Home - Jeon Jungkook (Sequel...

By R_Seokjin

938K 58.5K 5.7K

Jika kalian berfikir semua berakhir bahagia, kalian salah.. Justru badai yang paling besar datang setelah Se... More

Home 1
Home 2
Home 3
Home 4
Home 5
Home 6
Home 8
Home 9
Home 10
Home 11
Home 12
Home 13
Home 14
Home 15
OPEN PO
Home 16
Home 17
Home 18
Home 19
Home 20
Home 21
Home 22
Home 23
Home 24
Home 25
Jin Hyung!
Home Terbit Lagi 💕
PRE ORDER LAGI!!

Home 7

24.3K 2.3K 192
By R_Seokjin

"Jelaskan apa maksud dari berita ini?"

"Aku dan Jimin bertengkar PD-nim." Aku Yoongi pada Bang PD.

Saat ini, Jimin dan Yoongi sedang ada di ruangan sang atasan. Setelah kejadian Jungkook kecelakaan, saat itu pula Bang PD mendapat berita bahwa salah dua dari anak asuhnya terlibat perkelahian yang menyebabkan Jungkook kecelakaan.

Di Korea, orang yang mempunyai berita besar, tidak akan mereka unggah begitu saja. Tapi, sebelum itu mereka akan mengkonfirmasi terlebih dahulu pada pihak Agensi. Mereka akan menyebarkannya Jika sudah mendapat izin. Baik kan mereka?

Sebenarnya tidak. Mereka secara tidak langsung menjual berita tersebut pada Agensi. Tidak semua Agensi ingin berita idolnya di sebar, apalagi itu masalah pribadi mereka yang bisa merugikan perusahaan. Mereka akan melakukan negosiasi dengan Agensi, dan meminta Agensi untuk membayar beritanya jika berita tersebut tidak ingin tersebar. Suatu negosiasi yang menguntungkan bukan?

Dan ini juga terjadi pada BTS. Bang PD mendapat tawaran untuk membeli berita perkelahian Jimin dan yoongi, atau menyebarkannya?

Tapi tanpa membelinyapun, Bang PD tahu, berita ini sudah tersebar.
"Apa yang kalian ributkan?"
Jimin maupun Yoongi hanya bisa terdiam.

"Kami akan membayar berita itu agar tidak tersebar." Jawab Yoongi yang melenceng dari pertanyaan.

"Bukan masalah bayarnya Yoon. Aku masih sanggup untuk membayar berita ini jika aku mau. Tapi masalahnya, video ini bukan hanya dari satu orang. Ingat Yoon, kalian bertengkar di tempat umum! kalian tahu betapa ramainya tempat itu?"

Jimin dan Yoongi mengagguk.

"Jadi kalian juga tahu berita ini sudah menyebar meskipun aku tidak membelinya."

"Sekarang aku hanya butuh alasan kalian kenapa kalian bertengkar?"

"Yoongi hyung tiba-tiba marah pada Jungkook PD-nim. Jungkook hanya ingin makan bersama, tapi Yoongi hyung menolaknya dengan kasar. Aku tidak terima saat Jungkook di perlakukan seperti itu.  sampai akhirnya, aku kehilangan kendali membentak Yoongi hyung di depan Jungkook tanpa memperhatikan sekitar. Aku sudah terlanjur emosi saat itu PD-nim." Jelas Jimin.

"Lalu kenapa Jungkook bisa kecelakaan?"

"Jungkook marah karena pertengkaran kami. Ia lari  keluar dari restoran tanpa mendengar panggilan kami. Sampai akhirnya aku melihat Jungkook lari ke tengah jalan dan berhenti di tengah jalan. Semua terjadi begitu saja, Jungkook tidak menyadari kalau ada mobil yang melaju kencang ke arahnya." Jelas Yoongi.
Ia meringis saat  mengingat kejadian yang menakutkan baginya. Jungkook yang terpental, darah yang terus mengalir tanpa ingin berhenti dari kepala Jungkook, dan Jungkook yang tidak sadarkan diri. Semua  itu masih melekat di ingatan Yoongi.

Bang PD hanya bisa menghela nafas. Amarahnya sudah di ubun-ubun sebenarnya. Kenapa sekarang mereka jadi begitu egois? Ingin rasanya Bang PD memaki 2 orang di hadapannya.

Tapi mau marahpun percuma, ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat. Masih ada hal yang harus ia prioritaskan. Jungkook.
Anak itu, si golden maknaenya kini sedang terbaring lemah di rumah sakit. Dengan keadaan yang ia sendiripun tak tahu.

Namun, Bang PD mendengar berita dari Sejin mengenai keadaan Jungkook perihal kelumpuhannya.

