My Posessive Rain

By Fitri_alpha

12.6K 887 128

"Shu pacar aku jadi cuma boleh ngomong ama aku!" - Minato Ren - ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ "Kalo gitu kenapa n... More

1
2
3
5
6
9
10
11
12

8

791 73 9
By Fitri_alpha

Ren, ngantuk. Boleh tidur ya?

Satu chat yang terpampang di layar ponselnya membuat Ren memutar mata. Siapa lagi pengirimnya kalau bukan Shu! Ada-ada saja. Bagaimana mungkin Shu meminta sesuatu yang pasti tidak akan diijinkannya. Tidur saat jam pelajaran berlangsung? Jangan bercanda!

Ren menyimpan ponsel di saku seragamnya tanpa membalas. Matanya kembali fokus ke depan. Di mana Bu Kagami menerangkan tentang sejarah negara mereka. Tapi tak lama, karena selang beberapa detik benda pipih persegi panjang itu kembali menggetarkan sakunya.

Sekali. Ren tak merespon. Dia tetap memperhatikan penjelasan Bu Kagami.

Dua kali. Ren tetap pada posisinya. Tatapannya masih fokus ke depan kelas.

Tiga kali. Ren menghela nafas. Berusaha tetap fokus dan konsentrasi pada pelajaran, meski sedikit sulit.

Empat kali. Kesabaran Ren menipis. Konsentrasinya nyaris buyar.

Lima kali. Ren mengusap wajah kasar. Kesal, cowok itu merogoh saku dan mengambil benda yang sejak tadi menghuni saku seragamnya.

Deretan chat dari Shu yang duduk pas di belakang bangkunya menghiasi layar ponsel. Ren memutar mata bosan. Semua chat Shu dianggapnya tak berguna. Chat-chat itu hanya mengatakan betapa mengantuknya Shu dan betapa tidak konsentrasinya ceweknya itu dalam mengikuti pelajaran Bu Kagami. Shu juga kembali meminta ijin untuk tidur.

Ren menggeram rendah. Seandainya Bu Kagami tak menatap tajam padanya, pasti lah dia sudah berbalik dan menghardik Shu. Bukan menghardik marah, dia hanya ingin menegur ceweknya agar tidak menggangu pelajaran.

***

"Shu kenapa? Shu sakit ya? Dari tadi menguap terus. Shu juga pucat."

Shu tak menjawab. Hanya kepalanya mengangguk lemah mengiyakan rentetan pertanyaan Maki. Setelah jam pelajaran Bu Kagami berakhir, seharusnya pak Kudo yang masuk. Tapi entah kenapa pak Kudo kembali telat, dan ini sudah lebih dari lima belas menit. Semoga saja pak Kudo tidak masuk hari ini, agar dia bisa beristirahat. Syukur-syukur kalau bisa tidur. Shu meletakkan kepala di meja, tas-nya digunakan sebagai bantal.

"Shu kalo nggak enak badan ke UKS aja."

Tentu saja itu yang sangat diinginkan Shu saat ini. Ke UKS dan tidur tanpa ada yang mengganggu. Seandainya saja chat dari Ren tidak masuk ke ponselnya.

Nggak boleh tidur sekarang. Nanti aja kalo udah di apartemen.

Bibir mungil Shu mengerucut. Ren keterlaluan! Bolehkah dia mencekik cowok kutub itu sekarang? Shu membalikkan ponselnya cepat begitu disadarinya Maki berusaha mengintip ponselnya.

"Kenapa Shu? Nggak jadi ke UKS-nya?" Tanya Maki bingung.

Shu menggeleng lemah. Pipi gembilnya menggembung.

Maki mengangguk seolah paham. Padahal cewek itu hanya berpura-pura paham.

"Oh iya, tadi chat dari siapa? Cowok Shu ya?"

Shu menghembuskan nafas kesal. Kalau Maki terus memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan tak bermutu seperti sekarang, bagaimana dia bisa tidur? Tak menjawab pertanyaan Maki, Shu makin memurukkan kepalanya di meja.

"Seriusan Shu udah punya cowok?" Maki kembali bertanya. Kali ini disertai dengan matanya yang membola.

"Aku nggak bilang iya, Maki."

Suara Shu terdengar lemas. Sungguh Ren merasa kasihan dengan keadaan ceweknya. Apa dia sudah keterlaluan tadi malam?

