F.Y.I. (Fakta yang Informatif)

By kinazadayu

1.4K 65 45

SERU! FYI bakal hadir dengan berbagai topik yang berbeda dan unik pastinya. Dirangkum menjadi satu work yang... More

Opening
SOS (Sense Of Smile)
Night Queen at Java
Berkebun di dalam Air
Syekh Muhammad Salman Jalil Arsyad al-Banjari
Ma, aku takut menulis!
Bayi menangis? Bapukung saja!
Rujak Raksasa?
Kota Pahlawan vs Kota seribu sungai
Parenting Ala Banjar
Asal Usul Jukung
Fenomena Akad Jual Beli di Perahu
Pharelion
Kuriding
Wisata Menarik di Banjarmasin

Seni Menggantung Perasaan

35 7 3
By kinazadayu

Perasaan digantung? Memangnya jemuran? Big no! Kinz nggak akan benar-benar memberi kalian cara untuk menggantungkan perasaan, karena itu nggak enak banget. Tapi cara menggantungkan sebuah rasa dalam seni. Eits tinggi juga ya, hahaha. Oke ini mulai serius.

Lets see, seni murqonas atau dapat disebut mocarabes (bahasa Arab: مقرنص) dan juga karena bentuknya seperti potongan-potongan batu stalaktit, batu kapur yang terbentuk oleh tetesan air selama ratusan bahkan ribuan tahun di bagian atas gua-gua. Istilah gampangnya itu ornamen yang tergantung secara alami. Tapi seni murqonas ini merupakan salah satu unsur terpenting dalam arsitektur islam.

Ornamen arsitektur islam ini dikembangkan di sekitar pertengahan abad ke-10 di wilayah timur laut Persia dan tampaknya juga di wilayah tengah Afrika Utara secara mandiri pada masa yang hampir bersamaan. Seni ini berkembang sampai pada tingkat kompleksitas dan keindahan yang sangat tinggi. Dekorasinya terispirasi dari stalaktit atau unsur alam lainnya dengan komposisi geometris sarang lebah. Yang sering digunakan adalah bunga-bungaan dan sulur-sulur tanaman yang jalin-menjalin dalam bentuk perulangan menghasilkan estetika yang rumit tapi bersahaja.

Setelah melihat estetika, fungsi dan adanya tataran makna serta pelajaran yang dapat diperoleh, membuat Kinz menjadi sangat tertarik dengan seni ini. Karena setiap arsitektur islam memiliki makna yang dalam serta penerapan nilai-nilai islam (Islamic values) yang melatarbelakangi. Dari nilai inilah kualitas yang dapat memanifestasi keindahan lebih dalam.

Seni murqonas terinspirasi dari sarang lebah yang biasanya terletak di langit-langit ruang, kepala kolom, balkon menara dan relung-relung kubah bangunan. Jika berdiri di bagian bawah kubah, seseorang akan melihat jauh ke atas pada satu titik yang tertinggi. Hal ini merupakan interpretasi dari kesadaran manusia akan ke Maha Tinggian Allah Subhanahu Wa Ta'ala (Esposito, 1999: 52).

Selain itu saat kita melihat tingkat kerumitannya sangat luar biasa. Karena perlu adanya perhitungan matematis yang pasti, terutama pada bidang lengkung yang berbentuk kubah. Seperti melukiskan betapa tingginya estetika ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang sering kali diremehkan oleh manusia, yaitu sarang lebah. Di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman :

"Dan Rabbmu mengilhamkan kepada lebah: 'Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.' (QS. 16:68) Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan." (Qs. An-Nahl : 68-69)

Masya Allah, hal itu menunjukkan kemampuan lebah saat membuat sarangnya yang sangat rumit merupakan ilham dari Allah. Harun Yahya mengungkapkan dalam bukunya Arsitek-arsitek di Alam, bahwa kantung-kantung heksagonal pada sarang lebah merupakan bentuk yang paling optimal untuk penyimpanan madu, dibandingkan dengan bentuk-bentuk segi empat, segi tiga, segi lima ataupun lingkaran (Yahya, 2003: 19). Jika sarangnya berbentuk lingkaran-lingkaran yang disatukan, akan menyisakan ruang-ruang kecil yang tidak dapat digunakan. Lalu, jika bentuknya segi empat dan segi tiga, membuthkan bahan baku dinding yang lebih banyak daripada bentuk heksagonal untuk ruang-ruang dengan luas yang sama.

