PSYCHO ||NoMin|| ✔️

By ia_jenojaem

583K 56.8K 3.1K

[COMPLETED] Karena cinta, obsesi, dan kegilaan itu hanya berbeda tipis. =================================== ⚠... More

Main Cast
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
21
22
23
24 (END)
NOTE!!!
WARNING!!!
DUAAARRR!!!

18

13K 1.5K 50
By ia_jenojaem

Typo bertebaran~

Happy reading!

.
.
.

"Ada apa denganmu? Apakah sesuatu telah terjadi?", tanya Jeno yang langsung membuat Mark bungkam.

"Ya...", lirih Mark sembari mencoba mengumpulkan keberaniannya.

"Katakan!", sergah Jeno.

"B-begini Tuan, bocah yang kita pantau belakangan ini... menghilang", ucap Mark susah payah.

"Apa? Bagaimana bisa dia menghilang? Bocah itu terlalu lugu dan lemah untuk mengetahui keberadaan kita. Tidak mungkin kan dia melarikan diri?". Jeno mendudukkan dirinya di shofa sambil menyilangkan kakinya dengan elegan.

"Ya... Tapi ku rasa, bukan bocah itu yang menyadari keberadaan kita. Melainkan Hwang Hyunjin sendiri, Tuan", jawab Mark agak ragu.

"Apa?! Bajingan itu telah mengetahui rencana kita?!". Jeno mengatupkan rahangnya rapat-rapat. "Kurang ajar!", geramnya kemudian.

"Aku akan segera melacak lokasi terbaru dari bocah itu, Tuan. Anda jangan khawatir!", sergah Mark yang tak ingin Tuan-nya marah.

"Baiklah. Ku tunggu informasi terbaru darimu".

"Dengan segera, Tuan Jeno!".

Setelahnya tidak ada lagi percakapan di antara mereka berdua. Di sisi lain, Chenle hanya terdiam di balik tembok.

Haechan menatap nanar celengan kecil berbentuk babi di genggamannya. Ini adalah tabungan yang sudah dia kumpulkan selama lima tahun terakhir. Ya, uang gajinya dari Hyunjin yang masih tersisa setelah dikurangi kebutuhan sehari-hari dan rencananya akan Haechan gunakan di saat keadaannya mendesak, seperti saat ini.

"Aku... tidak ada pilihan lagi. Semoga pengorbananku ini tidak sia-sia". Setelahnya, Haechan menghancurkan celengan tersebut dan menghitung uang tabungannya. "Mungkin ini akan cukup. Hanya ini yang bisa ku lakukan sebelum pergi...", gumamnya pelan.

Chenle termenung sambil memainkan jemari panjang milik sang kekasih yang masih setia tertidur dengan pulas. Banyak hal yang akhir-akhir ini mengganggu pikiran Chenle hingga membuatnya susah tidur. Semua terasa begitu rumit untuk dijalani.

"Jisung-ah... Kenapa kita harus terjebak di pusaran ini?". Chenle bermonolog sambil mengelus rambut Jisung dengan sayang.

"Kau tahu? Aku... sangat bingung...", lanjutnya lirih. "Apa yang harus ku lakukan? Tolong bantu aku, Jisung-ah. Aku tidak sanggup menanggungnya sendiri..."

Chenle terisak pilu sambil menggenggam tangan kanan Jisung dan merebahkan kepalanya di dekat lengan sang kekasih.

Mark berlari tergesa-gesa memasuki sebuah Cafe. Dia baru saja mendapatkan pesan dari seseorang yang tidak pernah diduga akan menghubunginya setelah sekian lama.

"Haechan-ah!", panggil Mark tatkala manik kelamnya menangkap punggung sempit milik seseorang yang masih merajai hatinya hingga detik inu. Yang dipanggil hanya menoleh sambil mengamati pergerakan Mark dalam diam. Mark pun akhirnya sampai dihadapan Haechan dengan senyum menghiasi bibirnya.

"Kau ingin pesan ap-"

"Tidak usah, hyung! Aku tidak akan lama di sini", sela Haechan yang membuat perasaan Mark bercampur aduk antara senang sekaligus sedih. Senang karena Haechan baru saja memanggilnya 'hyung' lagi, dan sedih karena lelaki manis itu sepertinya enggan berlama-lama dengannya.

"Baiklah, apa yang ingin kau sampaikan?", tanya Mark mulai serius. Haechan tampak meremat jemarinya yang bertaut di atas meja.

