The Major

By duskintherain

923K 126K 32.6K

2ND PRE-ORDER STARTS 15TH AUGUST! BOOK VERSION RELEASED. The first book before The Monarch's Vagary and Death... More

๐๐ซ๐จ๐ฅ๐จ๐ ๐ฎ๐ž
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐ˆ
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐ˆ๐ˆ
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐ˆ๐ˆ๐ˆ
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐ˆ๐•
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐•
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐•๐ˆ
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐•๐ˆ๐ˆ๐ˆ
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐ˆ๐—
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—๐ˆ
๐๐ก๐š๐ฌ๐ž ๐“๐ฐ๐จ: ๐”๐ง๐ซ๐ž๐ฏ๐ž๐š๐ฅ๐ข๐ง๐  ๐ญ๐ก๐ž ๐“๐ซ๐ฎ๐ญ๐ก.
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—๐ˆ๐ˆ
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—๐ˆ๐ˆ๐ˆ
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—๐ˆ๐•
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—๐•
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—๐•๐ˆ
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—๐•๐ˆ๐ˆ
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—๐•๐ˆ๐ˆ๐ˆ
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—๐ˆ๐—
๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐—๐—
๐Ž๐ฎ๐ญ๐ซ๐จ : ๐ˆ
๐Ž๐ฎ๐ญ๐ซ๐จ : ๐ˆ๐ˆ
A NEW PHASE.
The Major is coming.
PRE ORDER THE MAJOR STARTS!
PO KETIGA THE MAJOR!

๐๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐•๐ˆ๐ˆ

32.7K 5.1K 932
By duskintherain

Pagi itu, cuaca cukup cerah. Dan hari ini memasuki akhir pekan. Yang Elaine dengar dari Roland, Jeffrey akan pulang pagi ini dan laki-laki itu tidak akan memiliki kesibukan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Itu berarti, Mayor akan berada di manor seharian penuh. Gadis itu baru saja selesai mandi dan ia terlihat sangat bersemangat memilih gaun yang akan dipakainya hari ini. Pilihannya jatuh pada long dresss putih berlengan panjang, potongan kerah ascot, berbahan satin dengan perpaduan lace di beberapa bagian. Shanon membantunya memakaikan gaun itu. Elaine terlihat puas.

"Pilihan yang bagus, Nona Elaine. Ini seperti Anda akan pergi berpiknik," ucap Shanon sambil mulai menyisir dan menata rambut gadis itu.

Elaine menoleh ke arah Shanon, lalu menilik ke luar jendela. Gadis itu tersenyum.

"Benar juga, cuaca sedang cerah. Shanon, bisakah kau membantuku menyiapkan perlengkapan piknik? Kau baru saja memberiku ide yang bagus."

"Oh? Baiklah, Nona, akan segera saya siapkan," Shanon agak terkejut, namun ia menyetujui permintaan Elaine.

Belum sempat Elaine menyahut kepala pelayannya, suara ketukan di pintu terdengar. Shanon yang sedang sibuk berkutat dengan rambut Elaine bergegas membuka pintu. Sosok Roland terlihat. Setelah menyapa Shanon, Roland segera menghampiri Elaine.

"Selamat pagi, Nona Elaine. Makan pagi telah siap, Nona. Mayor telah menunggu Anda."

Elaine mengangguk.

"Lupakan tentang makan pagi. Kurasa aku akan berpiknik sekaligus makan pagi bersama Mayor!"

"Ah, begitu, Nona? Baiklah," ucap Roland seraya mengulurkan tangan untuk membantu Elaine berdiri.

Ia menyambut uluran tangan Roland dan berdiri. Mereka lalu berjalan meninggalkan kamar Elaine, setelah gadis itu, sekali lagi meminta Shanon untuk menyiapkan perlengkapan piknik yang ia minta.

