Just A Baby [TAEJIN]

By Hamtario

59.9K 4.7K 1.7K

Hanya bayi. Itu saja-Kim Taehyung Top! Kim Taehyung Bot! Kim seokjin #1 taejin (270320) 18+ Mpreg Start : 131... More

Perfect Man & Si 'Kim'
Agreement
A Cup of Ginseng Tea (M)
Si 'Deer'
Si 'Tiger'
The First Love is Back
Baby Bear
Baby Bear 2.0
Baby Bear 3.0
The Second Tears
Sunshine Kiss

I'm still not in your world

5.7K 461 286
By Hamtario

🍃🍂🍃🍂

Setelah menolak jungkook, seokjin segera menyusul taehyung yang ternyata masih menunggunya di depan pintu apartemen jungkook. Sebenarnya perasaannya sedang kacau saat ini, melihat keadaan jungkook tadi seokjin merasa sangat bersalah.

Tapi, ia sendiri tidak bisa memberikan harapan yang lebih besar dari sekedar menjadi seorang teman.

"Urusan dengan Jungkooknya sudah selesai?" Taehyung bertanya kepada seokjin setelah melihat keadaan seokjin yang sedikit linglung.

"Hm. Tuan, setelah hari ini, apakah aku masih bisa bertemu kembali dengan jungkook? Tuan, tidak akan melarangkan?" Seokjin khawatir jika taehyung tidak mengizinkan ia dan Hyunno bertemu dengan jungkook lagi.

Taehyung membukakan pintu mobil agar seokjin dan Hyunno dapat masuk lalu ia meletakkan koper besar seokjin di bagasi mobil.

Seokjin melihat Taehyung sudah duduk di kursi kemudi, tapi sepertinya pria tersebut tidak berniat untuk menjawab pertanyaan yang ia lontarkan sebelumnya.

Lama mereka berdiam didalam mobil tanpa suara sedikit pun dan hanya ada suara mesin mobil yang bersua karena Hyunno pun juga tertidur.

"Jangan temui jungkook lagi. Aku dapat melihat dengan jelas pria tersebut sangat menyukaimu" Lirih taehyung tiba tiba.

"Tapi tuan... Jungkook yang menyelamatkan aku dan Hyunno saat itu. Jika malam itu aku tidak bertemu dengannya, aku tidak tau sekarang ini aku masih hidup atau tidak." Seokijin mencoba membujuk Taehyung lagi.

"Tidak, Saat aku mengatakan tidak, berarti itu artinya Tidak. Aku tidak suka melihat mu dan Hyunno bersama dia. Aku seperti dapat melihat bahwa bocah itu dapat merebut kalian kembali dari aku jika aku lalai sekali lagi" Taehyung menaikkan suaranya sehingga Hyunno sedikit terganggu tidurnya.

Seokjin tau bagaimana watak taehyung, ia sangat tidak suka jika kehendaknya dibantah maka seokjin hanya dapat menerima apa keputusan yang taehyung berikan kepadanya.

"Hari ini istirahatlah... jangan memikirkan hal yang tidak tidak. Besok kita baru menemui eomma." Taehyung menatap sebentar seokjin

"Hm. Aku menurut saja, tuan..." Seokjin hanya berucap datar tanpa melihat ke arah taehyung

"Kau tidak perlu lagi kembali ke kamar mu nanti, kita akan tidur bersama" Taehyung kembali bersua

Seokjin tidak langsung menjawab karena ia sendiri cukup terkejut mendengarnya, ia kira taehyung akan menyuruh ia tetap tinggal dikamarnya sendiri.

"Iya tuan..." Taehyung dapat malihat telinga pria manis tersebut sedikit memerah dan ia tidak dapat menahan senyum dibibirnya akan betapa manisnya seokjin.

****

Seokjin melihat sekeliling ruangan kediaman taehyung, Tidak ada yang berubah sedikit pun. Hanya saja saat ini terlihat begitu sunyi.

"Aku tinggal sendiri, Han Ahjumma hanya datang jika ku minta untuk datang. Bawalah Hyunno masuk ke kamar. Aku yang akan membereskan isi koper ini"

Seokjin mengikuti taehyung dari belakang hingga ke kamar taehyung dan ia terkejut ketika melihat box bayi yang ada diruangan tersebut.

