Pers Kampus 2.0✔

By Allyoori

214K 23.6K 4.5K

╰Pers Kampus 2.0╮ ⚠️⚠️ Chapter lengkap Pers Kampus dan Pers Kampus 2.0 dengan chapter tambahan, dapat dibaca... More

1 : Hello, Setengah Periode!
1.1 : Hello, Setengah Periode!
1.2 : Hello, Pers Kampus!
2 : Suhu Dingin
3 : Jelousy, Photo
4 : Terkucilkan
5 : Litbang VS Perusahaan
6 : Kejutan Parkir Atas
7 : Fall In, Silent
8 : Gossip Girl, Kumpul Kios
9 : Please ... Dont Let Me Doubt About Us
10 : Kekanakan
11 : Ups!
12 : Ghibah
13 : Menjadi Asing
14 : Too Late, To Realize It
15 : I Wish
16 : Pulpy Orange
17 : Go Public
18 : Pregnant?!
19 : Arya, Setahun Lalu
20 : Hurt Road
21 : Srimulat
22 : Smile On Me
23 : See You, When I See You
24 : Senin di Malam Rabu
25 : Even Now, Its Still You
26 : Still Want To Believe
28 : Another Man
29 : Dan Terjadi Lagi
Video : 1
30 : Nama yang Masih Menjadi Jawabannya
Twitter : 1
31: No One To Be Wrong
32 : Soal Ada dan Tidaknya Rasa
33 : Tertangkap Mata
34 : Peluk Untuk Arya
35 : You Should Choose
36 : I Dont Love You
37 : Not Mine, Not Fine
38 : Re-call
39 : On - Track
40 : Content Iklan
41 : Firasat
42 : Pelantikan
43 : Guncangan
44 : Begin Again
45 : Punch
46 : Stories They Dont Know
47 : Awkward Silence
48 : Candy Crush
49 : Have A Lunch With Siddiq
50 : Jangan!
51 : Menunggu di Depan Pintu
52 : Talking To
Photo : 1
53 : Menyerah
54 : Am I Right To Be Like This?
55 : After We Broke Up
62 : Something Flutter
63 : The Way I Like You
Untuk Para Pembaca, dari Orion
75 : Angkatan 16 - Dinding Terakhir
Dari Pembaca, Untuk Pers Kampus
Special Chapter : Video
GIVEAWAY PERS KAMPUS!
PO ke - 2 Novel PERS KAMPUS

27 : Bintang dan Peri yang Membebaskan Hati

2.5K 364 62
By Allyoori

Sekre tumben sekali terasa senyap sekarang,

Meski ada banyak orang didalamnya, tapi suasana menyesakkan menggerogoti semua penghuninya.

Siddiq menghela nafas,"Ininih yang gue takutin dari resiko ngebolehin kalian semua pacaran sesama pengurus."

Semua orang langsung melirik Siddiq.

" Orangnya pada gak ada, tapi suasana putusnya kerasa sampe sini." Sahut Wira.

"Si Jinan masih ogah ke sini?" Pertanyaan Wira ditanggapi gelengan Sian.

"Terus ntar dia tidur di mana?" tanya Naresha. Sian mengendikan bahunya tak tahu.

"Kalo Senin gimana, Wa?" tanya Wishaka.

Salwa menghela nafas, "Dia juga gak mau gue ajakin ke sekre. Katanya ada tugaslah apalah, gue tahu sih alesan, tapi yaa ngerti lah, kalo gue jadi dia juga ogah kali ke sekre."

Tatapan Wishaka beralih pada anak – anak angkatan 18 yang ada di sekre, yaitu Rara, Ayesha, Yohan, dan Lucas, sisanya tak ada.

Jelita katanya pergi sama Nana entah kemana. Mark langsung pulang gak sempet ke sekre, Thara ada janji sama temennya, pun Dana yang katanya ada acara.

"Jelita gak mau ke sekre juga?"

"Enggak ngomong gitu sih, tadi yang ngomong Nana, katanya dia ada urusan penting sama Jelita, terus aku chat Jelita gak dibalas. Gak online dia," jelas Rara.

Yang lain mengangguk mengerti, Jelita sudah diurus Nana.

"Kalo kalian putus, jangan bawa suasana mencekam kaya gini ke sekre ya." Ingat Siddiq melihat Wishaka yang duduk di kursi putar biasa, Kanaya yang ada di sofa bersama Salwa, pun Hanif dana Ayesha yang duduk berdua menonton film di laptop milik gadis kecil itu.