Jeffrey baru saja tiba di pintu utama kastil untuk bersiap menyantap sarapan paginya saat Elaine berlari ke arahnya. Gadis itu bahkan sempat hampir terjatuh karena menginjak gaunnya sendiri. Laki-laki itu melepas mantelnya, dan menyerahkannya kepada Hansen. Matanya menatap Roland yang telah membawa sebuah keranjang piknik. Ia mengulurkan tangannya pada Elaine, dan menggenggam tangan gadis itu kuat begitu Elaine menyambut uluran tangannya.

"Kamu harus lebih berhati-hati, Elaine."

Yang ia ajak berbicara, justru tidak memusatkan atensi pada apa yang baru saja ia katakan.

"Mayor, cuaca sedang cerah, ayo berpiknik!"

Jeffrey terlihat sedikit terkejut, namun ia berusaha menetralkan ekspresinya. Ia menatap Roland sejenak, dan elite Black Sun itu hanya menundukkan kepala, tanda hormat.

"Tentu saja, Milady. Ayo. Hansen, tolong siapkan kuda untuk saya dan Elaine."

Hansen segera bergegas meninggalkan Jeffrey, menuju kandang kuda yang ada di samping istana. Sedang Jeffrey, hanya menatap gadis kecil di hadapannya. Tatapan gadis itu dipenuhi binar bahagia, dan pipinya memiliki semburat merah muda. Gadis itu sibuk menatap sisi lain, dan Jeffrey tetap terdiam menatapnya sampai entah berapa lama. Ia masih menggenggam tangan Elaine. Hingga suara Hansen membuyarkan lamunannya.

"Your Excellency, kuda Anda sudah siap."

Jeffrey berbalik, lalu menarik Elaine pelan.

"Dimana Rosie?"

Gadis itu bertanya dengan polos, sambil mencoba mencari ke segala arah. Namun nihil, hanya ada kuda berwarna hitam milik Mayor.

"Hari ini, kamu berkuda dengan saya."

"Huh?"

"Kamu memakai gaun, Elaine. Kamu tidak memakai pakaian berkudamu."

Gadis itu menggigit bibir. Benar juga, seharusnya ia memakai pakaian berkuda. Saat ia sedang berpikir, tiba-tiba Jeffrey melingkarkan lengannya di sekitar pinggang gadis itu, dan mengangkatnya hingga dirinya duduk di atas kuda milik Jeffrey. Elaine langsung berpegang kuat pada reins. Sedetik kemudian, Jeffrey segera naik ke atas kuda miliknya. Elaine agak sedikit merasa canggung, pertama, kuda ini jelas lebih tinggi dari Rosie. Kedua, berkuda bersama Mayor? Yang benar saja.

"Berikan reinsnya, Elaine."

Elaine yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya sendiri, sontak memberikan reins yang sedang ia genggam kepada Jeffrey. Laki-laki itu tersenyum kecil.

"Ingin berpiknik di dekat sungai di belakang kastil?"

"Ah? Boleh juga. Kurasa itu adalah tempat yang bagus, Mayor."

"Baiklah."

Jeffrey memacu kudanya dan mereka menuju ke area belakang kastil, mendekati area aliran sungai di pinggir hutan yang mengelilingi kastil mereka. Di belakang, Hansen, Roland, dan dua pengawal lain mengikuti. Sesampainya di sana, Jeffrey membantu Elaine untuk turun dari kuda miliknya setelah sebelumnya ia turun terlebih dahulu. Setelah Roland selesai melebarkan selimut yang akan Jeffrey dan Elaine gunakan sebagai alas duduk, Jeffrey mengajak gadis itu untuk duduk di sampingnya. Elaine kemudian segera membuka keranjang piknik, mengeluarkan beberapa panekuk, buah segar, croissant, dan sandwich. Oh, dan 3-tea set yang di teapotnya terisi penuh Earl Grey hangat. Teh kesukaan Elaine.

"Look who's getting excited? I see you've prepared all of this."

Elaine menoleh dan tertawa pelan. Ia menyerahkan sepiring panekuk yang telah dilapisi sirup maple kepada Mayor. Jeffrey menerimanya setelah sebelumnya ia menggulung lengan kemejanya hingga ke siku tangan.

