PSYCHO ||NoMin|| ✔️

15

Typo bertebaran~
Happy reading!

.
.
.

Jaemin masih termenung memikirkan kejadian kemarin. Setelah seorang pelayan menumpahkan jus ke pakaian Hyunjin dan lelaki itu meminta izin ke toilet, Jaemin memutuskan pergi dari restoran tersebut tanpa mempedulikan Hyunjin yang mungkin akan kebingungan mencari-cari keberadaannya. Jaemin tidak peduli, sama sekali tidak ingin membuat traumanya kembali kambuh. Ya, Jaemin mulai mengingatnya lagi. Insiden sekitar tujuh bulan yang lalu, saat semua traumanya itu dimulai. Padahal, dia sudah merasa tenang dan mencoba melupakan semuanya akhir-akhir ini.

Jaemin tampak mengabaikan ponselnya yang berdering beberapa kali dan menampakkan ID yang sama, Hwang Hyunjin.

'Lelaki itu... B-bagaimana bisa dia memilikinya?'

Telapak tangan Jaemin berkeringat dan tubuhnya sedikit bergetar. Harusnya dia tidak boleh mengalami  tremor. Ini masih jam kerja.

'B-benarkah... Benarkah Hwang Hyunjin adalah pelaku yang waktu itu ku lihat telah mencelakakan seorang pemuda?!'

"Jaemin-ah, kenapa kau melamun?", tanya Renjun yang baru saja menghampiri Jaemin dan membuatnya tersentak kecil.

"Ah, i-itu... Aku tidak apa-apa. Hanya kurang enak badan", jawab Jaemin beralasan.

"Kau sakit?", tuntut Renjun. Jaemin pun menggeleng dan meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. Dia segera beranjak ke ruang ganti khusus karyawan demi menghindari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan Renjun lontarkan kembali. Sedangkan Renjun hanya memandang punggung Jaemin dengan pandangan yang rumit.

"Huft... Ada apa, Jaemin-ah? Sepertinya kehidupanmu begitu sulit belakangan ini", gumamnya pada diri sendiri.

Jaemin baru saja memasuki ruang ganti dan menemukan punggung lebar milik seseorang yang diam-diam telah mengisi relung hatinya. Siapa lagi kalau bukan Lee Jeno? Jaemin mengamati Jeno yang sedang berjongkok membelakanginya di dekat loker. Apa yang sedang lelaki berhidung mancung itu lakukan?