"Aku membeli itu setelah kau pergi, setiap harinya aku selalu berharap ada bayi di dalam sana"

"Bawalah Hyunno ke tempat tidurnya, Bayi gendut itu pasti tidak akan nyaman tidur seperti itu dari tadi" Lanjut Taehyung

Seokjin menganggukkan kepalanya dan berjalan ke arah box bayi tersebut dan menepuk sedikit pantat bayinya ketika Hyunno sedikit bergerak saat dipindahkan, mungkin sedikit terganggu.

Seokjin berniat memasak tapi sepertinya akan di urungkan karena melihat apa yang taehyung kerjakan sekarang. Seokjin menghela nafas sebentar.

"Baju Hyunno jangan dicampur dengan milikku, tuan..." Segera ia mengambil alih pekerjaan tuannya itu.

"Kenapa harus dipisahkan? Kan sama sama di letakkan dalam lemari...." Taehyung menutup mulutnya rapat melihat seokjin memicingkan tajam matanya kepada dirinya.

"Kalau disatukan nanti akan mudah berantakan dan akan susah mencarinya" Seokjin menjawab sambil merengut.

Taehyung menganggukkan kepalanya meskipun seokjin tidak melihatnya.

"Isi kulkas lengkap kan, tuan?" Taehyung melihat seokjin menghadap ke arahnya menunggu jawaban.

"Hm... Tidak terlalu banyak sih, hanya ada beberapa" Taehyung menjawab sembari menggaruk tengkuknya

"Ah... sembari kau menyelesaikan ini aku akan menghubungi jimin untuk membawa bahan makanan" Taehyung segera menghubungi jimin untuk segera datang .

"Apakah selama ini tidak ada yang memasak untuk tuan..." Seokjin berucap lirih mengamati wajah taehyung sehingga membuat taehyung membeku sesat.

Taehyung merasa betapa tulusnya seokjin. "Hei, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir"

Taehyung terkejut saat seokjin secara tiba tiba menyentuh dagunya dan mengelusnya halus.

"Bahkan tuan tidak sempat bercukur... Aku merasa bersalah karena menghilang dan membuat khawatir"

Taehyung menangkap tangan seokjin yang akan berhenti menyentuh dagunya.

"Tetap seperti ini, sebentar saja. Aku mohon" Taehyung memejamkan matanya lama.

"Sebentar lagi... jimin hyung akan datang tuan..." Seokjin berucap lirih

Taehyung membuka matanya membuat seokjin bingung dan berhenti mengelus dagu taehyung.

"Ayo pindah tempat yang lebih nyaman" Taehyung mengajak seokjin agar bersandar dibagian belakang ranjang dan ia meletakkan kepalanya dibahu seokjin,

"Seokjinie... ini sangat nyaman."Seokjin terkejut apalagi saat taehyung menelusupkan kepalanya dilehernya, bahkan hela nafas taehyung terasa begitu hangat di lehernya.

"Tuan... jangan begini, sekarang masih pagi..."

"Kenapa kalau masih pagi hm? Bukan kah sama saja"

"Tuan... sekarang sudah hampir siang sedangkan kita belum mengisi perut dan lagi hyunno sebentar lagi bangun..." Seokjin berusaha melepaskan dirinya dari taehyung.

Benar saja apa yang baru saja seokjin katakan. Beberapa saat kemudian Hyunno terbangun dari tidurnya seperti menjadi alarm untuk taehyung agar berhenti dari aktivitasnya.

Seokjin segera bangkit dari ranjang dan menghampiri bayi tersebut. "Hei... anak mama sudah bangun?" Ia menggendong bayi gendut tersebut dan menimangnya agar berhenti menangis.

"Tuan, bisa buatkan Hyunno susu? Susu milik hyunno di dalam tas itu" Seokjin menunjuk tas milik hyunno di atas meja.

"Aku... tidak bisa membuat... susunya Hyunno" Sahut taehyung lambat

"Ah... aku lupa biasanya Jungkook yang membuatnya" Taehyung terdiam mendengar ucapan seokjin. Ia seperti tidak tau apapun mengenai bayinya dan juga seokjin.

