LYSANDRA [Completed]

Bởi Elnurave_

36.4K 3.2K 288

Cowok dan pacaran adalah dua impian yang teramat sangat jauh dari kata posible bagi Sandra. Tidak ada kekuata... Xem Thêm

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53

11

868 80 4
Bởi Elnurave_

Hal pertama yang ia lihat saat bangun keesokan harinya ialah, Sandra berada di sebuah kamar yang asing baginya.

Cewek itu langsung terjingkat dan menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya.

“AAAAHHHHH!!!!” Teriak cewek itu. Ia panik bukan main ketika pakaian yang ia kenakan tak sama seperti kemarin.

“Gak gak gak. Gak mungkin. Pasti lo halu.” Racau Sandra. “Gue ada dimana? Trus-“

Cklek.....

Perhatian cewek itu langsung tertuju ke arah pintu yang sudah setengah terbuka. Dari sana, tampak seorang cowok berjaket demin masuk.

Sandra langsung bereaksi. Ia melompat ke arah cowok itu, dan memukulinya dengan bantal, bahkan sebelum cowok itu masuk sepenuhnya.

“Dasar cowok bangsat! Lo apain gue?!! Lo bawa gue kemana?!”

“Aduh, Mbak. Sumpah demi Allah, saya gak ngapa-ngapain. Saya kesini cuma mau ambil jaket.”

“DASAR COWOK KURANG AJAR! LO APAIN GUE SEMALEM?!!”

“Aduh, Mbak. Sumpah demi Allah, saya gak ngapa-ngapain. Saya kesini cuma mau ambil jaket.”

“Hah? Jaket?!”

“Udah belum, Mas?” Tanya seorang cewek dari arah belakang.

Sandra mencondongkan badan sedikit ke kiri guna melihat orang tersebut. “Mira?” Tanyanya sambil mengeritka alis. “Lo disini juga?”

Mira berdecak. “Ya iyalah, ini kan rumah gue.”

“Rumah lo?” Sandra langsung mengibaskan tangan, isyarat untuk diberi jalan. Ia kemudian meneliti sekitar. Rumah itu terlihat sangat familiar baginya. “Bener rumah lo.” Ucapnya sambil meringis.

Mira mendengus. “Lo habis ngapain aja sih semalem?”

Sandra tampak berpikir, “Gak tau.” Polosnya. “Trus Mas ini siapa? Kenapa bisa ada disini juga?”

“Saya driver Grab yang semalem anterin Mbak.”

Huwaaa......ngenes banget sih hidup gue! Sekalinya suka sama cowok sampe segininya!”

Cowok itu masih sibuk mengarahkan fokusnya ke jalanan di depannya, sambil sesekali mengarahkan sebelah tangannya ke belakang, menjaga agar kedua tangan Sandra tetap melingkar pada tubuhnya. Sebenarnya ini sudah lewat dari shift kerjanya, namun melihat Sandra berjalan sendirian di trotoar dengan kondisi mabuk tadi, membuatnya merasa iba. Ia pun akhirnya memberi tumpangan pada cewek itu.

“Rumah mbak dimana?” Tanyanya.

Bukannya menjawab, Sandra malah semakin meracau. “Jahat lo, Nic! Tega banget peluk-pelukan sama cewek lain. Padahal kan lo lagi jalan sama gue tadi. Lo gak nyadar apa kalo gue suka sama lo?! Gue-”

Byuuurrrr......

Cowok itu merasakan sesuatu yang basah mengenai punggungnya. Ia langsung meminggirkan motornya dan mengecek. Rupanya cewek itu barusan memuntahi bagian belakang jaketnya.

“Yah, maaf, mas. Jadi muntah disini.” Ucap Sandra.

“Udah, mbak, gak apa-apa.” Cowok itu mengulurkan tangannya. “Sini, biar saya bantu turun.” Tawarnya.

Sandra meraih tangan tersebut, namun tak lama setelahnya, ia pun ambruk dan mulai tak sadarkan diri.
“Mbak, mbak, bangun, mbak.” Cowok itu menepuk pelan pipi Sandra. “Haduh, orangnya pingsan lagi.” Gumamnya.

Bersamaan dengan itu, ponsel Sandra yang berada dalam tas selempangnya berdering. Tanpa pikir panjang, cowok itu langsung mengambilnya lalu mengangkat panggilan tersebut. Barangkali itu bisa membantunya mengantar cewek itu pulang.

“San, lo kemana aja sih? Jam segini belum juga pulang.” Ucap seorang cewek dari seberang telepon, tepat setelah panggilan tersebut tersambung.

“Halo, mbak. Maaf, ini tadi saya nemuin temen mbak mabok di pinggir jalan.” Jelas cowok itu. “Trus sekarang dia pingsan.”

“Hah?! Seriusan, Mas?” Panik orang itu. “Oke oke, Mas antar dia ke rumah saya ya. Nanti saya kirim alamatnya.”

“Gue mabok?!” Pekik Sandra. “Mas-nya yang bener aja dong. Masa sih saya mabok. Saya mabok, Mas?”

Si driver Grab itu hanya bisa mengerjapkan mata, “Saya gak bohong, Mbak.”

“Aduh. Mati gue. Gimana kalo sampe orang rumah tau? bisa dicoret dari KK ntar.” Rutuk Sandra. “Kalian denger ya.” Ucap cewek itu sambil menggebrak meja, “Rahasia ini Cuma di antara kita bertiga. Gak ada orang lain ynag boleh tau.” Ancamnya.

