Sawadee jaaa
Kabar baik kan kalian ??
"Serahkan dia padaku dan kau ku bebaskan"
"Tidak...!! Aku tidak percaya padamu"
"Aku serius"
"Suruh anak buahmu mundur"
Phi Win lalu memberi aba-aba pada semua orang yang sedang mengitari kami..
Dengan sekejap mereka pun mundur
Berada di belakang phi Win
"Sudah ku lakukan"
Orang yang sedang menodongku lalu mundur perlahan
Dan aku masih dalam genggamannya.
Aku sangat takut..
Amat sangat takut...
Tapi aku berusaha untuk tidak menangis sedikitpun
Berusaha sekuat tenaga untuk terlihat tenang dan baik-baik saja
Tapi seluruh tubuhku rasanya gemetar
Keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhku
Preman itu menggeretku menjauh
Di ikuti langkah phi Win dengan pelan
"Jangan mendekat"
Phi Win berhenti menuruti setiap perkataan preman itu
"Lepaskan dia...!!"
Tapi preman itu tidak juga melepaskanku
Yang ada di pikiranku saat ini hanyalah menyesal.
Kalau saja aku tidak keluar dari rumah.
Tapi semua sudah tidak berguna
Aku hanya ingin menangis di pelukan phi Win
Meminta maaf padanya
Aku tidak akan menuntut apapun lagi darinya..
"Ai saatt..... jangan kau pikir aku akan dengan mudah menyerah"
"Aku tidak menyuruhmu menyerah"
"Kau akan menyesal setelah ini"
"Aku akan menunggu saat itu.. tapi sekarang lepaskan dia.."
"Enak saja"
"Dia tidak ada hubungannya dengan masalah kita"
"Tapi kau sangat peduli padanya"
"Jangan banyak bicara"
"aku masih ingat bagaimana kau menghajarku waktu itu"
"Apa kau menginginkannya lagi?"
"Aku yang akan menghabisimu"
"Silahkan saja"
"Sombong sekali kau..!!!"
"Sudahlah.... lepaskan dia dan kita selesaikan masalah kita berdua"
"Kau pikir aku bodoh"
"Aku tidak mengatakannya"
"Kalau aku melepaskannya..kau pasti menyuruh anak buahmu mengeroyokku"
"Tidak perlu.. aku bukan pengecut"
"Cuuihh....."
"Hanya akan ada duel antara kita"
"Jangan membodohiku"
"Kau tau..aku bukan pengecut sepertimu"
"Brengsekkk...."
"Ayolah.... lepaskan dia"
"Tetap di posisimu.. "
Setelah preman itu membawaku menjauh dari gerombolan anak buah phi Win, dia mendorongku
"Tunggu pembalasanku brengsek..."
Kemudian dia berlari sekuat tenaga untuk menghilang dari area itu
Phi Win langsung berlari menghampiriku
Memelukku erat..
Sangat erat...
"Team...kau tidak apa-apa?"
Aku hanya bisa menangis..
Menangis dalam pelukan phi Win
"Maaf...."
Hanya kata itu yang bisa ku ucapkan
"Tidak apa-apa... kau baik-baik saja.. itu sudah cukup"
Aku semakin sesenggukan..
Rasanya sangat sakit dan bingung..
Kenapa phi Win harus sebaik ini padaku??
Dia selalu seolah memberiku kesempatan
Seolah juga mencintaiku sama seperti rasa cintaku padanya
Tapi....
Pada kenyataannya....
Dia sama sekali tidak menginginkanku..
Sama sekali tidak ada rasa cinta untukku..
Tapi kenapa....
Kenapa tidak di biarkan saja aku di bawa preman itu..
Kenapa phi Win menolongku.??
Sampai harus rela dirinya dipukuli..
Kenapa????
Kenapa dia memberiku harapan..??
Harapan yang aku tau tidak akan pernah terjadi..
