ANGKASA (END)

By auroraxxl

1.7M 109K 3.1K

Selamat membaca cerita Angkasa dan Raisa❤❤ Bercerita tentang. Angkasa Saputra Wiratama. Murid laki-laki palin... More

1. Razel dan Ketuanya
2. Anak baru
3. Angkasa dan Jabatan
4. Tauran ala anak Razel
5. Arti sebuah mimpi
6. Satu hari bersama dengan nya
7. Penasaran
8. Raisa punya gue!
9. Angkasa dan Raka
10. Ini tentang Raisa
11. Masa lalu Angkasa dengan rumah pohon
12. Kepergian Malaikatnya.
13. Hadirnya seseorang dari masa lalu
15. Ketua OSIS dan ketua Razel
16. Duel antara Razel dan Harilla
17. Kerusuhan Razel di sekolah
18. Kenyataan pahit
19. Rumah sakit
20. Menjaganya
21. Rumah Angkasa
22. Dia yang marah
23. Angkringan malam
24. Antara nyaman atau baperan?
25. Aku terserah bukan menyerah
26. Terungkap
27. Pertunangan
28. Penyerangan.
29. Meninggalkan nya
30. TEKA-TEKI
31. MIMPI
32. PART BONUS
33. KEMBALINYA RAISA
34. TERBONGKARNYA RAHASIA
35. KELUMPUHAN?
36. MANSION WIRATAMA
37. BACK TO SCHOOL
38. DAVIN?
39. ANGKASA BALIK?
40. AKSA (ANGKASA RAISA)
41. AKHIR?
42. END
43. EXTRA PART
BUKAN UPDATE
NANYA
SEQUEL ANGKASA

14. Pacaran atau Pelampiasan

38K 2.5K 27
By auroraxxl

“Ca, aku minta maaf. Aku dan Clara gak ada hubungan apapun. Dia harus aku jaga,” Angkasa menatap Raisa yang masih menunduk di hadapan nya, “Aku sama Clara gak pernah tunangan, tapi aku pernah sempat suka sama Clara.” 

Angkasa menjeda ucapan nya sekejap, melihat respon Raisa yang masih diam. “Aku dan Clara memang dekat dari kecil, bahkan aku suka sama dia, tapi itu masih kecil, Ca. Aku masih SD. Terus waktu Clara di diagnosa punya penyakit Jantung, aku sempet khawatir. Lalu dia ngilang gitu aja selama 8 tahun, rasa aku buat Clara udah hilang, Ca.” 

“Jadi..., aku cuma pelampiasan doang?” tanya Raisa menggigit bibirnya, takut salah bicara. 

    “Apasih, Ca. Kamu punya aku, kamu milik aku, kamu bukan pelampiasan, Ca,” balas Angkasa menarik dagu itu untuk menatapnya, “Dia sakit, Ca. Kamu gak boleh egois.” 

“Aku? Egois? Egois dari mana, Angkasa?! Aku bahkan gak minta apapun dari kamu. Sekarang kamu bilang egois, aku egois dari mana nya?!” ujar Raisa kesal. “Aku siapa kamu sekarang? Aku cuma pelampiasan kamu, terserah kamu mau deket sama siapapun, hiks!! Itu terserah kamu, hiks!! Aku juga ngga peduli!!” 

Angkasa menarik Raisa ke dalam dekapan nya. Dada nya terasa sesak ketika melihat Raisa terisak, “Aku minta maaf, jangan nangis, Ca, aku salah, aku minta maaf.” 

Raisa masih terisak di dalam pelukan Angkasa, tetapi dia tidak membalas pelukan itu, tangan nya masih tergantung diatas udara. “Hiks!! Aku gak peduli kamu mau deket sama siapapun, mau pacaran sama siapapun, atau mau ngapain. Aku gak peduli tentang itu!!” 

“Apasih, Ca? Aku suka nya sama kamu, sayang nya sama kamu. Kalau kamu mau aku jauhin Clara,aku akan jauhin dia, demi kamu. Asalkan kamu jangan nangis kayak gini, aku gak mau kamu sedih, Ca.” 

