My Cute Husband [Cha Eun-Woo...

By rinaazbxi

4.5K 609 44

General fiction / humor / romance Lu bisa bayangin gak sih punya suami mukanya cute kaya Oppa Oppa Korea, tap... More

Prolog
Takdir yang tak sesuai harapan
Tragedi Boxer
Gak boleh baper!!
Hal Mengerikan
Tuyul Jimbabue
Lu Lagi!
Modus
Diajak Dinner?
Dinner disini
Mampus gue!

Teringat roti sobek

328 53 0
By rinaazbxi


"Lu pakein gue boxer atau lu yang gue pake?"

Masih dengan posisi yang sama, gue membelalakkan mata setelah mendengar ancaman Vano.

Ck ancaman macam apa itu.

"Apa lu masih gak mau?" Tanya dia sambil natap gue intens.

Gue hanya diam sambil menatap balik ke manik hitam milik Vano.

"Atau----" tatapan dia turun ke bawah tepatnya di daerah dada gue. Gua pun yang menyadari itu langsung menyilangkan kedua tangan gue didepan dada untuk menutupi daerah dada gue.

Otak gue yang jernih ini tiba-tiba menjadi kotor karena Vano.

Iya Syavano, dengan keadaan dia yang cuma pake Handuk doang terus mepet-mepet di tembok, udah kaya adegan di film film panas tau gak. Dan otomatis gue punya pemikiran seperti itu lah.

Apa emang semua cowok selalu lapar dengan hanya melihat belahan?

Kalo iya ck Dasar cowok mata mobil truk, kalo mata keranjang udah mainstream.

Pengennya liat yang gratisan Mulu, sekali kali bayarlah,tapi kalo berbayar gue gak jauh beda sama jalang. Ck Dahlan lupakan

"Atau--- Dahlan sana lu mandi, badan lu bau terasi" Vano pun langsung menjauh dari badan gue.

Fyuhh

Akhirnya gue terselamatkan oleh bau terasi yang merebak dari badan gue.

Karena penasaran dengan bau terasi yang merebak di badan gue, gue langsung mengendus aroma tersebut diarea ketek gue.

Vano yang melihat itu menatap gue jijik.

Gue yang ditatap ya masa bodo aja lah, peduli eek setan.

Karena apa yang dikatakan Vano tadi benar tentang badan gue bau terasi, dengan santai gue langsung melenggang jalan ke kamar mandi tak lupa membawa handuk dan baju ganti.

Gak usah tanya baju gue dari mana, yang jelas nih baju bukan hasil dari NYOLONG ditoko sebelah.

Hampir lima belas menit akhirnya gue selesai mandi.

Sambil menggosok kepala gue yang basah, gue melihat sekeliling kamar ternyata Vano udah gak ada didalam itu artinya ada dua opsi, opsi pertama dia pergi olahraga pagi dan opsi kedua dia di rumah makan buat sarapan. Ya kali buat goyang, goyang apa dulu🌚..

Karena takut bener Vano sarapan gue buru-buru turun ke bawah tepatnya ke ruang makan.

Dan benar, ternyata opsi gue yang kedua benar.

Vano sedang duduk manis sambil terfokus pada hp-nya.

Ck Padahal ruang makan tuh ya buat makan bukan main hp sambil manfaatin wifi gratis kaya di kafe. Eh itu sih gue, dia mana pernah kaya gitu kan orang sugih

Dengan ragu gue menghampiri Vano serta kedua mertua gue.

"Pagi" sapa gue dengan canggung.

"Kamu baru bangun tidur Nita?" Tanya bapak mertua gue setelah menaruh koran yang tadi dia baca.

"I-iya pak,Nita tadi kesiangan" menjawab sambil menunduk, jadi buat gue kaya anak perempuan kebanyakan yang suka malu-malu gajah kalo didepan mertua mereka.

Sumpah ini bukan sifat asli gue banget, seorang Nita cewek yang suka malu-maluin didepan umum tiba-tiba berubah menjadi cewek sok malu-malu gajah.

"Oh ya udah itu wajar kok" kata bapak mertua sambil tersenyum manis.

Mungkin dugaan gue waktu itu bener ya, kalo Vano tuh sifatnya turun dari Mamahnya makanya judes, sombong, angkuh gitu. Beda sama bapaknya, yang baik, ramah, dan tentunya gak sombong walaupun gue sedikit punya dendam karena yang buat gue disebut jadi babu-nya Vano oleh Mamahnya itu awalnya Dari bapak mertua yang mau jadiin gue orang yang siap sedia jadi orang pesuruhnya Vano dengan kata lain atau kata kasarnya BABU!.

"Dasar kamu mas, orang malas malah dipuji, seharusnya tuh dia ngaca siapa emang dia beraninya bangun siang sementara kita yang tuan rumah gak begitu" sindir mamah mertua gue sambil menatap sinis ke gue.

