikuti arahan yang sudah Hafiz berikan. Karena disini Hafiz lah Panglima Razel, dia yang mengatur strategi, dan mengetahui tak-tik permainan musuh. Hafiz menjadi tangan kanan kepercayaan Angkasa setelah Robi. Dia yang mengendalikan Razel ketika Angkasa sedang tidak ada. 

“Minggir brengsek!!” resah Angkasa. 

Pukulan itu terdengar begitu kencang di telinga, masing-masing anak Razel sudah mulai terluka parah, dan beberapa diantaranya lari untuk menyelamatkan diri. 

Angkasa melawan Alex, ketua Harilla, musuh besar mereka yang tidak pernah ingin merasa kalah sedikitpun dari Razel. Semenjak ada posisi pertama Gangster, Razel dan Harilla mulai bersaing keras, semenjak Bang Ical pemimpin Razel yang dulu mengundurkan diri dari jabatan nya, dan beralih ke Angkasa, semenjak itu pula musuh Razel mulai meningkat drastis, banyak yang ingin menjatuhkan Razel. 

Alex mengeluarkan benda tajam dari saku celana, menusuk bagian perut Angkasa, hingga laki-laki itu bersimbah darah begitu banyaknya. 

“BRENGSEK!!” ujar Angkasa di sela-sela desahan sakitnya. “ROB!! TOLONG GUE!!” 

Mendengar rintihan Angkasa, beberapa anak Razel langsung membantu menyelamatkan nya, dan memukul Alex balik hingga Alex sama tidak berdayanya dengan Angkasa. 

Melihat semua sudah tidak berdaya, anak Harilla melarikan diri, dan meninggalkan arena Tauran tersebut. Begitupun dengan anak Razel, mereka terburu untuk membawa Angkasa ke rumah sakit menggunakan motor. 

Angkasa dibiarkan terkulai di belakang punggung Hafiz, hingga mereka sampai di rumah sakit nanti. Tengah malam seperti ini, mobil memang jarang yang berlalu-lalang, jika memesan Ambulan, maka itu akan mempercepat Angkasa mati, karena kedatangan nya yang lama. Mereka lebih memilih untuk membawa Angkasa ke rumah sakit dengan motor. 

Saat sampai di rumah sakit, Angkasa segera dibawa ke ruang ICU, untuk melakukan penanganan pertama. 

“ROBI!! HAFIZ!!” teriakan itu sontak membuat belasan anak Razel langsung menoleh. “Kalian ngapain disini?!” 

“Raisa? Kevin?” tanya Hafiz. “Lo ngapain disini?” 

Raisa dan Kevin saling berpandangan. Mereka sebenarnya baru selesai menyelesaikan cuci darah, karena Kevin sudah membuat janji dengan salah satu dokter di rumah sakit ini untuk melakukan cuci darah.

“Kita, habis jenguk saudara,” kata Raisa. “Kalian semua ramai-ramai kesini, ada apa?” tanya Raisa menghampiri mereka. 

Aan dan Erick terkesiap menghalangi pandangan kaca, yang berada di pintu. “Kalian terluka.... Apa kalian habis Tauran lagi?!” tebak Raisa.  

“Ah ini, tadi jatuh dari motor.” Balas Robi. 

“Semuanya? Mana mungkin semua anak Razel terluka parah kayak gini?!” ujar Raisa. “Kalian pasti Tauran kan?! Gue tau kalau kalian Tauran!!” 

“Itu juga didalam siapa?” Raisa berjinjit melihat kaca, dan menepis Erick serta Aan yang sengaja menghalangi nya. “Angkasa?” 

“Itu Angkasa?” tanya Raisa terkejut. “Kenapa Angkasa bisa kayak gitu? Sebenernya kalian ngapain aja sih sampai Angkasa masuk rumah sakit gini dan terluka?!”

“Dek,” lerai Kevin. “Jangan berisik, gak enak ganggu pasien lain, ini sudah malam. Bicaranya baik-baik, tenang dulu, lebih baik kita berdo’a semoga Angkasa baik-baik aja, dan bisa cepat sadar.” 

Kevin mencoba menenangkan Raisa yang terisak. Dia mengusap punggung adiknya. “Lebih baik sebagian dari kalian pulang, ini sudah malam. Dan obati luka kalian dulu, sementara gue dan Raisa akan disini nemenin Angkasa,” kata Kevin. 

“Kita cabut, Rob, Rik, Fiz, An. Titip Angkasa, salam dari semua anak Razel, cepet sembuh.” Kata mereka bersalaman khas gaya anak laki-laki lalu pergi meninggalkan nya. 

Mereka menunggu berjam-jam dilandasi kekhawatiran, menunggu sang Dokter keluar, dan memberikan kabar baik. 

Raisa berdo’a, begitupun dengan Kevin, Hafiz, Erick, Robi, serta Aan, untuk kesembuhan Angkasa. Karena sang dokter yang belum juga keluar, dan rasa kantuk yang menyerang, Erick, Hafiz, dan Aan tertidur di kursi tunggu. 

“Abang,” Raisa menatapnya sendu. “Raisa takut kalau Angkasa kenapa-napa, Bang.” 

“Angkasa baik-baik aja, Raisa tenang.” Kevin mengusap kepala adiknya. “Kita berdo’a semoga Tuhan menolong Angkasa, terus berusaha untuk membuat Angkasa cepat sadar. Oke?”

Raisa memejamkan matanya perlahan, menarik napas panjang, dan mengucapkan do’a nya dalam hati. 

“Tuhan, aku berdo’a yang terbaik kepada mu, untuk menyembuhkan Angkasa, dia laki-laki baik, Tuhan. Lindungi dia, sadarkan Angkasa secepat mungkin. Tuhan, engkau yang terbaik. Aku memohon kepada engkau, biarkan Angkasa dan aku bersatu, Tuhan. Aku mencintai nya, berikan aku dan dia kesempatan kembali, untuk memulai cinta kembali.” 

Continue Reading

You'll Also Like

29.4K 1.8K 57
(⚠WARNING⚠) • Cerita fiksi ini dibuat untuk hiburan saja, dan tidak ada sangkut pautnya dikehidupan nyata! • Alurnya masih acak dan banyak typo bert...
6.4K 756 52
Another World Of Kaptenz Eva R-03 Ini Prekuel dari cerita Suamiku Gangster Sekolah, pecinta SGS udah pasti kenal dengan Rendi dan Nefa. Jangan lupa...
6.3K 325 76
"Gerhana Berlian Season 3" Ketika Angkasa Diam-Diam Merindukan Senja-Nya "Lo harus sadar kalo sekarang gue adalah makhluk yang bukan manusia lagi. Se...
276K 21.9K 45
[ Winner of the co-writing event held by TWT] Warning ⚠️ Terdapat banyak kata-kata kasar, harap bijak dalam membaca. Bandidos, siapa yang tidak meng...