Queensha Jovanka

By Iyouyaa

2.6M 216K 17.1K

Kesepian yang selalu menemaninya. Ketakutan yang selalu menghantuinya. Beribu pertanyaan dan kebingungan yang... More

Prolog
❄1❄
❄2❄
❄3❄
❄4❄
❄5❄
❄6❄
❄7❄
❄8❄
❄9❄
❄10❄
❄11❄
❄12❄
❄13❄
❄14❄
❄15❄
❄16❄
❄17❄
❄18❄
❄19❄
❄20❄
❄21❄
❄22❄
❄23❄
❄24❄
❄25❄
❄26❄
❄27❄
❄28❄
❄29❄
❄30❄
❄31❄
❄️32❄️
❄️33❄️
❄️34❄️
❄️35❄️
❄️36❄️
❄️37❄️
❄️38❄️
❄️39❄️
❄️40❄️
❄️41❄️
❄️42❄️
❄️43❄️
BUKAN UPDATE
❄️44❄️
❄️45❄️
❄️47❄️
❄️48❄️
❄️49❄️
❄️50❄️
❄️51❄️
❄️52❄️
❄️Biodata and pics of the cast❄️
❄️53❄️
❄️54❄️
❄️55❄️
❄️56❄️
❄️57❄️
❄️58❄️
❄️59❄️
❄️WAJIB BACA❄️
Update
ACCOUNT SI PLAGIAT

❄️46❄️

24.1K 2.2K 222
By Iyouyaa

Happy Reading...

Comment

Follow

Share

Vote

❄️❄️❄️

Langit sudah mulai menunjukkan waktu senjanya, mereka tengah beristirahat dibawah rindangnya pohon.

"Saya rasa latihan hari ini sudah cukup. Terimakasih kerja sama nya" Mr. Devan beranjak dari duduknya.

"Felysia kerja bagus" Puji Mr. Devan dan setelah itu ia menghilang dari pandangan.

Setelah mendengar ucapan Mr. Devan, Felysia berlalu begitu saja meninggalkan Kyra, Kenzie dan Jeon tanpa sepatah katapun yang keluar.

"Eh?" Bingung mereka.

"Kenapa dia?" Tanya Kyra, yang lain menggeleng tidak tahu.

'Kyra, saya ditugaskan untuk melatih mu lebih lama dari pada murid yang lainnya, apa kau tidak keberatan?'

'Ah benarkah Mr. Devan? Tentu saja aku tidak keberatan'

'Kalau begitu saya beri waktu kau lima belas menit untuk mempersiapkan diri'

'Baik Mr. Devan'

"Kalian duluan saja, aku akan menunggu Mr. Devan disini" Ucap Kyra ketika Kenzie dan Jeon mengajak nya pergi.

"Untuk apa kak?" Tanya Jeon.

"Aku ditugaskan untuk latihan lebih lama dari kalian, jadi kalian duluan saja"

"Tapi Kak__"

"Duluan saja Dik, aku tau kau lelah bukan? Jadi kau istirahat saja ya" Kyra mengacak-acak rambut Jeon.

Kenzie diam membeku melihat tindakan yang Kyra lakukan.

"Kalau begitu yasudah, jangan terlalu memaksakan diri ya kak. Kak Kenzie aku duluan" Jeon melambaikan tangannya dan pergi dengan teleportasi.

"Cih kau begitu akrab dengan anak kecil itu" Cibir Kenzie.

"Memangnya kenapa?" Tanya Kyra, ia duduk dan menyenderkan tubuhnya pada pohon.

Kenzie melakukan hal serupa. "Tidak apa-apa, aku tidak pernah melihat kau mengacak-acak rambut orang lain, apalagi seorang pria"

"Apa kau juga mau aku acak-acak rambut merah mu itu?" Tanya Kyra lagi.

"Kalau kau yang minta, apa boleh buat" Kenzie membaringkan tubuhnya dengan paha Kyra sebagai bantalan.

"Hei apa yang kau lakukan" Kaget Kyra.

