HOLDER : Elsewhere (END)

By pockynop

365K 55.5K 3.2K

BOOK 2 after HOLDER : DOTW (Fantasy + Magic) Perjalanan Carina dengan rencana gilanya berlanjut saat dirinya... More

Prolog
BAB 1 - Penjara
BAB 2 - Rapat Besar
BAB 3 - Activating
BAB 4 - Siksaan
BAB 5 - Rencana Gila
BAB 6 - Ruang Bawah Tanah
BAB 7 - Penyerangan
BAB 8 - Finding Her
BAB 9 - Restart
BAB 10 - Kebenaran
BAB 11 - A Piece
BAB 12 - Hint
BAB 13 - Aku Menemukanmu
CAST!
BAB 14 - When They Meet
BAB 15 - Hatimu Masih Mengingatku
BAB 16 - Ingatan
BAB 17 - Dua Hati
BAB 18 - Kenangan yang Hilang
BAB 19 - Move On
BAB 20 - NAMA
BAB 21 - Keputusan
BAB 22 - Dia Kembali
BAB 23 - Terabaikan
BAB 24 - Kisahnya
BAB 25 - Ramalan Kuno
BAB 26 - Dua Belas Kunci
Bab 27 - Karena itu Kau...
Bab 29 - Libra
Bab 30 - Jiho dan Sera
Bab 31 - Mexico & Canada
Bab 32 - Serangan
Bab 33 - Busan
Bab 34 - Track Finder
Bab 35 - Garis Depan
Bab 36 - Hilang Kendali
Bab 37 - The Last Key
Bab 38 - Golden Sword
Bab 39 - Kakak
Bab 40 - Heartache
Epilogue

Bab 28 - Extension

3.7K 661 10
By pockynop

"Hey! Kau mengagetkanku!" seru Jiho kaget bercampur kesal saat Milo tiba-tiba masuk kamarnya saat ia sedang berlatih tengah malam di kamarnya. "Kenapa ke kamarku sih?!"

"Carina sedang sibuk." Jawab Milo singkat.

"Ha? Sibuk apa?" tanyanya tak mengerti.

"Kau pasti iri jika ku beritahu, lebih baik tidak usah. Lanjutkan saja latihanmu."

"Dasar, kau ini selalu saja menyebalkan." Keluh Jiho kesal karena Milo membuatnya penasaran.

"Bagaimana extension-mu?" tanya Milo saat melihat Jiho kembali berlatih.

"Sudah lebih baik. Tapi kurasa lebih baik tak menggunakannya jika aku tak benar-benar membutuhkannya. Kekuatan ini membuatku menjadi orang jahat dengan menghapus ingatan seseorang."

"Tapi kalau kau bisa mengontrolnya dengan baik, kau bisa mengembalikan ingatan seseorang juga. Kau bahkan bisa memilah ingatan yang ingin kau hapus sesuka hatimu secara sementara atau permanen. Kekuatanmu ini sangat berguna untuk memanipulasi seseorang." Jelas Milo.

"Dan sangat cocok untuk melawan Oracle." Jiho melanjutkan.

"Kali ini kau harus lulus ke level Diamond, Jiho. Memangnya kau mau terus-terusan di platinum seperti ini?" sindir Milo dengan sarkas.

"Berisik! Aku juga tahu itu! Kau pikir aku tak mau lulus?!" balasnya marah, tapi sesaat kemudian ia teringat sesuatu. "Lalu bagaimana dengan level Carina? Bukankah ia masih saja berada di level Gold terakhir kali?"

"Carina itu berbeda. Bahkan saat ia masih di level Gold dua tahun yang lalu kekuatannya sudah setara dengan level Platinum. Lalu, sekarang ia sudah bisa menguasai extension miliknya hanya dalam waktu singkat, dan ia sudah memiliki roh-nya sendiri tanpa melakukan sihir pemanggilan. Itu sama saja ia sudah sampai ke level Master, dan semua orang mengakui itu."