Tentu saja Bang PD sangat terkejut. Jungkook adalah Golden Maknae di Bangtan, dengan artian, Jungkook selalu bisa melakukan apapun. Bernyanyi dengan suaranya yang indah, menari dengan tubuh lenturnya.

Namun apa yang akan Jungkook rasakan jika ia hanya bisa terduduk di kursi roda?

Bukannya Bang PD mendoakan Jungkook benar-benar lumpuh. Tapi menurut penjelasan sang dokter memang itu akan menjadi kemungkinan terbesar untuk terjadi.

Dering telpon dari mejanya membuyarkan lamunan Bang PD, ia mengambil ponselnya dan tertera nama Manager Sejin di situ.

"Yeoboseyo?"

"....."

"Nee, Aku, Yoongi dan Jimin akan kesana."

"...."

"Tidak, aku sudah selesai mengeksekusi mereka. Akan aku pastikan mereka tidak akan bisa terpisah setelah ini." Jawab Bang PD dengan terus menatap Yoongi dan Jimin bergantian.

"....."

"Nee.."

Bang PD menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku jas setelah telpon terputus.

Pandangannya tak pernah lepas dari Yoongi dan Jimin.

"Kita kerumah sakit. Jungkook sudah sadar."

Jungkook sudah sadar.

3 kata yang membuat Yoongi dan Jimin merasakan lega, namun setelah itu rasa khawatir mendera mereka.

Rasa takut menjalar pada mereka begitu saja.
.
.
.
Namjoon memegang erat tangan Jungkook yang terbebas dari infus. Tak ada luka luar yang merusak tubuhnya. Tak ada yang menghilangkan wajah tampannya. Tapi, fakta tentang luka dalam di tubuh Jungkook, membuat Namjoon sakit. Banyak pikiran memenuhi kepalanya.

Bagaimana reaksi Jungkook saat tahu tentang kondisinya yang tidak bisa berjalan lagi. Ia tidak sanggup jika harus kehilangan senyum Jungkook yang selama ini selalu mendominasi di antara mereka. Sungguh, Namjoon tidak akan pernah sanggup untuk itu.
Namjoon tersentak saat tangan yang menggenggam tangan Jungkook merasakan gerakan.

Ia melihat ke arah Jungkook, dan menekan tombol merah di sebelah ranjang Jungkook saat melihat kelopak mata Jungkook yang perlahan terbuka.

Dokter dan satu perawat masuk ke dalam ruangan jungkook selang beberapa menit setelah Namjoon menekan tombol.
Sejin juga terlihat terburu-buru masuk setelah melihat sang dokter masuk ke dalam ruangan Jungkook.

"Ada apa Namjoon?"

"Jungkook sadar hyung. Tadi tangannya bergerak."

Sejin mengangguk menunggu dokter yang sedang memeriksa Jungkook.

"Bagaimana?"

"Jungkook sudah sadar. Keadaannya sudah stabil. Hanya saja biarkan dia beristirahat dulu." Jelas sang Dokter.

"Dok, mengenai kemungkinan itu?"

"Ahh benar, aku akan menjelaskannya setelah orang tua Jungkook kemari. Kalian bisa menemuiku di ruanganku. Aku sudah memindai tubuh Jungkook."

Sejin lagi-lagi mengangguk. Ia membungkuk hormat sesaat sebelum dokter itu pergi.

Namjoon tidak ikut mendengar pembicaraan mereka karena ia langsung menghampiri Jungkook.

"Jungkook-ah?" Panggil Namjoon lirih.

Jungkook membuka matanya perlahan. Melirik ke sebelah kanannya. Menatap Namjoon lemah.

"H..hyu..ngh.." Lirih Jungkook di balik Masker Oksigennya yang berembun karena ia berbicara.

"Apa yang kau rasakan?"

Jungkook menggeleng pelan. Matanya hampir tertutup kembali. Namjoon tahu dokter kembali memberikan cairan obat tidur pada Jungkook agar anak itu bisa istirahat.

"Tidurlah, kau masih harus istirahat."

Jungkook kini telah sempurna menutup matanya, Namjoon mengelus kepala Jungkook yang terlilit perban akibat kecelakaan itu. Namjoon masih bisa bernafas lega, Jungkook tidak harus sampai operasi karena tidak ada luka dalam yang serius.

Namun, karena benturan yang cukup keras di bagian kepala dan punggungnya lah yang membuat syaraf tulang belakangnya rusak.

"Maafkan hyung, berjanjilah untuk tetap bahagia."
.
.
.
Keadaan Jungkook sudah membaik setelah seharian penuh istirahat. Mata bulatnya terbuka saat sinar matahari masuk melalui kaca jendela ruang rawatnya. Jungkook mengerjapkan matanya membiasakan cahaya yang masuk ke mata legamnya.

