Possesive Brother (END)✓

By Ataliabalqis

4.1M 263K 12K

Di salahkan atas semua yang tidak pernah ia perbuat. Fitnah, ada yang bilang fitnah itu lebih kejam daripada... More

Prolog
1. kesalahan
2. Sial
3. Sedingin kulkas
4. Setan!
5. Bertemu?
6.Om pemaksa
7. Tes DNA
8. Keluarga?
9. Kembali
10. siapa?
11. Amnesia
12. Masih "om"
13. Masa depan
14. Nama
15. Kakak
16. Tidur Berdua
17. Dokter
18. Hobi
19. Khawatir
20. Kelinci
21. Vas Bunga
22. Kutub Utara.
23. Cowok Terminal
24. Queen
25. DPR
26. Kehidupan
27. Pendiam
28. Pujian
29. Tersesat
30. Sahabat
31. Musuh Lama
32. Lucu
OPEN MEMBER GROUP CHAT
33. Sebuah Kebahagiaan
34. Si alien
Promosi
35. Keberangkatan
36. Eiffel
37. Dia?
38. 11.12
40. Hasbi
41. Ada apa?
42. Ingat?
Cast
43. Mulai mengingat
44. Kilasan memori
45. Demam
46. Pulang
47. Kembali Sekolah
48. Bantuan
49. Kemungkinan
50. Alvin
51. Undangan
Open Member
52. Masalah Masa Lalu
53. Masa Lalu Bella
54. Sia-Sia
55. Ingat Semuanya
56. Kesalahan
57. Tidak Lemah
58. Memori Masa Lalu
59. Memori Masa Lalu 2
60. Memori Masa Lalu 3
61. Sisi Baik dan Buruk
62. Salah Tanggap.
63. Tau
64. Kekecewaan.
65. Maaf
Stay With who?
66. Selesai
Possesif Brother 2
Sequel Stay With Who?

39. Kebetulan Bertemu?

44.4K 3.2K 111
By Ataliabalqis

Happy ending...

Eh?. Happy reading maksudnya(≧▽≦), sory typo yang di sengaja...,(◔‿◔).

Waktu kecil,
Di ajarin sopan santun.
Pas udah gede,
Di ajarin so fun santuy.

-Ata L.B

Gemerlap lampu menghiasi seluruh ruangan, Membuat nya terang benderang. Bahkan sudut tembok pun terkena terpaan cahaya lampu. Beberapa hiasan indah nan cantik pun tak luput di pandang mata.

Papan-papan persegi panjang, yang menggantung di langit-langit. Yang semuanya bertuliskan ucapan selamat, dalam bahasa Prancis.

Dan hal itu membuat vana yang melihatnya, meringis pelan. Ia tak bisa bahasa Prancis. Jangan kan bahasa Prancis, bahasa Inggris aja dia cuma mengetahui arti dari 'DOG' sama 'PIG'. Dia bisa tahu, itu juga dari bahasa kotor yang sering di ucapkan oleh Roy. Ketika dirinya dulu masih ikut balapan.

Ah, omong-omong soal itu. Vana jadi rindu dengan balapan, serta roy. Rindu balapan untuk menang lagi, dan rindu untuk nyusahin si Roy kembali.

Ia sangat yakin, sampai saat ini pasti Roy and the geng. Tengah mencarinya. Lantaran, sudah hampir setengah bulan dirinya pergi tanpa kabar. Sebenarnya ia ingin mengabari mereka. Namun, sayangnya ponsel miliknya tertinggal di panti. Lebih tepatnya di dalam tas sekolah miliknya.

"Sun?" Lamunan vana seketika langsung buyar. Saat secara tiba-tiba bara memanggil namanya.

"I-iya?" Vana menjawab kikuk, soalnya ketika ia menoleh. Entah sejak kapan, disekitar nya saat ini Sangat ramai. Karna, selain keluarganya. Ada Banyak orang-orang yang berpakaian rapih, ber-jas serta bergaun mewah. Tengah menatap dirinya.