"Aku hanya melakukan apa yang kau pinta" Jawab Kenzie enteng.

"Kau tau, aku tak pernah melihat kau seakrab itu dengan lelaki lain" Sambung nya.

"Jeon kehilangan kakak perempuannya, dan aku menawarkan diri untuk menjadi pengganti kakaknya" Balas Kyra yang kini memainkan rambut merah Kenzie.

"Oh benarkah?" Kenzie memejamkan matanya merasakan sentuhan lembut tangan Kyra.

"Apa kau juga mau menawarkan sesuatu untukku?" Kenzie menggenggam tangan Kyra.

"A-apa?"

"Menawarkan kencan dengan ku" Kenzie memandang Kyra hangat.

Seketika itu pipi Kyra memerah, manik matanya menatap tak beraturan kearah yang lain.

"Tak apa tidak sekarang juga, aku akan menunggumu" Kenzie kembali memejamkan matanya.

Sudah terima saja Queen. Kami merasakan detak jantung mu yang kencang ini.

Tapi Rho tidak etis jika perempuan yang mengajak lelaki kencan lebih dulu.

Kalau begitu bilang padanya, jangan bilang padaku hahaha.

"Jadi kau menyuruh ku untuk menawarkan kencan padamu?" Kyra mencoba menetralkan ucapannya seperti biasa.

Kenzie mengangguk.

"Cih seharusnya lelaki yang menawarkan kencan pada perempuan, tapi ini malah sebaliknya. Lelaki macam apa itu" Ketus Kyra.

Kenzie malah tersenyum mendengar ucapan ketus Kyra. "Kalau begitu, ketika perang sudah berakhir kita akan berkencan. Tak ada penolakan, ini perintah dari Pangeran"

"Ckk. Menyebalkan" Jantung Kyra seakan menari saat ini.

Ah indahnya jatuh cinta.

Siapa yang jatuh cinta Uny?

Kau.

Selly, Rho, dan Uny kompak menjawab. Mereka menertawakan Kyra yang saat ini tengah salah tingkah sendiri.

"Bagaimana?" Tanya Kenzie.

"Ish.. Katamu tadi tak ada penolakan, tapi kau bertanya 'bagaimana' padaku"

Kenzie terkekeh melihat kekesalan Kyra. Ia memainkan ujung rambut Kyra yang tergerai.

"Sudah sekarang saatnya kau istirahat. Sebentar lagi aku akan latihan" Kyra mencoba membangunkan Kenzie namun Kenzie tetap tak bergeming dari tempatnya.

"Aku akan menunggumu" Ucap Kenzie.

"Tak perlu, ini pasti akan memakan waktu yang lama"

"Tak apa, aku ingin menjaga mu"

Kyra tersenyum tanpa sadar. Ia memalingkan wajahnya, menyembunyikan pipi nya yang memerah.

"Kalau begitu, tunggu disini ya, aku akan membeli minuman dan beberapa cemilan untuk mu" Kenzie beranjak bangun.

"Terimakasih" Ungkap Kyra.

Kenzie mengangguk dan menghilang dari pandangan Kyra.

Hei kalian! Jangan menertawakan aku. Apa yang lucu?

Tidak-tidak Queen maafkan kami.

Kyra menepuk-nepuk pipinya. "Ah aku sudah gila"

"Sedang apa Kyra?" Tanya Mr. Devan tiba-tiba.

"Oh Mr. Devan" Kyra berdiri dari duduknya. "Tentu saja sedang menunggu anda"

"Ayo kita mulai latihannya"

Kyra mengangguk. Ia berjalan mengikuti Mr. Devan.

"Element apa saja yang sudah keluar" Tanya Mr. Devan.

"Sejauh ini, masih seperti yang dulu. Air, Angin, Petir, Tanah, Healing, dan Api"

"Setiap hari kita akan berlatih satu dari element mu. Kita mulai dari Api. Mr. Devan diam sejenak. "Aku akan mengajari mu teknik bola-bola api"

Mr. Devan mulai berkonsentrasi, kemudian muncul bola-bola api yang mengelilingi tubuh nya.