"Iya tuh! Awas aja bikin sekre jadi kaya kuburan begini lagi," sahut Sian.

"Mood semua orang ikutan down denger kabar putus." Helaan nafas terdengar di ujung kalimat Naresha. Semua orang sontak melihat ke arah mereka berdua.

" Ada juga lu berdua! Awas aja tarung ributin Thara dibawa – bawa ke sekre!" teriak Salwa.

Sian dan Naresha cuman diem aja, gak jawab apapun.

"Eh, Wendy sama Orion mana?"

Kanaya melihat ke sekeliling dan tak menemui keduanya. Kalau Hanna sih, Kanaya udah tahu paling lagi di laboratorium. Arya lagi sibuk sama lomba KTInya, Daniel juga sibuk jadi kuli bangunan.

"Tadi sih, kalo gak salah mereka pergi berdua, tau tuh kemana. Nyari konten kali," jawab Hanif yang melihat Orion berjalan bersama Wendy di parkiran tadi siang.

"Sore begini emang enak buat pacaran sih, gak heran"

Kepala Sian ditempeleng Salwa. "Sembarangan lu ngomong! Mau kejadian Naresha keulang lagi lu?!"


. . . . .


Sore itu, memang Orion sengaja mengajak Wendy menemaninya membuat konten.

Orion berencana akan membuat video yang menampilkan puisinya dengan latar kota di sore hari. Wendy sih mau – mau aja membantu, itung – itung jalan – jalan gratis.

Setelah lama berkeliling, mereka mampir disebuah café unik, Orion memilih meja di teras samoing café yang dekat dengan kolam air mancur kecil berisi ikan koi, sembari melihat – lihat kameranya yang sudah penuh dengan foto dan video.

"Wen."

Panggil Orion, membuat Wendy yang tengah asyik meminum Capucinonya sembari asyik memperhatikan gemericik air di kolam menoleh,

Blitz!

Tahu – tahu, kamera terarah padanya dan menjepret Wendy. Orion tersenyum puas melihat hasilnya, sementara Wendy protes minta hapus. Tapi lelaki itu meyakinkan wendy jika hasil fotonya bagus, tak perlu khawatir.

"Awas aja kalo lu unggah ke mana – mana. " Orion mengangguk meyakinkan.

Hening sesaat, Orion tampak menimang sesuatu didalam otaknya.

"Wen."

"Apalagi? Mau foto gue lagi?"

Tapi tak ada jawaban, akhirnya Wendy kembali menoleh, dan mendapati tatapan serius namun lembut dari Orion dihadapannya.

Wendy mulai salah tingkah.

"Gue mau ngomong sesuatu boleh?"

Sekretaris Umum Pers Kampus itu mengangguk, "Ngomong aja."

"Tapi janji, dengerin gue dulu sampe beres. Jangan dipotong." Sekali lagi gadis itu mengangguk.

Kemudian Orion menghembuskan nafasnya perlahan, mencoba mengais keberanian sebanyak mungkin.



"Gue suka sama lu."




Wendy : ..... ??



Orion kemudian tertawa, "Aneh ya?"

Ia melanjutkan, "Gue udah suka lu lama Wen, kalau sejak kapan? Gue gak tahu, secara alami gue jadi tertarik sama lu, seneng liat lu senyum, pengen terus bareng lu. Nyaman ada di sisi lu, dan selalu berusaha buat bisa menarik perhatian lu."

"Bodohnya, gue gak cukup berani buat melangkah maju, sampai akhirnya ada Naresha yang lebih berani buat dapetin hati lu."

Senyuman masih tak lepas dari bibir tipis Orion, "Terus, saat lu patah hati karena dia, gue niatnya mau maju, mulai ngumpulin keberanian, tapi lagi – lagi terlambat. Ada laki – laki yang jelas lebih pantes sama lu. Dia bahkan bertahan selama ini nunggu lu move on dari Naresha. Baik Naresha maupun gue tahu, kalo Kang Hanan itu lebih dari cukup dan mampu buat bikin lu bahagia dengan segala kesempurnannya. Bullshit karena gak ada manusia yang sempurna, tapi gue tahu, Naresha milih mundur juga pasti ngerasain ini."

Tatapan Orion terarah pada Wendy, "Gue juga ngerasain apa yang Naresha rasain ketika tahu ada sosok Hanan. Dia lebih dari mapan, dan mampu untuk jadi ideal dan melengkapi Sonia Wendy."

