"Udah denger belom Bro yang maju jadi Ketua BEMFikom tahun ini?"
Pertanyaan Yohan membuyarkan lamunan Nana siang itu di kantin Fikom.
Dana dan Nana hanya menoleh sebentar lalu kembali sibuk dengan siomay dan batagor mereka masing – masing, Yohan sendiri sudah memesan semangkuk mie ayam sebagai menu makan siangnya hari ini.
"Udah tahu," sahut Dana sehabis menelan siomaynya.
Alis Yohan berkerut, "Padahal gue ambilnya hot from the oven, baru aja gue ketemu si calon lagi ngobrol sama Bang Sian, sama Bang Dodoy."
"Orang calonnya sohib si Nana nih," tunjuk Dana dengan dagunya.
"Wehh iya?"
Padahal Nana Fakultas Teknik, kenapa bisa kenal calon ini yang dari Fikom?
"Jeno Alvero kan? Dia temen SMA gue,"
"Satu SMA sama Jelita juga dong?"
Tahu – tahu Mark datang dan menyahuti ucapan Nana, dia duduk samping Yohan menghadap Dana yang khusyu dengan Siomaynya sampai pipinya menggembung seperti marmut.
Nana mengangguk, dia, Jelita dan Jeno memang satu SMA.
.....
Omongan perihal calon ketua BEMFikom ini berlanjut sampai sekre begitu mereka selesai dengan makan siang.
Lucas di dalam sekre sudah ribut dengan Sian menyusun strategi untuk pemilihan tahun ini, meramaikan hari pemilihan dari tiap fakultas itu sudah jadi kebiasaan litbang.
Ada saja idenya berbuat jahil. Tapi tentu saja bermanfaat, kesadaran mahasiswa untuk mengenal siapa calon pemimpinnya dan bagaimana sepak terjangnya selama ini adalah misi litbang untuk mencari tahu. Sampai ke hal terkecil untuk mencari celah pemberitaan.
"Serius belum ada calon lain yang maju nih?" tanya Brian yang tengah asyik mengunyah keripik kentang yang dibawa Salwa tadi, gadis itu sendiri sudah lari balik ke kelas lagi.
Arya mengangguk, "Masih calon tunggal."
"Ada yang kenal si Jeno gak, sih? Gue sih tahu ya dia anak Himpunan Jurnalistik, Ketua angkatan juga, tapi gak pernah kenal secara pribadi."
"Nana kenal anaknya nih Bang," sahut Mark pada ucapan Sian.
Mark memang paling bocor, ember dan gak sabaran kalo ngomong. Sampai bikin Nana menghea nafas, padahal tadinya dia mau pura – pura gak kenal, karena malas terlibat dalam politik kampus.
"Seirusan? Kenal darimana?" tanya Lucas.
"Dia temen SMA gue, kita lumayan deket."
Gak lumayan lah, orang tiga tahun sekelas, terus satu Eskul basket," sahut Dana cuek mendudukan dirinya disamping Brian, ikut menyomot kripik kentang.
"Kok lu tahu? Kenal juga?"
Danan mengangguk menanggapi pertanyaan Naresha yang ada disana.
"Gue dulu pernah tanding sama tim basket SMA mereka, sekolah kita kan saingan basketnya. Tim Dream sama Tim StrayKidz. Si Bang Christoper tuh Ketua BEMFEB juga senior gue di SMA, satu Tim juga. Terus ada si hamster, anak kadal, sama anak kucing. Si Nana nih satu Tim sama Jeno, anak FMIPA tuh yang kecil kecil senyum mulu, yang turunan china anak FEB juga, si Ecan anak Psikologi, sama yang gingsul siapa dah gue lupa, anak Bahasa."
Mulut orang – orang disana langsung, 'Whoah'
"Tahun depan lu masuk Litbang aja lah Dan," sahut Sian bertepuk tangan.
"Dengan senang hati Bang," cengir Dana.
"Kalian masuk sini janjian ya?" curiga Brian.
"Kagak, tahu – tahu pas MOS barengan aja."
Nana juga menggeleng, "Aku sih emang ngikut temen, tapi bukan ikut mereka."
Lalu lirikannya diam - diam terarah pada Jelita.
"NANAAAA!!!!"
Tiba – tiba saja teriakan dari arah pintu terdengar nyaring, Rara adalah pelakunya.
Masuknya Rara diikuti Ayesha, Thara dan Jelita. Dia masuk dengan wajah merengek dan ponsel yang ia sodorkan pada Nana.
"Lu ngapain? Gak nyangka gue sohib gue udah gede, udah kenal cewek huweeee," tangis Rara dibuat – buat, Nana sendiri menatap Rara bingung.
"Kamu kenapa sih Ra?"
"Tau nih, datang – datang lu ribut mulu." Rara langsung mendelik pada Yohan.
"Ini kalian liat aja sendiri, gue kirim fotonya di grup."
Tring!
Serempak semua orang di sana menoleh pada ponselnya.
"Bah, lu bagi di grup angkatan lu aja ya?! Sini gue juga pengen liat."
Sian yang kepo mendekatkan dirinya pada ponsel yang dipegang lucas.
"ANJIR NA! LU NGAPAIN!"
"INI JULIA ANAK HUBUNGAN INTERNATIONAL KAN?!"
"GILA! NANA MAINNYA BUKAN MAEEN!"