"Kalau begitu tuan pegang hyunno saja, biar aku yang buat" Taehyung menerima bayi tersebut dari seokjin

Taehyung melihat seokjin yang berlalu dari kamarnya, ia memandang sendu bayinya yang masih sedikit menangis di gendongannya. 'Apakah jungkook tau segalanya tentang hyunno?'

Taehyung berjalan keluar menyusul seokjin ke dapur tapi belum sampai ia ke dapur terdengar suara bel pintu. Jimin, pikir taehyung.

Pemandangan yang ia lihat adalah jimin yang terkejut melihat ia yang menggendong Hyunno.

"Taehyung-ah..." sepertinya jimin tidak sanggup melanjutkan ucapannya.

"Apa? Cepatlah masuk" Jimin segera masuk seperti apa yang taehyung suruh

"antarkan bahan masakan itu pada seokjin dan minta maaflah kepada ku setelah ini" Jimin mendengar taehyung berucap datar.

****

Keesokkan harinya taehyung membawa seokjin ke rumah ibunya. Seperti yang bisa ditebak bahwa ibunya menangis melihat Hyunno serta membayangkan kejadian buruk yang mungkin menimpa mereka berdua di luar sana.

"Nyonya, aku dan Hyunno selama ini baik-baik saja. Sungguh, kami tidak kurang satu pun" Seokjin mencoba menjelaskan keadaan mereka berdua.

Ibu taehyung mengangguk sembari memeluk hyunno dalam gendongannya.

"Cucu Nenek mau apa? Ayo nanti bilang sama nenek biar nenek beli..." Taehyung tersenyum melihat ibunya yang sama antusias dengan dirinya saat pertama bertemu hyunno.

"Jadi selama ini kalian tinggal dimana dan bersama siapa?"

"Ada seorang pria yang menolong ku saat aku pergi dari rumah, ia membantu aku dan juga hyunno dalam hal apapun, nyonya. Aku merasa sangat bersyukur saat itu" Seokjin memberikan jawaban kepada ibunya taehyung.

"Kau sudah meminta maaf kepada seokjin kan?" Tiba tiba ibunya taehyung berteriak kepada taehyung.

"Tuan taehyung sudah meminta maaf nyonya... tidak apa apa" Seokjin segera menyelamatkan taehyung dari amukan ibunya.

"Dan kau seokjin, berhenti memanggil pria ini dengan sebutan tuan. Panggil saja taehyung atau tidak hyung saja"

Seokjin melirik ke arah taehyung seperti menunggu respon dari sang tuan yang dimaksud.

"Ta...pi aku sudah biasa memanggil tuan taehyung dengan sebutan tuan, nyonya" Seokjin mengucapkan katanya lambat.

"Hyunno akan bingung saat besar nanti saat tau ibunya memanggil ayahnya dengan sebutan tuan"

"panggil aku 'Hyung' saja mulai saat ini..."

"Setelah ini jangan sampai telinga ku mendengar seokjin memanggil tuan lagi pada mu"

"Eomma, ada yang ingin aku bicarakan..." Taehyung tiba tiba mengajak bicara ibunya tentang suatu hal.

"sebentar saja eomma, biarkan hyunno bersama seokjin sebentar" Lanjut taehyung lagi.

"Nyonya, berikan Hyunno kepada ku. Sepertinya akan penting masalahnya"

Nyonya kim segera memberikan hyunno kepada seokjin dan segera berdiri mengajak taehyung ke arah ruangannya.

****

"Eomma, bagaimana dengan kesepakatan yang eomma buat dengan tuan Bae?" Taehyung segera menyanyakan masalah yang mengganggunya beberapa hari ini setelah kepulangan seokjin.

"Tidak mungkin aku menikahi anaknya sekarang ini! Seokjin kembali bersama Hyunno, kenapa eomma menjanjikan hal itu kepada putrinya tuan Bae?" Taehyung mengusap wajahnya kasar.

"Taehyung-ah, jika seokjin tidak mengetahui masalah ini maka tidak akan terjadi hal yang buruk kan?" Ibunya taehyung menyesal telah menerima perjodohan dari keluarga Bae tentang menjodohkan putri keluarga tersebut dengan anaknya.

Dan bodohnya taehyung saat itu sedang kalut akan mencari seokjin malah menyetujuinya tanpa pikir panjang.