"Eh? Kapan ia berhasil menguasai extension-nya?" Jiho menatap Milo kaget. "Bukankah kekuatannya baru saja kembali beberapa hari yang lalu?!"

"Dan ia sudah menguasainya dalam beberapa hari ini."

Jiho semakin kaget sekaligus penasaran, "Lalu... apa extension-nya? Mengendalikan pikiran seseorang?!" tebaknya dengan antusias memikirkan berbagai kemungkinan lainnya.

"Tepat sekali!" jawab Milo singkat.

"Daebak!" seru Jiho spontan. "Sudah kuduga Carina mampu melakukan yang seperti itu! Menakjubkan sekali!"

"Sudahlah, tak usah mengurusi orang. Urusi saja dirimu sendiri, kau saja belum mampu menguasai extension-mu." Sindir Milo lalu melompat ke atas sofa Jiho dan meringkuk di sana. "Aku akan berada di sini untuk malam ini."

"Cih! Dasar menyebalkan. Sudah tahu begitu, kenapa kau tidak mengajariku saja. Kau malah mengejekku karena belum juga bisa menguasainya." Omelnya kesal.

"Kau itu sebentar lagi sudah akan naik ke level Diamond, dan kau anggota Twenty Elites! Memangnya kau tidak malu terus mengeluh begitu? Berusahalah sendiri dasar manja!" balas Milo tak kalah sengit.

Jiho merasa tertampar atas perkataan Milo, wajahnya semakin kesal. Tapi ia hanya mendumal kecil seraya kembali berkonsentrasi pada latihannya.

***

Carina terusik saat merasakan seseorang membelai kepalanya pelan. Dengan susah payah ia berhasil membuka matanya yang lengket. Ia yakin kalau kantung matanya membengkak sehabis menangis tadi malam. Carina agak terkejut saat mendapatai wajah Alvis yang kini tengah tersenyum menatapnya dengan jarak yang sangat dekat.

"Pagi." Sapa Alvis seraya tersenyum lembut.

"Jangan kira aku sudah memaafkanmu!" jawab Carina ketus dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Tidak apa kau belum memaafkanku sepenuhnya. Yang jelas kali ini aku tidak akan melepaskanmu. Status kita masih sama seperti dua tahun yang lalu, kau masih kekasihku." Ucapnya dengan nada penekanan, menekankan bahwa Carina masihlah miliknya hingga sekarang.

Carina memutar tubuhnya membelakangi Alvis seraya bergumam, "Egois sekali."

Alvis kembali mendekatkan tubuhnya dan memeluk Carina dari belakang, "Sungguh, kau milikku Carina." Tegasnya untuk kesekian kalinya, "Aku tak akan membiarkan siapa pun merebutmu dariku, termasuk Arvis, Jiho, atau siapa pun itu."

"Pagi Carina..." sapa sebuah suara yang ia kenal.

"Shiro!" seru Carina tersenyum lalu langsung duduk tegap dari posisi tidurnya saat melihat Shiro tengah melayang di samping kasurnya.

"Sejak kapan kau di sini?" tanya Carina lagi.

Shiro tersenyum polos, "Sejak Alvis masuk ke kamarmu."

Blush! Wajah Carina memerah seketika. "Eh?! Ja-jadi kau ..." ia tergagap saat menyadari bahwa Shiro ternyata melihat semua yang terjadi tadi malam.

"Aku berbeda dengan Milo yang bisa menjagamu dari jarak jauh Carina. Begitu juga dengan roh lainnya, kami harus mengikuti kemana pun pemilik kami pergi." Jelasnya seakan mengetahui apa isi pikiran Carina.

"Kalian bersiap-siaplah kita harus segera bergerak." Ucap Milo yang tiba-tiba sudah berada di kamar Carina. Ia memandang sinis ke arah Alvis, bermaksud untuk mengusirnya dari kamar Carina.

"Milo. Kau kemana saja?" Carina menatapnya heran.

