Silhouette [End]

By PinkCappuccino

23.6M 1M 347K

(SUDAH TERBIT) TERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA "Mau enggak mau, lo harus jadi pacar gue." "Pacar?" tanya Chrisa... More

LIST TBO πŸ“š
Prolog
01 - Mainan
02 - Hari Peringatan
03 - With Alvero Atmaja
04 - Sisi lain Alvero
05 - Devil
06 - Kedok
07 - Cantik
08 - Sedikit Pembelaan
09 - Today
10 - New Rules
11 - Chrisa's Room
12 - Hot News
13 - Warning
14 - First Kiss
15 - Awkward
16 - Sosmed
17 - Brisia
18 - Slap
20 - Hug
Silhouette II ADA DI WATTPAD!!!

19 - That Feeling

344K 41.4K 9.8K
By PinkCappuccino

Bosan, satu kata yang berhasil mewakili perasaan Chrisa. Namun kata bosan itu tidak bisa ia sampaikan langsung karena saat ini, Chrisa sedang bersama Alvero. Kekasih sekaligus pembullynya.

Namun, satu hal mengganggu Chrisa. Ia ingin bertanya sesuatu kepada Alvero. Sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Al," panggil Chrisa.

"Hmm?" Balas Alvero masih asik dengan buku komik yang ia baca.

Saat ini keduanya sedang berada di perpustakaan komik. Tempat yang baru diresmikan. Komik adalah salah satu kesukaan Alvero, dari kecil pria itu gemar sekali membaca komik. Jadi tidak heran jika langsung ke sana setelah perpustakaan resmi dibuka.

Perpustakaan komik itu terbilang cukup besar, terdapat empat lantai, dan semuanya terisi dengan rak-rak berisi komik. Ada ruang baca per skat, ada juga ruang baca yang khusus untuk member VIP.
Untuk ruangan VIP tidak terlalu luas, hanya saja lebih privasi karena dibuat setiap ruangan dengan pintu geser, lagi kedap suara. Terdapat fasilitas bantal, selimut, meja berukuran kecil, dan juga beberapa fasilitas lain di ruang VIP itu.

Alvero dan Chrisa kini tengah berada di ruang VIP, karena pria yang disebut-sebut sultan itu langsung mendaftarkan dirinya menjadi pelanggan VIP, dengan membayar uang yang jumlahnya tidak sedikit untuk member card yang harus diperbarui tiap tiga bulan sekali, menurut penjelasan petugas perpustakaan. Dan Alvero langsung membayar untuk dua tahun.

Hening. Bagaimana tidak? Hanya Alvero pelanggan VIP perpustakaan komik. Mengingat perpustakaan baru dibuka dan pelanggan kebanyakan memilih untuk membaca komik gratisan di tempat sempit ber-skat.

Kembali lagi ke percakapan mereka. Alvero hanya menjawab dengan deheman, ia masih fokus dengan komik yang ia baca. Posisinya juga mendukung. Jika Chrisa duduk bersandar di tembok, Alvero tiduran dengan bantal yang tersedia.

"Cia temen SD kamu, akrab banget ya sama Alex, Ando, kamu juga. Kalian emang deket banget ya dulu?" Tanya Chrisa.

Alvero melirik Chrisa tajam, "Lo nggak lihat? Gue lagi asik baca?" Tanya Alvero balik.

Chrisa menelan ludah. Lupa, bahwa seharusnya ia tidak bertanya saat Alvero sedang fokus. Masalahnya ia bosan karena berdiam diri tanpa melakukan apapun selain melihat Alvero membaca buku bergambar itu. Salahkan saja rasa bosannya.

"Maaf, lanjutin aja, aku nggak bakal ganggu lagi." Balas Chrisa.

Alvero kembali membaca komik. Namun fokusnya terbagi. Ia menjadi penasaran kenapa Chrisa tiba-tiba menanyakan Cia.

"Lo kenapa tanya Cia?"

"Hah? Enggak, cuma sedikit aneh aja lihat Alex, Ando akrab sama perempuan yang bukan pacar atau gebetan mereka." Balas Chrisa jujur.

"Cia tuh selain temen SD, juga termasuk cewek bersejarah pas SD."

Chrisa menyimak, entah kenapa menarik membahas Cia. Chrisa merasa bahwa dirinya kagum kepada gadis itu, cantik, pintar, rasanya sempurna.

