A Cup Of Coffee [YiZhan Area]

By HikariAtsuko

7.3K 588 113

Kumpulan Fict dalam bentuk 1shoot, short Chapter, drabble, fluff dari Couple Yibo dan Xiao Zhan. Genre dan ce... More

[1s] HOSTAGE || YiZhan Ver.
[1s] My Brother Has Sixth Sense
[Fluffbjyx] Karakter BL
[1s] THAT LITTLE BOY

[1s] BREAKUP

1.8K 141 22
By HikariAtsuko

KOMEN DONG, GAES ^^

Warning : little bit angsty on this story. Don't blame me ^^ Bacanya sambil dengerin lagunya kalau pengin dapat feelnya (maybe)

.

.

Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti tepat di depan pintu gerbang sebuah rumah minimalis yang bercat putih. Pemuda berumur 20 tahun itu menghela napas lalu ia tolehkan kepalanya ke sebelah kiri –tepatnya kepada sesosok pemuda manis yang masih nyenyak dalam tidurnya.

Pemuda yang baru memasuki semester ketiga di universitasnya itu memandang lekat pada sosok manis yang ada di sebelahnya, sebelum tangan kanannya terangkat untuk mengusap rambut halus milik pemuda yang lebih tua 6 tahun darinya itu.

"Zhan-ge..."

Pemuda manis itu masih diam dan tetap tenggelam pada tidur nyenyaknya. Sekali lagi, ia membangunkan pemuda itu dengan berpindah ke bahunya dan mengusapnya lembut.

"Zhan-ge, bangun. Kita sudah sampai."

Lenguhan pun terdengar lirih dari mulut merah jambunya. Dengan kedua mata yang terlihat sangat berat untuk terbuka, dia menggeliat nikmat di atas jok kursi mobil.

"Kita sudah sampai." Beritahunya lagi, dan kini pemuda yang dipanggil Xiao Zhan itu membuka kedua matanya dengan sedikit kesusahan karena retina matanya yang belum terbiasa dengan pancaran sinar.

"Hmm..." Dia melihat ke sekeliling tempat yang sedang menjadi pemberhentian mobil yang ia tumpangi. Benar. Ini di depan rumahnya, dan sekarang sudah malam. Dirinya terlalu menikmati tidurnya sampai-sampai tidak terasa perjalanan dari pantai ke rumahnya yang memang cukup jauh."Ternyata sudah sampai. Sudah jam berapa ini?"

"Jam 9 malam."

Xiao Zhan hanya menganggukkan kepalanya saja. Hari ini dia cukup senang diajak bepergian oleh Yibo, kekasihnya. Sebulan belakangan Yibo memang sangat sibuk dengan berbagai kegiatan perkuliahan hingga tak sempat ia berkencan bahkan hanya bertemu untuk bertatap muka langsung.

Lalu ketika Yibo dengan tiba-tiba menghubunginya lewat wechat, yang tanpa basa-basi langsung mengajaknya ke pantai pada akhir pekan, Xiao Zhan segera menyetujuinya –bahkan ia bersorak senang.

"Apa hari ini Zhan-ge senang?"

Xiao Zhan tersenyum, memperlihatkan kedua matanya yang membentuk sabit dan mengangguk dengan dibuat semanis mungkin, "senaaaang.... Sekali. Kapan-kapan lagi, dong. Kita 'kan udah jarang jalan bareng."

Ada sesuatu yang aneh saat Yibo tersenyum, Xiao Zhan merasakannya. Senyum kekasihnya itu seperti tidak tulus dan terlalu dibuat-buat. Yah... tadi memang Yibo sejak mereka pergi sampai pulang tidak terlalu aktif.

Oke, Xiao Zhan tahu kekasihnya itu bukan tipe pria yang berisik dan selalu banyak omong. Tapi hari ini benar-benar bukan Yibo yang dia kenal. Apa karena faktor sudah jarang bertemu?

"Bo-di, kok, kamu kelihatan nggak seneng gitu, sih?"

Pemuda berwajah dingin itu seperti kelihatan canggung, "seneng, kok, seneng."

"Tapi mukamu itu nggak nunjukkin kalau kamu seneng." Xiao Zhan yakin kalau kekasihnya itu sedang menyembunyikan sesuatu."Yibo, kamu lagi nggak nyembunyiin apa-apa 'kan dari aku?" Xiao Zhan sudah kenal kekasihnya selama 5 tahun, dan 2 tahun mereka telah menjalin hubungan. Tentu dirinya sangat paham karakter pemuda itu.

Pemuda awal 20 tahunan itu menghela napas, ia lalu mendorong rambut bagian depannya ke belakang untuk kemudian ia menatap pemuda manis itu dengan tatapan ragu.

"Zhan-ge ...aku mau ngomong sesuatu sama Zhan-ge." Jakunnya bergerak-gerak, jelas sekali kalau pemuda bernama Yibo ini sedang gugup hingga tenggorokannya terasa kering.

