HOLDER : Elsewhere (END)

By pockynop

368K 55.9K 3.2K

BOOK 2 after HOLDER : DOTW (Fantasy + Magic) Perjalanan Carina dengan rencana gilanya berlanjut saat dirinya... More

Prolog
BAB 1 - Penjara
BAB 2 - Rapat Besar
BAB 3 - Activating
BAB 4 - Siksaan
BAB 5 - Rencana Gila
BAB 6 - Ruang Bawah Tanah
BAB 7 - Penyerangan
BAB 8 - Finding Her
BAB 9 - Restart
BAB 10 - Kebenaran
BAB 11 - A Piece
BAB 12 - Hint
BAB 13 - Aku Menemukanmu
CAST!
BAB 14 - When They Meet
BAB 15 - Hatimu Masih Mengingatku
BAB 16 - Ingatan
BAB 17 - Dua Hati
BAB 18 - Kenangan yang Hilang
BAB 19 - Move On
BAB 20 - NAMA
BAB 21 - Keputusan
BAB 22 - Dia Kembali
BAB 23 - Terabaikan
BAB 24 - Kisahnya
BAB 25 - Ramalan Kuno
BAB 26 - Dua Belas Kunci
Bab 27 - Karena itu Kau...
Bab 28 - Extension
Bab 29 - Libra
Bab 30 - Jiho dan Sera
Bab 31 - Mexico & Canada
Bab 32 - Serangan
Bab 33 - Busan
Bab 34 - Track Finder
Bab 36 - Hilang Kendali
Bab 37 - The Last Key
Bab 38 - Golden Sword
Bab 39 - Kakak
Bab 40 - Heartache
Epilogue

Bab 35 - Garis Depan

3.3K 628 29
By pockynop

Namanya Budi, ia sekarang bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan. Ia kini memiliki istri dan seorang putra. Dulunya ia adalah seorang Holder berlevel Diamond, dengan basic telepati. Dan kini... ia hidup sebagai orang biasa. Menjauhi dan menghindari segala hal yang berhubungan dengan dunia Holder.

"Aku tak bisa. Sudah kubilang aku benar-benar tak bisa." Tolak Budi untuk kesekian kalinya saat Alvis berusaha membujuknya. "Maafkan aku, Master."

"Boleh aku tahu alasanmu berhenti dari dunia itu?"

"Sudah lebih dari setahun yang lalu aku berhenti. Aku ini seorang pengecut, aku dulu hampir mati saat menjalankan sebuah misi. Aku takut... saat ini aku memiliki keluarga. Mereka tanggung jawabku, aku tak bisa meninggalkan mereka dan masih berurusan dengan dunia itu. Aku sudah mendengarnya, tentang Oracle. Aku sama sekali tak ingin keluargaku berada dalam bahaya karena berurusan dengan mereka. Meski pun aku adalah salah satu yang terpilih oleh batu itu, aku tetap akan menolaknya."

Alvis merenung sejenak, dan kemudian menatap laki-laki itu kembali, "Baiklah, aku mengerti."

"Tolong jangan pernah temui atau hubungi aku lagi. Ini terakhir kalinya kita bertemu." Ucapnya lalu kembali ke dalam restaurant untuk menjemput istri dan anaknya. Barulah setelah itu ia langsung pergi.

"Tidak berhasil?" tanya Carina saat melihat ekspresi wajah Alvis. Alvis mengangguk pelan dengan rasa kecewa.

"Baiklah, kita tak bisa melakukan apa pun untuk yang satu ini. Kita harus segera mencari zodiak terakhir, yaitu Pisces yang berada di Brazil." Ucap Carina bangkit dari duduknya, diikuti yang lainnya.

"Eh? Jadi, bagaimana?" tanya Jiho bingung.

"Bagaimana apanya? Kalau ia sudah menolak seperti itu kita harus apa lagi? Memaksa dan menculiknya?" sindir Arvis sarkas.

Carina menggeleng pelan, "Kita tak bisa memaksanya Jiho, ia memiliki tanggung jawab yang besar saat ini. Kita harus menghargai keputusannya. Dan juga... sepertinya ia memang benar-benar tak ingin berurusan lagi dengan dunia ini."

***

"Lokasi Pisces telah berubah! Ia berada di Florida, lokasi itu sangat dekat dengan pulau." seru Arvis terkejut begitu ia memeriksa peta.

"Bagaimana bisa?" Carina langsung merebut benda itudari tangan Arvis.

"Carina!" Milo tiba-tiba muncul dengan berita mengejutkan. "Mephisto dan Oracle, mereka telah menyerang pulau!"

Deg!

"A-apa?!" Carina tergagap dan langsung terbayang wajah teman-temannya yang berada di pulau. "B-bagaimana dengan perisainya?"

"Mereka berhasil menembus dan menghancurkannya dengan mudah."

"Kita harus kembali ke pulau!" jerit Carina panik. "Alvis, Arvis cepat gunakan kekuatan kalian!"

"Hey, tenanglah. Kami butuh persiapan untuk jarak sejauh ini." Alvis meremas bahunya pelan, "Kumohon, tenanglah. Ok? Aku yakin mereka pasti baik-baik saja."

