OBSESSION

By VaainRose

27.3M 543K 38.3K

Warning⚠ 21+++ >Dibawah umur menjauh yaahh >Bijak dalam membaca entar gak kuat :) >Banyak typo berte... More

Prolog
Horny
Dinner
Perjodohan?
Jari Tengah
First
Dilema
Shock
Meet Again
Second Kiss
Choice
Guilty
Tristan?
Sleep
Future Wife
Cry
Jalang Kecil?
Perhatian
Kesal
Morning kiss
Incident
Savior
Mine
Pengaman?
Kiss Mark
Tendangan
Limp
Enthralled
Dance
Afraid
Heartbeat
~Feeling~
~Recognition~
~Jealous~
~Choice~
~Pertunangan~
~Messy~
~Love~
~Kecupan 2~
>Penyatuan<
~Pertengkaran~
~Decision~
~Disturber~
~Bayi Besar~
~Remasan~
~Pesan Misterius~
~Clara~
~Cry~
~We Are Being Tested 1~
~Clara 2~
~Blood~
~Good and Bad News~
~Fatigue~
~Mobil~
Reality of Love
~Wedding~
End
🔔Pengumuman🔔

Kecupan

600K 12.1K 280
By VaainRose

Warrning!!!

Happy Reading!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

James POV

Apa yang terjadi denganku, aku tidak bisa mengontrol diriku. Aku tidak ingin berhenti melumat bibir ranum ini, aku ingin lagi, dan lagi merasakannya. Sepertinya aku memang sudah gila! Semakin aku terperjam semakin aku tak ingin berhenti.

Kuresapi setiap kecupan-kecupan yang aku berikan pada bibirnya dan tubuhku semakin menggila! Apalagi saat merasakan tanganku menyentuh kulit punggungnya yang lembut. Membuat sesuatu yang berada di balik celanaku mulai terbangun. Shit! hanya dengan ciuman kenapa aku bisa seperti ini.

Kulepas ciumanku, ku tatap wajah cantik di hadapanku, ia terengah, bibirnya sedikit membengkak karena ulahku, dan entah mengapa aku malah ingin kembali melumatnya. Namun aku masih punya otak untuk memberinya bernafas sebentar.

Aurell masih terpejam sambil mengatur nafasnya. Mendengar deru nafasnya malah membuat pikiranku melayang, aku membayangkan dia sedang mendesah di bawahku. Oh shit! milikku sudah berdiri sempurna sekarang.

"selamat Aurell..kau sukses membuatku ingin menyentuhmu sekarang juga" bisikku tepat di depan wajahnya. Aurell mendongak menatapku dengan mata bulat coklatnya. Hidung kami bersentuhan. Aku mendekatkan wajahku kembali untuk menyentuh bibir ranum itu namun yang membutku kesal Aurell menghindar.

Persetan dengan semuanya! Aku langsung mengangkat tubuh Aurell ala bridal style menuju kamar VIP milikku yang ada di club ini.

Aurell terus meronta minta di turunkan, bahkan ia memukulku dengan tangan lemahnya. Namun aku sudah terlanjur di luput gairah. Aku tidak peduli lagi.

"Lepaskan! Bapak mau membawa saya kemana!" teriaknya namun aku tak memperdulikannya.

Setelah mengunci pintu kamar itu aku langsung membaringkannya di ranjang. Dengan posisi aku berada di atasnya. Aurell membola menatapku. Namun aku hanya tersenyum miring menatapnya.

"jangan macam-macam pak! Saya akan laporkan anda kepolisi jika berani menyentuh saya!" ancamnya namun aku hanya terkekeh mendengarnya. Dia belum tahu berurusan dengan siapa.

"terserah kau saja Aurell" jawabku lalu tanpa menunggu omelannya lagi, aku langsung membungkamnya. Melumat bibirnya dengan lembut tidak seperti sebelumnya. Aku sengaja memperlembut ciumanku agar dibalas olehnya. Namun sialnya dia tak kunjung membalas ciumanku membuatku geram.

"akkhh.." akhirnya Aurell membuka mulutnya setelah aku gigit pelan bawah bibirnya. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan aku langsung merengkuh tengkuknya dan melahap bibir manis itu tanpa ampun. Lama aku menikmatinya.

Hingga aku rasakan Aurell meronta memukul dadaku, dan aku mengerti dia membutuhkan oksigen namun aku masih ingin menikmati bibirnya. Jadi tanggung untuk berhenti.

Aku melihat wajah Aurell, mataku langsung melebar karena wajahnya sedikit memucat membuatku langsung melepaskan ciumanku. "oh shit! Aku tidak bisa menahan diriku Aurell" bisikku tepat di depan bibirnya. Aku berpindah ke lehernya, sambil terpejam aku menghirup aroma tubuhnya.