Menurut ahli matematika Timurid abad ke-15, Ghiyath al Din Mas'ud al Kashi, muqarnas adalah suatu unit tiga dimensional. Yang diamana dalam proyeksi dua dimensional terdiri dari sel dan perantara. Yang paling sering digunakan yaitu bujur sangkar, belah ketupat, jajaran genjang, kendi, biped(dua kaki) besar, dan biped (dua kaki) kecil. Bentuk bujur sangkar, belah ketupat dan kendi digunakan sebagai sel, sedangkan bentuk biped kecil dan biped besar digunakan sebagai elemen perantara. Sementara itu, bentuk jajaran genjang (rhombus) digunakan baik sebagai sel, maupun sebagai elemen perantara. Pola-pola itu nantinya akan disusun untuk saling menopang satu sama lain. Dengan demikian, muqarnas merupakan penerapan dari sistem linier (dua dimensi) sekaligus sebagai pengaturan massa (tiga dimensi). Perkembangannya sampai saat ini masih terlihat jika adanya jalinan benang merah yang tidak terputus, mulai dari periode Ilkhanid sampai ratusan tahun setelahnya. Bentuk-bentuk yang dsekarang daat kita temui, muqornas menjadi bentuk segi lima, enam atau tujuh.

Muqornas merupakan penerapan konsep 'building as a spesific system for itself" yang berarti elemen pada bangunan ini dirancang sebagai suatu sistem yang mengatasi sendiri masalah-masalahyang terdapat di dalamnya, seperti masalah akustik, pencahayaan, dan sebagainya (Matin, 2005: 4).

Mengapa demikian?

Tekstur tiga dimensional yang dimilikinya, membuat muqornas memantulkan dan membaurkan cahaya yang masuk dari luar, ke ruang yang berada di bawahnya. Oleh karena itu, ruangan mendapat penerangan difus yang merata dan tidak menyilaukan. Karena cahaya dalam arsitektur merupakan salah satu elemen terpenting yang dapat mempengaruhi suasana ruang. Untuk fungsinya sebagai elemen akustik, relung-relung yang terdapat pada muqarnas berfungsi sebagai penyerapan dan refleksi difus suara, sehingga tidak perlu adanya elemen-elemen akustik khusus lainnya.

Di Alhambra Palace Granada, Spanyol, muqarnas dijadikan elemen dekoratif. Kolom-kolom, dinding, jendela-jendela, gerbang , koridor dan relung-relung atapanya dihiasi dengan komposisi geometris. Terlihat dua buah kubah muqarnas terindah berwarna keemasan, tergantung di relung atap dari dua ruang kediaman yang terpisah. Biasa disebut 'The Hall of the Two Sisters' dan 'The Hall of Abencerrajes' (Esposito, 1999: 22). Murqarnas pada kedua kubah ini memiliki lebih dari 5000 satuan sel berbagai ukuran yang menciptakan komposisi tiga dimensional yang sangat indah.

(gambar)


Gambar di atas The Hall of the Two Sisters

Gambar di atas The Hall of Abencerrajes

Bentuk dalam arsitektur islam, bukan semata-mata dinikmati melalui panca indra. Bentuk itu dapat menyampaikan rasa dan harus dapat mengantarkan kesadaran yang lebih tinggi (trensendensi) atas kebesaran dan keesaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, serta sifat-sifat ketakterhinggan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang melampaui ruang dan waktu. Pada akhirnya, seni menjadi suatu penguat dan penegak keyakinan agama (Al Faruqi, 1986:82).

Setelah melihat stalaktit, Kinz jadi mengerti arti sebuah seni yang dapat membuat perasaan itu menggantung selamanya. Bukan sakit yang diterima, tapi sebuah manifestasi keindahan. Semoga bermanfaat.

Sumber:

El-Harakah. Vol.12 No.3 tahun 2010, Muqarnas Ungkapa Nilai Islam dalam Karya Arsitektur, Yulia Eka Putrie.

https://gudangart.com/muqarnas-masjid-seni-arsitektur-islam/


Continue Reading

You'll Also Like

72.5K 182 16
These are stories of people giving birth -multiple stories-
2.8K 13 6
This is the First instalment to my 3 Part series of Books about a Young Blonde Teen Girl who suddenly starts to loose control of her bladder and bowe...
45K 1K 6
Hiroki has recently discovered that the four women he once knew and loved, his girlfriend (Nao), sister (Kanoko), best friend (Ayumu), and mom (Kaede...
12.2K 1.4K 36
"කොල්ලො දෙන්නෙක්ට ලව් කරලා සෙක්ස් කරන්නත් පුළුවන්ද බන්.." ?