Just Give Me The Same Love |...

By _flyco

258K 24.6K 4.6K

ᴍᴇɴɢɪɴɢɪɴᴋᴀɴ ꜱᴇʙᴜᴀʜ ᴋᴀꜱɪʜ ꜱᴀʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍᴀɴɢɴʏᴀ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴏʟᴇʜ, ʏᴀ? ꜱᴇᴅɪᴋɪᴛ ꜱᴀᴊᴀ ᴅᴀʀɪ 100% ɪᴛᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪꜱᴀᴋᴀʜ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋ... More

Prologue
01 : Permulaan
02 : Kenyataan
03 : Pahit
04 : Hampir
05 : Menyadari
06 : Diam
07 : Amarah
08 : Terlihat
09 : Kecemburuan
10 : Rencana miliknya
11 : Kecemasaan
12 : Hampir - 2
13 : Pengaduannya
15 : Ketenangan dipagi hari
16 : Sedikit lagi
17 : Ketahuan
18 : Kejujuran yang tidak dipercaya
19 : Tidak percaya
20 : Panik
21 : Maaf
22 : Tangisan
23 : Penjelasannya
24 : Kekesalannya
25 : Belum Bangun
26 : Pertemanan
27 : Keingintahuan mereka
28 : Keterkejutan mereka
29 : Membanggakannya
30 : Bangun
31 : Kedatangannya
32 : Kelicikannya
Di buka dulu yuk:)
33 : Karma
34 : Terkulai
35 : Percakapan
36 : Belum berakhir
37 : Kaget
38 : Masalah baru
haloo!!!
39 : Kembar
Klarifikasi - Me

14 : Pembelaan mereka

5.6K 563 106
By _flyco

Vote dan komennya gaess! Jangan lupa pakai jurus kapital, dan nge-gas oke?

•••

Hanya kasih sayanglah yang dapat menenangkan rasa sakit.

•••

Hyunbin tengah bermain Nintendo switch miliknya itu, ia sesekali bersenandung kecil.

Mendengar pembicaraan Ibu dan ayahnya itu membuat dirinya semakin bersemangat akan rencana selanjutnya.

Hyunbin tidak benar-benar membenci Jungkook, tapi ia akan benar-benar merasa tersisihkan sebagai penyandang anak angkat, jika ia tidak bisa mengambil seluruh kasih sayang di rumah ini.

Ia tau ini salah, tapi ia tidak mau di pandang lemah oleh adiknya itu.

Perhatian mereka juga menambahkan bumbu candu bagi Hyunbin sendiri, ia merasa senang dan bahagia jika perhatian dan kasih sayang itu.

Suujin melepas pelan jas yang ia pakai, tentunya di bantu oleh Yuna yang tersenyum lebar dengan perkataan suaminya itu.

"Sayang, berikan saja hukuman yang cukup berat kepada Jungkook... Ia harus mengerti bahwa yang ia lakukan adalah salah." Pinta Yuna bergelayut di lengan suaminya itu.

Suujin mengangguk pelan, "Ya, kau benar Yuna..." Jawab Suujin.

"Anak-anak kita pasti mengerti akan hal itu, dan menerima hal itu juga," Yuna tersenyum puas.

---

Jungkook menciut ketika Ayahnya itu berdiri tegak di hadapannya, bahkan kakak-kakaknya itu tertunduk.

"Jungkook... Apa benar yang Ibumu katakan?" Tanya Ayah, masih dalam mode tenang.

Suujin menggeleng pelan, tanda tidak kuat dengan apa yang ia dengar dari istrinya. Mana mungkin istrinya itu berbohong kepadanya, kan?

Jungkook menggeleng pelan, ia tidak salah. Jungkook tidak bisa mengorbankan harga diri miliknya seperti apa yang Hyunbin lakukan terhadap dirinya.

Jungkook itu berbeda dari Hyunbin, benar-benar 180° derajat berbanding terbalik dengan kakaknya itu. "Tidak, ayah... Aku tidak melakukan apa-apa," Jungkook membela diri.

Suujin Menggeleng tegas, "terus kau akan bilang bahwa ibumu itu berbohong, Kim Jungkook?!" Amarah ayahnya itu menggelegar.

Jungkook menggeleng lemah, dadanya terasa sakit. Ia mencoba untuk menahannya.