"Ngomong apa?" Xiao Zhan memposisikan duduknya agar tubuhnya bisa menghadap sang kekasih, "serius banget sih mukamu itu. mau bilang apa?"

Yibo masih diam. Pegangan tangannya pada roda kemudi semakin kencang, dia bahkan belum berani untuk memandang pemuda manis itu. sampai akhirnya, dengan menghela napas keras, Yibo menoleh dan menatap kedua mata bulat milik pemuda yang sudah ia kencani 2 tahun ini.

"Xiao Zhan, apa kamu masih cinta sama aku?"

Setelah mendengar itu, sebelah alis Xiao Zhan terangkat tinggi, "kamu ngomong apaan sih?!" Dengan main-main, pemuda yang sudah bekerja di kantor redaksi itu menepuk bahu sang kekasih. "Tentu saja aku cinta sama kamu. Kalau enggak, aku tidak mungkin mengencanimu."

Keringat dingin, muncul di pelipis Yibo. Memang mesin mobil telah dimatikan, sehingga AC mobil pun juga mati, tapi menurut Xiao Zhan, cuaca kali ini tidak terlalu panas, tapi kenapa Yibo malah keringatan?

"Kalau aku...tidak merasakan hal yang sama."

"Hah?" Sepertinya kini Xiao Zhan merasa telinganya tidak mendengar dengan baik. Dia belum mengetahui maksud ucapan Yibo tadi."Maksudnya?"

Dengan kedua bola mata yang terlihat ragu, Yibo memandang pemuda manis itu tanpa berkedip, "aku sudah tidak lagi mencintaimu, Xiao Zhan."

Setelah mendengar itu, entah kenapa semuanya terdengar sepi. Tidak ada suara yang terdengar kecuali beberapa ekor jangkrik berbunyi yang ada di depan halaman rumah Xiao Zhan.

Sungguh, dirinya masih tidak menduga dengan ucapan pemuda yang telah mengencaninya selama 2 tahun itu. Dirinya dan Yibo tadi merasakan momen yang menyenangkan setelah lama tidak bertemu, dan tadi bisa bersama-sama ke pantai yang sepi pengunjung untuk menikmati waktu berdua.

Tapi kenapa akhirnya seperti ini? Ini bukan adegan ataupun dialog yang harus Yibo ucapkan. Harusnya dia bilang hal-hal manis dan memberi kecupan selamat malam di pelipis Xiao Zhan. Tapi kenapa kata-kata yang menyakitkan ini malah yang keluar?

"Zhan-ge ..."

Mendengar namanya terpanggil, Xiao Zhan mencoba sadar dari lamunannya. Ia mencoba membuat dirinya sendiri tenang. Berharap apa yang Yibo tadi ucapkan hanyalah kesalahan dia dalam menangkap perkataannya.

" – Zhan-ge, aku tidak bermaksud –"

"Tadi kamu salah ngomong 'kan?"

"Hah?"

Xiao Zhan mencoba meraih kedua tangan pemuda yang dua tahun lebih tua darinya itu untuk ia genggam dengan erat.

"Kamu salah ngomong 'kan, Yibo?

Tapi jawaban yang diharapkan oleh Xiao Zhan tidak terkabul. Yibo menggeleng dan menunduk dengan memasang wajah penyesalan.

"Sorry, Zhan-ge. Aku ingin hubungan kita berakhir sampai di sini."

Kedua mata Xiao Zhan mulai memanas, tapiia mencoba untuk tidak menumpahkan air matanya dalam waktu dekat ini. "Jangan berkata omong kosong seperti itu, Please..."

Yibo melepas genggaman tangannya pada Xiao Zhan, ia lalu menggeleng. Wajahnya masih menyiratkan penyesalan. Sungguh, dia juga berat untuk mengatakan ini.

"Setelah ini kamu boleh mengataiku berengsek atau apa. Tapi aku tidak bisa berpura-pura lagi. Aku –" Jeda sesaat untuk ia mengambil napas dengan berat, "...aku memang sudah tidak ada rasa cinta untukmu. Entah kapan rasa cinta itu hilang. Tapi aku memutuskan keputusan ini, semata-mata untuk kamu, Zhan-ge."

"Bohong!"

Anggaplah sekarang Xiao Zhan ini adalah pria cengeng karena sudah tidak bisa menahan air matanya. Bagaimana ia tidak sakit seperti ini? Tadi siang segalanya masih biasa saja menurutnya. Ia senang dengan liburan yang singkat ini. Tapi kenapa setelah liburan selesai, beberapa menit kemudian bencana malah datang?

Apa karena Yibo sadar dirinya sudah semakin tua sehingga tak menarik lagi? Harusnya pemuda itu sudah harus menanggung risiko karena mengencani dirinya yang 6 tahun lebih tua dari pemuda itu.

"Xiao Zhan –"

"Apa selama sebulan kamu menghilang karena ingin menghindariku?"

Yibo diam, ia tidak berani memandang pemuda manis itu yang kini wajahnya sudah basah karena air matanya.