"Kamu memasaknya sendiri?"

Elaine menggelengkan kepala.

"Bukan, Shanon yang menyiapkan semuanya. Dia yang menyarankanku untuk pergi berpiknik."

Jeffrey hanya mengangguk sambil mulai memakan panekuknya. Sedang Elaine, perhatian gadis itu mulai tersita oleh bunga-bunga yang tumbuh secara alami di sekitar mereka. Edelweiss, Yellow Pond-lily, Mountain Harebell, hingga Centaurea. Elaine memetik sebuah Yellow Pond-lily yang ada di dekatnya dan memandangi bunga itu. Cantik. Dan sejak beberapa menit terakhir, Jeffrey memandangi gadis itu dengan lekat sambil merapikan anak rambut Elaine yang berantakan karena angin yang berhembus. Meski sang perempuan sedang sibuk memainkan bunga yang tengah ia petik.

"Saya pikir ini adalah idemu hari ini untuk berpiknik, Elaine? Tapi kamu mengabaikan saya."

Jeffrey berucap santai sambil menuang teapot ke salah satu cangkir yang masih kosong. Ia lalu dengan tenang meminum Earl Grey miliknya yang masih menguarkan asap, tanda bahwa teh miliknya masih cukup hangat.

"Mayor, tapi kau juga sering mengabaikanku."

Jeffrey hampir tersedak tehnya sendiri, namun ia menanggapi pernyataan protes Elaine dengan tenang. Ia menarik tangan Elaine dengan pelan hingga gadis itu duduk di pangkuannya. Jeffrey menatap wajah Elaine yang begitu dekat dengannya sebelum menenggelamkan wajahnya pada lekukan leher gadis itu. Ia menghembuskan nafasnya secara kasar. Elaine merasa kali ini Mayor sedang dalam suasana hati yang buruk, melihat bagaimana ia mendekap Elaine seperti ini. Tangan gadis itu terulur, mengusap rambut Jeffrey dengan perlahan.

"Saya akan pergi lagi mulai besok. Ada perubahan rencana. Borderline membutuhkan saya. Rensfold sedang dalam tahap pengukuhan wilayah di bagian barat daya. Saya akan pergi berperang, lagi. Memimpin penyerangan ke Wenhoff, lebih tepatnya," ucap Jeffrey sambil masih menenggelamkan wajahnya pada lekukan leher Elaine.

Elaine menoleh, terkejut dengan ucapan Jeffrey barusan.

"Tapi Mayor- untuk berapa lama?"

"Jangan menunggu saya. Persiapkan diri kamu untuk menyambut saya pulang. Saya mungkin akan membutuhkan darah kamu dalam jumlah banyak, nanti. Dan jangan keluar kastil, apalagi menempatkan dirimu dalam bahaya. Pastikan selalu berada di samping Roland. Orang-orang mungkin saja mencelakaimu karena kamu adalah Duchess of Azdan, Istri dari Jeffrey Dryomov."

Elaine menggigit bibirnya, perasaannya mendadak gusar. Namun gadis itu mengangguk.

"Tapi Mayor janji akan pulang, kan?"

Jeffrey terpana untuk sesaat, lalu ia mengangguk, ragu.

"Ya, saya janji. Saya akan bawakan kamu hadiah ketika pulang."

Jeffrey lalu menarik kepalanya, lalu kembali menatap wajah Elaine. Ia menangkup pipi gadis itu dan mengusapnya perlahan.

"Besok, seseorang akan datang. Namanya Victoria von Schanderz. Dia adalah desainer paling terkenal di Rensfold. Victoria yang akan mengurus gaun pernikahanmu nanti. Dia akan tiba, mungkin di sore hari."

Elaine membelalakkan matanya.

"Mayor, bukankah itu terlalu berlebihan?!"