Kurasakan dadanya naik turun karena sedang mengatur nafasnya "Kau sudah gila!!" teriak Aurell tanpa embel-embel "pak" . Sepertinya dia sudah sangat marah. Namun aku tak memperdulikannya. Gairahku sudah tak tertahan lagi. Ku dekatkan wajahku pada lehernya. Ku kecup ringan leher jenjangnya berulang kali dan sesekali melumatnya. Kurasakan Aurell mulai bergerak gelisah di bawahku bahkan sekarang ia tengah mencengkram bahuku. Ku gerakan tanganku untuk membuka pengait baju yang berada di punggunya. Aku tersenyum saat pengait itu terlepas sempurna dan aku merasakan baju Aurell sedikit melonggar. Ku tarik tanganku yang berada di punggungnya. Mendurus perlahan dari perut, terus naik...naik...dan...

"STOOPP!! "teriakan dari wanita di bawahku ini sukses membuat tanganku berhenti padahal sedikit lagi aku akan menyentuh dua gundukannya itu.

"jangan..." ucapnya begitu lirih membuatku berhenti bermain di lehernya. Ku angkat wajahku untuk melihatnya. Oh shit dia menangis? Why?

Butiran bening itu keluar dari sudut matanya membasahi wajahnya. Ia menangis sambil terpejam. Membuat hatiku terasa dicubit. Entah mengapa melihatnya menangis membuatku tak tega untuk melanjutkan aksiku.

Baru kali ini ada seorang wanita yang menangis karena tak mau kusentuh. Mendengar isakan tangisnya membuatku semakin di landa penyesalan.

Aku langsung memeluk tubuhnya dengan erat. Kurasakan badannya bergetar. Membuatku semakin merasa bersalah.

" anda brengsek pak..."ucap Aurell memukul bahuku pelan sambil terisak.

"A aurell aku...." shit! Ada apa denganku? Kenapa aku malah merasa seperti ini

Tanganku tergerak untuk menghapus air mata di pipinya namun Aurell malah menepisnya.

"jangan sentuh saya!" ucapnya menatapku dengan matanya yang berkaca-kaca. Oh sial! Tatapan matanya membuatku tak bisa berkutik. Kenapa aku bisa seperti ini? Setelah apa yang dilakukannya padaku, menampar, membentak, dan sekarang menolakku? Bagaimana bisa aku masih diam saja padanya? Sudah lama aku ingin memberinya pelajaran dan sekarang adalah kesempatan yang tepat. Tapi kenapa aku malah menyia-nyiakannya.

"kenapa anda masih diam saja! Menjauh dari atas saya pak!" bentaknya membuatku semakin membola tak percaya. Wanita ini benar-benar. Baru saja membuatku luluh sekarang sudah membuatku emosi lagi.

Aurell menghapus air matanya sendiri lalu dengan tangan lemahnya mendorong tubuhku menjauh dari atasnya.

Aurel bangun sambil memegang gaunnya yang hampir melorot karena kaitannya yang aku lepas. Aku jadi semakin penasaran bagaimana rupa gundukan di balik dreas itu. Seharuanya tadi aku lebih cepat membukanya. Oh shit memikirnya membuatku semakin tersiksa.

"pak!" teriakan Aurel membuatku tersadar. Aku meliriknya yang sekarang tengah menatap ku dengan bola mata bulatnya.

"cepat keluar dari ruangan ini Aurell,,sebelum aku kembali menerjangmu" ucapku sambil menatap kearah lain. Aku sudah sangat frustasi melihat penampilan Aurell saat ini. Apalagi milikku sedang sangat sensitif karena belum dapat di puaskan.

"bagaimana saya bisa keluar kalau gaun saya seperti ini!" teriaknya sambil menatapku dengan kesal.

"ya kamu pasanglah Aurell!"geramku sambil mengacak rambutku, aku benar-benar kesal dibuatnya. Aku yang sudah lelah menahan gairahku dan dia malah berdiri saja dihadapanku.

"mana bisa! Ini kan kesalahan bapak yang buka baju saya! jadi bapak harus pasangin lagi!"

WTF! Yang benar saja. Aku harus mengaitkan bajunya? Dan membuatku semakin tersiksa? Oh sial..Wanita ini benar-benar membuatku gilaaa!!!. Dia mau mengujiku?

"cepat pak jangan diam saja!" ucapnya membuatku beralih menatapnya. Sekarang ia sudah duduk di tepi ranjang membelakangiku. Membuat punggungnya yang terbuka terpampang dengan jelas di hadapanku. Aku meneguk ludahku menatap betapa putih mulus punggungnya. Fu**!! Mana bisa aku tahan melihat pemandangan seperti ini.

"pak cepat!!" ucapnya lagi membuatku semakin ingin memakan wanita dihadapanku ini. Dia benar benar membuatku tersiksa.

Perlahan tanganku bergerak, meraih pengait bajunya. aku mengumpat saat kulitku bersentuhan dengan kulit punggungnya. Bangsat! Aku gak bisa menyiksa diri seperti ini.