"Yibo, jawab!"

"Ya..." Jawabnya dengan pelan, "semua alasan yang aku buat itu hanya untuk bisa menghindarimu."

Seketika tubuh Xiao Zhan lemas. Memang apa salahnya dia? Dirinya adalah tipe yang setia. Menuruti semua kemauan Yibo, termasuk saat pertama kali Yibo meminta sesuatu yang penting darinya, Xiao Zhan telah menyerahkannya dengan rela. Semua yang ia lakukan karena ia memang mencintai Yibo dengan sepenuh hati.

"Kamu pikir, apa 2 tahun ini bukanlah sesuatu yang penting hingga kamu mengakhirinya dengan mudah?" Xiao Zhan bahkan berkata sambil sesekali berhenti karena ia menahan jeritannya agar tidak meledak. Meski ia terus menghapus air matanya, kedua mata bulatnya tak henti-hentinya terus memproduksi air mata yang membuat Xiao Zhan kesal sendiri karena menganggap dirinya kini begitu menyedihkan.

"Tentu saja tidak. Aku senang bisa berkencan denganmu. Meski kita menjalaninya dengan sembunyi-sembunyi. Ini bukan karena hubungan kita yang memang tidak dipandang umum oleh orang awam.Tapi –"

"Kau punya orang baru yang kau cintai. Benar 'kan? Apa kau baru sadar karena aku sudah semakin tua?"

Dengan cepat, Yibo memandang sang mantan kekasih lalu menggeleng dengan cepat, "Tidak Zhan-ge. Aku hanya merasa kalau –"

"Baiklah." Pemuda manis itu kembali memotong ucapan Yibo, ia tidak ingin terkurung di dalam mobil ini bersama orang yang menjadi sumber bencana yang tiba-tiba melanda sekarang ini, "dengan kata lain, aku dibuang 'kan? Kenapa harus membuatku senang dulu lalu menjatuhkanku ke jurang seperti ini?"

"Zhan-ge –tunggu" Yibo mencegah tangan putih Xiao Zhan untuk tidak membuka pintu mobil. Tangan yang satunya dia gunakan untuk segera mengunci pintu mobilnya dengan tombol kunci otomatis. Xiao Zhan pun langsung menepis tangan Yibo dengan keras.

"Lepas!"

"Baik. Oke. Tapi dengarkan aku dulu. Dengarkan penjelasanku."

Xiao Zhan diam, ia sama sekali tidak memandang Yibo yang menurutnya sangat berengsek karena telah mematahkan hatinya begitu mudah setelah ia lambungkan tinggi.

"Lebih baik kamu nyiksa aku secara perlahan, agar aku tahu kalau kamu memang bajingan!" Buat apa berkata halus pada Yibo lagi? Xiao Zhan rasa tidak penting, jadi dia tidak akan menggunakan ucapan sopan lagi padanya.

"Terserah kamu mau ngatain aku apa. Tapi aku memutuskan hubungan kita bukan karena ada pihak ketiga –ataupun alasan konyol yang tadi Zhan-ge sebutkan. Keputusan ini memang sebenarnya berat. Sungguh."

"Lalu kenapa dari dulu kamu tidak bilang kalau kamu udah bosen sama aku?!"

"Aku takut menyakitimu..."

"Tapi pada akhirnya memang kamu nyakitin aku, kan?"

Xiao Zhan akui, dirinya memang masih ada sisi kanak-kanaknya. Belum mempunyai pikiran dewasa sepenuhnya. Dia masih tidak percaya dengan ucapan Yibo sama sekali. Kebosanan dalam hubungan memang pasti ada, tapi jika memang benar cinta, pasti akan dipertahankan.

Jika rasa bosan melanda dan memilih melepaskan, bukankah dia telah menemukan sesuatu yang baru, yang bahkan bisa mengalihkan perhatiannya? Sungguh lucu si Yibo tadi, mengatakan bahwa ini bukan karena pihak ketiga. Percuma penjelasan ini. Membuang waktu.

Xiao Zhan tidak mendengar semua ucapan Yibo saat ini. Yang sekarang ia inginkan adalah menjauh dari mantan kekasihnya ini. Fine. Dirinya rela diputuskan seperti ini. Tapi dirinya tidak akan melupakan rasa sakit yang Yibo berikan padanya.

END

A/ N : Ini cerita emang remake dari salah satu chapter novelku. Karena chapter 1 memang sedih dan sangat pas dibikin YiZhan, ya aku bikin deh. Pas juga sama lagunya 2Bic yang 24 Hours. Lebay ya? Ah, ceritaku emang lebay semua hahaha...

Akhir kata, kasih vote dan komen ya guys!

Arigatchu~ :*

Continue Reading

You'll Also Like

399K 14.6K 85
Katanya, tidak ada persahabatan yang abadi antara laki-laki dan perempuan. Lalu bagaimana jika keduanya menemukan seseorang yang berhasil meraih temp...
910K 75.6K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
194K 16.5K 87
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
375K 31.2K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.