Pria tampan dengan sejuta hal menarik yang melekat pada dirinya, bibir pink tebal menggoda menjadi daya tarik utamanya. Wajah yang dingin, penampilan yang seperti bad boy, sifat tidak pedulinya itu yang membuat para wanita tergila-gila dengan pria ini, terlebih lagi dia adalah seorang ketua osis yang tentu membuat ke-famousannya ini semakin bertambah, Park Jimin namanya. Pria berusia 19tahun yang sekarang masih duduk dikelas 3 SMA. Anak dari pemilik sekolah ini memang sangat terkenal karena memiliki wajah yang tampan dan mampu memikat hati wanita yang melihatnya.
Seperti sekarang, Jimin sedang makan disalah satu meja kantin dengan dikerubungi banyak siswi yang selalu mengekori Jimin kemanapun ia pergi. Risih? Pastinya. Tapi apalah daya, Jimin hanya sendiri dan mereka berbanyak, jadi... Yasudah lah.
"Huaaa Park Jiminnnnn!!!! Saranghaee!!"
"Park Jimin!!! Notice aku... Kim Sonya."
"Ahhh Park Jimin!! Aku hamil anakmu!!"
"HALUU!!!" Teriak semua siswi.
Begitulah kira-kira para siswi yang meneriaki Jimin, tapi Jimin tetap saja diam tak merespons mereka.
"HEY BISAKAH KALIAN DIAM??!!!" teriak seorang perempuan yang sudah tidak tahan dengan keributan yang mereka buat, sontak semua yang berada di kantin diam seketika dan melihat ke arah perempuan tersebut.
Lee Hanna, wanita cantik berumur 18 tahun ini adalah seorang siswa yang sangat tidak suka kebisingan dan dia juga disukai oleh banyak pria karena wajahnya yang menggemaskan dan tubuhnya yang bisa dibilang menarik, tapi otak Hanna pas-pasan jika dibandingkan oleh Jimin yang kepintarannya di atas rata-rata, Hanna juga wanita yang sedikit lambat dalam mengerjakan sesuatu, malas-malasan, tapi berbeda dengan penglihatan para wanita lain, Hanna tampak seperti wanita cupu yang tak mempunyai sisi menarik sama sekali. Dan disini hanya Hanna yang tidak menyukai kakak kelasnya itu, Park Jimin.
"Apa urusannya denganmu? Diam dan makan makananmu!" ucap salah satu wanita, lalu mereka kembali meneriaki Jimin.
Hanna yang kesal itu langsung pergi dari kantin dan memilih untuk duduk di taman sekolahnya yang bisa terbilang sepi. Tapi, tiba-tiba ada sosok pria yang duduk di sampingnya.
"Ka-kau! Mau apa kau kesini?" tanya Hanna kepada pria tampan itu, Park Jimin.
"A-aku hanya ingin bertanya, kenapa kau tidak bar-bar seperti wanita itu jika melihatku?" tanya Jimin yang menunjuk para wanita yang sedang menatapnya.
"Kenapa harus seperti itu? Menyukai seseorang tidak harus menjadi fanatic, cukup menatap nya dari kejauhan dan memastikannya aman, itu sudah cukup." ucap Hanna tersenyum.
"Jadi kau menyukaiku?" tanya Jimin senang.
"Tidak." ucap Hanna singkat, yang sukses membuat raut wajah Jimin menjadi kecut.
"Kenapa tidak?" tanya Jimin bingung.
"Kenapa? Apa aku harus menjawab iya? Tidak kan?!" jawab Hanna datar,
"Lagi pula kita tidak kenal" sambung Hanna.
"Nanti kita akan mengenal satu sama lain, dan kau!" ucap Jimin terpotong dan langsung mendekatkan mukanya ke samping telinga Hanna,
"Kau, akan menjadi istriku." bisiknya ditelinga Hanna.
"Ishhhh jauhkan kepalamu! Dasar mesum!" ucap Hanna malu dan langsung menoyor kepala Jimin.
"Hey, seorang istri tidak boleh seperti itu kepada calon suaminya." ucap Jimin sambil menyolek pipi Hanna.
"HUAAAA!!! DASAR WANITA GENITT!!!" teriak para wanita, padahal disini Jimin yang menggoda Hanna, bukan Hanna yang menggoda Jimin.
"Ishhh! Pergiiii!! Kau lihat akibat perbuatan mu, aku jadi di bully! Sana menjauh!!" ucap Hanna yang mengusir Jimin.
