GATRA

By Bulanydwn

134K 7.5K 538

Gatra Bayu Sadewa, adalah CEO muda yang berusia 25 tahun. Gatra yang masih betah menyendiri, dengan alasan me... More

PROLOG
PART 1
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38 (END)
EPILOG
📖CAST GATRA📖
INFO!
VOTE COVER!!!

PART 2

5.5K 362 32
By Bulanydwn

HAPPY READING 📖
_
_
_

Hari Minggu ini Sandra berencana untuk joging bersama papanya keliling taman yang ada di kompleknya. Tapi papanya bilang ada urusan yang sudah papanya sepakati seminggu lalu jadi tidak bisa ikut.

Sandra berlari pelan sendirian, sebenarnya ia sudah terbiasa sendiri tapi karena sudah memiliki rencana joging bersama papanya ia menjadi sedikit malas. Bukan hanya dirinya yang ada di sana tapi banyak pasangan muda mudi yang satu tujuan dengan Sandra, hanya saja mereka membawa pasangan sedangkan Sandra tidak.

Saat ini Sandra sudah berkeliling sebanyak lima kali putaran karena memang taman ini berukuran sedang. Kemudian ia berhenti dan duduk di rerumputan taman, meminum air mineral yang ia beli sebelum berlari tadi hingga tersisa separuh botol.

Penglihatan Sandra kini terfokus pada anak kecil perempuan yang sedang berbicara kepada teman laki-lakinya--mungkin. Tapi lama-kelamaan suara anak perempuan itu sedikit menghilangkan tergantikan dengan suara sesenggukan. Tak tahan melihat itu Sandra langsung menghampiri kedua anak tersebut.

"Dek, kenapa nangis?" tanya Sandra.

"Hiks hiks kakak itu jahat. Tadi Fira hanya meminjam bolanya sebentar saat kakak itu pergi membeli minum tapi sekarang dia marah-marah sama Fira hiks," jelas anak itu. Sandra mengangguk tanda bahwa ia paham. Lalu menoleh ke arah anak laki-laki itu dan kembali bertanya seperti apa kejadiannya.

"Dia meminjam bolaku tapi tidak bilang dulu kak, kalau dia bilang aku tidak akan memarahinya. Bunda bilang kita tidak boleh meminjam barang orang tanpa sepengetahuan pemiliknya," bela anak itu.

Sekarang sudah jelas permasalahannya, kemudian Sandra menjelaskan kepada anak yang memanggil dirinya Fira bahwa seharusnya ketika ia ingin meminjam barang orang harus meminta izin kepada pemiliknya terlebih dahulu agar tidak terjadi pertengkaran seperti ini, Fira mengangguk paham.

"Maafkan Fira, kak. Fira tidak minta izin kepada kakak saat meminjam bolanya," kata Fira sambil mengulurkan tangannya. Sedetik kemudian uluran tangan tersebut di balas kembali.

"Tidak apa-apa. Lain kali harus meminta izin dulu. Mau main bola sama kakak?" tawar anak laki-laki.

"Iya. Terima kasih kakak cantik," Sandra mengangguk tersenyum ketika melihat kedua anak itu bermain bersama, seperti kakak dan adik.

Tanpa Sandra sadari beberapa langkah di belakang ada seseorang yang mengamatinya dari awal. Saat Sandra berbalik badan ia terkejut melihat pria semalam, siapa namanya? Gara? Gaga? Gatra? Ah ya Gatra.

Di lihat dari pakaiannya dia juga sedang berolahraga. Sandra tidak tau harus apa, menyapa? Ah, Sandra masih canggung setelah kejadian kemarin saat dia meninggalkan Gatra sendirian.

"Lagi joging juga Om?" tanya Sandra setelah memberanikan diri.

"Kamu panggil saya Om kamu tidak salah? Heii, saya baru berusia dua puluh lima tahun tidak pantas di panggil Om sama kamu," protes Gatra saat mendengar Sandra memanggilnya Om.

"Tapi kan sama aja udah tua," ejek Sandra yang membuat Gatra geram.

"Berapa usiamu sekarang?"

"Delapan belas tahun kenapa tanya-tanya?" walaupun penasaran kenapa pria di hadapannya ini bertanya usianya tak ayal dia tetap memberikan jawabannya.

"Usia saya dua puluh lima tahun sedangkan kamu delapan belas tahun. Hanya selisih tujuh tahun saja, jadi kamu tidak boleh memanggil saya Om!" astaga dia menganggap panggilanku untuknya itu serius, padahal aku hanya ingin bercanda saja.

"Hmm iya iya. Terus aku harus manggil kamu apa?" tanya Sandra menantang.

"Mas saja."

"Mas? Tidakkah lebih baik Om saja?" ucapku sambil menahan tawa agar tidak meledak.

"Tidak! Kamu tidak boleh memanggil saya Om. Titik!" sahutnya kesal dijawab anggukan oleh Sandra.

"Em, apa kamu sudah sarapan?" tanya Gatra ragu.

"Belum, kenapa? Mau sarapan bareng?" tebak Sandra tepat sasaran. Gatra mengangguk.