Hiks 😢😢
Phi Win...
Sebenarnya apa maksud semua ini???
Tolong jelaskan padaku..
Phi Win menolongku berdiri dan memapahku
Phi Win menyuruh anak buahnya untuk kembali ke tempat mereka
Setelah tempat itu sepi..
Phi Win mengangkat tubuhku..
Menggendongku untuk pergi menjauh..
"Tunggu....."
Oh astaga......!!
Preman itu kembali lagi..
Dan dia tidak sendiri..
"Apa maumu?"
"Kau bilang ingin bertarung denganku"
"Ingin mengeroyokku?"
"Aku membawa mereka untuk menghabisi anak buahmu.. tapi rupanya mereka sudah meninggalkanmu"
" apa maumu?"
"Membunuhmu...!!"
Kata-kata itu....
Aku merinding hanya dengan mendengarnya saja
"Biarkan aku membawanya pergi dan aku akan kembali kesini"
"Jangan bercanda.. kau pasti akan mengerahkan anak buahmu kan?"
"Hanya melawanmu sendiri saja.. aku tidak perlu membawa anak buahku"
"Apa kau pikir aku percaya"
"Kalau begitu biarkan dia pergi sendiri. Aku akan melawanmu"
"Aku ingin dia melihat bagaimana kau mati di tanganku"
"Tidak perlu"
Aku tidak tau harus bagaimana..
Tapi sungguh suasana seperti ini sangat menakutkan..
Aku baru tau, semencekam ini kehidupan phi Win
Phi Win masih membiarkan aku berada dalam gendonganya
Saat preman itu lebih mendekat pada kami
"Turunkan aku phi"
"Kau diam saja.. aku akan melindungimu"
"Tapi....."
Phi Win menatap tajam padaku..
Membuatku tidak berani mengeluarkan kata-kata lagi
"Heeyy......"
Terdengar suara dari kejauhan..
Anak buah phi Win kembali..
Entahlah mereka punya indera ke enam atau apa..
Tapi mereka seakan tau saat ketua mereka sedang butuh mereka
"Brengsekk....."
Entah bagaimana awalnya tadi
Tapi saat ini tempat yang tadinya sepi telah berubah menjadi medan perang
Suara pukulan...
Kucuran darah..
Dan teriakan-teriakan telah membuat tempat ini menjadi sangat mengerikan
Phi Win mendekapku..
Sangat erat...
Berusaha membawaku menjauh..
Dengan aku dalam gendongannya..
Dia melawan banyak orang yang menghadangnya..
Aku berasa sedang dalam film kolosal
Doooorrrr.......
Hah....!!!????
Suara itu....
Suara tembakan itu....
Siapa yang membawa pistol??
Apa ada polisi yang datang??
Tidak....!!!
Apa ini ?????
Darah.....!!!!!!
Darah siapa????
Apakah terciprat oleh darah mereka yang saling pukul tadi??
Bukan.... tidakk.....
Jangaaannnn......!!!!
Phi Win......
Darah ini??????
Milik phi Win.....!!!
Tidakkkkk......... bukaaannnnn......!!!!
Katakan padaku kalau darah ini bukan milik phi Win
Aku melihat wajah phi Win...
Dia tersenyum padaku...
Senyum ini ......
Senyum yang sangat menakutkan...
Aku terjatuh dari gendongan phi Win yang berusaha tetap menggenggam erat tubuhku..
Tidak...... tidak..... jangaaannnnn
Ku mohon.......
Tubuh phi Win terjatuh....
Tergeletak tepat di sebelahku..
"Phi Win......"
Aku mendekatinya...
Berusaha membangunkannya..
"Tidak phi..... ku mohon...."
Phi Win masih tersenyum padaku..
Tapi dari mulutnya mengeluarkan darah...
Aku mengelapnya dengan bajuku..
Tidak...... ini tidak sungguh-sungguh kan??
"Maafkan phi..."
