Unspeakable [Terbit]

By nurlaa_

210K 19.2K 902

Terbit. Ini menceritakan tentang bagaimana awal mulanya dasi Jihan Safhira Gergansia terjepit di jok motor Sa... More

đź‘”Unspeakable: One.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Two.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Four.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Fife. đź‘”
đź‘”Unspeakable: Six.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Seven.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Eightđź‘”
đź‘”Unspeakable: Nine.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Tenđź‘”
đź‘”Unspeakable: Eleven.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Twelveđź‘”
đź‘”Unspeakable: Thirteenđź‘”
đź‘”Unspeakable: Fourteen.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Fifeteenđź‘”
đź‘”Unspeakable: Sixteenđź‘”
đź‘”Unspeakable: Seventeenđź‘”
đź‘”Unspeakable: Eighteen.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Nineteenđź‘”
đź‘”Unspeakable: Twentyđź‘”
đź‘”Unspeakable: Twenty oneđź‘”
đź‘”Unspeakable: Twenty twođź‘”
đź‘”Unspeakable: Twenty three.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Twenty fourđź‘”
đź‘”Unspeakable: Twenty fife.đź‘”
đź‘”Unspeakable: Twenty Sixđź‘”
đź‘”Unspeakable: Twenty Sevenđź‘”
đź‘”Unspeakable: Twenty Eightđź‘”
đź‘”Unspeakable: Twenty Nineđź‘”
đź‘”Unspeakable: Thirty [End]đź‘”
Spin Off
Check!
Unspeakable: Tersedia di Shopee
12.12

đź‘”Unspeakable: Three.đź‘”

9.2K 826 31
By nurlaa_

Manusia sedang mencoba hal sederhana, membantu diam-diam misal?

--Unspeakable.

_

      "Ooouo, he! Oouooo. Oouo, he!"

    Jihan bersenandung ikut menyanyikan lagu berjudul IDOL dari salah satu boy group asal negeri gingseng yang diputar lewat earphonenya. Pagi ini dia datang lebih awal yaitu pukul 06.15 sudah sampai di kelas. Memang, setiap hari selasa jadwal Jihan piket.

     Meski suaranya cukup cempreng, tapi dapat membuat beberapa orang tertawa karenanya. Apalagi  saat ini gadis itu tengah mengepel teras kelas, otomatis setiap orang yang lewat melihat kelakuan Jihan.

     "Damn!" pekik Jihan siap marah ketika seseorang mencabut earphonenya. Tapi mulut yang sudah mangap itu kembali menutup kala tau siapa pelakunya.

    "Pagi, Harun!" sapaan akhirnya keluar dari mulut gadis berkerudung bulat itu.

    "Balikin, gue mau pake buat nge-game," kata Harun lempeng. Jihan menahan gerutuannya di hati ketika melepas earphone merah milik Harun, karena Jihan mana ingat bawa benda begituan ke sekolah. Buku paket saja harus Harun yang bawa.

    "Nih, sama-sama," ucap Jihan yang harusnya diucapkan Harun, dia kembali mengepel dengan dongkol.

    "Harusnya terima kasih!" sindir Harun seraya berlalu memasuki kelas.

    "Ugh, punya temen udah kayak prasasti berjalan, pelit lagi. Awas aja, gak gue kasih nonton drama lo, Harun!"

    Jihan berdecak semakin sebal kala melihat sepasang sepatu menginjak lantai yang sudah ia pel tadi. Tangannya berkacak seperti ibu-ibu tengah marah.

    "Eh! Gue lagi ngepel tau!" decaknya. Lagi-lagi nyalinya ciut gara-gara melihat lawan.

    Sandi menangkup tangan di depan dada sambil tersenyum lebar. "Maaf, bisa tolong panggilin Ari? Dipanggil ke ruang OSIS."

    "O---ohh. Bisa!"

    Jihan langsung meninggalkan pel-an begitu saja di lantai dan sedikit berlari ke dalam kelas. Meneriakkan nama Ari begitu cempreng.

    "Ih, Ari! Ya jangan injek lantai basahnya!" jerit Jihan dongkol.

   Cowok tinggi blasteran itu nyengir lebar, "Aduh, sengaja, Han. Hahaha, yok San."