Alvis langsung meminta Jiho untuk membawa Carina dan menenangkannya, sementara dirinya bersama dengan Arvis memulai persiapan mereka untuk membuka portal langsung ke pulau. Memang mereka membutuhkan waktu setidaknya satu jam untuk jarak sejauh itu. Untunglah mereka berdua bisa melakukannya bersama, karena kekuatan mereka sama. Jika hanya ada salah satu dari mereka, mungkin akan membutuhkan waktu berjam-jam lamanya, belum lagi untuk melakukannya membutuhkan kekuatan sihir yang banyak dan akan menyerap inner mereka dalam sekejap.

"Lalu bagaimana dengan Pisces?" tanya Jessie dengan hati-hati.

"Apa itu sekarang penting? Kita harus menghentikan Oracle lebih dulu!" balas Carina emosi.

"Kita akan memikirkannya nanti." Jawab Jiho cepat. "Prioritas kita saat ini adalah keselamatan para Holder di pulau. Karena lebih dari separuhnya adalah mereka yang masih berada di level Gold ke bawah."

Wajah Carina mulai pucat, ia semakin tak tenang ketika membayangkan apa yang terjadi pada teman-temannya saat ini.

"Carina!" Milo memanggilnya, tapi tak ada jawaban. "Carina! Ia semakin meninggikan suaranya.

"Carina! Hey!" jerit Milo hingga gadis yang dipanggilnya kini menatapnya dengan linglung. "Jawab aku! Jangan membuatku takut seperti itu!" protesnya ketika Carina akhirnya menoleh ke arahnya.

"Aku... takut." Aku Carina menautkan jari-jari kedua tangannya. "Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Sera, Ashley, Daniel dan yang lainnya? Aku tak sanggup jika harus kehilangan salah satu dari mereka. Aku tak mau kehilangan lagi." Tanpa sadar tangannya bergetar hebat

"Tenanglah Carina, aku yakin mereka pastibaik-baik saja. Ada Nirmala dan Leeva di sana. Tiga Master lainnya juga ada di pulau, lalu anggota Twenty Elites. Mereka semua orang-orang kuat!" tegas Jiho menggenggam tangannya. "Percayalah, mereka pasti baik-baik saja!"

Setelah lebih dari sejam menunggu akhirnya portal menuju pulau siap. Mereka semua bergegas menuju pulau tanpa Scorpio dan Pisces. Hanya ada total sepuluh kunci yang saat ini terkumpul, dan mereka tak tahu apakah bisa menyegel Mephisto tanpa dua kunci lainnya.

"Ini dimana?" tanya Josh heran, sama sekali tak mengenali tempat mereka berada, hanya ada reruntuhan bangunan di mana-mana.

Carina melotot kaget saat melihat sebuah benda miliknya berada tak jauh dari mereka. Perlahan ia melangkah maju lalu memungut benda yang tak lain adalah rubik mini miliknya yang selalu ia taruh di sisi meja sebelah tempat tidurnya.

"Alvis, Arvis, kalian membawa kami ke mana? Ini bukan pulau." Protes Luke.

Carina menahan tangisnya, "Tidak, kalian salah. Ini ..."

"Lihat baik-baik sekeliling kalian." Pinta Alvis masih sama terkejutnya.

"Kami membawa kalian tepat ke asrama Gemini." Sambung Arvis kemudian.

"Mereka masih di pulau ini." Kata Milo tiba-tiba. "Ayo bersembunyi!"

Jiho masih belum bergeming di tempatnya, ia masih syok dengan apa yang menimpa pulau Misty saat ini. Ia bahkan tak sanggup berkata-kata. Hal yang pertama kali terlintas dipikirannya adalah teman-temannya. Apakah mereka masih hidup atau...

"Jiho!" panggil Harin karena ia masih belum bergerak dari tempatnya berdiri sementara yang lain sudah mulai berjalan mengikuti Milo.

"Ah, ya. Maaf."

"Alvis, kita harus ke hutan kabut terlebih dahulu." Pinta Milo yang langsung ditanggapi olehnya, dalam sekejap Alvis langsung membuat sebuah portal.

***

"Carina! Kau kembali!" sambut Ashley langsung berlari memeluknya sambil menangis.

"A-ada apa? Kenapa menangis? Mana yang lainnya?" tanya Carina panik.

"Hiks...Nirmala dan Leeva bertarung bersama Master dan yang lainnya di pintu masuk melawan Oracle. Aku takut, aku juga sama sekali tak bisa membantu."

"Sera mana?!" tanya Jiho panik karena tak menemukan gadis yang ia cari.

"Se-Sera... hiks..."

"Kenapa malah menangis, Sera mana?!" bentak Jiho semakin panik. Pikirannya kalut, yang hanya ada di pikirannya saat ini adalah gadis itu!

"Hey! Ada apa?" tanya Sera yang tiba-tiba muncul. "Jangan teriak-teriak begitu. Aku di si..."

Grep!

Jiho langsung berlari memeluknya. Ia sangat lega, karena Sera baik-baik saja. "Syukurlah." Gumamnya bernapas lega.