Wendy menatap Orion bingung, kenapa jadi bahas Hanan?

"Gue di sini bukan mau berusaha ngerebut lu dari Hanan. Gue tahu kalian mulai deket sekarang, cuman, gue gak mau kehilangan kesempatan lagi. Jadi, gue beraniin diri buat bilang ini sama lu."

Sekali lagi, Orion tertawa kecil, "Gue sadar, kalau gue gak bisa move on mungkin karena masih terkurung sama perasaan gue ke lu. Kalo gue paksain buat buka hati dan nerima orang lain secara paksa, jatohnya malah kaya Jinan sama Senin ntar."

Kedua telinga gadis di hadapannya masih mendengarkan dengan seksama.

" Gue mau bebasin hati gue Wen, pengen buka lembaran baru. Gak mau terus menerus terkurung dihalaman yang udah usang ini. "

"Makasih, udah jadi perempuan keren yang gue suka hampir tiga tahun ini. Tetep jadi temen gue ya? Jangan jadi canggung, gue gak bakal nuntut lu apa – apa kok. Cukup lu tahu aja,. "

Diam beberapa saat, Orion menggerakan kepalanya, "Udah, itu yang mau gue omongin."

Wendy tersenyum. "Yon, lu hebat."

"Lu ada di hari – hari terberat gue, dan gue beneran bodoh gak sadar akan hal itu. Tapi meski terlambat bilang ini, gue mau lu tahu, karena cowok selembut, baik dan setulus lu hidup gue jadi lebih berarti." Orion mengangguk mengerti, merasa tersanjung dengan pujian Wendy.

"Gue sendiri masih bingung sama hati gue, apa bener udah nerima Kang Hanan atau belum. Tapi gue lagi berusaha untuk nerima dia di hidup gue sekarang, bahkan lu pun tahu kan betapa kurang ajarnya gue sama dia? Tapi dia masih mau nunggu dan ada disisi gue. Jadi gue putusin, buat membuka hati juga."

Wendy mengangkat gelas capucinonya yang tersisa setengah,

"Ayo kita cheers, sama – sama membuka lembaran baru di hidup kita. Melepas beban kungkungan perasaan yang tahunan ini kita pikul. Gue anggap itu sebagai pengakuan yang jadi langkah lu untuk memulai lembaran baru. Karena bagi gue, kita udah lebih dari pacaran. Kita sahabat yang gak bakal kenal kata putus."

Orion tertawa sembari mengangkat gelas berisi Ice Americanonya, "Ayo kita cheers."

Perasaan Orion lega sekarang, Ia sudah tahu lama jika perasaannya tak terbalas, untuk itu, Ia memutuskan untuk melepasnya bersamaan dengan pengakuannya pada Wendy.


Ia harap, bisa memulai lembaran baru setelah ini.

Tuhan, akan mempertemukannya dengan takdirnya kan?


. . . . .



Orion Zaidan

Kontent Kreator Redaksi 2019






Sonia Wendy

Sekretaris Umum Pers Kampus





. . . . .




Bintang = Orion,


Ong Seongwoo punya tiga titik rasi bintang di wajahnya, makanya nama lokalnya Orion hehe.

Pun Wendy, adalah nama peri dari serial Tinkerbell.

So thats why, judul kali ini adalah Bintang dan Peri!


Akhirnya, Orion bicara, dan Wendy tahu untuk memulai lembaran baru.


Masih banyak kisah di Pers Kampus,

Semoga gak pada bosen yaaa, haha


So,


See you on next chapter!

Continue Reading

You'll Also Like

94.9K 26.6K 51
Dia tampan, tapi kalau tiba-tiba minta ongkos angkotnya ditalangin? Bahkan pertemuan pertama Andrian sudah membuat Rain illfeel. Gak lama sih, habis...
ELANO By gantistatus

Teen Fiction

220K 48.7K 56
"Jangan cinta sama gue." "Kenapa" "Gue rumit." Elano adalah remaja penuh masalah rumit di masa lalu. Walau begitu ia terlanjur menyayangi Nala yang t...
27.2K 422 2
"Kamu mau jadi pacar saya?" Mata Natrium membelak sempurnah saat Khlor menembaknya di kantin sekolah. Ia bahkan terbatuk kuah bakso yang sangat pedas...
129K 21.2K 52
[B E R T I G A B E L A S] ▪︎selesai▪︎ • College but not about collegelife in campus • Semi-baku • Lokal AU 13 orang terpilih dari dua perguruan tingg...