"Kan aku nggak jawab."

Suara itu makin terdengar lirih. Sepertinya Shu akan tertidur.

"Kalo nggak dari cowok Shu terus dari siapa?"

Maki dengan segala kekepoannya memang sangat menyebalkan. Jangankan Shu yang ditanyai, Ren yang mendengarnya saja kesal.

"Shu?"

Tak ada jawaban. Ren yakin kalau cewek mungil itu sudah tertidur.

"Shu kok tidur sih?" Kaki Maki menghentak kesal. "Ketahuan pak Kudo entar dihukum lho!"

Ren menghela nafas. Dugaannya tepat. Shu, lagi-lagi, tertidur di kelas. Sepertinya dia memang sudah keterlaluan. Salahkan saja Shu yang sudah menghiraukannya beberapa hari ini. Shu seharusnya sudah tahu konsekuensinya. Hukuman Ren pasti akan berlangsung semalaman.

Melihat Shu yang tertidur dalam keadaan kelas yang bising, Ren jadi tak tega. Apalagi melihat wajah berpipi gembil itu yang terlihat sangat polos, seolah bayi tak berdosa. Helaan nafas panjang kembali dilakukan Ren. Dia harus mengendalikan dirinya. Kasihan Shu kalau terus-terusan seperti ini. Bisa-bisa Shu sakit. Dan Ren tak ingin itu terjadi. Dia tak ingin Shu-nya kenapa-napa.

Tapi, dapatkah dia mengendalikan dirinya kalau dengan melihat wajah tidur Shu saja bagian bawahnya sudah mengeras?

Fvck!

***

Mata coklat Shu mengerjap beberapa kali. Cewek itu menggeliat beberapa saat sebelum duduk. Mengucek mata, Shu mencari Ren yang tak nampak di kamar.

"Ren?" Panggilnya. Shu turun dari tempat tidur, berjalan menuju kamar mandi. Mungkin saja kan Ren berada di sana.

Shu melongokkan kepala ke dalam kamar mandi, setelah membuka pintu. Kembali menutupnya ketika tak menemukan keberadaan Ren.

"Ren?"

Sekali lagi Shu memanggil. Kali ini sambil membuka pintu kamar. Dia yakin Ren berada di satu bagian di apartemen ini. Tak mungkin Ren keluar tanpa membangunkannya.

Bau harum yang berasal dari dapur membawa Shu ke tempat itu. Tampak Ren sedang memasak dengan apron yang melilit di pinggangnya.

Sexy, pikir Shu.

Cewek mungil itu berjingkat mendekati Ren. Kenapa harus berjingkat? Tentu saja agar tidak ketahuan. Dia ingin mengejutkan Ren.

Pelan dan perlahan, Shu melilitkan sepasang tangannya di pinggang Ren. Membenamkan wajahnya di punggung lebar itu.

"Udah bangun?"

Shu mengangguk tanpa menjawab. Toh Ren dapat merasakan pergerakan kepalanya. Sepasang alis Shu mengernyit. Dari mana Ren tahu kalau ini dirinya? Bisa saja kan ada orang lain yang memasuki apartemen. Salah satu fansgirl cowok itu misalnya.

"Kok tau ini aku?"

Terselip nada heran dalam pertanyaan Shu. Ren tersenyum. Senyum yang tak pernah ditunjukkan di depan cewek lain kecuali Shu. Ren mematikan kompor, berbalik menatap Shu. Membalas pelukan Shu erat.

"Aku udah hapal bau Shu." Ren terkekeh melihat mata coklat Shu membola. Gemas, dicubitnya pipi gembil itu. "Cuci muka sana." Ren melepaskan pelukannya. Memutar tubuh mungil Shu, mendorongnya pelan. "Kita makan. Aku udah laper. Shu juga laper kan?"

Shu mengangguk manja. Kembali memutar tubuhnya menghadap Ren. Mengecup bibir cowok itu sekilas sebelum berlari ke kamar mandi. Meninggalkan Ren yang menggeram tertahan karena bagian bawah tubuhnya yang kembali mengeras.

Shit!







Thehun bikin ambyar 🤪🥴

Voment donk 🙏🏻

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

393K 19.1K 47
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
637K 43K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
4.8M 365K 51
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
539K 58.2K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...