Syavarla

By Tiaramadani27

3.8K 1.6K 125

Follow sebelum baca:) (On going) #no plagiat! Tanpa ku sadari, kesenangan telah membuatku lupa,bahwa hidup ti... More

PROLOG
Part1
Part2
Part3
Part4
Part5
Part6
Part8
part9
part 10
part11
part 12
part 13
part14
part15
part 16
part17
part18
part19
part 20
part 21
part22

Part7

213 107 4
By Tiaramadani27

Reva menuruni anak tangga,sudah dengan memakai seragam sekolahnya,dan tas dipunggungnya.

"Pagi,Bu."

"Pagi,ayo makan dulu sayang."
Ucap Dania,yang sedang merapikan meja makan.

Setelah beberapa menit,akhirnya Reva menyuapkan makanan yang terakir.

TINT...

suara klakson motor terdengar dari luar.

Reva mengambil minum,dan langsung berdiri.
"Bu,aku pergi dulu ya."
Reva mencium punggung tangan ibu nya.

"Loh,kamu sama siapa?"

"Zahra Bu,noh dia didepan."

Tak lupa Reva menyalami ayahnya dan kak Reno.

"Hati-hati sayang."
Kata ayah.

Reva mengangguk dan langsung berlari menghampiri Zahra.

***


Tett...teett...teett...
Bel istirahat berbunyi.

Semua siswa bersiap-siap untuk kekantin.
Reva yang berada di disamping Zahra,sibuk mengeluh,karena Zahra belum selsai mengerjakan tugas,sedangkan cacing-cacing di perut Reva sudah berdisco kencang.

"Ayo Ra!"
Reva memegang perutnya.

"Bentar va, gue belum selesai."
Jawab Zahra tanpa menoleh.

"Ayo ra cepet!gue laper nih, lama banget si lo."
Tiba-tiba matanya beralih kearah pintu,melihat Arga dan teman nya lewat.

"Omegat,Arga."
Batin Reva,tanpa berkedip.

"Va, vaaa, revaaaaa"teriak Zahra sambil melambaikan tangannya itu di depan muka zahra.

Reva menepis tangan Zahra.
"Apaan si Lo!"

"Gue udah nih,tadi lu ngeburu-buru."
Zahra merapikan buku nya dan menaruhnya di kolong meja,lalu berdiri.

"Skuy lah,lama amat Lo."
Reva ikut berdiri.

Next kantin...

Rina dan Relita mereka sengaja pergi lebih dulu,untuk menempati tempat yang biasa mereka tempati.

Zahra dan Reva menghampiri Rina dan Relita yang sudah duduk dan sibuk menyeruput jus dihadapannya.

"Halo,guys."
Reva menyapa lalu duduk.

"Lah Zahra mana,va?"
Tanya Relita.

"Itu di belak,-"
Ucapnya terhenti,ketika menengok kebelakang,namun Zahra tak ada.

"Lah,bocah kemana."
Reva dan Relita,sibuk mencari Zahra.
Sedangkan Rina,ia masih sibuk menyeruput jus nya.

"Ekhem,lu pada kenapa?"
Tanya Rina.

"Nyari Zahra lah,lu gimana si."

"Ngapain dicari si,noh bocahnya,lagi sama David."

Rina dan Relita sontak memutarkan kedua bola matanya.
"Nyari masalah tuh anak."

"Gabisa di diemin va."

"Liat aja nanti,ayo ta kita duduk!"

Rina yang melihat kedua temannya berdecak kesal malah ngakak,ketawa.

"Hahaa,ngakak gue."

Tak lama Zahra datang.
Dan mendapat pelototan dari kedua temannya.

"Ngapa lu, ngeliat gue gitu?"

Mereka hanya terdiam.
Zahra tak peduli,ia langsung duduk,tanpa berdosa.

"Enak banget Lo,duduk."
Sinis Reva.

"Tau yaa,kita panik nyariin,taunya malah bucin di pojok."
Lanjut Relita.

Zahr menaikan sebelas alisnya,dan menahan tawanya.

"Hahaha,jadi lu panik nyariin gue?"

"Ciee takut kehilangan gue,kan lu pada."

Kedua temannya hanya berdecak sebal.

Sementara Reva,kini matanya tertuju pada satu titik,tepat di depan meja Reva,hanya terhalang satu meja saja.

"Itu kan Arga, terus siapa cewek yang ada di sampingnya itu."
Batin Reva.

"Va, lu liatin apa si daritadi."
Rina yang duduk membelakangi Arga kini menoleh kebelakang dan mencari apa yang dilihat oleh Reva.