Menghadiri undangan-undangan tea time dan mengenal kalangan bangsawan-bangsawan perempuan di Rensfold membuat Elaine lebih jauh beradaptasi pada kondisi sosial yang ada. Gadis itu mengetahui Victoria von Schanderz dari salah seorang putri Baron yang gagal mereservasi Victoria untuk merancang gaun pernikahannya. Selain sangat mahal dan memiliki kualitas kelas atas, Victoria sangat pemilih dalam menentukan kliennya. Ia tidak segan-segan menolak kliennya jika ia tidak menginginkan menjadi perancang gaun mereka. Dan, oh, Victoria kali ini justru akan merancang gaun pernikahannya? Ini gila.

"Berlebihan? Victoria adalah salah satu partner bisnis saya. Jadi, tenang saja. Dia dengan senang hati menjadi perancang gaunmu."

Elaine tidak bisa menutupi keterkejutannya. Jeffrey lalu tertawa pelan dan mengecup pipi gadis itu pelan.

"Tidak perlu merasa kaget seperti itu, Elaine. You deserve these privileges."

Pipi Elaine bersemu. Gadis itu tersenyum, lalu memajukan wajahnya untuk mencuri sebuah ciuman di pipi Jeffrey. Mayor itu terperanjat dan menatap Elaine dengan penuh tanda tanya. Namun ia tak menyuarakan apapun, selain tawa yang menghiasi wajah kakunya. Laki-laki itu sepertinya sudah memahami bagaimana cara memperlakukan makanannya dengan baik sekarang. Sisa satu pertanyaan sekarang, benarkah Mayor akan benar-benar pulang? Mendadak ketakutan Elaine menenggelamkannya secara diam-diam.

----------------------

Hampir tengah hari, Elaine mengantarkan Jeffrey ke pintu utama kastil. Ia membawakan mantel dan cloak milik sang Mayor sambil berjalan di sampingnya. Sedang Jeffrey sedang merapikan pakaiannya. Sebelah tangannya menggenggam Tueur de Rose, yang sudah menguarkan mana khas berwarna merah yang menguar. Sesampainya di samping carriage, Elaine menyerahkan mantel milik Mayor dan membantu laki-laki itu memakainya. Terakhir, ia membantu memasangkan cloak itu pada Jeffrey.

"Jaga dirimu baik-baik. Berjanjilah pada saya untuk makan dengan teratur. Alchemist mungkin akan datang jika saya membutuhkan darahmu."

"Mm-hm. Kau juga, Mayor. Jaga dirimu baik-baik."

"Saya tidak semudah itu dibunuh, Elaine. Kamu bisa tenang," ucap Jeffrey sambil mengusap puncak kepala gadis itu.

"Oh, bolehkah aku bertanya, Mayor?"

"Ya? Tentang apa itu?"

"Kenapa kau tidak pernah membawaku ke tempatmu bertugas?"

Jeffrey tercenung untuk sesaat.

"Terlalu berbahaya. Kamu bisa terluka. Dan itu tidak baik, akan merepotkan," jawabnya sambil menggenggam tangan Elaine. Pandangannya lalu beralih ke Roland.

"Roland, jaga Elaine. Saya pergi dulu."

"With all my life, Your Excellency."

Jeffrey berbalik, dan semua orang yang mengantarkannya membungkuk hormat. Elaine sesekali mencuri pandang, hingga punggung itu hilang di dalam carriage. Batalion Jeffrey mulai bergerak meninggalkan manor saat salah satu elite Black Sun memberikan perintah. Dan Elaine langsung merasa kosong saat itu juga. Ia bahkan tidak mengerti kapan ia akan menemui Mayor lagi. Dan ia mulai merasa kesepian.

"Nona Elaine, tamu Anda telah tiba."

Suara Roland mengagetkan gadis itu. Sebuah carriage lain baru saja tiba di pelataran kastil. Seorang perempuan yang terlihat begitu anggun turun dari sana. Tatapan matanya angkuh dan kuat, namun sarat akan kelembutan di sana. Perempuan itu melangkah menaiki tangga menuju pintu utama kastil. Langkahnya terhenti beberapa anak tangga di depan Elaine. Ia mendongak, seulas senyum yang begitu cantik terukir di bibir manisnya. Elaine membeku untuk sepersekian detik.

