Creatures Mythology: The Rise...

By chiiserv

37.7K 10.9K 10.2K

Crescencia, seorang perempuan berparas rupawan, memiliki sifat keras kepala, dan introvert. Dia adalah salah... More

Crescencia
๐ŸŒธ 1 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 2 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 3 ๐ŸŒธ
Happy
๐ŸŒธ 4 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 5 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 6 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 7 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 8 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 9 ๐ŸŒธ
Cast body guard
๐ŸŒธ 10 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 11 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 12 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 13 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 14 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 15 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 16 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 17 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 18 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 19 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 20 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 21 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 22 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 24 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 25 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 26 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 27 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 28 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 29 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 30 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 31 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 32 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 33 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 34 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 35 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 36 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 37 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 38 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 39 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 40 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 41 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 42 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 43 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 44 ๐ŸŒธ
๐ŸŒธ 45 ๐ŸŒธ
Informasi

๐ŸŒธ 23 ๐ŸŒธ

455 103 132
By chiiserv

Crescencia dan para bodyguard kini telah tiba di Hutan Awan. Mata gadis itu menatap seluruh penjuru Hutan tersebut. Aroma tanah merebak ke indra penciumannya. Ranting-ranting pohon melambai seolah menyambut kedatangan mereka. Hujan tak lagi turun membasahi bumi, hanya tersisa genangan air yang menetes di daun. Raganya terus mengikuti langkah demi langkah dari para bodyguard yang mengawal dari segala sisi. Dia masih terus berjalan walaupun penunjang tubuhnya sudah terlalu lelah.

Tidak sampai lima langkah, mereka sudah sampai di depan sebuah rumah yang tampak asri dengan atap berbentuk segitiga, pohon-pohon yang menjalar tinggi mengelilingi sekitarnya, batu-batu besar di sisi kanan, terdapat tangga yang menjadi akses masuk ke dalam, dan terlihat satu buah tempat tidur. Crescencia benar-benar terpukau dengan keberadaan rumah di hadapannya.

"Bagaimana, apa Nona suka dengan rumah ini?" tanya Ethan sambil mempersilakan Crescencia untuk masuk ke dalam karena cuaca sedang dingin-dinginnya, terutama di hutan.

"Aku sangat suka. Bagaimana bisa kamu menemukan rumah sebagus ini?" Crescencia menaruh curiga kepada para bodyguard-nya. Pikiran negatif bermunculan di benak gadis itu, bisa saja mereka berniat menculiknya di saat lengah.

Dia sekarang memilih untuk menghadapkan tubuhnya ke arah bodyguard. "Saya menemukan rumah ini ketika menemani Tuan berkemah di daerah sini." Crescencia semakin penasaran dengan tuan mereka. Siapa orang yang mengutus para bodyguard untuk mengawalnya sampai sekarang? Dia masih belum mendapatkan jawabannya. Sepintas pikiran gadis bermanik cokelat keemasan itu tertuju kepada satu orang lelaki, yaitu Louie. Hanya Louie yang mempunyai pengaruh di Eternal Dream, selain dosen dan rektor. Ditambah sikap dari laki-laki tersebut benar-benar semakin membuat Crescencia yakin seratus persen bahwa dialah tuan mereka.

"Katakan, siapa Tuan kalian?!" ancam Crescencia, dia benar-benar tidak tahan lagi. Serentak para bodyguard terlonjak, mereka tidak menyangka akan ditanya, seperti itu. "Maaf, kami tidak bisa memberitahu Nona karena ini sudah menjadi perintah Tuan, agar identitasnya tetap terjaga," jawab Davies.

Louie, lelaki arogan itu selalu menganggu hidupnya. Entah melalui bodyguard atau kehadiran langsung laki-laki itu. "Terserah kalian! Jangan menganggu saya! Saya ingin beristirahat!" seru Crescencia yang melangkah menuju tempat tidur. Mereka mengundur diri lalu pergi keluar untuk menjaga keamanan gadis tersebut.