"Eomma, aku tidak ingin menyakiti seokjin lagi. Aku sudah berjanji menikahinya eomma. Aku akan segera menyelesaikan masalah ini dan membatalkan perjodohan ini"

"Tapi tae, kesehatan tuan Bae sedang sangat tidak baik sekarang, ia bahkan sudah beberapa minggu dirawat dirumah sakit. Saat kau menerima perjodohan itu, kesehatannya berangsur membaik. Ia sangat ingin menjodohkan mu dengan putrinya, kau tau sendiri putrinya itu sangat menyukai mu"

"Sekarang sudah ada seokjin dan Hyunno eomma! Aku tidak bisa" Taehyung berteriak

"Kau sudah mencintai seokjin?"

Taehyung terdiam mendengar pertanyaan dari ibunya, ia seperti bingung harus memberikan jawaban apa, Padahal sebelumnya ia sudah sangat yakin untuk menikahi seokjin.

"Berikan jawaban dari pertanyaan eomma, setelah itu eomma akan menyetujui apapun keputusan dari mu"

****

Seokjin mengikuti langkah besar taehyung dengan tergesa. Taehyung yang selesai urusannya dengan ibunya, berjalan begitu cepat dan mengajak seokjin segera pulang.

Tidak ingin membantah, ia hanya mengikuti meskupun ia juga penasaran ada apa sebenarnya.

"Hyung..." Seokjin mencoba memanggil taehyung saat melihat taehyung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Nanti, aku sedang tidak ingin berbicara saat ini"

"Kemudikan mobilnya dengan pelan, Hyung. Aku takut dan Hyunno juga bisa terkejut"

"Ah... maafkan aku" Taehyung segera sadar bahwa didalam mobil saat ini tidak hanya dirinya.

Segera ia memelankan kecepatan laju mobilnya. Hanya karena permintaan konyol teman sekaligus rekan bisnis ibunya, ia hampir mencelakakan keluarganya. Konyol sekali.

_____

Hyunno malam ini tidur cepat. Biasanya bayi itu akan tidur sekitar jam 9 baru tidur, tapi sekarang bahkan belum pukul 8 ia sudah nyenyak tidur ditempat tidur lebarnya.

"Seokjin-ah..."

"Hm..." Sahut seokjin sembari tangannya mengelus kecil pipi gembul Hyunno. Mereka masih berdiri di samping tempat tidur hyunno.

"Ingin minum teh ginseng?"Taehyung kembali bersua

"Ha? Teh yang dulu hyung pernah berikan ke aku itu kan?" Seokjin memastikan.

Taehyung mengangguk. "Ingin meminumnya lagi?"

"Tidak. Aku tidak mau" Seokjin menolak keras.

"Kenapa?" Taehyung mengerutkan keningnya heran.

"Kau takut aku meniduri mu lagi?"

Akibat pertanyaan frontal tersebut, seokjin tidak bisa lagi menahan pipinya yang merah hingga menjalar ke telinga.

"Bu...kan begitu. Siapa tau saja, kan aku orangnya gampang termakan rayuan" Ia sedikit memajukan bibirnya.

Taehyung menahan diri untuk tidak tertawa, bahkan saat ini seokjin masih memajukan bibirnya.

'Cup' Seokjin terkejut ketika merasakan bibir taehyung di pipi sebelah kirinya.

"Kenapa kau manis sekali, hm?" Taehyung memajukan kepalanya hingga hidungnya menyentuh pipi kiri seokjin yang baru saja ia cium tadi.

"Baiklah, kalau tidak mau minum teh. Kita langsung berbaring saja" Taehyung menarik tangan seokjin menuju ranjang meskipun seokjin yang masih belum sadar sepenuhnya dari kejadian yang baru saja terjadi.

Taehyung segera memposisikan dirinya memeluk seokjin dari belakang dan menghirup aroma rambut seokjin.

"Hyung..."

"hm.."

"Tadi siang... kenapa hyung terlihat marah setelah nyonya kim mengajak hyung bicara?" Seokjin berusaha mengetahui mengapa tadi siang mood taehyung berubah begitu cepat.

"Tidak ada hal yang penting pun... kau tidak usah memikirkan hal apapun" taehyung mengeratkan pelukannya di pinggang kecil seokjin.

"Aku tidak percaya. Jika tidak mau cerita, jauhkan tangan mu" Seokjin berusaha melepaskan tangan taehyung yang saling bertautan memeluk pinggangnya erat.