"Bola-bola api ini akan mengikuti kita kemanapun kita pergi" Mr. Devan mundur beberapa langkah.

"Kemudian ia akan bergerak sesuai apa yang diperintahkan" Ia menjulurkan tangannya ke depan dan satu dari beberapa bola itu bergerak menghantam sebuah batu.

"Untuk pertama kalinya memang sulit untuk mengendalikan bola-bola itu. Cobalah" Titahnya.

Kyra mengangguk, lantas berkonsentrasi. Api mulai terlihat di telapak tangannya. Namun baru satu bola yang muncul, bola itu sudah pecah hingga mengenai seragamnya.

Ia berkonsentrasi lagi, namun kegagalan menghampiri nya lagi dan lagi.

Sudah lima menit ia mencoba, tapi hasilnya masih belum terlihat.

Kenzie yang sedari tadi sudah datang, terkekeh melihat tingkah Kyra yang terus menerus menggerutu.

"Konsentrasi Kyra, kurangi keluhan mu itu" Mr. Devan memukul pundak Kyra.

"Cih ini benar-benar menyusahkan"

Kenzie duduk diam memperhatikan sembari memakan cemilan yang tadi ia beli.

Terkadang ia tersedak karena menahan tawa mendengar Kyra terus menerus mengeluh dan membantah perintah Mr. Devan.

"Ayo coba lagi!" Mr. Devan mulai kehilangan kesabarannya.

"Sudah hampir satu jam, tapi hasilnya aku hanya bisa menghasilkan tiga bola saja, itu juga tidak mengelilingi ku" Lagi-lagi Kyra terus mengeluh.

"Maka dari itu kau harus tetap mencobanya Kyra" Mr. Devan mengelus dadanya.

"Lihat ini" Mr. Devan menjentikkan jarinya. "Jika kau sudah menguasainya bahkan hanya dengan jentikkan jari kau bisa membuat bola-bola api itu".

"Baiklah-baiklah"

Waktu terus berlalu, Kyra berhasil membuat bola-bola api mengelilingi tubuhnya, namun bola-bola itu tidak mengikuti kemana ia pergi. Dan juga saat ia memberikan perintah, bola-bola itu sulit ia kendalikan. Bahkan sampai ada yang terbang kearah Kenzie.

"Ku rasa ini sudah cukup" Ucap Mr. Devan.

Kyra langsung terduduk lesu, tenaganya ia rasa sudah habis untuk membuat bola-bola mengesalkan itu.

"Memang mustahil menguasainya dalam waktu sehari" Lanjut Mr. Devan.

"Mr. Devan juga bilang itu mustahil, kenapa terus memaksa ku ish.."

"Karena saya ingin mengetahui sampai mana tingkat kemampuan mu, dan memang tingkat kemampuan mu di atas rata-rata"

"Memangnya Mr. Devan menguasai teknik itu sampai berapa hari?" Tanya Kyra.

"Hampir seminggu" Mr. Devan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"APA?!" Kyra langsung berdiri dan karena tenaga nya sudah habis ia kembali duduk.

Kenzie terkekeh melihat kekesalan Kyra.

"Batas kemampuan mu patut saya acungi dua jempol" Mr. Devan mengangkat kedua jempol nya.

"Apa yang kau lakukan satu hari ini, bahkan sampai ada yang menguasainya hampir satu bulan lebih" Ia menggaruk dagu nya.

"Yasudah, besok kita sambung lagi latihannya. Sebagai permintaan maaf, besok kau minta dibawakan apa?" Tanya Mr. Devan.

"Terimakasih, aku tidak ingin dibawakan apapun" Tolak Kyra.

Mr. Devan menganggukkan kepalanya. "Saya lupa Pangeran Kenzie yang sudah membawakan makanan untukmu"

Lagi-lagi Kyra dibuat kesal oleh Mr. Devan, sampai ia mengeluarkan satu bola api yang baru saja ia pelajari.

"Oh oke maafkan saya" Mr. Devan mengangkat kedua tangannya menyerah.