Saat Crescencia akan meletakkan tubuhnya di tempat tidur, dia dikagetkan dengan kemunculan sosok makhluk mitologi yang begitu menggemaskan. Bentuk dari hewan itu, seperti anak anjing, berwarna putih keunguan, terdapat bintik-bintik ungu di sekitar tubuh dan kaki, kedua matanya dilapisi oleh dua warna, yaitu hitam untuk pupil dan biru untuk korneanya, lalu ada dua motif hitam di keningnya.

Dengan cepat si gadis penjual bunga tersebut berteriak ketakutan walaupun imut bisa saja makhluk kecil itu berbahaya untuknya. "Ahh! Tolong, ada makhluk aneh di sini!" pekik Crescencia yang berlari keluar rumah dan bersembunyi di balik tubuh salah satu para bodyguard. "Ada apa, Nona? Kenapa berteriak?" tanya Ethan.

"I-itu ada makhluk aneh di dekat tempat tidur saya," jelas Crescencia terbata-bata. Bagaimana dia tidak kaget? Ini sudah kedua kalinya dia bertemu dengan makhluk-makhluk yang tidak masuk akal. Bentuknya pun tak sama dengan hewan kebanyakkan.

"Kami tahu, pasti Nona bertemu dengan dia, kan?" tunjuk Ethan ke arah makhluk kecil tersebut. Crescencia mengangguk tanpa ingin berdekatan dengannya. "Tenang saja Nona, dia penunggu hutan ini. Sebenarnya, masih banyak lagi hewan-hewan, seperti itu di sini, tetapi baru satu saja yang kelihatan. Kalau Nona ingin melihatnya, saya bisa mengajak ke tempat perkumpulan mereka."

Crescencia tercengang setelah mendengar penjelasan Ethan kalau di Hutan Awan bukan hanya makhluk kecil itu saja, tetapi masih banyak lagi. Dia tak mampu berkata-kata, sudah rumahnya disita sekarang dia harus beradaptasi dengan hewan-hewan aneh. Hidupnya berubah 180 derajat, apa kini dia harus mempercayai ucapan dari Grizelle mengenai keberadaan mereka?

Saat gadis itu melamun, sudut matanya menangkap gerakan yang tidak biasa dari arah samping. Dengan cepat mata tajamnya beralih ke sebelah. Benar saja, makhluk menggemaskan yang barusan dijumpai berdiri tegak di sana dengan mata sayu. Maniknya beradu pandang dengan Crescencia. Mau tidak mau dia memberanikan diri mendekati hewan berbulu ini, tetapi saat ingin disentuh, cahaya berkilauan membuat Crescencia mundur seketika.

Tiba-tiba muncul perempuan bertubuh langsing yang mengenakan pakaian khas istennő ( Dewi ) dengan bola kristal berwarna kuning menyala di tangannya. Rambut cokelat bergelombang dengan hiasan bunga biru berbentuk bintang dan tanduk di atas, semakin menambah kesan cantik di wajahnya. Dia pun tersenyum menatap Crescencia yang tidak berkedip barang sedetik pun.

Kehadiran perempuan itu membuat daun di pohon seketika melambai, tanaman pun ikut bergoyang ke sana-kemari seolah memberi hormat kepadanya. Para bodyguard berlutut di lantai dan tentu saja semakin menambah rasa penasaran Crescencia kepada sosok tersebut.

"Saya tahu kamu pasti bingung dengan kedatangan saya ke sini. Benar begitu, Crescencia?" tanya perempuan itu sembari mengelus makhluk menggemaskan tersebut.

"Bagaimana Anda tahu nama saya? Saya tidak berkata sepatah kata pun." tegas Crescencia. Dia paling tidak suka bila pikirannya dibaca oleh sembarangan orang terutama sosok di hadapannya dan dia juga tidak menyebutkan nama.