Raisa memeluk tubuh Angkasa, dan mengeratkan pelukan itu, “Sekarang kamu mau apa? Kamu milik aku,  Ca. Gak akan ada yang bisa gantiin posisi kamu.” 

“Madol,” jawabnya asal. 

Angkasa mencubit hidung itu. “Jangan nakal!” katanya. “Tapi gak papa, ayo! Lewat belakang, ya?” 

Mereka meninggalkan area kantin yang memang sepi sejak tadi, karena sebagian besar murid masih belajar. Angkasa berjongkok, membiarkan Raisa menginjak pundak nya untuk melompati dinding pembatas sekolah. “Ayo Angkasa, naik!!” 

Angkasa menaiki dinding itu, dan melompatinya lebih dulu. Raisa melompat, dan langsung terjatuh menindih tubuh Angkasa. Mereka tertawa geli bersama. “Sakit?” tanya Raisa saat sudah bangkit. 

“Lumayan. Badan kamu gede soalnya,” kata Angkasa bergurau. “Naik ke punggung aku, Ca. Aku gendong kamu, dan bawa kamu ke taman deket sini.” 

Raisa menaiki punggung kekar Angkasa. Laki-laki itu langsung terlonjak saat tubuh Raisa berada di punggung nya. Dia membawa Raisa berlari sembari menggendong nya. “Pelan-pelan Angkasa!!” sahut Raisa kesal. 

Mereka berhenti di taman permata, terdapat tukang es cendol dengan gerobak berwarna merah muda, plat nomor yang sudah di pasang oleh anak Razel karena kegabutan nya. “Kita mau ngapain ke sini?” tanya Raisa terheran. Pasalnya dia terkekeh ringan saat melihat gerobak. 

“Mang, cendol dua,” sahut Angkasa. 

Untuk kali ini Raisa hanya mengikuti kemauan Angkasa, walaupun akan membuat nya jatuh sakit, tetapi untuk kali ini Raisa juga ingin mencoba makan es cendol itu. Apalagi Angkasa yang mengajaknya, Raisa enggan menolak. 

“Aku tau kamu marah,” ucap Angkasa.    

“Aku itu siapa kamu sih Angkasa? Aku gak berhak larang ataupun maksa kamu untuk deket sama orang lain. Kalau emang kamu mau pacaran, itu terserah kamu,” kata Raisa dingin. Dari sorot mata Raisa yang memicing tajam, Angkasa sudah tau bahwa Raisa cemburu, hanya saja terhalang oleh gengsi nya yang besar. 

“Ya terus aku harus gimana?” tanya Angkasa. 

“Dasar es batu!! Gak peka!! Gila!! Orang mah tembak kek, minta pacaran kek, buat apa kesini, kalau cuma beli es cendol!!” batin nya kesal. 

Angkasa semakin bingung saat Raisa terlihat menggerutu. Gadis itu marah, tetapi sikapnya sangat lucu, ingin sekali Angkasa mencubit pipi yang terlihat menggembung. 

“Ya mau gimana, Ca? Ngomong aja, jangan buat aku makin bingung sama sikap kamu,” kata Angkasa memainkan jari telunjuk nya di rambut Raisa. “Kalau di tanya, ya di jawab, Ca. Bukan diam aja.” 

“Aku gak bisa romantis, Ca.” Kata Angkasa lagi. 

“Makanya jadi orang itu peka Angkasa!” sahut Raisa kesal, “P E K A!!” kata Raisa dengan mengeja.

Bukan nya menyadari kesalahan, Angkasa justru tertawa geli. “Kalau kamu gak tau peka, searching aja, apa itu peka.”

Angkasa membuka aplikasi Google di ponselnya. “Peka adalah, suatu perasaan dimana orang yang di cintai, mengerti dan paham bagaimana perasaan orang tersebut,” kata Angkasa. “Terus apa hubungan nya sama aku dan kamu?”