    Ari mengajak Sandi segera pergi. Sandi sendiri memberi senyum lebih dulu pada Jihan, menganggukan kepala pamit.

    Setelah kedua cowok itu pergi, Jihan akan menghampiri pel-an yang tadi ia tinggal. Tapi anehnya, pel-an tadi sudah masuk ember. Bahkan tapak sepatu kotor bekas Sandi sudah bersih kembali. Seketika pipi Jihan memerah, menggigit jarinya malu.

    "Aduh, pasti Sandi yang kerjain."

  
👔👔

      "Ada razia! Razia orang jelek!" pekik Renata dari pintu kelas, berlari kalang kabut menuju kursinya.

    Seketika kelas 11 IPA 2 jadi riuh ikut kalang kabut. Ada yang menyembunyikan make-up, pomade, ponsel, sampai sisir milik Yoda. Jihan sih adem ayem, gadis itu tak membawa apa-apa. Tapi saat melirik teman sebangkunya yang tertidur Jihan langsung terlonjak.

    "HARUN! Lo harus sembunyi! Ada razia orang ganteng!" teriaknya membuat satu kelas yang berisik langsung senyap.

    Harun yang tertidur nikmat terbangun dengan cepat, bersiap menyembunyikan diri di kolong meja.

    "Mana? Dimana?" tanya Harun polos dengan muka bantalnya.

    Seketika tawa satu kelas pecah, begitu juga Jihan. Harun pasti sering jadi bahan candaan saat ada razia, karena sikap polosnya saat bangun tidur bisa diperdaya. Memutar sifat dingin dan acuh Harun menjadi sosok yang menggemaskan minta ditendang.

     "Jihan, Jihan. Udah sih, kasian si Harun." Yoda membantu Harun bangkit yang ternyata mengantuk di bawah kolong meja.

    "Lo nya juga, polos amat kalo bangun tidur. Kek serabi."

   Sekelas kembali tertawa ngakak. Pantas saja kelas 11 IPA 2 terkenal kelas paling berisik, karena ketika tertawa bersama sudah seperti konser k-pop.

    "Assalamualaikum."

   Gelak tawa menjadi hening dalam hitungan detik, penghuninya sibuk kembali ke bangku masing-masing. Saat melihat beberapa anggota OSIS masuk membuat satu kelas melotot ke arah Ari, karena cowok itu tak memberi tau bakal ada razia hari ini.

    "Untuk perempuan, silahkan maju ke depan, letakkan tas dan ponsel di atas meja," Rendi selaku ketua OSIS membuka suara, membuat cewek-cewek ketar-ketir tak jelas.

    "Untuk laki-laki, silahkan keluar kelas. Temui pemeriksa rambut di depan ruang kelas," lanjut Rendi.

    Semua menurut karena tak ingin diseret ke ruang BK. Jihan aman, karena isi tasnya hanya buku tulis, tempat pensil, dompet, dan kunci motor. Tapi isi ponselnya, mampus! Banyak drama korea yang penuh adegan skinship.

    "Ini ponsel siapa?" Salah satu anggota OSIS mengangkat ponsel tinggi-tinggi. Itu ponsel Jihan, lagi-lagi menggetarkan lutut sang pemilik saat ini.

    Jihan mengangkat tangannya engan. "Punya Jihan."

    Anggota OSIS yang dikenal Roki itu mendekati Jihan. "Kata sandinya? Mau diperiksa."

    Jihan akan menerima ponselnya, dia siap masuk BK jika benar-benar melanggar aturan.

   "Gak usah, yang itu udah gue periksa." Sebuah suara terdengar nyaring dari belakang kelas. Jihan mengatupkan bibir saat tau itu siapa. Sandi.

   "Isinya cuman foto selfi dia sama foto bias. Gak ada yang aneh," katanya tanpa berhenti memeriksa setiap kolong bangku.

   "Oh, ok."

   Roki kembali ke bangku Jihan, meletakkan ponsel di sana. Diam-diam Jihan membantin, maksud Sandi tadi apa? Tentu saja itu bohong. Sejauh Jihan jadi fangirl, dia tidak menyimpan satu pun foto bias di ponsel karena dia membeli versi cetak. Juga dia tidak suka selfi. Lalu, untuk apa Sandi berbohong demi dirinya?