"Saya datang ke sini untuk memyambut kehadiranmu. Maaf, kalau saya membuat kamu bertanya-tanya siapa saya. Perkenalkan nama saya adalah Diana, yaitu istennő ( Dewi ) bulan dan hutan. Senang bertemu denganmu, Crescencia dan untuk namamu saya sudah mengetahuinya sejak lama," jelas Diana.

"Apa saya tidak salah mendengar? Bagaimana mungkin Anda merupakan istennő? Sangat mustahil manusia bisa bertemu dengannya." Crescencia yakin ini merupakan halusinasinya saja terlebih otaknya sudah tidak dapat berpikir jernih.

"Bagaimana tidak mungkin? Kalau memang sudah waktunya manusia sepertimu menemui takdir." Suara Diana benar-benar merdu seolah mampu membuat semua orang didekatnya terhipnotis ditambah paras wajahnya.

"Kenapa kalian selalu berbicara mengenai takdir dan takdir? Ini sudah takdirku tidak ada takdir lain!" Crescencia berjalan ke sana-kemari sambil mengacak rambutnya. Dia sudah frustasi selalu saja orang-orang di sekitarnya berkata mengenai takdirnya.

Ethan menangkap pergerakan Crescencia karena dia merasa pusing melihat kelakuan gadis bar-bar itu. "Kumohon tenangkan dirimu, Nona. Dengarkan penjelasan Diana istennő! Beliau ke sini pasti ada tujuannya selain menyambutmu." Si gadis penjual bunga tersenyum kecut menatap wajah ketua bodyguard."

"Saya akan memberikan sedikit kekuatan untukmu, agar kamu bisa menjalankan misi yang diberikan Tuan Agung dengan lancar. Selama kamu tinggal di sini keamananmu akan dijaga ketat oleh seluruh penghuni Hutan Awan, termasuk saya salah satunya." Diana mengarahkan partikel-partikel dari bola kristal itu ke dalam tubuh Crescencia dan cahaya berwarna kuning tersebut seketika menghilang.

"Terimalah kekuatan yang saya berikan dan mulai sekarang kamu bukan lagi kaum awam, tetapi kaum khusus. Seperti sahabat baikmu, yaitu Grizelle."

Saat Crescencia ingin bertanya Diana sudah menghilang bersamaan cahaya yang memudar. "Cepat sekali Beliau pergi padahal masih banyak yang ingin aku tanyakan." Gadis itu menjatuhkan tubuhnya di kasur sambil menarik selimut. "Kalian keluarlah! Saya ingin tidur sekarang." Bersamaan dengan perintah Crescencia, mereka pun menutup pintu dan mulai berjaga.

🌸🌸🌸🌸

"Nona bangun!" Teriakan para bodyguard jelas membahana sampai dapat membangunkan Crescencia yang sedang menikmati mimpi indahnya.

Gadis itu berusaha mengumpulkan nyawanya sebelum bangkit dari kasur dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah kurang lebih sepuluh menit dia keluar kamar, dia telah disambut oleh para bodyguard yang tengah bersandar di pohon.

"Sudah siap, Nona?" sindir Leo. Mereka sudah lumutan hanya menunggu Crescencia berbenah diri. Hampir satu jam dia membangunkan gadis itu, tetapi tidak juga sadar.

"Sudah, ayo sekarang kita ke Eternal Dream, tetapi bagaimana caranya kita ke sana?" tanya Crescencia menatap ke sekitar, tidak ada satu pun kendaraan di Hutan Awan.

"Tenang saja, Nona. Kita sudah mempersiapkan segalanya. Kemarikan jemari Nona dan kita bisa langsung ke sana." Crescencia sama sekali tidak mengerti ucapan Lucas. Tidak mau membuang waktu karena lima belas menit lagi kelas sudah dimulai dengan terpaksa Lucas menggenggam tangan gadis itu. Ya, bisa dikatakan Lucas mempunyai kekuatan teleportasi sehingga mereka tidak perlu bersusah payah.