“IH!!!!” Raisa memukul berulang kali bahu tersebut kesal. Angkasa memang benar-benar tidak peka, laki-laki itu hanya membuatnya kesal aja. “Dasar Angkasa bego!!” sarkasnya.

“Aku cinta kamu!” Angkasa langsung menyambar ucapan Raisa yang memaki nya. “Aku emang gak peka, tapi aku cinta sama kamu. Kamu mau kita pacaran kan? Sedangkan aku gak mau kita pacaran. Kalau kita pacaran, kita pasti akan putus, dan aku gak mau kita putus. Kamu hanya milik aku, punya aku, punya Angkasa, dan sampai kapanpun gak akan ada yang bisa gantiin posisi kamu. Itu pengakuan, dan pernyataan aku!”

Untuk kesekian kalinya Raisa tertegun, mendengar kalimat panjang itu. “Udahkan?” tanya Angkasa menyeringai, “Mang, mana cendol nya?!”

Penjual cendol itu memberikan dua gelas cendol kepada Angkasa dan Raisa. “Ini namanya es cendol barokah, alias es cendol Mang botak. Gerobaknya di modip sama Aan, jadi warna pink sama ada plat nomor bekas motor aku dulu,” kata Angkasa.

Raisa terkekeh kecil. Padahal dia sudah tau, bahwa anak Razel sangat absurd tetapi kalau melihat kekonyolan mereka, sepertinya sangat lucu. “Biasanya kalau habis pulang sekolah, Mang botak ada di Warsep.”

“Kamu suka ini?” tanya Angkasa.

“Suka,” balas Raisa. “Cincau nya gak pahit, rasanya juga manis.”

“Karena ada aku.”

***

“Kalian dari mana? Angkasa kenapa kamu sama dia? Tadi di kelas juga kamu gak ada. Kenapa kamu ninggalin kelas tanpa beri tau aku?” tanya Clara bertele saat Angkasa dan Raisa mendekat ke arah kantin. 

Di meja pojok sudah terdapat Kania, Tiara, Riri, dan Vina yang tengah makan siang bersama anak Razel. Semenjak mereka duduk bersama, mereka lebih mudah bergaul dengan anak Razel yang memang baik. Bahkan Aan dengan terang-terangan menembak Riri saat itu. Kini hubungan nya semakin langgeng setiap hari. 

“Bener-bener ya lo, Sa. Murid beasiswa tapi kerjaan nya madol!” sahut Kania menggeleng. 

Raisa tersenyum kikuk, dia memperlihatkan deretan gigi putihnya. “Ternyata enak,” balasnya tanpa dosa. “Gue gak di tanyain sama Guru kan?” 

“Gak ada guru, freeclass.” Balas Tiara. 

Angkasa duduk di sebelah Raisa, dan merangkul pundaknya. Tangan nya tergantung di leher itu, hingga Raisa sendiri merasa tidak nyaman, karena menjadi tatapan sinis para murid yang sedang berlalu-lalang. 

Clara mengepalkan tangan nya kesal. Dahulu Clara yang berada di posisi Raisa, bermain, dan bersama Angkasa. “Angkasa, kamu sama dia dekat banget. Apa kalian memiliki hubungan spesial?” tanya Clara. 

“Pacarnya lah, orang sampai di rangkul gitu!” sahut Aan kesal, “Udah deh, Clar. Gak usah berharap terus sama Angkasa. Lagian kalian juga udah nggak sedekat dulu.”

“Tapi gimana dengan pertunangan kita? Papa Adam sudah membicarakan nya dengan daddy. Sebab itu aku kembali ke Indonesia, untuk bertunangan dengan kamu,” Clara menatap Angkasa penuh harapan. 

“Lo aja kawin sendiri. Gak usah nyuruh Angkasa!” kata Robi kesal. “Kayak Jailangkung aje lo, datang tak di jemput, pulang minta di antar. Eh Markonah, lo fikir Angkasa tukang ojek?!” 