"Coba kalau kau bisa, Kekeke.." Taehyung tekekeh melihat seokjin berusaha meronta.

"Ssstt... jangan berisik, Hyunno sedang tidur. Mama tidak boleh berisik" Taehyung bahkan mengeluarkan suara seperti bocah.

"Lalu kenapa hyung tidak mau cerita? Aku yakin itu pasti hal yang penting sehingga Hyung tidak mau membicarakannya kepada ku" Seokjin masih berusaha.

"Setelah aku menyelesaikan masalahnya, aku akan menjawab semua pertanyaan mu"

"Sudah. Sekarang ayo tidur" Taehyung memejamkan kedua matanya, beralasan agar seokjin tidak bertanya lebih lanjut.

____

Pagi sekali, saat matahari belum menampakkan sepenuhnya seokjin sudah bangun dan pergi ke dapur. Ia berniat masak sarapan untuk isi rumah ini. Taehyung masih dialam mimpi begitu juga hyunno yang masih tidur dengan memeluk guling kecilnya.

Hyunno sudah bisa berguling hingga tengkurap, bayi tersebut senang sekali menunjukkan apa yang ia bisa kepada seokjin.

"Aku mandi saja dulu, baru memasak" Seokjin kembali ke kamarnya untuk segera mandi.

Ia mandi dengan cepat karena takut hyunno yang keburu bangun dan lebih parahnya lagi seokjin masih dikamar mandi, hyunno menangis dan taehyung yang masih tidur. Taehyung itu kalau sudah tidur susah sekali kalau bangun. Seokjin takut membayangkan yang lebih jauh.

Benar saja setelah selesai mandi pun mereka berdua tidak ada yang berniat untuk bangun. Mirip sekali.

Seokjin melanjutkan niatnya untuk memasak, bukan masakan berat tapi bisa mengisi perut mereka berdua, kecuali hyunno tentunya.

"Eoh? Mama sudah bangun ternyata..." Taehyung menyapa seokjin dari belakang yang masih berkutat dengan pancinya

"Wah... Hyunno bangun tanpa menangis ya..." Seokjin membalas sapaan taehyung dan menghadap ke arah taehyung.

"Mama sudah memasak?" Taehyung kembali bersuara seperti anak kecil. Imut sekali.

"Sebentar lagi ya... Hyunno pasti ingin mandi dan minum susu kan?"

Seokjin menyelesaikan masakannya dengan cepat dan menatanya diatas meja makan.

Setelah selesai seokjin segera memandikan hyunno dan taehyung juga mandi tapi kali ini ia memakai kamar mandi di dekat dapur.

Seokjin telah selesai dengan kegiatan memandikan bayinya tapi tidak dengan taehyung yang sepertinya belu selesai dengan acara mandinya.

"Cah... Hyunno sudah wangi dan tampan, ayo kita minum susu" Seokjin segera berjalan ke arah dapur.

Setelah mendudukan dirinya di salah satu kursi meja makan, ia segera memberikan bayi gembul itu susu. Ia menoleh kebelakang saat mendengar pintu kamar mandi dibuka, ternyata taehyung yang telah selesai mandi dan telah memakai kaos santai berwarna hitam dan celana training lebarnya.

"Hyung sudah selesai? Segeralah makan kalau begitu, nanti setelah hyung selesai giliran aku" Ucap seokjin

Taehyung mengangguk dan segera menuju meja makan meskipun tangannya masih sibuk mengeringkan rambut dengan handuk kecilnya.

Belum selesai ia makan, terdengar suara bel pintu rumah. Mereka saling pandang.

"Hyung punya tamu pagi ini?"

"Tidak, aku tidak ada janji dengan siapa pun. Kalaupun ada janji aku tidak akan bertemu dirumah dan lagi ini akhir pekan"

Taehyung mengira bel pintu rumahnya akan berbunyi sekali karena orang yang salah alamat ternyata bel rumahnya terus terusan berbunyi.

"Siapa yang bertamu kerumah orang pagi pagi begini" Taehyung masih menggerutu meskipun kakinya tetap melangkah menuju pintu.

Taehyung tidak melihat intercom terlebih dahulu dan langsung membuka pintu rumahnya dengan kasar.