"Aku ingin meminta maaf atas sikapku beberapa bulan terakhir ini, sekaligus i.berterima kasih karena kau selalu berkunjung selama aku berada di rumah sakit. Tapi, ada satu hal lagi yang ingin ku sampaikan kepadamu". Haechan menghela napas sejenak. "Mungkin ini adalah pertemuan terakhir kita, Mark-hyung".

Seketika tampaklah keterkejutan di raut wajah Mark. Apa katanya? Pertemuan terakhir? Apakah Mark tidak salah dengar?

"Apa maksudmu? Jangan bermain-main denganku, Lee Haechan!", geram Mark rendah. Haechan hanya tersenyum kecil.

"Aku serius, hyung. Oh, sepertinya sudah saatnya aku pergi". Haechan merogoh sesuatu dari saku celananya. "Ini. Kau akan membutuhkannya nanti. Selamat tinggal, hyung!".

Haechan berlalu begitu saja tanpa sempat Mark mencegahnya. Lelaki tampan itu hanya mampu tertegun pada apa yang Haechan sodorkan tadi. Mark pun mengepalkan tangannya.

Jaemin merasa malu sekaligus salah tingkah saat mengetahui bahwa Jeno sedari tadi tidak pernah melepaskan pandangannya dari Jaemin, membuat si cantik harus menegurnya agar bisa nyaman dalam menata bunga-bunga.

"Jeno-ya, berhenti menatapku seperti itu~", kata Jaemin menggemaskan. Sang pelaku hanya menunjukkan eye smile andalannya.

"Kenapa aku harus berhenti? Kau terlalu indah untuk ku lewatkan".

"Ish! Berhenti menggodaku!". Jaemin mengerucutkan bibirnya. Pipinya mulai memanas. Jeno pun berdeham pelan dan berhenti untuk menggoda si cantik.

"Baiklah, baiklah. Lanjutkan pekerjaanmu".

Setelahnya, hening beberapa saat sampai Jaemin kembali membuka percakapan.

"Jeno-ya, apakah keadaan adikmu sudah membaik? Kau bilang dia dirawat di rumah, tetapi karena kau harus membeli flat maka kau harus menitipkannya kepada sepupumu". Tampak perasaan bersalah di mata Jaemin ketika membahas hal ini karena bagaimana pun juga, Jeno membeli flat karena ingin melindungi Jaemin dari Hyunjin. Jeno yang menyadari hal itu pun segera menggelengkan kepalanya.

"Tidak! Maksudku, aku sama sekali tidak keberatan membeli flat dan melindungimu. Adikku sudah dirawat dengan baik. Jadi, hanya perlu menunggu kapan dia akan segera membuka matanya kembali", jawab Jeno. Jaemin pun mengangguk pelan. "Oh iya, lain kali aku akan mengenalkanmu kepadanya", lanjut Jeno.

"Benarkah? Janji, ya? Aku benar-benar ingin mengenal orang-orang terdekatmu", kata Jaemin antusias.

"Ya, aku berjanji!".

Haechan menggenggam ponselnya dengan erat. Tak lama kemudian, benda itu berbunyi.

"Ya, halo?", ucap Haechan.

"Apakah kalian sudah bersiap-siap di sana?".

"Iya, Boss".

"Kalau begitu, cepat lakukan tugas kalian dengan baik!".

PIP!

Sambungan pun terputus. Haechan menghela napas sebelum dengan cepat mengirimkan pesan kepada seseorang.

KLIK!

'Semoga semuanya berjalan dengan lancar...'

.
.
.
TBC

Aloha guys~ Baru bisa update sekarang karena rl udah mulai sibuk 🤧 Jadi yah, maklumi aja kalo slow update.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian biar aku tetap semangat~

Nay 💚💚
2 Februari, 2020

Continue Reading

You'll Also Like

372K 26.2K 36
-- Lee Jeno, Seorang mahasiswa yang diagung-agungkan seUniversitas, dengan wajah nya yang tegas, aura yang mendominan, juga parasnya yang tampan. Na...
328K 55.6K 14
[Romance] Namanya Lee Taeyong, seorang Masokis yang benar-benar gila dan sangat sulit untuk di hentikan. •BXB || YAOI || GAY || HOMO •Jaehyun x Tae...
223K 13.4K 41
Judul sebelumnya: mengejar cinta-Nya Sudah terbit di penerbit Teori Kata cerita ini murni pikiran saya sendiri,biasakan follow sebelum membaca ** seb...
73.9K 10.2K 22
Kisah cinta si kembar Taeyong dan Teeyong yang mempunyai kepribadian yang sangat berbeda ❤