"Lalu mengapa kau menangis?" tanya Carina seraya menghapus air mata Ashley.

"Ah, itu karena Brian. Ia terluka." Jawab Sera berusaha melepaskan pelukan Jiho. "He-hey, Jiho. Sudah cukup kan?"

"Ah, maaf!" Jiho baru sadar dengan apa yang dilakukannya sangat memalukan. Begitu pun dengan Sera, wajahnya sudah memerah sempurna.

"Brian, apa kau baik-baik saja?" tanya Carina menghampiri laki-laki itu.

"Ah, kau lihat sendiri kan. Aku tidak baik-baik saja." Ringisnya seraya memegangi bagian pinggangnya yang telah dibalut perban. Lukanya cukup dalam.

"Hey! Daripada kalian mengobrol begitu lebih baik bantu kami!" teriak Charlie yang sedang sibuk membantu para Holder yang terluka, "Banyak Holder yang terluka! Jangan diam saja!"

"Harin, kau tetap di sini. Yang lainnya ikut aku ke garis depan." Perintah Alvis pada Josh, Jessie, Luke, Ram, Taki dan Nana."

"Ba-baik Master! A-aku juga tak akan berani bertarung! Aku membantu yang terluka saja di sini." Ujarnya lega karena Alvis tak memintanya untuk bertarung. "Lagi pula basic-ku juga adalah sihir penyembuhan."

"Sepertinya jumlah mereka banyak sekali." Ujar Ram seraya mulai berlari diikuti yang lainnya.

"Hawa keberadaan berbahaya ini, tak salah lagi itu pasti Mephisto." Kata Jessie yakin.

"Astaga! Bagaimana bisa mereka menyerang pulau ini sampai rata seperti ini sih?!" keluh Josh kesal. "Bahkan tak ada satu pun bangunan yang tersisa! Sialan!"

"Shiro!"

"Banshee!"

Panggil Alvis dan Arvis bersamaan.

"Carina, ingat. Jangan bunuh mereka. Lukai bagian vitalnya saja. Jangan sampai membunuh." Tegur Milo cemas saat melihat ekspresi tuannya saat ini.

"Memangnya kenapa? Mereka saja membunuh keluargaku tanpa ragu, lalu mengapa aku harus menahan diri untuk membunuh mereka?"

"Carina!" bentak Milo benar-benar marah. "Kau bukan pembunuh! Camkan itu!"

"Tapi aku tidak bisa berjanji jika yang kuhadapi adalah Rio." Jawab Carina akhirnya mengalah.

Mereka akhirnya sampai di garis depan, pemandangan mengerikan kini berada di hadapan mereka. Semua orang saling bertarung dengan inner dan basic mereka.

"Ayo!" Arvis memasuki medan pertarungan lebih dulu, ia langsung menggunakan basic teleportasinya dan langsung menghajar beberapa orang dengan inner weaponnya yang berbentuk seperti pemukul bisbol dengan duri-duri menancap di sekitarnya.

Diikuti dengan Alvis, Carina, Jiho, Josh, Jessie, Ram, Taki dan Nana yang langsung ikut bertarung. Kini Holder, Revolder, dan Ghoul memenuhi medan perang yang berada tepat di luat hutan kabut.

"Jangan bunuh para Ghoul itu!" pinta Ram menjerit saat Jiho berusaha memotong kepala makhluk tak berbentuk dan menjijikan itu.

"Kenapa? Memangnya kenapa? Kalau aku tak membunuhnya, aku yang akan terbunuh!" seru Jiho seraya menghindari serangan-serangan makhluk itu.

"Aku bisa mengubah mereka kembali menjadi manusia! Mereka berubah seperti itu karena emosi mereka yang tak stabil!" teriak Ram lagi, " Lukai tangan dan kakinya saja, biar aku yang mengurusnya setelah itu."

"Banshee! Jatuhkan mereka semua!" perintah Arvis pada Banshee untuk membuat para makhluk yang di sebut sebagai Ghoul itu tak sadarkan diri seketika.

"Kerja bagus, Arvis!" puji ram dengan suara menelnya lalu mengedipkan mata.

"Hiii!" Arvis berjengit kaget, bulu kuduknya langsung merinding ketika Ram melakukan itu padanya.

***

1 Juni 2020

Continue Reading

You'll Also Like

4.2K 1.5K 32
Gwen Tracey sudah lama bersembunyi dan menutup dirinya dari dunia luar. Dia hanya remaja 16 tahun yang menginginkan kehidupan sekolah yang tenang tan...
387K 27K 54
1.000 tahun silam bangsa Witch hidup berdampingan dengan kaum Druid hingga manusia menuduh kaum Druid bersekutu dengan para penyihir. Manusia kemudia...
196K 12.5K 19
Keira Hanirasya adalah gadis Jakarta yang cukup berandalan di sekolahnya. Ketika seorang temannya mengatakan jika ia mirip dengan seseorang, Keira ta...
1.7K 217 12
#Seri kedua Elis Maxwell -------------------------- Di musim semi ini, seharusnya tahun kedua di Aelivory dimulai. Tapi Elis Maxwell masih belum mene...