    Sandi tanpa sengaja menatap bola mata almond Jihan, kemudian tersenyum kecil. Jihan semakin meremas rok gusar, apa arti senyuman tadi?!

👔👔

     

     "Astagfirullah, bau mantan."

    Wahyu menutup mulutnya saat Sandi melepas sepatu dan kaus kakinya, hingga mendapat jitakkan nikmat di kepala pintarnya.

    "Lebih wangi kaos kaki gue dari pada mantan lo," sengit Sandi seraya berlalu untuk mengambil  wudhu.

    Dia cukup telat untuk mengikuti sholat dzuhur karena sibuk dengan barang hasil razia tadi pagi yang lebih banyak make-up dan harus dihancurkan hari ini juga.

    Selesai mengambil wudhu Sandi segera melaksanakan sholat empat rakaat itu. Dalam keadaan sedikit ramai dia langsung mengambil posisi paling depan alias imam. Dia menoleh sebentar.

    "Berjamaah, ya?" ajak Sandi sebelum kembali menghadap kiblat.

    Hampir sepuluh siswa laki-laki membuat shaf dan empat siswi mengikuti di belakang. Mereka melakukan ibadah begitu khusyu' sampai mengucap salam. Beberapa siswa dan siswi langung bangkit keluar sementara Sandi masih duduk, mengangkat tangan sambil berdoa.

    "Aamiin."

    Sandi mengusapkan telapak tangannya ke seluruh area wajah baru bangkit dari duduknya. Begitu terkejutnya ia saat seorang siswi yang memakai mukena berwarna pink berdiri tepat di belakangnya.

    "Jihan? Ngapain?" tanya Sandi spontan.

   Jihan tersenyum ceria kemudian menyodorkan tangannya meminta salim.

    "Kalo di rumah gue sering salim sama imamnya, sini salim dulu," kata Jihan.

    Entah dorongan dari mana Sandi menerima tangan Jihan, membiarkan gadis itu menempelkan telapak tangan Sandi di antara hidung dan dahi Jihan. Momen ini, akan tercetak sempurna dalam ingatan Sandi.

     "Makasih, Bapak Imam," ucap Jihan seraya terkekeh dan melepas tangan mereka.

   Tanpa pamit Jihan membalik dan melepas mukenanya, merapihkan posisi jilbab di cermin yang tersedia di pojok masjid. Diam-diam Sandi tersenyum sambil menatap tangannya sendiri.

    "Sama-sama, makmum."

    "Ekhem!"

   Sandi terlonjak kaget, refleks memukul kepala Wahyu saking kesalnya. "Kalo gue jantungan terus mati, gue gentayangin lo!" sebalnya seraya berlalu keluar masjid.

    Tiba di luar Sandi segera mencari sepatunya yang ternyata dekat dengan sekumpulan temannya di lantai batas suci.

    "Iya, tuh cewek berani bener lawan Bu Andin," cerita Fatur.
 
    "Lah, tuh cewek 'kan emang bandel nauzubilah," sahut Cecep.

    "Heh! Muka aja baru kering dari wudhu udah main ghibah," ujar Sandi tepat setelah duduk.

    Ketiga teman Sandi terkekeh lebar. "Sekali-kali," elak Zidan.

    "Nongkrong aja udah bagus di masjid, lah mulutnya pada ghibah bukannya ibadah sana," Sandi kembali berujar, kemudian beranjak bangun setelah memakai kembali sepatunya.

   "Gue duluan, gak mau ikutan ghibah."

    Fatur terkekeh melihat kepergian Sandi, "Padahal ghibahnya seorang cowok tuh nikmat, ya gak?"

     Zidan dan Cecep mengangguk setuju. Because people can't life without Ghibah, Astagfirullah.

👔👔

   

Mohon Do'anya semoga cerita ini lolos ya!  

   

   
  

   

   

   

   

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 97.7K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
495K 18.6K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
4.7K 830 11
Chaca, sibendahara dari kelas 12 IPS 1. Pekerjaan sehari-harinya adalah menangih uang kas. Buku utang berwarnan pink selalu Chaca bawa kemana-mana. ...
2.5M 341K 76
#VERNANDOSERIES 4 👸🏻 Dalam hidup, Aresh tak pernah menyesali semua pilihan yang telah dipilihnya. Kalau pun salah memilih, ia pasti berusaha mengat...