Kepalanya masih sedikit pening. Membuat Jungkook meringis. Ringisan Jungkook membuat Member Bangtan mengalihkan atensi mereka dari lamunan kelimanya. Mereka segera menghampiri Jungkook.

"Jung? Kau sudah bangun?" Tanya Yoongi yang memang sedang duduk di kursi sebelah ranjang Jungkook.

Jungkook mengangguk. Tidak selemah kemarin karena hari ini ia merasa sedikit bugar.

"Mau hyung panggilkan dokter?"

"Tidak hyung, aku tidak apa-apa." Jawab Jungkook parau.

"Ya sudah, kalau begitu. Kau ingin apa?"

"Haus hyung, tolong minum."

Yoongi segera mengambil minum untuk Jungkook, bersamaan itu pula orang tua Jungkook masuk ke ruang rawatnya. Sedikit terkejut karena sang Putra sudah bangun.

"Jungkook, kau sudah bangun nak?" Sang Ibu menghampiri Jungkook dan mengelus rambut Jungkook pelan. Jungkook memejamkan matanya menikmati elusan sang ibu yang sangat nyaman menurutnya.

"Sejak kapan Ibu datang?"
Ibu Jeon tersenyum. Kembali mengelus pipi Jungkook.

"Sejak kemarin. Tapi kau tidak bangun juga. Tidurmu sangat nyenyak?"

"Aku tidur berapa lama?"

"Kemarin sore, dan sekarang sudah hampir sore lagi. Dasar putri tidur." Goda Ibu Jeon membuat Jungkook terkekeh.

"Aku rindu ibu. Maafkan aku harus bertemu dengan keadaan seperti ini." Sesal Jungkook.

"Ibu juga, Ibu khawatir saat Bang PD-nim mengabari Ibu kalau kau kecelakaan."

"Maaf bu.." Ucap Jungkook menunduk.

"Sudah tak usah di fikirkan. Yang penting sekarang kau sudah bangun. Kau ingin sesuatu?"

"Ahh iya aku haus, tadi aku minta Yoongi hyung untuk membawakanku minum."

"Ini minum mu." Yoongi menghampiri Jungkook dengan segelas air.

"Tolong bantu aku bangun hyung."

Yoongi membantu Jungkook untuk duduk di bantu Namjoon yang berada di sisi lain Jungkook.
Jungkook mengernyit. Ia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya.

"Hyung, Ibu.. Kenapa kakiku tidak bisa bergerak?"

Semua yang ada di kamar Jungkook tercekat. Pertanyaan yang selama ini mereka takuti kini terdengar juga.

"Jung.."

"Ibu kakiku kenapa? Kenapa aku tidak bisa merasakan kakiku bu.."
Sang ibu segera memluk Jungkook membuat Jungkook bingung dan takut bersamaan.

"Ibu.. Kakiku kenapa.." Jungkook mengulang pertanyaannya saat tak mendapat jawaban dari orang di sekitarnya. Fikirannya terus berkecamuk dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada.

"Kau harus kuat nak. Kau harus tetap menjadi Jungkooknya ibu sampai kapanpun. Kau tidak sendiri. Ada Ibu, ada Ayah, dan ada Hyungmu. Jadi jangan pernah terpuruk karena itu akan menyakiti Ibu Jung.." Jelas sang Ibu sebelum ia memberitahu Jungkook yang sebenarnya.

Sesungguhnya Ibu Jeon masih menata hatinya bagaimana cara ia memberi tahu Jungkook.

"Apa maksud Ibu?"

"Kakimu, saat kecelakaan kepala dan punggungmu terbentur cukup keras. Ada syaraf tulang belakangmu yang rusak. Dan itu membuat kedua kakimu tidak bisa di gerakkan.."

"Maksud ibu aku lumpuh?" Lirih Jungkook.

Sang Ibu tidak menjawab pertanyaan Jungkook.

"Tapi aku tidak lumpuh permanen kan bu? Aku masih bisa sembuh kan bu?"

"Maafkan Ibu Jungkook-ah."

Tangisan dan ucapan maaf sang Ibu menjadi jawaban bagi Jungkook. Ini berarti ia akan lumpuh permanen?

Jungkook menatap lurus dengan pandangan kosongnya. Masih mencerna dengan semua apa yang terjadi.

Kejadian kemarin terputar di ingatan Jungkook begitu saja.
Rekaman lagu solonya, pelukan dari Jimin hyungnya, Makan bersama dengan Jimin dan Yoongi hyungnya, amarah Yoongi dan Jimin yang membuatnya juga ikut marah, dan berakhir ia lari keluar restoran dengan hujan yang perlahan turun membasahi tubuhnya. Hingga ia merasa tubuhnya terpental sampai membentur jalanan membuat tubuhnya kebas, dan akhirnya ia melihat Seokjin hyungnya.