“Ya, gak usah sok dramatis gitu deh.” Balas Mira, menutupi rasa ngerinya. “Rahasia lo aman kok. iya kan, Mas- siapa namanya?”

“Oh, Ali, Mbak.” Ucap cowok itu.

“Gak usah pake Mbak juga. Kan masih tua-an situ.” Timpal Sandra.

Mira menendang kaki Sandra, “Biasa aja ngomongnya. Lo lagi PMS ya?”

“Apaan sih? Orang gue ngomongnya biasa juga.”

“Maafin temen saya ya, Mas. Dia emang gitu orangnya.”

Ali tersenyum simpul. “Iya, gak apa-apa.”

Sandra terperangah menatap cowok itu. jika diperhatikan, cowok itu tampan juga, apalagi saat ia tersenyum, sungguh manis dan mempesona. Perlahan, ia mulai larut dalam lamunan.

“Woy.” Mira menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Sandra, membuyarkan lamunannya. “Nih bocah waras?”

“Eh, i-iya, kenapa?” Sandra langsung terjingkat.

“Hadeh, nih anak.” Cibir Mira.

“Um, mbak, saya pamit dulu ya. Sudah ada orderan.” Ali beranjak dari sofa, hendak melangkah keluar.

“Eh, bentar, mas.” Cegah Mira. “Ongkosnya yang semalam kan belum dibayar.”

Cowok itu berbalik. “Gak apa-apa, mbak. Saya ikhlas bantu kok.” Ucapnya, kemudian keluar.

Mira langsung menoleh ke arah Sandra, menatapnya dengan tatapan menyelidik. “Lo habis ngapain aja sih semalem?”

“Gak ngapa-ngapain.”

Mira berdecak. “San, gue serius. Gak mungkin lo bisa balik sendirian dalam keadaan mabuk kalo gak ada apa-apa.” Omelnya. “Jangan bikin orang khawatir deh.”

Sandra merasakan dadanya menghangat saat mendengar perkataan Mira, rupanya temannya itu sangat peduli padanya. Ia pun langsung memeluk sahabatnya itu. “Thanks ya.” Lirihnya.

“Lo kenapa sih?” Bingung Mira.
Sandra mengendurkan pelukannya pada Mira. “Nico, Mir.” Aduhnya.

“Nico kenapa? Lo diapain sama dia?” Tanya Mira. “Cerita ke gue.”

“Gue lihat dia peluk-pelukan sama cewek semalem.” Ucapnya. “Padahal baru aja dia ajak gue berduaan.”

“Tuh cewek fansnya kali.” Ucap Mira. “Wajar lah kalo dia peluk.”

“Enggak, Mir.” Ngotot Sandra. “Kalo pun dia fans, Nico gak akan peluk-peluk tuh cewek di tempat sepi, habis itu nganterin dia pulang pula. Artis macam apa yang bakal memperlakukan fans sampe segitunya?” Kesalnya.

“Lo kesel lihat dia peluk-pelukan sama cewek lain?”

“Ya iyalah! Ngapain pake ditanya segala?!”

“Emang lo siapanya dia?”

Jleb. Sandra terdiam seketika, pertanyaan Mira barusan terasa sangat menohok. Memang ia bukan siapa-siapa bagi cowok itu. Ia hanya sekedar penggemar yang bahkan baru mulai menyukai cowok itu sejak beberapa hari lalu, teman bukan, sahabat bukan, pacar apalagi.

“Ada hak apa lo bisa kesel atau marah sama dia?” Tanya Mira lagi.

Bahu sandra merosot. “Bener juga sih yang lo bilang. Gue bukan siapa-siapanya Nico, gue Cuma satu diantara sekian banyak fansnya dia yang gak keitung jumlahnya.” Ucapnya pasrah. “Mungkin setelah ini, gue harus stop ngejar-ngejar dia, apalagi mimpi buat jadi pacarnya.”

“Alhamdulillah. Terima kasih atas hidayah-Mu Ya Allah.” Ucap Mira dengan mata berbinar. “Akhirnya teman hamba sadar juga.”

Gemas, Sandra pun langsung memitak kepala cewek itu. “Heh, maksudnya apaan ngomong gitu? Lo kira gue kerasukan?”

“Tingkah lo yang kayak orang kerasukan.” Mira mengelus-elus bekas pitakan Sandra. “Udah deh. Sadar diri, lo tuh siapa, dia siapa.”

“Iya, iya, tau kok.”

“Yaudah cepetan mandi gih.” Ucap Mira. “Ntar kalo telat, Bang Arka bakal ngamuk-ngamuk.”

TBC

Hai hai hai......I'm back......

Duh, maap ya lama gak update

Bang Ali si driver Grab cogan.....

Ehe!

Jangan lupa vote & comment yaa

See you.....

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

9K 541 57
Nata itu lelaki yang rumit. Tapi Nata itu lelaki yang manis. Nata dan Sena itu dekat, mereka seperti sepasang orang yang berpacaran. mereka begitu se...
1K 107 35
Gimana sih jadinya kalau seorang perempuan sulit untuk jatuh cinta tidak seperti layaknya seorang perempuan pada umumnya, ya itu semua di alami oleh...
56.1K 2.1K 18
Seri #1 Baik Anya maupun Arka, keduanya tidak lepas dari kata penyesalan dan kehilangan. #AuthorNote : If you reading this story on any other platfor...
5.8K 3.6K 65
A Blue Story by Nora "Jika kita saling menggenggam, maka aku tidak menemukan alasan takut sendiri." Entah mana yang lebih menyakitkan, sendiri atau...