"Phi Win.... tolong siapapun panggil ambulan....!!!!!"
Suasana di tempat itu tiba-tiba hening...
Preman dengan pistol di tangannya itu berlari menjauh..
Dan menyuruh anak buahnya mundur..
Aku terus berteriak pada semua orang yang masih berada disana..
"Cepat panggil ambulan..!!!"
Beberapa orang terlihat sangat panik dan berusaha menelpon ambulan..
"Bertahanlah phi..."
"Team...."
"Jangan bicara apapun...ku mohon"
"Aku minta maaf.."
"Kau tidak salah phi.. "
"Ku mohon maafkan aku"
"Aku sudah memaafkanmu..kau harus bertahan demi aku"
"Semua tidak seperti yang kau pikirkan Team.."
"Phi bisa menjelaskannya nanti"
"Uhuk...."
Darah...... tidak...... ku mohon.....
Darah keluar dari mulut phi Win semakin banyak..
Aku berusaha untuk tidak menangis walaupun airmataku memberontak ingin keluar.
Aku tidak mau phi Win melihatku menangis
Aku ingin membuatnya kuat..
"Team...berjanjilah padaku"
"Tidak phi... kau akan baik-baik saja"
"Ku mohon..."
"Phi Win...."
"Berjanjilah padaku..kau akan menjaga dirimu baik-baik.."
"Kau bicara apa... bukankah kau yang akan selalu menjagaku"
"Team...kau harus bahagia. Jangan menangis"
"Aku tidak menangis.. lihatlah aku tersenyum"
Senyum apa ini...??
Kenapa malah airmataku yang keluar..
Aku tidak bisa menahannya lagi..
"Team... perempuan itu.. aku tidak ada hubungan apapun dengannya"
"Kau bisa menjelaskannya nanti phi Win.."
"Percayalah padaku.."
"Aku percaya padamu phi...aku percaya..."
"Aku......"
"Sudahlah phi... sebentar lagi ambulan akan datang... bertahanlah.."
"Aku....."
Aku mendekap phi Win erat...
Sangat erat...
Aku tidak peduli jika bajuku sudah penuh dengan darah
Aku hanya ingin memeluknya
"Maafkan aku tidak bisa memenuhi janjiku untuk membawamu melihat laut"
"Kita bisa pergi lain waktu phi.."
"Harusnya sekarang kita dalam perjalanan ke laut"
"Sudahlah phi... aku tidak menginginkannya lagi.. asal phi Win selalu ada di sisihku..itu saja sudah cukup"
"Team...."
"Ku mohon phi..."
"Aku.... mencintaimu.....Team.."
"Phi Win......"
Airmataku semakin deras...
Kata-kata ini selalu ku nantikan dari mulut phi Win
Tapi tidak dalam situasi seperti ini..
Kata yang seharusnya membuatku bahagia
Menjadi sangat menakutkan
"Maafkan.... aku...."
Phi Win mengusap airmataku..
Tangan kekarnya yang selalu hangat
Kini tangan itu menjadi dingin..
Senyumnya yang jarang ku lihat..
Sekarang terpampang jelas di depanku..
Mata indahnya yang selalu ku tatap tanpa jenuh
Kenapa...???
Kenapa mata itu semakin sayu...
Semakin menyipit...
Dan......menutup....
Tidak...... tidakkkk.....!!!!
Ku mohon.....!!!
"Phi Win..... buka matamu phi.... ku mohon....."
Tangan phi Win melemas...
Terkulai jatuh ke pangkuanku..
Tidakk...... jangaaannnn....
"Jangan seperti ini phi Win... bukalah matamu.."
"Aku tidak mau sendirian phi..... kau sudah berjanji tidak akan pernah meninggalkanku lagi kan???"
"Kenapa kau ingkari janjimu phi.... aku tidak mau..."
"Phi Win......."
TBC
😢😢😢
Maaf.....
Rak na..