THE BADBOY [TAMAT: PART LENGK...

By IstriThor

471K 39.5K 14.6K

[CERITA REMAJA] FOLLOW ME DONGS ^^ SEKUEL UDAH ON GOING YA JUDULNYA "I am Here" BISA DIBACA TERPISAH HAWI QY... More

(1) Apes
(2) Si pecandu alkohol
(3) Dia datang
TRAILER VIDEO & CAST
(4) Hara Vin
(5) Diantar pulang
(6) "Nih cowok waras gak sih!"
(7) Gara-gara cicak
(8) Dijemput dadakan
(9) Pingsan
(10) Dikasih senyum
11* Ketahuan mesum
12* Hukuman
13* Hukuman membawa berkah
14* PAPA
15* Senior
16* Kejahatan
17* Demi Hara?
18* Saudara kandung
19* Beradu mulut
20* Detakan
(21) Pertanyaan
(22) Dia selalu ada
(23) Cemburu?
24 (JADIAN) 18+
(25) RAGU
(26) SALTING
(27) "Kalau gue kecanduan yang lain, gimana?"
(28) 200 JUTA
CHATTING TIME WITH HAWI
CHATTING TIME WITH LITATA
(31) Something:1
(33) "Gue mau anak."
(34) Hickey
(35) Restu dari hujan 18+
(36) Cokelat panas
(37) Rahang geser
(38) Aneh
(39) Ajakan dari Davi
(40) Latihan
(41) Davi dirgantara
(42) "Mati!"
(43) Keberanian
(44) Tembak vs paksa
(45) Mandi!
(46) He need a help!
(47) Wild side of Hara 18+
(48) Something: 2
(49) Bertemu
(50) Rasa sakit
(51) Salah paham
(52) Melepaskan
(53) Sebuah kecelakaan
(54) Kehilangan
BONUS PART
INFO SEQUEL! KUY!
NGANU ๐ŸŒš

(32) TERCYDUK

6.2K 561 188
By IstriThor

SPAM KOMEN DAN VOTE DIPERSILAHKAN 😍

HAPPY READING 💖

20:36

"Dek!" seru seseorang dari ambang pintu.

Hara menoleh singkat kemudian kembali fokus pada tulisan dalam lembaran kertas di hadapannya.
"Kenapa?" ia mendapati Harry tengah menempelkan pipinya di tiang pintu dengan wajah memelas. "Temenin kakak yuk."

Hara menaikkan sebelah alisnya, heran dengan Harry yang bersikap sok lembut begitu. "Kapan?"

"Sekarang," sahut Harry cepat.

Hara menghentikan kegiatannya, lalu menanggapi dengan serius perkataan Harry. "Malem-malem gini, emang mau kemana sih?"

"Ada deh, entar lo juga bakal tau kok."

"Mama gimana?"

"Udah dapet izin tenang aja."

"Yaudah deh, tunggu bentar gue mau ganti baju dulu."

"Wokeh, gue tunggu di bawah ya, buruan!"

"Iya iya."

*

30 menit di perjalanan, akhirnya mereka pun sampai. Mobil mereka terparkir sempurna di halaman khusus parkir mobil.

"Kak, lo gak salah kan? Kok ke sini sih?" celetuk Hara membulatkan bola matanya.

Manik hitam milik gadis itu kemudian menyipit memandang nama tempat yang tertulis 'clubs'di tepian dinding bangunan tepat mereka berada.

Harry menyeringai tipis seraya membuka seatbelt dari tubuhnya. "Gak papa lah, sesekali doang, udah lama nih gak beginian. Eh tapi lo jangan minum ya."

"Sayang banget dong, udah ke sini malah enggak minum, icip-icip dikit gak papa lah yah he he," sahut Hara terkekeh.

Harry kemudian turun dari mobil diikuti oleh Hara. "Gak ada icip-icip entar kalau lo teler gue gak bantuin."

Hara memanyunkan bibirnya, lalu merangkul lengan Harry. "Iya iya gak bakal deh tenang aja."

Mereka berdua pun masuk ke dalam, dentuman keras musik di sana langsung menembus gendang telinga milik Hara.

"Lo duduk aja di sana, jangan kemana-mana ya, kalau ada yang gangguin lo, langsung sleding aja," titah Harry sambil berjalan pergi.