Saat aku sudah selesai mengaitkan bajunya. Anehnya mata dan tanganku tak mau lepas dari punggung mulusnya. Sentuhan tanganku dengan kulitnya sungguh membuatku ingin menyentuhnya lebih jauh namun ada rasa ragu. Aku takut dia menangis lagi.

Oh shit! Seharusnya aku tidak peduli dia menangis atau tidak. Dasar bodoh kau James ini kesempatanmu!!  Setan dalam dirikupun meronta.

"Sudah pak?" pertanyaan Aurell membuatku tersadar. Aku menatap kesal wajahnya dari samping. Lalu kudekatkan wajahku ke samping telinganya. Kuhirup aroma tubuhnya. Lalu...

Cup

"sudah.." bisikku.

Kurasakan badannya menegang, Aurell langsung memutar tubuhnya menghadapku ditambah mata bulatnya yang melotot. Aku malah mengangkat alisku menunggu apa yang akan gadis itu lakukan.

"kenapa bapak terus mencium saya? Tadi di bibir sekarang di punggung! Dasar pria mesum!!"

Brugh

Aku terpejam, rahangku mengeras, aku benar-benar tidak bisa menahan emosiku lagi, berani-beraninya dia melempar bantal cukup keras ke wajahku. Dia lupa aku ini siapa? Aku langsung membuka mata untuk menatap gadis kurang ajar itu. Namun...dia sudah membuka pintu dan keluar dari kamar ini.

"Shit!!"

🍸🍸🍸

Aurell POV

Aku berjalan di keramaian pesta dengan wajah kesalku. Aku tak peduli dengan tatapan semua orang padaku. Aku terus berjalan menghampiri Clara yang sedang duduk bersama Tristan. Clara bodoh! Kenapa dia malah bersama Tristan dan tidak nencari kekasihnya yang mesum itu.

Mengingat bagaiaman dia ingin menyentuhku. Sunggu membuatku ingin memakan seseorang sekarang juga.

"Ra!" panggilku sedikit berteriak pada Clara yang terlihat sangat...mabuk. Oh astaga gadis ini..

"Aurell...sini sini..kita minum bersamaa.." racaunya membuatku semakin kesal melihatnya.

"ayo kita pulang" aku menarik tangan Clara berusaha membantunya berdiri. Ku papah badan Clara yang sialnya sangat berat dan aku hampir saja terhuyung ke meja yang penuh gelas keca itu, jika saja tidak ada sebuah tangan menahan tubuhku.

Aku menoleh kesamping..

"Tristan..." ternyata dia yang menahanku.

"seharusnya kau minta bantuanku Aurell, bukannya mengabaikanku dan membuat dirimu hampir celaka seperti tadi " ucapnya lalu membantuku memapah Clara.

"hmm..kau terlalu banyak bicara Tristan. Ayo cepat" ucapku lalu memapah Clara keluar.

Aku memasukkan Clara ke dalam mobil.

"apa perlu aku mengantar kalian?"

"kau pikir aku tidak bisa mengemudi?"

"siapa tau kau mabuk dan tidak bisa mengemudi. Dan aku akan dengan senang hati mengantar kalian pulang" ucapnya membuatku berdecih.

"terimakasih, tapi aku bisa pulang sendiri"  aku berjalan untuk masuk kedalam mobil, namun sebuah tangan menahanku.

Aku berbalik dengan kesal, baru saja aku akan mengomel namun senyuman manis dan tatapan matanya yang teduh membuatku terdiam membeku "dia... sangat mirip dengan seseorang...." batinku. Aku baru menyadari kalau cara Tristan menatapku mirip dengan seseorang di masa laluku.

"besok aku jemput untuk makan siang bersama" ucapnya dengan enteng membuatku tersadar.

Apa dia bilang? Menjemputku makan siang? Yang benar saja. Siapa yang mau makan siang dengannya? Aku belum menyetujui apapun dia malah langsung ingin menjemputku. Perkataan macam apa itu.

"t...-"

"aku tidak menerima penolakan" ucapnya tak memberi celah untukku bicara.

"aku ti...-"

"be careful"

Cup

Aku mematung. Di...dia mencium keningku? Aku menyentuh bekas ciumannya , lalu menatap punggung Tristan yang semakin menjauh. Aku menjadi teringat kejadian di masa laluku.

"kenapa dia sangat mirip?"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Adegan Tristan dan Aurell

Lanjut part berikutnya, yang suka tekan bintang di bawah😊

Love you readers..😘

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 29K 29
Tentang jayden cowok terkenal dingin dimata semua orang dan sangat mesum ketika hanya berdua dengan kekasihnya syerra.
979K 88.4K 22
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
133K 334 8
Ketiga kakak tirinya yang bejat dan maniak sex; Mark, Jendral, dan Nathaniel adalah mimpi buruk bagi Naya. Naya hancur. Ketika mengadu untuk memint...
509K 83.8K 34
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...