Gue yang disindir hanya diam sambil menunduk, lagian ini emang salah gue kok udah tau tinggal di rumah orang tapi gaya-gayaan bangun siang, emang lu kira ini rumah punya burung bapak lu apa ckckck Nita Nita.

"Ya ampun Mah, wajarlah Nita bangun siang kan wajar bagi pengantin baru pastikan semalam mereka abis goyang mah jadi wajar kalo bangun siang" ucap bapak mertua seakan akan memberi kode ke mamah mertua supaya gak marah-marah dipagi hari.

Gue yang mendengar perkataan bapak mertua langsung menunjuk, tidak mau merespon karena bagi gue ini terlalu vulgar gak baik untuk anak yang masih volos kaya aku:v

Sementara vano tetap fokus dengan hp-nya dan entah ada objek apa yang buat dia terfokus pada hp dibandingkan sama gue istrinya.

"Tau lah, kamu emang kebiasaan selalu membela yang salah"

Abis Ngomong gitu mamah mertua langsung berlalu pergi menuju kamarnya dan langsung membanting pintu kamarnya dengan sangat kencang.

Kita bertiga langsung tersentak kaget, apalagi Vano yang dari fokus ke HP-nya dan melupakan istri tercintanya. Wkwk kalo Vano tau mungkin dia udah muntah ke Bantar gebang kali hehhhe

"Mamah kenapa pah?" Tanya Vano sambil mengambil roti yang udah di oleskan selai tadi sama mamah mertua yang jelas-jelas itu untuk bapak mertua.

Dengan santai Vano langsung melahap satu lembar roti itu dan ingin mengambil lagi tapi sebelum itu terjadi bapak mertua gue lebih dulu pukul tangan Vano.

Plak

"Papah! Masa Vano dipukul sih"

Bapak mertua langsung menatap jengah atas kelakuan putra bungsunya ini.

"Anak kurang asem! Itu roti mamah buatin khusus buat papah dan seenak udel mu main ambil aja"

"Ck cuma roti pah, bagi dikit aja Vano kan belum sarapan" sambil mengusap perutnya Vano memasang muka sok cute nya.

Dasar! Bisa banget manfaatin muka dia yang kaya boneka santet.

"Kalo lapar ya buat lah sendiri, kalo gak minta buatkan sama istri mu" bapak mertua beralih menatap gue.

Vano pun juga melirik ke gue.

Hadehhh kenapa pada natap gue sih kan jadi malu, soalnya bahaya kalo gue malu bisa berubah jadi Jisoo Blackpink tau gak.

Tanpa pamit atau berkata sedikit pun bapak mertua langsung meninggalkan ruang makan dan tersisalah gue bersama anak kurang asem ini.

Suasana semakin canggung.

Hingga suatu bunyi yang ditimbulkan oleh decitan kursi Vano memecahkan suasana.

Crit

"Jangan lupa buatin gue roti yang kaya tadi dan bawa kekamar" perintahnya tanpa menatap gue. Ck dasar labil tadi ditatap malu sekarang gak ditatap salah

Sebagai jawabannya gue menganggukkan kepala.

"Oh ya jangan lupa lu potong hingga berbentuk segi tiga" lanjutnya dan dalam hitungan detik dia pun sudah tidak terlihat lagi di ruang makan.

Dengan buru-buru gue membuatkan roti pesanan Vano.

Tapi kalo soal Ngomongin roti gue jadi teringat roti sobek punya Vano yang hampir aja membangunkan jiwa jalang gue.

Sumpah tadi pagi tuh gue hampir aja khilaf, soalnya gak sangka aja gitu seorang Syavano memiliki roti sobek super menggoda iman.

Lagian siapa suruh habis mandi bukanya langsung pakai baju ini malah pamer aurat.

Tanpa terasa Saliva gue hampir menetes.

"Astagfirullah gue kok jadi ileran gini gara-gara roti sobek" gue buru-buru lap bagian sudut bibir gue.

*****

Akhirnya selesai chapter kali ini

Maaf ya kalo garing soalnya ini ngetiknya dalam mode mengantuk:(

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA KU TUNGGU!!!

Continue Reading

You'll Also Like

589K 56.1K 45
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
922K 15.4K 44
Story Pertama😘 Renata dan kawan-kawan datang ke Desa Kamboja hanya untuk melakukan kegiatan KKN yang sudah ditentukan oleh pihak kampus, projak yang...
431K 37.1K 57
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
73.2K 12.2K 49
Ketika hidup seorang SHANILA ADIRA yang hancur semenjak Ibu dan Adik tersayang nya harus meninggalkan nya karena kecelakaan mobil beruntun, Tiba-tiba...