"Gue punya abang kok kayak gini yak, masa adeknya ditinggal sendiri di tempat beginian," gerutu Hara sebal.

Hara kemudian mencari tempat dan duduk sendirian di pojokan yang tidak begitu ramai, iris matanya memperhatikan manusia-manusia disekitarnya.

Kadang Hara cekikikan saat melihat beberapa orang lewat dan tersungkur di hadapannya. Bukan hal lain, karena ulah mereka sendiri yang terlalu berlebihan meminun alkohol.

Di hadapannya juga beberapa pasangan sedang bercumbu mesra, Hara jadi terkekeh melihatnya. Ia meraba bibirnya sendiri, sambil membayangkan saat Hawi mencium bibir tipis miliknya.

Sudah 2 kali, Hara jadi ngeri, akan sesering apa Hawi mencuri ciuman darinya lagi.

Drttt drttt

Getaran ponsel dari dalam sakunya membuat Hara teralih.

"Waduh, jangan-jangan ini mama yang nelpon. Gimana nih!" gumamnya sambil mengeluarkan ponsel.

Hara membulatkan mata saat melihat nama orang yang menelponnya saat itu. "Hawi! Tumben. Eh waduh gimana nih, berisik lagi di sini."

Tanpa berlama, Hara langsung menjawab dan mendekatkan ponsel ke telinganya. Berusaha keras mendengar si pemilik suara di sebelah telepon itu.

"Halo, kenapa Wi?"

"Dimana?"

"Gggg-gue di rumah."

"Boong."

"Beneran Wi, kak Harry muter musik kenceng banget makanya berisik."

"Liat pintu masuk!"

Tutt

Panggilan itu terputus begitu saja. Dan kalimat terakhir yang Hara dengar begitu penuh penekanan. "Liat pintu masuk!"

Hara langsung membidik pandangan ke arah pintu, matanya menyipit lalu membesar dengan cepat.

Tubuh Hara membeku, ia mengucak mata tak percaya, terkejut saat melihat Hawi sudah berjalan ke arahnya dengan wajah dingin nan kusut.

"Hawi! Waduuhhh kok dia ada di sini sih. Gawat nih," lirih Hara, ia secara refleks bangkit dari duduknya. Gadis itu menutupi wajahnya sendiri, padahal jelas Hawi sudah melihatnya.

Hawi menghentikan langkahnya tepat di depan Hara yang sedang tertunduk. "Sama siapa?" Hawi berceletuk pelan namun dingin.

"Ggg-gue sama kak Harry, gue gggg-gak ngapa-ngapain kok Wi, cuma duduk aja di sini," sahut Hara gelagapan.

"Lo tau kan tempat ini tuh gak aman buat cewek kayak lo. Kalau lo di apa-apain gimana? Ngerepotin aja."

Hara merasa jengkel setelah mendengar ucapan Hawi, lalu ia dengan lantangnya menjawab. "Yaudah sih Wi. Gue juga ke sini sama kakak gue. Lo gak usa ngurusin gue deh. Gue udah gede bisa ngurus diri gue sendiri."

Hawi tersenyum sinis. "Oh, jadi udah gede nih? Kalau gitu ayo ikut gue."

Satu tarikan kasar dari tangan kekar Hawi membuat Hara merintih kesakitan. Tetap saja dia harus mengikuti langkah cowok itu yang entah akan kemana membawanya.

*

"Aduhh pusing," lirih Harry sambil berjalan kecil. "Eh, busyet, Hara kemana ya! Aduuhh udah dibilangin juga jangan kemana-mana."

Cowok bertubuh tinggi itu melihat sekeliling mencari gadis yang ikut dengannya tadi.

Dari arah belakangnya, Hara menyeru memanggil nama kakaknya itu, sementara di samping gadis itu terlihat ada seorang cowok yang ikut bersamanya. "Kak Harry!"

Harry memutar badan. "Lo darimana aja? Eeh Hawi lo di sini juga?" katanya, mata cowok itu sudah merah, langkah kakinya pun sudah tak keruan, Harry hampir saja terjatuh akibat terlalu mabuk.

"Ya ampun kak, ayo pulang!" ajak Hara sambil memapah tubuh Harry.

"Dia gak boleh nyetir," celetuk Hawi.