"Hah, menyebalkan sekali. Mengapa aku harus melihat singa jelek pagi-pagi begini." Keluh Shiro lalu sesaat kemudian langsung menghilang begitu saja. Milo sempat naik pitam mendengarnya, tapi kemudian ia menahannya.

"Berkat seseorang tak tahu diri yang tak mau pergi dari kamar ini, aku jadi bermalam di kamar Jiho." Sindirnya pada Alvis yang masih juga belum beranjak dari kasur Carina.

Alvis balas menatap Milo tak suka, lalu beranjak pergi menuju portal yang baru saja ia buat dalam beberapa detik, "Oke baiklah aku akan pergi. Kita harus mencari Libra hari ini, barulah setelah itu ke Mexico."

"Kau kasar sekali." Komentar Carina yang juga sudah bangun dan menuju ke kamar mandi.

"Biar saja. Mereka itu sangat menyebalkan, aku tak tahan."

Carina tersenyum geli mendengarnya. Sebelum masuk ke kamar mandi ia mengucapkan sesuatu, "Walaupun begitu, aku senang kau selalu khawatir padaku. Dan aku tahu kau juga tak membenci mereka."

***

"Jiho, kau tidak tidur?" tanya Carina saat melihat lingkaran hitam di sekitar matanya. Mereka berkumpul di kamar Carina untuk kembali melihat keberadaan Libra yang dipilih oleh batu permata Opal dan menemuinya.

"Ah iya. Aku berlatih semalaman." Balasnya mengangguk-angguk dengan wajah lelah.

"Kau harus istirahat bodoh, besok kita berangkat." Peringat Alvis padanya.

Jiho langsung menatap Alvis jijik, "Kau barusan... khawatir padaku?"

"Bukan begitu. Nanti kau bisa menghambat kami kalau sakit." Jawab Arvis menggantikan saudara kembarnya.

Carina menahan senyumnya mendengar perdebatan konyol mereka seraya membuka gulungan peta yang ia pegang sedari tadi.

"Ini posisi kita." Tunjuk Carina pada sebuah titik dengan lambang Sagitarius, Gemini serta Aquarius yang saing berdempetan. "Dan ini Libra, ia tak begitu jauh dari kita, tapi kupastikan ia tak berada di asrama ini."

"Ayo ikuti peta ini." Milo berjalan memimpin di depan, sementara yang lain mengikutinya.

Mereka berjalan bergerombolan keluar asrama membuat beberapa penghuni asrama yang melihat langsung penasaran.

"Kalian mau ke mana bergerombolan begitu?" tanya Sera heran.

Semua mata kini menatap ke arah Carina, berharap kalau gadis itu akan menjawab mewakili mereka.

Carina mendesah pasrah seraya berpikir cepat untuk mencari alasan yang tepat, "Master Will memanggil kami ke Central, kurasa ia ingin memberi kami misi."

"Ah begitu. Kalau begitu selamat jalan." Sera melambai singkat pada mereka dan langsung melenggang pergi ke arah kamarnya.

"Bukankah mereka sebaiknya tahu apa yang akan kita lakukan? Kita juga harus memperingati mereka atas keberadaan Mephisto."Saran Carina cemas.

"Master Will akan mengurus hal itu setelah kita pergi besok." Balas Alvis cepat, "Ayo berangkat."

***

3 April 2020

Continue Reading

You'll Also Like

Royal Academy By Wulan Fadila

Mystery / Thriller

1.9M 99.2K 32
Disclaimer: Cerita ini adalah cerita amatir yang memiliki banyak kekurangan. Harap dibaca dengan bijak :) --- Karena kenakalan remajanya, Teressa dim...
1.5M 162K 42
Trilogi The Lagend of Naverland. #1. The Traitor. (COMPLETE) #2. The Hero. #3.The Determinant of Choice. Bagaimana bila kau yang sudah mati tiba-tib...
1.2M 86.8K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
308K 799 8
konten dewasa 🔞🔞🔞