"Selamat pagi pak tua..."

"Dari mana kau tau alamat rumah ku? Cepat pergi" Taehyung berniat segera menutup pintu rumahnya tapi kalah cepat dengan orang tersebut. Sialan.

"Hyunno-ya.... Hyung datang..."

Seokjin terkejut mendengar suara jungkook yang tiba tiba sudah ada dirumah taehyung.

"Selamat pagi seokjin Hyung" Jungkook menyapa seokjin dengan hangat.

Seokjin melihat taehyung yang berada dibelakang jungkook dengan wajah yang masam.

"Pak tua itu hampir tidak mengizinkan aku hyung, tapi aku tetap saja masuk" Jungkook berjalan ke arah seokjin dan menyentuh tangan hyunno.

Bayi tersebut sudah heboh dengan kehadiran jungkook, karena mereka memang dekat sebelumnya.

"Hyung belum makan?" Jungkook bertanya kearah seokjin yang masih menggendong hyunno sembari memegang botol susu.

"Belum. Nanti saja setelah hyunno selesai minum susunya" Seokjin melirik taehyung yang melanjutkan makannya.

"Sini biar aku saja yang menggendong Hyunno. Hyung makan saja dulu"

Seokjin menurut, setelah menyerahkan hyunno kepada jungkook. Ia segera menghabiskan makanannya.

"Kau sendiri sudah makan, Koo?" Tanya seokjin

"Sudah. Aku sarapan dulu sebelum kesini tadi"

"Hyung... aku mengajak hyunno keruang tengah saja ya? Hyunno bisa berguling dan belajar tengkurap kalau disana" Jungkook bertanya kepada seokjin.

Setelah melihat seokjin yang mengangguk jungkook segera membawa bayi gembul tersebut ke ruang tengah.

"Seokjin, kau tidak menyuruh dia kesini kan? Kau tidak memberikan alamat kita kan?" Taehyung bertanya kepada seokjin kenapa jungkook yang tiba tiba datang ke rumahnya.

"Aku sendiri saja terkejut Hyung, kenapa ia bisa tau alamat kita" Seokjin menundukkan kepalanya.

"Ini bahkan belum ada satu minggu tapi ia sudah datang mengganggu" Taehyung berucap dengan kesal setelah menyelesaikan makanannya.

"Jungkook tidak mengganggu. Hyung tidak boleh begitu" Seokjin sedikit memarahi taehyung.

"Aku selesai. Aku ingin melihat anak ku" Taehyung meninggal seokjin yang masih berada di meja makan.

Seokjin menghela nafas kasar. Ia tau taehyung cemburu tapi tidak perlu bersikap jahat begitu.

____

Seokjin telah membereskan semua piring dan peralatan dapur lainnya. Ia segera berjalan ke ruang tengah tempat mereka berkumpul.

Baru saja ia yang ingin duduk, terdengar lagi suara bel pintu rumah.

"Siapa lagi yang datang?" Suara taehyung seperti menahan kemarahan. Sudah cukup hanya jungkook yang datang dan merebut perhatian bayinya.

"Biar aku yang lihat" Seokjin berjalan menuju pintu dan membukanya.

Ia mengerutkan keningnya melihat seorang wanita cantik dengan pakaian yang elegan berada di balik pintunya.

"Siapa?" seokjin bertanya dengan penasaran.

"Aku mencari kim taehyung. Bilang saja, kekasihnya datang" Ucap wanita tersebut sombong.

Seokjin terkejut mendengar ucapan wanita yang berada didepannya.

Kekasih? Jika ini kekasih Hyung, lalu aku apa?

"Cepat kau panggilkan taehyung kesini. Aku ada yang ingin di tanyakan"

"Ah.. iya sebentar"

"Papa Hyunno... kekasih papa Hyunno mencari, katanya ada yang ingin ditanyakan" Seokjin berteriak memanggil taehyung.

"Papa?" Wanita tersebut berucap heran.

"Iya, Papanya anak ku"

.
.
.
.
.
.
.

TBC

Seeu on next chapter:)
aku udah edit tadi, kalo masih ada typo harap maklum ya gaes hehe

Continue Reading

You'll Also Like

293K 22.7K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
279K 28.9K 31
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
1M 83.2K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
306K 25.6K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...