"Kamu ngelamun?" Kali kakak nya si Rovi yang bertanya padanya.

Vana menggeleng cepat, "enggak kok kak".

Rovi hanya mengangguk, lalu mengelus Surai rambut milik vana.

Tetapi berbeda hal nya dengan seseorang, yang Mendengar perkataan vana. Yaitu kembarannya sendiri, vano. kening vano mengkerut. Dirinya sangat yakin bila vana tengah berbohong. Mungkin benar apa yang dikatakan oleh kebanyakan orang, ikatan batin anak kembar itu lebih kuat dibandingkan dengan yang lain. Tetapi vano lebih memilih diam. Saat sang opa mengintruksi untuk mendengar perkataannya.

Sedangkan bara hanya menatap vana sebentar, menghela nafas sejenak. Lalu memalingkan wajahnya ke arah sang opa. Yang kini tengah berdiri di tengah-tengah kerumunan orang ramai.

"Perhatian semuanya!" Opa mulai berbicara dengan lantang, memakai bahasa prancis. membuat semua orang semakin fokus menatap ke arahnya.

Vana hanya bisa mendengar, tanpa tahu maksud dan makna yang di sampaikan oleh opa nya saat ini. Lantaran ia sama sekali tak bisa mengerti bahasa Prancis.

Cukup lama ia hanya mendengar, yang tak tahu artinya apaan. Membuatnya sedikit jenuh, kemudian menengok ke kanan dan ke kiri.

Pandangannya langsung tertuju pada satu titik. Meja hidangan makanan. tersenyum lebar, kemudian melangkah kan kakinya. Pergi secara diam-diam, agar tak diketahui oleh kakak nya si rovi ataupun vano.

Soalnya, posisi rovi dan vano tepat berada di samping kanan, kirinya. Sedangkan bara di hadapannya. Cuma saat ini posisi bara sedang membelakanginya. Dikarenakan sedang fokus terhadap opa.

Secara perlahan tapi pasti. Akhirnya vana bisa pergi dari sana. Kini dirinya sudah berada tepat di hadapan makanan-makanan mewah, yang cukup menggugah selera. Ia tak memusingkan apa nama makanan nya. Yang penting bisa dimakan.

Tangannya mengambil satu buah roti, yang di hiasi dengan selai coklat di atasnya. Memakannya secara perlahan. Kemudian bergumam, kalau makanan nya ini sangat lezat.

Roti nya sudah habis. Tangannya hendak mengambil lagi. Tetapi tak jadi. Lantaran tubuhnya terdorong ke samping oleh seseorang.

Tangan vana reflek memegang kain penutup meja hidangan. Untung saja kain nya tak tertarik, serta dirinya juga tidak terjatuh ke lantai. Kepalanya yang semula tadi menunduk, hendak terangkat. Mencoba untuk melayangkan protes.

Namun urung, ketika mendengar suara dari orang yang menabraknya tadi. Sangat tak asing di telinganya. Sontak langsung membuatnya mendongak.

Kedua netra mereka langsung bertemu, membuat mata vana seketika terbelalak kaget. Sama halnya dengan orang tadi.

"Reni?!!!"

"Vana?!!!"

✓✓✓✓✓

Dentingan musik mengalun, terdengar cukup merdu di gendang telinga. Beberapa para tamu pun sudah mulai berdatangan. Serta mereka yang barusan saja mendapat pengumuman kelulusan kemarin siang.

Dan malam ini, baru acara pesta untuk acara From night milik mereka semua. Para pihak universitas memang sengaja untuk mengadakan acara ini. Khusus bagi para murid. Serta keluarga dari sang murid pun di perbolehkan untuk hadir.

Kedua mata selatan sedari tadi memandang sekitarnya, terlihat jelas. Kalau dirinya sedang mencari seseorang.