Dalam kedipan mata Crescencia sudah berada di depan gerbang universitas Eternal Dream. "Jangan-jangan kalian semua merupakan orang-orang pilihan, seperti Grizelle?" Manik gadis itu menatap tajam ke arah para bodyguard. "Benar sekali, Nona. Kekuatan saya teleportasi, sudah tidak perlu dipikirkan. Lebih baik Nona segera masuk ke dalam kelas."

Crescencia bergegas masuk ke dalam Eternal Dream menuju kelas Velmora berharap tidak terlambat mengikuti pelajaran.

"Crescencia, benar bukan?" tanya sosok di sampingnya.

Merasa terpanggil dia pun menghentikan langkahnya. Crescencia langsung menoleh ke arah sosok itu dan betapa terkejut dirinya. Ketika menyadari sosok itu, adalah orang yang berbicara mengenai universitas Eternal Dream saat membeli bunga di tokonya.

"Madam? Bagaimana bisa Anda berada di sini?" tanya Crescencia yang masih syok dengan kehadiran wanita itu.

"Saya tidak salah prediksi, bukan? Kalau kamu akan belajar di Eternal Dream. Senang bertemu denganmu." Wanita itu tersenyum dengan binar bahagia di wajahnya. "Sebelumnya, perkenalkan nama saya, adalah Aikaterine Forestier dan saya menemuimu untuk membawamu menemui Tuan Agung."

Pembicaraan mereka terpotong oleh notifikasi dari handphone Mrs. Aikaterine. "Antarkan mahasiswi itu sekarang." Dengan cepat jemari wanita bersurai keperakkan dengan struktur rahang yang tegas dan manik berwarna keunguan tersebut membalas pesan. "Baik, Tuan Agung." Setelah berhasil terkirim dia pun menghadap kembali ke arah Crescencia yang masih senatiasa menunggu.

"Maaf, membuatmu menunggu lama. Mari ikut dengan saya." Crescencia mulai mengekori Mrs. Aikaterine di depannya sembari menjelajah setiap ruangan yang dia lewati. Semua kelas di Eternal Dream tampak mewah dari dekorasinya yang terbuat dari marmer. Sepanjang dia berjalan sudah berapa kali matanya menangkap lampu kristal yang menggantung indah di atas langit-langit. Mungkin total harga bahan bangunan universitas ini telah mencapai milyaran dollar.

Tak terasa kaki si gadis penjual bunga itu berhenti di depan sebuah ruangan yang tampak megah dan luas. Bukan, seperti tempat kerja pada umumnya, tetapi benar-benar mirip dengan ruangan di sebuah rumah mewah. Terdapat empat lukisan besar bergambar bunga camelia, perapian, ikan emas, dan butiran salju. Lalu meja panjang yang lagi-lagi terbuat dari marmer dan dipadukan dengan kayu jati di kaki meja. Kursi berwarna biru laut kemudian di paling ujung terdapat singgasana berwarna merah pekat, seperti darah.

Manik Crescencia mendapati sosok berambut putih panjang dengan jubah hijau tua berbahan sutra sambil memegang tongkat bulat yang di tengahnya lingkarannya terdapat batu safir berkilauan. "Hormat kepada Tuan Agung. Saya sudah bersama dengan Crescencia," tegas Mrs. Aikaterine.

"Terima kasih. Silakan tinggalkan kami berdua," perintah mutlak Tuan Agung.

"Baik, Tuan ...." Mengetahui kekhawatiran Crescencia, wanita bersurai keperakkan itu setengah berbisik, "Kamu akan aman bersamanya. Tidak ada yang perlu kamu takutkan. Kalau begitu saya permisi." Suara pintu membuktikan Mrs. Aikaterine telah pergi meninggalkan mereka berdua.