"Eh tapi Mr. Devan aku ada satu permintaan" Ucap Kyra.

"Apa itu?"

"Bolehkah besok aku pulang lebih awal?"

"Baiklah, tiga puluh menit lebih awal. Bagaimana?"

Kyra mengacungkan dua jempol nya.

"Kalau begitu, saya pamit, jangan lupa istirahat yang cukup" Mr. Devan menundukkan kepalanya pada Kenzie, yang dibalas anggukan oleh pria berambut merah itu.

Kyra beranjak dari duduknya dan berusaha berjalan kearah Kenzie.

"Rasanya tenaga ku sudah habis hanya untuk sekedar berteleportasi juga" Kyra terus melangkahkan kakinya.

"Kau kelihatan lelah" Ucap Kenzie

Kyra menanggapi nya hanya dengan mengangguk, ia duduk di samping Kenzie dengan kepalanya ia sandarkan pada pohon.

"Jika ada bahuku kenapa harus bersender pada pohon?" Kenzie menepuk-nepuk bahunya.

Kyra diam tak menanggapi.

Tiba-tiba Kenzie meraih kepala Kyra dan ia senderkan pada bahunya.

"Kau mengganggu ku" Ketus Kyra, namun ia tetap diam bersender pada bahu Kenzie.

Kyra memejamkan matanya merasa nyaman.

"Bau mu seperti daging gosong" Gurau Kenzie.

Kyra terkekeh. "Benarkah?"

"Ya tapi aku tetap menyukainya" Ucap Kenzie pelan.

"Kau bilang apa? Rasanya telinga ku hanya bisa mendengar suara dari perut keroncongan ku ini" Kyra mengelus perutnya.

"Ah iya hampir lupa" Kenzie menyodorkan satu buah roti, satu bungkus bola-bola coklat, dan satu buah susu kotak.

"Roti yang aku janjikan" Ucapnya.

"Terimakasih banyak" Kyra mengambil roti yang sudah Kenzie buka bungkus nya.

"Apa perlu aku suapi?" Tanya Kenzie.

Kyra melirik Kenzie ketus.

"Hanya bercanda, tapi kalau kau serius mau aku suapi juga aku bersedia"

"Sejak kapan kau belajar berbicara seperti itu?"

"Entahlah saat bersamamu kata-kata ini keluar begitu saja dari mulut ku"

"Biasanya kau sangat dingin terhadap siapapun itu, termasuk adikmu sendiri"

"Aku rasa juga begitu, karena itulah aku ingin berubah" Kenzie membuka bungkus bola-bola coklat dan memakannya satu persatu.

"Hei itukan untukku"

"Berbagi" Kenzie mencubit pipi Kyra.

"Kalau kau ingin berubah, mulailah dari tersenyum" Kyra menatap kearah Kenzie.

"Kau menasehati ku seolah kau sering tersenyum"

"Aku sering tersenyum, tapi kau saja yang jarang melihatnya"

"Kalau begitu tersenyum lah untuk ku sekarang"

Kyra mengubah posisi duduknya menghadap kearah Kenzie. Dan ia pun tersenyum manis.

Kenzie sempat diam membisu melihat senyuman itu, dan ia pun balas tersenyum.

"Tetaplah tersenyum seperti ini, untukku. Selamanya" Ia mengelus pipi Kyra lembut.

Semburat merah muncul di kedua pipi Kyra.

Apa wajahku memerah? Semoga saja ia tak melihatnya.

"Nah gadis perak, ayo kita kembali. Ini sudah gelap" Kenzie menepuk kening Kyra dengan jarinya.

Kenzie beranjak dari duduknya, ia menjulurkan tangannya pada Kyra, namun Kyra masih diam membisu.

"Apa tenaga mu sudah benar-benar habis?" Kyra masih tak menyahut.

"Kalau begitu" Kenzie berjongkok didepan Kyra. "Ayo naik, akan ku gendong sampai ke kamar mu"

Kyra masih diam.

"Hei kenapa diam?" Ucap Kenzie lembut.