Pandangan kontak matanya langsung terhenti seketika, saat melihat angel. Yang posisinya tak begitu jauh darinya. Sekitar tujuh langkah ke depan. Lalu sembilan langkah kesamping kiri. Terus mundur sebanyak tujuh langkah. Gak cukup jauh kan?.

Ingin sekali rasanya selatan menghampirinya, namun harus memakai alasan apa dulu?.

Berpikir sejenak.

Vana. Yah, dia bisa bertanya pada angel. Dimana vana. Yang memang niat awalnya itu mencari anais nya, yang kabur entah kemana. Sekalian nanya, kan bisa modus juga. Lah? Eh?.

Selatan melangkahkan kakinya, mendekat ke arah angel. Yang dimana, angel kini tengah sibuk dengan ponsel di tangannya.

"Angel" merasa namanya nya dipanggil, membuatnya mendongak.

Tentu saja dirinya cukup terkejut saat secara tiba-tiba saja selatan sudah berada di hadapannya, Tak ingin nanti selatan menyadari nya, detik berikutnya mimik wajah nya langsung berubah menjadi biasa saja.

"Iya?" Ucapan terdengar santai, biasa saja. Tanpa ada kata gugup.

"Lo liat vana gak?" Kening angel mengkerut heran. Sepertinya permintaannya yang beberapa menit lalu terkabulkan, menyuruh selatan untuk menjauhinya. Dengan cara, selatan mengubah kesan panggilan nya. Yang dulu aku, kamu. Menjadi Lo, gue.

Tapi........ Kok agak nyesek ya?.

Angel menggeleng pelan berusaha mengenyahkan pikiran gila yang mulai bersarang di otaknya, dan hal itu masih terlihat oleh selatan.

Selatan mengira angel menggeleng pelan, yang artinya ia tak tahu keberadaan anaisnya.

"Lo gak liat ya?"

"Gu-"

"Dimana sun?!" Ucapan angel langsung terpotong oleh seseorang. Dan selatan cukup tahu siapa orang tersebut, walau tanpa menoleh sedikitpun. Terdengar dari Nadanya yang datar, serta kesannya yang dingin. Siapa lagi kalau bukan kakaknya, si bara.

"Lo nanya gue?, Terus gue nanya siapa?."

Bara menatap sekilas ke arah selatan, kemudian berlalu pergi begitu saja dari sana. Membuat selatan mengumpat dalam hati, tentang kelakuan kakak sepupunya. Yang selalu membuatnya darah tinggi, mending kalau naik haji.

✓✓✓✓✓

Ringisan kesakitan terlontar dari mulut vana. Lantaran sedari tadi ia dihadiahi oleh sahabatnya, Reni. Hadiah Omelan, ocehan, serta cubitan.

Ya, semua juga pasti bakalan marah jika berada di posisi Reni.

Bayangkan, jika kamu mempunyai sahabat. Yang selalu saja bersama, walau banjir, hujan dan badai yang menghampiri. Namun, hal itu tak akan membuat kalian bisa terpisahkan.

Dan secara tiba-tiba sahabat kamu menghilang begitu saja. Tanpa kabar sama sekali.

Ya, marah sih gak. Cuma agak..... Kecewa...

"Aduh!!, Sakit ren!. Lo ini lagi nyubit kulit manusia lho, bukan nyubit kulit sapi!" Vana menjauhkan tangan Reni yang tadinya mencubit lengan kanan miliknya.

"Kulit Lo sama kulit sapi kan sama, 11.12"

Vana cemberut, mendengar ucapan Reni. Sedangkan Reni memutar kedua bola mata nya malas. Sahabatnya, pintar sekali kalau soal ber-Drama. Cocok buat jadi aktris, pemeran pembantu.

"Salah Lo sendiri, tiba-tiba hilang gitu aja!. Seenggak nya, kalau mau pergi tuh yang sopan dikit Napa. Izin kek, atau kasih kabar lah" perkataan Reni membuat vana menunjukan cengiran bodohnya.