Suasana canggung melingkupi dua orang yang sama-sama berdiam diri. Tuan Agung membalikkan tubuhnya menghadap Crescencia yang tengah menundukkan kepala. Pendengaran gadis itu menangkap suara tongkat yang semakin dekat dengannya. "Angkat kepalamu dan lihat saya. Apa saya semenakutkan itu?" kekeh Tuan Agung dengan guratan di sekitar matanya.

Sontak Crescencia mendongakkan kepala. Dia benar-benar tidak menyangka sosok di hadapannya begitu ramah walaupun aura wibawanya sangat terasa hanya dengan menatap wajahnya. "Ma-maaf, kalau saya tidak sopan dengan, Anda," cicit Crescencia sambil memainkan jemarinya.

"Tak apa. Saya sengaja memanggilmu kemari untuk membicarakan sesuatu yang penting. Mari duduk dahulu."

Crescencia menjatuhkan bokongnya di sofa. "Apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya?"

"Sebelum saya mengutarakan. Alangkah lebih baik bila saya memperkenalkan diri dahulu, nama saya adalah Emmanouil Antoniou dan biasanya orang-orang memanggil saya adalah Tuan Agung karena saya merupakan pendiri universitas Eternal Dream. Sekaligus yang memerintahkan Louie untuk memberikan surat undangan kepadamu."

"Pen-pendiri Eternal Dream? Hormat kepada Tuan Agung." Crescencia terlonjak dari duduknya dengan terburu-buru dia memberikan hormat kepada sosok di depannya. Dia merutuki dirinya sendiri yang begitu tidak sopan dengan pria berambut putih panjang itu.

"Tidak perlu, seperti itu, Cres. Sudah-sudah, lebih baik kamu duduk kembali dan kita langsung membahas tujuan saya memanggilmu."

Crescencia pun kembali duduk di sofa. "Boleh saya mengetahuinya, Tuan karena saya merasa istimewa dapat bertemu langsung dengan pendiri universitas tempat saya belajar sekarang."

"Saya ingin memberikanmu lima misi untuk kamu jalankan. Tentunya misi yang saya berikan bukanlah sebuah misi biasa. Kamu akan dibimbing langsung oleh para dosen tingkat tinggi dengan kemampuan yang luar biasa. Apa kamu siap menerimanya karena misi ini berkaitan dengan kamu yang belum mempunyai makhluk mitologi?"

"Misi?"

TO BE CONTINUE

Hai, bertemu lagi dengan aku. Kali ini chapter nya agak panjang karena ide saya lagi banyak buat chapter ini. Jadi, anggap saja bonus buat kalian semua deh. Mohon dukungan nya untuk cerita saya biar semakin termotivasi.

Sampai jumpa di chapter berikutnya dan Salam sayang untuk kalian semua 😘😘

Xoxo

Continue Reading

You'll Also Like

131K 12K 38
[ BOOK 3 : COMPLETE ] "Kekuatan itu mulai bangkit. Tak lama lagi semuanya akan terkuak dan semua rahasia akan terbongkar. Apapun tidak dapat menghent...
67.5K 4.4K 43
[Fantasy] [Major Fantasy] [ Minor Romance] โœ…COMPLETEDโœ… ๐Ÿ”ฐ๐Ÿ”ฐ๐Ÿ”ฐPROSES REVISI!! ๐Ÿ”ฐ๐Ÿ”ฐ๐Ÿ”ฐ Persahabatan? Pertemanan? Itu sudah biasa. Inilah kisah tentang p...
324K 16.8K 34
(SEDANG DALAM PROSES REPOST) Fallen Sapphire series : * FALLEN SAPPHIRE - book 1 ** Golden Emerald - book 2 Bagaimana jika kau terlahir dalam keluarg...
7.9K 2K 10
[Epic Fantasy] - Eira Book 2 Setelah semakin meluasnya kegelapan dan menutup hampir setengah Afemir, iblis semakin berkuasa. Para monster bermutasi d...