"Gue sebenernya lupa sama Cia, tapi ada sih ingatan. Dulu tuh Cia rival gue. Jadi dia sering nggak terima kalo gue ranking satu. Kalo gak salah Cia mantannya si Alex, mereka pacaran pas SD. Gue baru inget pas si Ando cerita tadi. Dan kata Ando, dulu gue juga pernah suka sama si Cia. Yah pokoknya Cia itu most wanted pas SD lah. Disukai banyak guru, pinter, hampir semua murid cowok di SD suka sama Cia." Jelas Alvero.

Chrisa mantuk-mantuk paham. Seperti murid yang paham saat guru menjelaskan.

"Pantesan, Cia cantik banget ya, Al. Baik juga."

"Iyalah, Cia mah beda sama lo. Beda level udah. Gausah berharap jadi Cia lo. Udah berubah jadi angsa aja syukur," Sahut Alvero pedas.

Ada tangan tak kasat mata yang meremas hati Chrisa. Namun yang diucapkan Alvero juga tidak ada salahnya. Chrisa jadi bertanya-tanya, apa tujuan Alvero menjadikannya pacar kalau hanya dihina-hina seperti dulu saat status mereka adalah pembully dan korban. Sama saja. Chrisa seperti korban pembullyan berkedok kekasih.

"Tapi Cia kenapa baru gabung? Pindah jurusan juga nggak mungkin kan?"

"Gue juga gak tahu. Lo kenapa cerewet tanyain si Cia mulu sih ke gue? Emang lo pikir gue emaknya? Lo tanya Ando, dia yang bawa Cia tadi." Omel Alvero mulai kesal.

Sifat yang Chrisa hafal, gampang kesal pada hal kecil, apalagi padanya. Alvero tak pernah berhenti kesal. Sedikit banyak Chrisa paham akan Alvero, kecuali pikirannya.

Setelah percakapan singkat mengenai Cia, Alvero kembali fokus pada komiknya. Butuh satu jam lamanya untuk Alvero menutup buku komik seri itu.

Chrisa sendiri masih sibuk bosan, ia memainkan ujung bajunya, sudah persis seperti anak kecil yang sedang bosan menunggu ibu mereka saat memilih baju di mall.

Hal itu tak luput dari perhatian Alvero. Pria itu gemas dengan tingkah Chrisa. Ia bergumam dalam hati, Cewek gue lucu banget. Pengen gue cubit tuh pipi, pengen gue cium, pengen gue mesumin pokoknya.

"Chrisa, lo jelek banget sih?" Tanya Alvero.

Chrisa yang tiba-tiba dihina seperti itu sontak menatap Alvero dengan wajah bingung. Bukan terkejut, ia sudah biasa Alvero hina jelek, kampungan, goblok, dan hinaan lainnya yang menyakitkan hati. Tapi Chrisa hanya bingung, tidak ada angin, banjir, petir, tapi tiba-tiba Alvero menghinanya. Lagi pula dari tadi ia hanya diam tanpa melakukan apa-apa. Main HP pun tak Chrisa lakukan.

Aduh gemes sama muka bingungnya. Gue suka hina hina dia. Gumam Alvero lagi. Pria munafik satu ini tampak senang dengan apa yang ia lakukan.

"Tuh kan mukanya bloon." Tambah Alvero menyentil dahi Chrisa. Membuat Chrisa meringis.

"Sshh sakit, Al." Rengek Chrisa menggosok dahinya yang mungkin memerah karena sentilan Alvero.

"Sakit Al, sakit Al. Cuma gue sentil aja sakit."

Chrisa kesal, ia mendekati Alvero dan menyentil dahi Alvero keras. Membalas perbuatan pria itu. Entah mendapat keberanian dari mana. Yang jelas Chrisa kesal.

"Awwww!!!" Teriak Alvero.

"Tuh kan sakit." Balas Chrisa masih memanyunkan bibir.

"Lo mulai berani sama gue? Mentang-mentang gue baik sama lo sekarang?"

"Aku nggak berani, itu tadi biar kamu tahu kalo disentil itu sakit."

"Gue cium gak mau, gue sentil sakit, gue ini itu salah mulu di mata lo. Emang ya, lo punya pacar sesempurna gue gaada syukurnya." Omel Alvero. "Sebenernya cowok idaman lo tuh kayak gimana sih? Yang jelek? Yang goblok? Biar serasi gitu?" Tambah Alvero.