"Nee, aku minta maaf." ucap Jimin yang langsung pergi dan diikuti oleh para wanita bar-bar itu.
.
"Cepat Hanna!" suruh wanita paruh baya yang dipanggil Eomma oleh Hanna, yaps.. Ini adalah ibu Hanna, lebih tepatnya ibu tiri Hanna. Hanna hanyalah orang yang hidup dengan penuh kesederhanaan dan mempunyai ibu yang gila dengan yang namanya harta, seperti sekarang ibu Hanna menjual Hanna kesalah satu pengusaha kaya raya yang akan dinikahkan oleh anaknya.
"Aku tidak mau Eomma...hiks.. Aku masih ingin sekolah" tolak Hanna.
"Kau akan tetap sekolah! Cuma statusmu saja yang berbeda! Ayo cepatt!!" ucap Ibu Hanna yang langsung menarik Hanna untuk masuk kedalam mobil dan Hannapun hanya pasrah.
~
Sampailah Hanna dan Eommanya disalah satu restoran mewah nan megahnya, Hanna dan Eommanya duduk disalah satu meja yang sudah dipesannya untuk membicarakan masalah pernikahan ini.
Hanna sangat takut sekarang, mulailah pikiran Hanna dipenuhi dengan pikiran yang negatif.
'Hikss apakah pria itu sudah ubanan?'
'Apa pria itu masih kuat berjalan?'
'Apakah dia pria baik?'
'Apakah dia akan menyakitiku setiap harinya?' batin Hanna.
Dan orang yang ditunggu tunggu itupun datang, munculah sosok Ahjussi yang berjalan paling depan dan diikuti oleh wanita paruh baya yang terlihat seperti istrinya dan seorang pria muda yang berada tepat dibelakangnya, tapi belum jelas terlihat muka pria itu. Hanna dan ibunya langsung berdiri ketika keluarga itu sampai tepat didepannya.
"Ahjussii... Aku tidak mau jadi istri kedua... Aku ingin bersekolah, bisakah kau membatalkan ini?" Hanna langsung saja berbicara pada pria tua itu dan kaki Hanna langsung diinjak oleh ibunya yang membuat Hanna memekik kesakitan.
"Duduk." ucap pria itu dan merekapun langsung duduk. Mata Hanna tertuju pada pria tampan yang mulai terlihat.
"Ji-Jimin sunbae?" kaget Hanna yang langsung membulatkan matanya.
"Hai Hanna.." sapa Jimin sambil tersenyum, Jiminpun langsung duduk di samping Hanna.
"Kita langsung saja ke intinya, pernikahan akan dilangsungkan besok, tidak usah mewah, cukup kita yang hadir karena anak kita sama-sama masih berstatus pelajar." ucap Appa Jimin.
"Be-besok? Menikah? Hikss aku tidak mauuu... Aku ingin bersekolah, aku tidak ingin menjadi istri keduamu!!" marah Hanna kepada Appa Jimin.
Takk
Satu sentilan mendarat di dahi Hanna yang diberikan oleh Jimin.
"Kau akan menikah denganku! Bukan Appa ku!" ucap Jimin dan Hanna pun langsung terkejut.
"Aku akan menikah dengan pria dingin sepertinya? Tidak mau! Bisa bisa anakku berwujud es batu!" ucap Hanna.
"Kau hanya melihatku disekolah bukan? Kau tidak melihat sifat asliku!" ucap Jimin.
"Aku tetap tidak mau!!" ucap Hanna.
"Ohh lihatlah Eomma mu yang gila harta itu, jika kau tidak menikah denganku....maka....kau akan menikah dengan pria tua yang sudah beruban, apa kau mau?!" bisik Jimin sambil menunjuk Eomma Hanna yang sibuk menghitung uang yang diberikan oleh Appa Jimin.
"Tua? Beruban?" ucap Hanna yang sedikit takut.
"Nee... Jalannya sudah memakai tongkat." goda Jimin lagi.
"Memakai tongkat?" tanya Hanna takut sambil memikirkan kata-kata Jimin.
"Nee... Kau mau?" tanya Jimin.
"Tidak mau! Yasudah aku terima perjodohan ini" ucap Hanna dan Jiminpun terlihat sangat bahagia mendengarnya.
Lee Hanna
Park Jimin
Tambahan:
Jeon Jungkook
Kim Seokjin
Ini masih kayak prolog yaa :). Next? Vote dan coment nya jangan lupa. Aku harap kalian suka sama cerita baru aku...
Dirumahaja.