"Gapapa Rin,ko lama ya pesanannya, gue udah laper nih hehe."
Daripada teman nya merasa curiga dengan sikap Reva,ia memilih untuk mengalihkan pembicaraan.

"Nah itu dia,yeayy makanan kita datang."ucap Relita.

"Akhirnya... udah laper nih gue." gumam zahra.

Mereka pun melahap makanannya itu dengan semangat, berbeda dengan Reva yang hanya memainkan sendok makan nya,tanpa di makan.
pikiran nya masih terfokus kepada Arga,dimana Arga tadi sedang berduaan bersama wanita lain,entah siapa.

Ketika Zahra hendak menyuapkan nasinya,ia tertuju pada Reva,yang malah melamun sambil memainkan sendok makannya dipiring.
"Va ko gak dimakan?"

"Iya, katanya lu laper tadi."
lanjut Relita

"Tau nih, biasanya kan lu doyan banget sama yang namanya makan"di lanjut lagi oleh Rina, sambil menyuapkan makanannya itu ke mulutnya

Reva tak mendengar perkataan semua temannya itu,kini ia sibuk menyeruput segelas jus alpukat dihadapannya sambil memikirkan seseorang yang tidak memikirkannya.
Ketiga temannya itu pun merasa aneh dan saling menatap satu sama lain, seolah mereka bertanya ada apa dengan Reva saat ini.

"va lu kenapa,si? " tanya Rina lagi.

"Reva, woyy!" Zahra menepuk bahu Reva.

Reva pun tersadar dari lamunannya itu,dan berhenti menyeruput segelas jus yang ada di hadapannya.

"Eh iya,kenapa? "
Jawab Reva celingukan melihat kearah tiga temannya itu.

"Lu yang kenapa,va?"ucap Zahra.

"Gapapa ko,emang kenapa dah?" Reva mencoba tenang dan bersikap biasa saja.

Ketiga temannya yang melihat Reva hanya terdiam dan meng-iyakan kata kata Reva,mereka sudah tau persis jika Reva memang tak selalu ingin ribet,jika tidak berarti tidak,meskipun ketiga temannya tau pasti ada apa apa,tapi mereka mencoba diam dan nanti dengan sendirinya Reva yang akan bercerita sendiri.

Setelah beberapa menit mereka beristirahat bel masuk pun berbunyi,semua murid kembali memasuki kelasnya masing-masing untuk melanjutkan jam pelajaran selanjutnya.

***

"Siang semua,sekarang keluarkan buku fisika dan buka halaman 157-160 kerjakan di buku tugas hari ini dikumpulkan!saya ada urusan mendadak.pulang sekolah harus ada di depan meja saya."

celoteh pak Nana guru fisika yang tiba tiba saja masuk membuat para siswa didalamnya kaget melihatnya,dan langsung membuka buku yang di perintahkannya,sementara pak Nana bergegas pergi lagi.

"Njir Dateng cuma ngasih tugas doang,seabreg lagi ngasihnya." ucap Noval teman kelas Reva.

"Tau ni,mana dikumpulin sekarang,kesel gue."lanjut Roni.

"Eh udah udah kerjain!ga usah banyak bacot." kata Rina selaku sekretaris kelas.

***

Teet...teet...tett...
Bel sekolah berbunyi.
menandakan semua kegiatan belajar hari ini sudah berakhir,semua murid kembali memasukan buku-buku ke dalam tas masing masing,ada yang bergegas pulang dan ada pula yang bergegas pergi ke tempat ekstrakurikuler yang mereka ikuti,namun berbeda dengan kelas Reva,yang masih sibuk dengan tugas fisika nya.

"Aduh,satu lagi nih."Reva bergegas ke meja Relita.

"Relita,gue liat dong 1 nomer lagi."sambil menarik buku Relita dan menyalin jawabannya.

Rina selaku sekretaris kelas,yang memegang sekumpulan buku ditanganya itu,datang menghampirinya

"Va,mana udah belum?"ucap Rina.

"Bentar Rin,dikit lagi."jawab Reva, tanpa menoleh dan masih sibuk menyalin buku Relita.

"Cepet,mau gue kumpulin."

"Iyaiya ini udah." Reva memberikan buku nya itu.

"Okee,udah semua kan temen-temen?"teriak Rina kepada seluruh temannya.

"Udahh."jawab seisi kelas dengan serentak.

Rina pun berbalik keluar kelas dan mengantarkan buku tugas nya itu ke meja pak Nana.