“Angkasa, aku sedang bicara.” Clara menatap nya berbinar. Dia kira hubungan nya dengan Angkasa akan baik-baik saja setelah dia kembali ke Indonesia. “Papa Adam kemarin membicarakan pertunangan kita setelah meninggalnya Mama kamu.” 

“Papa gak bilang,” kata Angkasa dingin. 

“Tapi kan....” Belum selesai Clara berbicara, Erick sudah lebih dulu menggebrak meja. 

“Oiiiii gue mau makan!! Gak usah banyak bacot! Ini kantin, bukan lambe turah!” kesalnya. Bakso yang berada di atas sendok, masih belum sempat untuk masuk ke dalam mulut Erick, karena sahabatnya terus saja berbicara. 

Tangan Clara mengepal kesal. Dia bangkit meninggalkan kantin dengan perasaan marah. Clara tidak akan tinggal diam dengan semua ini. Dia dan Angkasa sudah saling mencintai sejak kecil. Clara meninggalkan Angkasa karena harus menjalani pengobatan, karena saat masih kecil, Clara sudah di vonis penyakit Jantung. Dia tidak ada niatan sama sekali untuk meninggalkan laki-laki yang dia sayang. Clara bahkan masih ingat, betapa lucu dan lugu nya Angkasa saat itu. Kenangan yang masih ada di memori otaknya, tidak bisa Clara lupakan begitu saja. Rasanya tidak mungkin untuk melupakan Angkasa. 

Di sisi lain. Ada perasaan mengganjal di lubuk hati Raisa. Dia tidak tega, saat melihat mata Clara berbinar. Karena Raisa tau, rasanya memiliki penyakit yang tidak bisa sembuh kecuali karena pendonor. Seakan-akan Dunia tidak berpihak padanya. Umur Raisa yang sudah tidak lama, dengan hadirnya Angkasa saat ini. 

“Kalau kamu cinta sama seseorang, tapi kamu gak punya waktu, gimana?” tanya Raisa. 

“Kenapa emang?” Angkasa menatap Raisa yang menggeleng dengan penuh selidik. “Aku akan lepasin orang itu, dan biarin dia bahagia. Walaupun aku akan sakit, tetapi melihat dia bahagia, itu membuat aku bahagia.” 

“Ucapan itu, adalah ucapan yang sama sekali gak ingin aku dengar dari mulut kamu. Aku belum siap melepaskan kamu untuk Clara.” Batinnya. 

“Kenapa sih nanya kayak gitu?” tanya Angkasa. “Siapa yang ngga punya waktu? Kenapa kamu bicara kayak gitu? Hm?” tangan Angkasa tergerak membelai rambut panjang Raisa. “Ca.” Panggilnya. 

Raisa meraih air putih dan meminumnya, di saat yang bersamaan Angkasa melihat bagian tangan Raisa yang membengkak, dan langsung meraihnya. “Tangan kamu bengkak, Ca. Ada yang lukain kamu? Ada yang buat kamu jatuh?” tanya Angkasa cemas. 

Raisa terlihat tampak gelagapan. “Iya! Ini terbentur dinding. Tapi aku baik-baik aja kok.” Balasnya. 

Bengkak adalah bagian salah satu yang terjadi, ketika tubuh tidak dapat menyaring racun di tubuh. Seperti yang dilakukan Ginjal nya, dan saat Raisa telat melakukan pemeriksaan kesehatan, maka efek yang terjadi adalah bengkak. 

Continue Reading

You'll Also Like

4.6M 381K 103
#CBTPS #CNTS [Aligator The Series] [Cover by @ar_azka] [BELUM REVISI, ALUR AWAL MASIH BERANTAKAN-!] A̸ L̸ I̸ G̸ A̸ T̸...
31K 5K 64
Liana Alvender Ruby, seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan angkuh, keras kepala, egois dan sombong. Namun, semua pandangan itu berbalik...
1.8M 99.7K 39
Nela seorang selebgram yang sedang naik daun karena sering kali digosipkan tengah berkencan dengan partner nya. Tapi yang sebenarnya terjadi adalah...
977K 30.2K 42
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...