"Aku benci kalian!" Lirih Jungkook dengan penuh penekanan.

"Jungkook-ah."

"AKU BENCI KALIAN HYUNG!! AKU LUMPUH KARENA KALIAN!!! PERGI DARI SINI!! AKU BENCI KALIAN SEMUAAAAA!" Teriak Jungkook berontak dengan terus menjambak surainya membuat sang Ibu menjadi panik.

"Jungkook maafkan aku." Kini Jimin ingin mendekati Jungkook. Karena Jimin tahu, saat ini hanya Jimin yang dekat dengan Jungkook.

Namun, Jungkook segera menepis tangan Jimin yang bahkan baru menyentuh permukaan kulit tangannya. Tatapan Jungkook penuh kemarahan.

"KELUAR!! PERGI KALIAN! AKU TIDAK MAU BERTEMU KALIAN LAGII!! KALIAN EGOISSSS!! PUAS KALIAN MELIHATKU LUMPUH!!"

"Jungkook, maafkan kami."

Jungkook terkekeh namun air matanya terus mengalir.

"Maaf kalian tidak akan membuat aku bisa berjalan lagi! Aku benar-benar membenci kalian!! Sekarang kalian keluar!!"

Jungkook kembali terisak di pelukan sang Ibu. Sejin segera menyuruh member lain keluar dari ruangan Jungkook. Dengan berat hati, akhirnya mereka keluar dari kamar Jungkook karena tidak ingin membuat kadaan sang adik kembali drop.

Dari kaca jendela pintu ruang rawat Jungkook, Jimin melihat Jungkook yang masih terisak kuat di pelukan Ibunya. Sungguh menyakitkan melihat adik kesayangan mereka meraung seperti itu. Jujur saja mereka lebih suka melihat Jungkook merengek minta di belikan susu pisang yang banyak di tengah dietnya. lebih baik melihat Jungkook marah karena mereka tidak membiarkan Jungkook untuk meminum susu pisang tidak lebih dari 2 botol karena program dietnya.

Sekarang, mungkin mereka akan segera kehilangan maknae mereka. kehilangan dalam artian benci. Mereka yakin, kebencian Jungkook akan membuatnya menolak untuk bertemu mereka.

"Maafkan kami Jungkook-ah."

To Be Continued

Hollaaa..
Home akhirnya update!!
Lagi ngalir nih, tapi kayanya gak bikin greget deh hhu..

Jadi maafkan chapter ini mengecewakan ya..

Aku mau cerita sedikit..
Jadi, tadi sore ada pasien bayi yang dateng berobat ke dokter dengan keluhan demam tinggi, padahal si Bayi masih umur 1,5 bulan.
Dan ceritanya konsultasi segala macem dan nebus obat di apotik.
Terus, setelah semua pasien pulang. Aku baru di kasih tahu dong, kalo si bayi itu di curigai Covid-19 karena si Ayahnya baru pulang dari luar kota Jumat kemaren..
Aku was was, karena aku kontak langsung sama Ibunya..

Dan barusan di hubungin, ternyata mereka emang lagi dalam tahap ODP,
Nangis ga sih kalo kalian jadi aku??

Meskipun masih dalam status ODP, tapi karena si bayi udah sakit aku beneran was was bgt..
Mau nyoba biasa aja tapi takut.. Karena aku kontak langsung sama si ibu waktu jelasin obat..

Doain yaa semoga aja si Bayi cuma demam biasa 😭😭
Mana imunku lagi jelek, aku lagi flu juga 😭
Semoga ga ada apa-apa..

Gitu aja cerita dari aku, kenapa aku up home karena aku lagi hibur diri aku sendiri..
Masih kebayang terus..

Jadi maafkan klo ini mengecewakan yaa..

See di chapter selanjutnya..

Annyeong!

-RJin-

Continue Reading

You'll Also Like

1.1K 277 11
N : TOXIC AREA!!🚩 GAK SUKA KEKERASAN HARAP MENJAUH PLEASE☠️ ーーーー Terlahir sebagai indigo, Jantaka merasa terbebani oleh kemampuannya melihat dan ber...
109K 11.2K 23
[END] Ke 7 laki-laki yang awalnya hidup dengan sempurna, kini harus menerima kenyataan bahwa sesungguh nya mereka tidak hidup sendirian. "Awalnya kam...
ONE DAY✔ By Sky

Fanfiction

5.5K 517 12
Jungkook mengira satu hari itu akan berjalan dengan sempurna.
118K 7.1K 62
COMPLETED Buku ini gak semua isinya chatroom ya guys. Jadi disini nanti aku selip-selipin ada imagine-nya gitu. Semoga suka ya ceritanya, dan jangan...