"Salam, Duchess of Azdan. Sebuah kehormatan bisa menjadi desainer Anda. Saya Victoria von Schanderz, may the blessing of Rensfold be with you," perempuan itu memberi salam penghormatan kepada Elaine.

Elaine mengangkat gaunnya dan memberikan penghormatan kepada Victoria.

"Senang bertemu dengan Anda, Lady Schanderz. Silakan masuk. Dan, tidak perlu terlalu formal. Aku ingin kita berbicara lebih nyaman," ucap Elaine sambil menuruni anak tangga dan mempersilakan Victoria untuk memasuki kastil.

"Kalau begitu, Nona Elaine boleh memanggil saya 'Victoria'. Itu terasa lebih nyaman."

Elaine mengangguk.

"Baiklah, Victoria. Ayo masuk. Oh ya, Shanon, tolong siapkan raspberry rose tea untuk kami."

"Baik, Nona Elaine."

Kedua perempuan itu kemudian melangkah masuk. Sebelum memasuki kastil, untuk terakhir kalinya, Elaine melihat keluar, mengikuti kemana arah batalion Mayor bertolak barusan. Ia menghembuskan nafas dengan pelan, dan tersenyum kecil. Seharusnya Mayor ada di sini, ikut memberikan saran tentang gaun pernikahannya, atau sekedar membantunya menghadapi desainer ternama seperti Victoria. Elaine merasa agak gugup. Tapi tidak apa-apa, ia yakin akan baik-baik saja. Gadis itu lalu benar-benar memasuki kastil. Dan ketika pintu kastil tertutup, itu berarti hari-hari tanpa Mayor akan kembali dimulai.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Majorpedia

* Reins : a long, narrow strap attached at one end to a horse's bit, typically used in pairs to guide or check a horse while riding or driving.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

INTRODUCING

Lee Sungkyung (이성경) as Victoria von Schanderz.
Status : Cameo.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Illustration:
Dryomov Family's old manor. I didn't get to gave its illustration di awal. Hehe.




And this is their new castle or new manor. WAAAY BIGGER.


Lastly, the outfit that Elaine use when she went on a picnic with Mayor.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TARAAA! Chapter 7 sudah selesai. Chapter 8 will be up tonight!
Neeways, how was it? Did you enjoy reading this part? Heheh.

DO NOT FORGET to leave a trace by simply giving comments and or votes as a form of feedback. I am highly appreciated that since I often reading all of your comments to improve the story>_<

Oh ya, one quick question! Menurut kalian, orang seperti apa sih Elaine itu?
(Lemme know by commenting above yep!)

Udah deh, sekian dulu. Semoga engga kebanyakan atau malah kurang? Hehehe.

Happy Valentine, err-one!

Happy birthday, Jung Jaehyun!

Continue Reading

You'll Also Like

10.5K 1K 21
Pro Hero dikatakan kuat, tidak bisa dipecahkan, dan tidak ada duanya. Jadi apa yang anda lakukan ketika Pro Hero yang tidak ada duanya, tidak bisa me...
84.7K 2.2K 32
Hanin begitu imflusif saat menyetujui kesepakatan yang di ajukan oleh Sarah untuk membatalkan perjodohan antara Dhita larasati dan Pria bernama Kalan...
KITA By ZEY

Fanfiction

10.6K 1.5K 14
[Sekuel dari 'Makrab'] โTentang kisah aku, kamu dan kita saat dikerjai oleh perasaan sendiriโž Follow sebelum membaca. Tidak sesuai PUEBI Non baku, B...
2.7K 283 9
Apakah aku yang egois? Atau kau yang tidak peka? . . Jeon Wonwoo, Kim Mingyu, Xu Minghao, Hong Jisoo / Joshua, Wen Junhui . (FF Remake dr FFN...