"Ra,sekarang kita kumpulan?"tanya Reva ke Zahra.

"Iya,va."jawabnya,sambil memasukan buku kedalam tasnya.

"Ra,va ayoo!"ajak Relita yang sudah siap.

Mereka pun meninggalkan kelas dan tidak lupa untuk mengunci pintu kelas,karena tinggal mereka bertiga saja yang ada di kelas saat ini.

Tap... Tap... Tap...

suara langkah kaki terdengar disetiap koridor kelas,hening tak ada obrolan selama diperjalanan menuju ruang OSIS,tiba-tiba saja mata Reva melihat kepada sosok lelaki yang sedang berdiri di depan kelas 8c,ya sosok itu adalah Arga.

"Eh ga,ngapain Lo?" Tanya Zahra tiba-tiba.

"Nungguin bocah ono noh."
jawab Arga sambil menunjuk ke arah perempuan yang kini mendekatinya.

"Loh kok?" Zahra yang melihatnya bingung.

"Iyaa,kita pacaran hehe." Arga kemudian merangkul frizca.

Deg.
Seperti tertusuk dari belakang,namun tak mati,hanya bisa merasakan sakit didada.
Itu yang dirasakan Reva saat ini.

"Kenalin,dia frizca."
Arga pun memperkenalkan nya

"Frizca,panggil aja ica." frizca menyodorkan tangannya ke Zahra dan bergantian dengan Reva.

"Zahra." ucapnya disusul oleh Reva.

"Reva."sambil menyalami tangannya dan tersenyum manis.

"Yaudah ga,gua duluan ya."
ucap Zahra.

"kak,kita bareng aja yuk sama mereka."kata Ica kepada Arga.

"Yauda yuk,eh tunggu bareng."teriak Arga,mereka yang sedang bejalan pun kini terhenti,dan menghadap kebelakang ke arah suara yang memanggilnya,Arga dan Ica pun berlari mengejar mereka dan kini mereka berjalan beriringan.

"Arga kenapa si,lu sengaja banget buat gue cemburu."
Batin Reva.

Mereka pun berjalan menuju ruang osis,hening tak ada obrolan hanya suara hentakan kaki yang terdengar.

***

"Baiklah,rapat kita cukup sampai disini,kita lanjut lain hari,terimakasi atas waktunya." ucap ketua OSIS.

Semua siswa dan siswi pun kembali membereskan alat tulis yang mereka keluarkan dan bersiap untuk pulang,termasuk Reva dia kini telah bersandar di depan kelas menunggu Zahra yang tengah asik mengobrol dengan kekasihnya itu.

Tap tap tap..
suara langkah kaki terdengar menghampiri Reva yang sedang duduk bersandar,dan kini suara langkah kaki itu sudah berada tepat di depannya,membuat Reva terkejut dan menaikan kepalanya itu untuk melihat siapa yang ada di hadapannya.

"Baa" ucap Reno sambil memiringkan kepalanya itu.

Reva pun terbangun, dan terlihat senang karena kak Reno ada di depannya sekarang, membuat Reva tidak menjadi nyamuk lagi.

"Uhh akhirnya ada kak Reno,gue ikut pulang ya." ucap Reva.

"Lah gue kesini kan emang mau ngajak lu pulang." kata kak Reno yang membuat Reva semakin senang.

Reva pun bergegas mendekati Zahra yang sedang asik ngobrol dengan David.

"Ra,gue pulang duluan ya sama kak Reno."

"Ehh iya deh iya,lu tiati ya va."

"Sip." Reva pun bergegas meninggalkan Zahra dan mendekat ke arah Reno sambil menggandeng tangan kakaknya itu,dan berjalan keluar sekolah untuk pulang .

Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan untukku,bukan karena capek akan tugas,tapi capek akan perasaan.

-SYAKIRA RELOVA STARLA-
.
.
.
.
.

BERSAMBUNG...

Mau tau kelanjutannya jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote okee:)

Continue Reading

You'll Also Like

392K 27.8K 26
[JANGAN SALAH LAPAK INI LAPAK BL, HOMOPHOBIA JAUH JAUH SANA] Faren seorang pemuda yang mengalami kecelakaan dan berakhir masuk kedalam buku novel yan...
1.7M 237K 38
Tidak ada yang bisa menebak sifat Drystan sebenarnya. Cowok itu ... terlalu hebat berkamuflase. Drystan bisa bijaksana, galak, manja dalam satu waktu...
2.4M 132K 29
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...
1.8M 193K 52
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...