"Boleh. Mau sarapan apa? Gimana kalau bubur aja di dekat sini ada bubur ayam langganan saya dan jangan tanyakan rasanya, the best. Yuk Mas," ajak Sandra tanpa sadar ia sudah menggandeng tangan Gatra, Gatra terkejut tapi dengan cepat ia normalkan kembali ekspresi wajahnya.

Gatra tidak menyangka bahwa gadis ini akan membawanya ke tukang bubur di pinggir jalan, ia kira di restoran dekat sini karena memang ia tidak pernah ke daerah komplek ini. Tapi Gatra tidak bisa menyangkal bahwa bubur di sini sangat nikmat dari pada bubur-bubur yang pernah ia rasakan sebelumnya.

"Sudah selesai Mas makannya?" tanya Sandra yang sudah menyelesaikan acara makannya. Cepat sekali gadis ini.

"Sudah," jawab Gatra saat sudah menghabiskan bubur miliknya. Kemudian meminum es teh yang di pesannya juga tadi.

"Mang berapa?" tanya Sandra.

"Dua puluh lima ribu, Neng," jawab mamang penjual bubur tersebut.

"Ini pakai uang saya saja!" ucap Gatra saat melihat Sandra membuka dompetnya. Gatra segera memberikan uangnya kepada penjual.

"Ini Mas kembaliannya," penjual itu menyerahkan uang kembalian dua puluh lima ribu kepada Gatra namun Gatra menolak kembalian tersebut.

"Ambil saja pak," ujar Gatra tersenyum.

Setelah itu Gatra mengantarkan Sandra ke rumahnya untung ia membawa mobilnya yang ia parkirkan tidak jauh dari taman.

Sebelum Sandra turun dari mobil dia menawarkan Gatra untuk singgah ke rumahnya sebentar, terlihat Gatra berfikir sebentar lalu mengangguk. Mereka keluar dari mobil barsamaan lalu memasuki rumah Sandra--lebih tepatnya rumah orang tuanya Sandra.

"Ayo Mas masuk," ajak Sandra.

"Assalamualaikum," salam mereka berdua bersama.

"Waalaikumsalam, eh, ada Nak Gatra, silahkan duduk Nak. Mau minum apa?" mama terlihat antusias saat melihat Gatra datang. Kesempatan.

"Gak usah Tante tadi saya dan Sandra sudah membeli minum," tolak Gatra sopan karena tidak mau merepotkan.

"Panggil Mama aja biar sama seperti Sandra. Tadi kalian pergi bersama?" Sandra bisa mencium rencana terselubung dari Bela.

"Tidak Tan--eh, Ma. Kami tidak sengaja bertemu di taman komplek," jelas Gatra pada Bela.

"Ohh, gitu ya sudah Mama tinggal ke dapur dulu ya, kalau Nak Gatra haus ambil minum sendiri aja di kulkas. Anggap saja rumah sendiri," kata Bela lalu pergi ke dapur meninggalkan Gatra. Lima menit kemudian Sandra keluar dari kamarnya ke ruang tamu menemui Gatra.

Sandra memakai celana selutut dan kaos putih yang sedikit kebesaran untuk tubuhnya. Gatra mengedarkan pandangannya dan menemukan Sandra yang baru keluar dari kamar, Gatra tidak bisa menyangkal bahwa Sandra memang sangat cantik terlebih lagi bila ia memakai pakaian seperti ini. Mata Gatra mengikuti arah jalan Sandra ke arah dirinya, sampai perempuan itu duduk di sofa hadapannya.

Entah berapa lama Sandra dan Gatra berbincang-bincang dari yang jelas sampai yang sama sekali tidak jelas. Keadaan canggung sudah tergantikan dengan keadaan yang santai, Gatra juga sudah tidak menyembunyikan senyumannya lagi.

Sekarang Gatra sudah yakin bahwa ia benar-benar menyukai gadis di hadapannya ini. Tapi yang menjadi permasalahannya sekarang adalah apakah Sandra juga menyukainya? Apakah saat Sandra juga menyukainya, orang tua Sandra juga merestui? Lagi pula Sandra masih bersekolah dan perbedaan usia tujuh tahun antara Gatra dan Sandra bisa menjadi alasan untuk Sandra mau pun orang tuanya menolak Gatra. Tidak mau melanjutkan pemikiran tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang muncul Gatra melirik jam tangannya, sudah hampir sore.

Gatra berpamitan pulang kepada Sandra dan Bela mamanya Sandra dan untuk papanya Sandra, mungkin ia bisa bertemu lain kali.

– TBC –

– GATRA –
by Bulanydwn.

Continue Reading

You'll Also Like

46.2K 3.8K 41
Perjodohan kedua insan yang bernama Raka dan Alena yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Dengan seiring berjalannya waktu menumbuhkan rasa cinta ant...
197K 6.8K 59
[Slow update] "pagi sayang." Sapa Dhirga dengan senyum di bibirnya. "Apaan sih," ujar Chelsea tidak terima dengan panggilan Dhirga *** tawuran? balap...
186K 7.9K 89
[FOLLOW SEBELUM BACA] Kalau cinta jangan maksa! Mungkin, kalimat itulah yang harusnya dia ucapkan terus-menerus kepada seorang cowok yang ditemuinya...
2.2K 144 9
bagaimana jika seorang mafia terkejam didunia dengan hati sedingin kutub selatan.....tilulukan oleh seorang namja manis pasti banyak rintangan