Chrisa diam menyimak. Menunduk layaknya bocah yang dimarahi ayahnya.

"Gue tuh sama lo serasi tahu nggak. Lo goblok, gue pinter. Lo jelek, gue ganteng. Lo miskin, gue kaya. Lo lemah, gue kuat. Intinya kita itu cocok, saling melengkapi."

Saling melengkapi apa? Justru karena perbedaan itu kita nggak cocok Alvero Atmaja yang terhormat. Kita itu kayak langit dan bumi. Aku sama kamu ngga bakalan sejajar, udah tahu endingnya gimana. Ngapain iseng ngajak pacaran sih. Oceh Chrisa dalam hati.

"Tahu kan? Yang mau jadi cewek gue itu banyak. Antri. Gue tinggal tunjuk."

Kenapa nggak kamu tunjuk aja salah satu dari mereka? Kenapa malah ajak pacaran aku?

"Tapi gue yang emang rendah hati, malah milih lo yang modelannya kayak gini."

Kamu cuma pengen isengin aku. Cuma pengen bikin aku lebih sengsara. Nggak tahu lagi salah aku sama kamu apa. Seneng banget nyiksa aku kayak gini, Al.

"Lo kenapa diem? Jawab kek gue ngomong."

"Ya mau jawab apa? Nanti aku salah ngomong kamu marah."

"Lo lama-lama ngeselin, cemburu kek gue bilang banyak yang mau sama gue. Kenapa ekspresi lo biasa aja sih?"

"Cemburu?"

"Iya, lo harusnya cemburu. Gue ngomongin cewek lain di depan lo. Lo kan pacar gue."

Chrisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Kenapa aku harus cemburu sama hal kayak gitu?" Tanya Chrisa dengan polosnya.

"Jadi lo nggak cemburu gue ngomongin cewek lain!" Bentak Alvero kesal.

Chrisa menggeleng jujur.

"Oke kalo lo gak cemburu, gue mau selingkuh. Gue mau pacaran sama banyak cewek."

"Kenapa kamu nggak mutusin aku? Biar kamu bebas pacaran sama mereka?"

"Ya enggaklah! Gue mau punya pacar banyak! Suka-suka gue!"

"Apa mereka mau jadi selingkuhan kamu?"

"Kenapa nggak mau? Gue Alvero Atmaja, apa yang nggak bisa gue dapetin?"

"Jadi kamu mau cari pacar baru?"

"Iyalah! Lo nggak cemburu kan? Ngapain gue mikirin? Gue bakalan cari pacar lagi pokoknya!"

"Yaudah, terserah kamu." Balas Chrisa masih santai.

Semua ekspresi yang Chrisa berikan berhasil membuat Alvero meledak-ledak. Bagaimana bisa Chrisa sesantai itu mendengar Alvero terang-terangan ingin selingkuh?

"Jadi jangan salahin gue kalo pacar gue bukan cuma lo. Salah lo sendiri nggak cemburu dan malah bolehin gue."

"Cemburu? Kamu pengen aku cemburu?"

"Iya! Gue pengen lo cemburu! Gue pengen lo bilang ke gue kalo gue cuma boleh pacaran sama lo! Gue cuma boleh natap lo!"

"Perasaan itu..." Ucap Chrisa menggantung.

"Perasaan itu apa bisa dipaksa?"

Entahlah, ucapan Chrisa membuat hati Alvero sakit. Dan juga berhasil membuat Alvero terdiam seribu bahasa. Bingung, bagaimana harus menjawabnya.

- To be continue -

Continue Reading

You'll Also Like

2M 96.3K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
98.8K 15.5K 18
(17+) Al kalah karena perempuan yang dicintainya lebih mencintai perempuan lain. "Al, kalau kamu cari temen hidup, aku mundur. Tapi, kalau kamu cari...
6.1M 80.1K 6
Punya pacar Ketua Geng malah dibully? Itulah yang dirasakan Cleo Adzani. Ia mengira, mempunyai kekasih seorang Ketua Geng seperti Gezio Ardikara akan...
Matcha By niooooo

Teen Fiction

2.1K 376 29
MASUKIN DLU AJA KE PERPUS, DIJAMIN SERU!😌🀏🏻 Byantara Alby Atau yang biasa dikenal dengan nama Byan. Gara-gara salah masuk kamar mandi ditambah den...