"Eh ah iya baiklah" Kyra mulai naik ke punggung Kenzie.

"Jadi, gendong dengan teleportasi atau berjalan biasa?" Tanya Kenzie sembari berdiri.

"Teleportasi saja, aku ingin segera beristirahat" Balas Kyra.

"Baiklah"

WUSHH....

Mereka kini sudah sampai dikamar Kyra. Dengan Kyra masih berada digendongan Kenzie.

Kenzie berjalan kearah tempat tidur Kyra dan menurunkannya di sana.

"Dimana Leta?" Tanya Kyra.

"Leta?" Ucap Kenzie sedikit keras.

"Oh ada kak Kenzie, sebentar kak aku baru selesai mandi"

Kenzie berdiri bersender pada jendela, memperhatikan setiap gerak yang Kyra lakukan.

Tanpa sadar ia tersenyum, walau hanya dengan melihat wajah Kyra yang penuh debu.

"Kyra kau sudah pulang? Kau terlihat sangat lelah. Mau kubawa kan makanan?" Tanya Leta yang sudah duduk disampingnya.

"Tidak terimakasih, aku akan langsung mandi dan tidur saja"

"Jeon memberitahuku kalau kau memiliki tugas latihan yang lebih lama dari kami semua"

Kyra mengangguk. "Ah iya Jeon, aku hampir lupa. Leta bolehkah aku meminta tolong padamu?" Ucap Kyra sembari menghadap kearah Leta.

"Boleh, apa itu?"

"Tolong beritahu Adele dan yang lainnya agar besok malam kita berkumpul disini"

"Untuk apa?"

"Aku sudah berjanji pada Jeon akan merayakan hari ulangtahunnya"

"Oh tidak masalah" Leta mengacungkan jempol nya.

"Untuk kue ulangtahun nya bagaimana?" Tanya Kenzie yang sedari tadi diam memperhatikan.

"Untuk kue ulangtahun dan segala macam cemilan lainnya biar aku dan Adele yang urus, kau fokus untuk latihan saja ya"

Kyra langsung memeluk Leta. "Terimakasih banyak"

"Tak masalah" Leta membalas pelukannya.

"Ah maafkan aku, tubuhku masih kotor dan langsung memeluk mu"

"Tidak apa-apa, ini untuk pertama kalinya kau memelukku" Gurau Leta.

Kyra tersenyum mendengar gurauan Leta.

"Kalau begitu, aku juga harus segera kembali ke kamar" Ucap Kenzie.

"Terimakasih banyak" Ujar Kyra.

"Sama-sama" Kenzie mengacak-acak rambut Kyra.

"Sampai nanti" Kini Kenzie beralih mengacak-acak rambut Leta.

Ia melambaikan tangannya pada kedua gadis itu dan menghilang dengan teleportasi nya.

"Aku mandi dulu ya" Kyra beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

❄️❄️❄️








❄️

Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat selalu yaa❤️

Jangan lupa untuk vote dan dukung terus cerita ku ya walaupun banyak sekali kekurangan nya:) Tidak sulit kok untuk vote nya, hanya tekan bintang disisi kiri bawah kalian. Satu bintang dari kalian membuat ku semangat untuk lanjutin cerita ini🤗
Dan ditunggu juga kritik dan sarannya agar cerita ini lebih baik lagi kedepannya ❤️

❄️



Ikuti terus kisah Kyra😘
Mohon maaf jika terdapat banyak Typo🙏
Ditunggu Vote dan Commentnya😁
See you again❤

Continue Reading

You'll Also Like

60.3K 596 5
Jatuh cinta dengan keponakan sendiri? Darren William jatuh cinta dengan Aura Wilson yang sebagai keponakan saat pertama kali bertemu. Aura Wilson ju...
266K 22.6K 21
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
140K 13.1K 37
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
2.3M 137K 49
•Airis Ferdinand. Aktris cantik dengan puluhan mantan pacar, baru saja mendapatkan penghargaan Aktris terbaik di acara Awards international. Belum se...