"Ya, gue kan udah gede" ucap vana sangat tak nyambung, membuat Reni mengkerut heran.

"Maksudnya?".

"Lo tadi kan nyuruh gue buat sopan, sedangkan ajaran gue, waktu kecil sama gede tuh beda."

"Bedanya apaan?" Niat awalnya untuk marah jadi terlupakan, gara-gara vana yang jago mengalihkan topik.

"Waktu kecil, gue emang di ajarin sopan santun, sedangkan pas udah gede. Di ajarin so fun santuy".

"Santuy pala Lo!" Reni langsung menoyor kening vana. Membuat vana mengaduh kesakitan.

"Ya sor-"

"Sun?!" Ucapan vana langsung terpotong seketika.

Vana maupun Reni seketika langsung menoleh, ke arah bara. Yang tiba-tiba saja datang. Entah dari mana. Mungkin dari Antartika.

Vana menatap bara dengan tatapan polos, seolah-olah dirinya seperti bayi yang baru lahir. Tak ada dosa. Padahal mah dosanya banyak. Soalnya vana itu sering kali membunuh. baik sengaja, maupun tidak disengaja. Contohnya saja, semut dan nyamuk.

Sedangkan Reni menatap ke arah bara dengan guratan halus yang berada di keningnya. Di otak nya mulai memikirkan, siapa orang yang di hadapannya saat ini. Dan kenapa bisa ia mengenal vana?.

Di lihat dari pakaian yang di kenakan orang ini, terlihat kalau orang ini cukup kaya. Umurnya juga kelihatannya sedang, tidak ketuaan dan tidak kemudaan.

Dikira buah pisang kali ya.

Dan biasanya orang yang seumuran dia ini, kebanyakan menjadi Dady sugar. Reni mengetahuinya dari bacaan cerita di wattpad miliknya.

Ting!!.

Reni seketika langsung tersadar akan sesuatu, matanya menatap vana maupun bara bergantian. Seperti itu terus, sampai si doi peka sama perasaan kita. : )

Vana menjadi risih sendiri, di tatap sedemikian rupa oleh Reni. Tetapi, berbeda hal nya dengan bara. Ia tetap datar, biasa saja. Seperti biasa.

"Jangan bilang, kalau Lo ngejual diri Lo. Buat jadi baby sugar nya orang ini?!"

"Hah?!!"

Fix, ucapan Reni kali ini bisa membuat bara terkejut juga, selain vana.

Dan kita doakan saja, semoga Reni baik-baik saja. Di tangan bara. Karna berani menghina sun miliknya.





UP LAGI GUYS....

OH YA, BUAT KALIAN...
YANG KALAU MAU COPAS KATA-KATA DI SETIAP CERITA SAYA...

SAYA HARAP IZIN DAHULU YA...

SAYA UDAH CAPE MIKIR, CAPE NGETIK...

JADI, TOLONG HARGAI YA...

BTW, JANGAN LUPAKAN BUDAYA VOTEMENT...❤

THANK'S...

ATA L.B

Continue Reading

You'll Also Like

446K 48.9K 96
Sang CEO tampan mahabenar akhirnya mantu di usia yang masih thirty something, satu anggota keluarga baru akhirnya hadir. Tapi pekerjaan rumahnya belu...
133K 3.5K 19
TAHAP REVISI Cerita ini sebelumnya sudah pernah saya publish sebanyak 12 Bab di akun @aim_Key dengan judul My Childish Boyfriend __________-----_____...
952K 54.4K 53
BELUM DIREVISI. "Suutttt Caa," bisik Caca. "Hem?" jawab Eca. "Sttt Caa," "Apwaa?" Eca yang masih mengunyah, menengok ke samping. "Ini namanya ikan ke...
371K 16.7K 70
Ini cerita kedua yang aku publish,, Potongan cerita:: Plakk Satu tamparan berhasil mendarat dipipiku dengan mulus, kau membangunkan macan betina. "Be...