"Tidak ayah, aku tidak melakukan apa-apa," bela Jungkook lagi kepada dirinya sendiri.

"Kim Jungkook! Ayah tidak mengajarkanmu untuk berbohong seperti ini!" tegas Ayah, membuat Jungkook menatap datar kearah ayahny itu.

Jin langsung membuka suaranya, ketika melihat ayahnya itu mulai keluar dari batasannya. "Ayah, Jungkook sudah bilang kalau dia tidak melakukan apa-apa!" Sentak Jin kesal.

Suujin menatap anak pertamanya itu dengan tatapan tidak percaya, dimana anak tertuanya itu yang memiliki kesopanan terhadap dirinya? Dimana Seokjin yang ia kenal?

Suujin menatap Jin dengan diam, "Kim Seokjin ada apa denganmu? Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya..." Datar ayahnya itu.

Yoongi mencegat Jin dengan cepat, "kak jangan memancing amarah ayah," bisik Yoongi pelan, balasan Jin membuat Yoongi cukup terkejut.

"Tidak, Yoon... Sekarang Jungkook sedang sakit, dan dari pengamatan mata dokter milikku mengatakan bahwa itu bukan sakit biasa," geleng Jin pelan lalu menatap ke arah Jungkook.

Yoongi terdiam, ia mengangguk mengerti.

"Kim Seokjin!" Bentak Suujin menatap nyalang ke arah anak pertamanya itu.

Jungkook menggeleng cepat, dan mengkode untuk tidak ikut campur urusannya dengan Ibu dan ayah.

"Ayah, pertama aku minta maaf karena lancang. Tapi asal kau tau, kami tau kau memegang perusahaan yang besar seperti itu, dan kau selalu melihat mana orang yang berbohong dan mana yang tidak," jelas Jin menatap ayahnya dengan tatapan tajam.

Suujin terdiam, lalu menatap Jungkook. Perasaan amarah miliknya tidak mereda, malah semakin meluap.

Jungkook menatap sendu ke arah ayahnya itu, "ayah aku tidak berbohong," ucap Jungkook pelan.

Ayahnya itu menggeleng kembali, "jadi kalian semua berpikir kalau ibu kalian itu, berbohong kepada ayah?!" Kesal Suujin.

Yoongi mengepalkan tangannya dengan kuat, "Ayah! Kau itu selalu berada di kantor, dan selalu berpergian kesana kemari, kau hampir tidak tahu masalah apa yang sebenarnya terjadi! Kami menghormati ayah, tapi jika ayah menuduh Jungkook tanpa adanya bukti-bukti nya. Itu sama saja dengan fitnah, dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan." Mereka mengangguk berbarengan.

Mereka berenam membela Jungkook, hal itu benar-benar membuat Jungkook merasakan sesuatu yang bernama 'kasih sayang' kembali.

Suujin terdiam, ia menatap ke arah Jungkook dengan tatapan tajam dan bersifat sinis.

"Jungkook mulai hari ini, ayah akan memotong uang jajanmu selama 3 bulan dan ayah akan menghukummu dengan kata wajib untuk menyapu halaman semingguan!" Jungkook menatap datar ke ayahnya itu.

Mereka semua menatap ayahnya itu dengan tatapan tidak percaya, "Ayah!" Sentak mereka bersamaan.

Jungkook menggeleng pelan, "tidak apa-apa, kak..." Ucap Jungkook pelan, dengan senyuman yang menempel di wajahnya.

"Ayah itu tidak adil! Jungkook tidak salah, Hyunbin yang melakukannya..." Bela Taehyung kepada Jungkook dengan tatapan kekesalan kepada ayah terhormatnya itu.

Jimin ikut mengangguk cepat, "benar, ayah. Jungkook tidak salah, kami melihat bahwa Hyunbin lah yang melakukannya," ucap Jimin membenarkan perkataan saudaranya itu.

Hoseok mengusap pelan pucuk kepala Jungkook, "yang mereka berdua katakan itu benar, ayah... Kami berdua juga melihatnya." Akhirnya mulut milik Hoseok terbuka untuk membela adik bungsunya.

Namjoon melirik ke arah kakaknya itu, dan hanya sebuah anggukan kepastian dari balasannya untuk kakaknya itu.