Ribut Brian, Sian, dan Lucas bersahutan.
Wishaka yang sedari tadi diam dengan Jinan berdua duduk di depan computer ikut mendekat penasaran dengan apa yang terjadi. Pun Siddiq yang tidur jadi terbangun, mau geplak Sian tapi diurungkan, karena lebih kepo sama yang diributin.
Sementara itu dahi Dana berkerut, "Ih, kok gue berasa familiar ya sama mukanya?"
"Bilang aja lu sirik Nana deket sama Julia," ketus Ayesha.
"Bah, kagak Ay. Ini serius gue familiar."
"Julia kan emang selebgram, termasuk mahasiswi ngehitz di kampus kita," sahut Jelita.
Dana diam sejenak memperhatikan fotonya, lalu teringat sesuatu.
"Na, lu deket sama dia?" tanya Sian kepo.
Nana bukannya menjawab malah melirik Jelita yang duduk lesehan di dekat kaki Dana.
"Yaa lumayan, kita pernah sama – sama jadi volunteer acara bakti desa. Semenjak itu kenal deh. Dia suka nge-Dm dan ngechat kadang. Ini foto kemaren hasil maksa Lia, soalnya gue kena dare pas acara reuni anak – anak panitia," jelas Nana, lumayan panik sambil sesekali melirik Jelita. Jelita nya sendiri cuman diam, berusaha menyibukan diri dengan ponselnya.
Wishaka memperhatikan foto dengan seksama, "Kayaknya nih cewek suka lu deh,"
Semua orang di sana menatap Wishaka terkejut.
"Liat dia maksa lu foto kaya gini, tatapannya ke lu di foto lain, dan dia inget sama lu dari sekian puluh volunteer bakti desa tahun lalu. Selalu berusaha keep contact pula sama lu."
"Apasih Bang, ngaco deh." Nana mengusap lehernya salah tingkah.
"Lu harus percaya omongan Wishaka, gini gini nih kucing kaya dukun," bisik Sian. Langsung kena pelototan Wishaka.
"Abang setuju sih sama Wishaka kalo gitu ceritanya," tiba – tiba saja Siddiq menyahut, lalu kembali merebahkan diri di sleeping bag yang terdampar di sekre.
"Ah Bang Siddiq ikut – ikutan aja, mana mungkin Lia suk—"
"Lu sendiri suka sama dia?" Pertanyaan Mark yang memotong ucapan Nana itu sukses membuat Nana bungkam. Yang lain diam, ingin mendengarkan karena penasaran.
Gila aja man! Ditaksi cewek terhitz di kampus!
"GEBETANNYA SI JENO!"
Teriakan Dana membuat pikiran Nana dan yang lainnya buyar kembali.
Atensi mereka malah teralih ke Dana. "Apa sih lu nyet, berisik," dengus Yohan.
Dana gak peduli, dia tengah memasang tampang serius sekarang, sebagai seorang gossip boy yang mengikrarkan diri memegang seluruh gossip dan issue di kampus, Dana gak mau menyerah dan ketinggalan informasi.
"Si Julia ini, gebetannya Jeno. Calon Ketua BEMFikom."
Lucas berjengit, "Tahu dari mana lu?"
"Julia pernah masuk second IG Jeno, dan gue tahu bocorannya. Pake emot hati man ditulisnya. Apaan coba kalo gak demen? Karena setahu gue, Julia ini tsundere abis, susah banget dideketin."
Pemimpin Litbang tampak berpikir keras dan mulai menyusun cerita, "Julia si cewek tsundere yang hitz, dicurigai demen sama Nana. Jeno si calon tunggal Ketua BEMFikom ternyata demen sama Julia. Nana dan Jeno itu cees semasa SMA, dan masih kenal sampe sekarang."
Sian mengusap dagunya bingung, "Apa gue aja, atau emang cerita ini kaya familiar ya?"
Lucas menghela nafas sembari melihat Arya yang membuang muka dan duduk diam di kursi yang ditinggalkan Wishaka di depan computer.
Kemudian SDM Litbang itu bernyanyi," Dan terjadi lagi~~"
Semua orang langsung bubar.
Miris melihat Arya yang masih kepikiran, Nana yang terlibat di drama baru, maupun Jeno dan Julia yang sepertinya harus patah hati. Karena semua orang disana tahu, hati Nana sudah tertuju pada seseorang.
Nana melihat ke arah Jelita, sementara Jelita terlihat curi – curi pandang pada Jinan yang terlihat murung di kursi putar tak banyak bicara. Jinan sendiri sibuk memandangi wallpaper ponselnya, yang masih belum berganti dari senyum gadisnya—mantan—bersama dirinya.
Rumit.
. . . . .
Nanda Nawang Wiharja (Nana)
Sirkulasi Perusahaan 2019
Jeno Alvero
Calon Ketua BEMFIkom 2020
Ketua Angkatan FIKOM 2018
Jelita Indahnya Cahaya Bintang
SDM Litbang 2019
Julia Maheswari
Hubungan International 2018
This is how Julia, When look at other people
When Julia in front and look at Nana
. . . . .
Anak sekre tuh pada peka, tapi cuman sayang, bego kalo urusan menyatakan cinta.
Heran ya, makanya pada jadi rumit gini kisahnya.
Jangan pada kaya mereka ya gais!
See you on next chapter!