"Terus pulangnya gimana dong? Lu sih kak, pake teler-teler segala," gerutu Hara yang mulai panik. Jika Harry tidak menyetir lalu bagaimana mereka bisa pulang? Hara sendiri juga tidak bisa menyetir mobil.

"Ayo gue antar," sambung Hawi.

Hara menoleh. "Maksudnya gimana Wi?"

"Pake mobil kalian."

"Emang lo bisa nyetir?"

"Bisalah."

"Terus motor lo gimana dong?"

"Biarin aja, udah ayo cepat."

Hara mengangguk, kemudian keluar dari clubing itu sambil memapah Harry yang dibantu oleh Hawi.

Mereka bertiga kemudian beranjak pergi dengan Hawi yang menyetir mobil.

Hara terlihat gelisah, wajahnya juga tampak panik. "Aduuh. Kak Harry," gumamnya, tak lama sekali melihat Harry yang ada di kursi belakang.

Hawi melirik singkat ke arah gadis yang duduk di kursi depan bersebelahan dengannya itu.
"Kenapa lagi lo?" tanyanya datar.

Hara menoleh dengan tatapan paniknya."Kak Harry gak boleh pulang kalau keadaannya kayak gini Wi," sahutnya penuh lirih.

"Emang kenapa?"

"Entar mama bisa marah. Aduuh gimana dong?"

"Udah tenang aja. Gue punya rencana," sambung Hawi.

"Rencana?" Hara menaikkan sebelah alisnya, terlihat serius menanggapi Hawi.

Entah rencana seperti apa yang Hawi katakan kepada Hara saat itu.

Hara tersenyum kaku setelah mendengar rencana yang Hawi katakan kepadanya. "Oke oke, keren juga tuh," ujarnya.

Keadaan hening sesaat.
Memang seperti itu kalau sedang bersama Hawi. Cowok itu tidak pernah membuka obrolan apapun, ia hanya diam dengan mimik datarnya.

Hara yang memang tak pernah mengatup mulutnya kemudian angkat bicara. "Btw, lo udah lama ya Wi bisa nyetir?"

"Lumayan."

Hara mengangguk paham. "Wi, kok lo bisa ada di sana sih?" ia bertanya lagi.

Hawi diam sesaat. "Udah bi-"

Deringan ponsel terdengar berhasil memotong ucapan Hawi.

Cowok itu kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam saku hoodie hitamnya, dengan tangan kanan masih memegang kendali setir.

Hawi melihat sekilas ke arah ponsel di tangan kirinya itu lalu kembali fokus pada jalanan di depan.

Dan Karena sedang dalam keadaan menyetir Hawi kemudian meminta Hara untuk menjawabkan panggilan itu.

"Gue lagi nyetir," ujar Hawi langsung memberikan ponselnya kepada Hara.

Dengan wajah penasaran Hara pun menyambut ponsel dari Hawi. "Dari siapa Wi?" Tanyanya.

"Bi Ira, pembantu gue."

Hara mendekatkan ponsel berwana hitam itu di telinganya, ia sedikit kaget setelah mendengar si pemilik suara.

Karena seharusnya suara wanita yang keluar dari panggilan itu, tapi tiba-tiba saja malah suara serak seorang pria yang terdengar.

Siapakah? Ada yang bisa nebak? Yang udah ngikutin cerita ini dari awal pasti bisa dong wkwk

Jangan lupa tekan bintang ya gaissy

Next?
Vote dulu

Cimakacih❤

Continue Reading

You'll Also Like

583K 28.9K 63
#66 in TeenFiction 30 July 2017 [ PRIVATE-- JADI FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Yuk Rey, lo bawa motornya jangan ngebut ya. Gue tau gue itu suka balapan...
30.9K 1.6K 45
[COMPLETE] Perhatian! Baca cerita High School Married dulu, baru baca cerita ini! Biar nyambung. ๐ŸšซPlagiathor diharap menjauh๐Ÿšซ Rank 1 #Louise tgl 4...
Achilles By Pus

Teen Fiction

725K 73.9K 58
Pendragon Geng terkenal dari salah satu sekolah elite swasta yakni SMA Garuda yang sangat ditakuti oleh sekolah lain. Berani menantang mereka, maka b...
41.3K 2K 55
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR BISA ENJOY READ DALAM VERSI LENGKAP] Terjebak cinta masa lalu, terjebak dengan orang yang telah pergi. Tidak bisa hidup...