Suujin menggeleng pelan, "Apa kalian tuli? Ayah sudah pernah katakan berulang kali, kan? Jika ayah sudah mengatakan hal itu sekali, ayah tidak akan mengulangnya lagi, dan tidak akan pernah menarik perkataan itu." Mereka terlihat menatap Suujin dengan tatapan kekesalan.

"Tapi itu tidak adil, Jungkook tidak salah! Dia sekarang juga sedang sakit, ayah..." geram Jin tidak tahan dengan perkataan ayahnya itu.

Suujin melirik ke arah Jungkook dengan tatapan mengintimidasi, "pokoknya mulai besok sore kau harus melaksanakan hukuman itu, Kim Jungkook... Ayah tidak mau tahu, dan ayah akan selalu mengecek hal itu. Sekalipun kau lupa dengan hukuman itu, ayah tidak akan segan-segan menambah hukuman itu, kau mengerti Kim Jungkook?!" Tegas Suujin membuat Jungkook hanya terdiam dan tidak membalas, namun ia tidak terlihat takut sama sekali.

"Ya, ayah. Aku mengerti." Jawab Jungkook dengan tatapan kosong miliknya.

"Jungkook kau tidak perlu melakukan hal itu, ya? Tenang saja Jungkook, ada bibi Wenn dan bibi Glienn yang akan menyapu halaman, kau harus istirahat dulu untuk beberapa hari kedepan," ucap Jin pelan, ia menyampai duduk adiknya.

Suujin menatap mereka semua lalu berbalik dan lekas pergi keluar kamar, namun sebelum ia keluar, kata-kata yang terucap dari bibirnya membuat ruangan itu menjadi suram. "Jungkook, ikuti perkataan ayahmu ini atau kau akan mendapatkan masalah seperti tempo hari." Jungkook terdiam, tatapan miliknya menjadi tatapan ketakutan.

Jungkook ketakutan, ia membayangkan dirinya yang dikunci seharian di ruangan sempit, dan gelap membuat Jungkook ingin menangis. Jungkook benci hal itu, ia lebih memilih tidak makan selama 3 hari, daripada harus memasuki ruangan yang sumpek dan penuh penyiksaan itu. Baginya.

Jungkook menggeleng pelan, mata miliknya berkaca-kaca. Jungkook menangis, detik selanjutnya ia terlihat menutup matanya dengan kedua tangannya. Ia terlihat begitu ketakutan.

Semua kakak-kakaknya khawatir dengan hal itu, mereka mengatakan hal-hal yang baik. Tapi, tidak bisa menenangkan rasa sakit ini.

Jungkook, ia butuh ibunya. Ia butuh Kim Yuna sebagai penenang dada kirinya ini, elusan milik ibunya dan dekapan hangat milik ibunya dapat menyurutkan rasa sakit dan rasa sedih ini. Ia merindukan hal itu, dan selalu akan merindukan hal itu.

Hyunbin tersenyum menang, namun terbesit kembali rasa iri yang tertanam di hatinya. Ia iri dengan perhatian kakak-kakaknya itu yang seharusnya teralih kepada dirinya.

Sebenarnya sedari tadi Hyunbin menguping, ia pergi ke lantai dua untuk memastikan keadaan. Saat ia merasa tenang, Hyunbin akan pergi turun dan pergi bermain Nintendo switch itu kembali.

"Haha, ini menyenangkan! Jauh lebih menyenangkan daripada bermain PS4. Maaf Jungkook," Batin Hyunbin.

TBC.

Yeeahhh! Karena hari ini Nana sudah selesai US, langsung aja deh update.

Daripada kalian nunggu besok, kan bisa aja di PHP-in Nana lagi. Canda deh...

Gimana nih? Kesal nggak sama Hyunbin?

Mana nih komen nge-gas nya lagi?! Nana mau ngakak dulu, sekaligus nenangkan diri setelah US nihh.

Salam hangat,
-Nana

Continue Reading

You'll Also Like

175K 19.4K 40
Xiao Zhan kabur dari kejaran orang-orang yg ingin melecehkannya dan tidak sengaja memasuki sebuah ruangan, ruangan dimana terdapat seorang pria yg se...
40.6K 7.4K 79
Marsha anak yang sangat pintar di sekolahnya, dengan prestasi yang ia dapat ia lolos ke perguruan tinggi negeri yang ia mau selama ini. Namun, masala...
6.2M 606K 96
Yang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdap...
80.8K 9.7K 30
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...