Daddy Don't Stop《Jaeyong》✔

By acel_kins-

643K 63.4K 20.5K

[Romance] [M] Taeyong tidak pernah tahu bila sahabatnyaㅡJung Minhyung, ternyata memiliki Ayah yang sangat ta... More

Prolog
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
PDF Daddy Don't Stop

Bagian 1

77.3K 8.9K 3.9K
By acel_kins-


TAEYONG tidak pernah menyangka bila Mark ternyata adalah orang berada. Rumahnya begitu besar, bahkan Taeyong tidak memperkirakan bila rumah sahabatnya bisa sebesar ini. Taeyong hanya terperangah ketika mereka berjalan menuju gerbang masuk; menggunakan sidik jari Mark. Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam rumah Mark.

"KAU TIDAK BILANG JIKA KAU ANAK ORANG KAYA!" seru Taeyong berapi-api, ia berlari di sekitar halaman rumah Mark dengan senyum lebar pada wajah.

Mark yang melihat hal tersebut hanya bisa menghela napas jengah. Sudah ia duga bila Taeyong akan bertingkah seperti sekarang; terlalu udik. Mark belum pernah mengajak seorang teman masuk ke dalam rumah, karena ia tidak yakin dengan hal tersebut. Taeyong adalah yang pertama.

"Jangan berisik, Ayahku mungkin sedang tidur. Dia tidak suka terusik." gumam Mark pelan, ia berdiri di depan pintu rumah dan kembali menempelkan jari di tempat pemindai; membuat pintu rumahnya terbuka sendiri. Hal tersebut berhasil membuat Taeyong terkesan.

Apakah Taeyong bisa menginap?! Ia yakin sekali bila rumah Mark pasti membuatnya betah! Dari luar saja sudah terlihat bila rumah sahabatnya sangat nyaman, Taeyong tidak sabar untuk masuk ke dalam.

"WHOAㅡmmmph!" teriakan Taeyong teredam ketika Mark menutup mulutnya dengan telapak tangan, si lelaki bermarga Jung melemparkan tatapan tajam pada Taeyong. Sementara Taeyong hanya tersenyum lalu menjulurkan lidah; menjilat telapak tangan Mark.

"Gross! Sudah kubilang untuk tetap tenang, sialan!" seru Mark kesal, ia mendorong dahi Taeyong dengan jari telunjuk, membuat si lelaki bermarga Lee mengerucutkan bibir.

Tapi sungguh, interior rumah Mark sangat indah! Rasanya Taeyong tidak ingin pulang, ia mau tinggal bersama Mark di tempat sebesar ini. Tidak masalah bila Taeyong menginap, toh kedua orang tuanya tidak perduli dengan hal tersebut. Taeyong terlalu jenuh bila terus menerus berdiam diri di rumah, pertengkaran kedua orang tuanya benar-benar membuat kepala sakit!

Taeyong menatap kesekeliling. "Mark, aku boleh menginap tidaaaㅡ"

"Tidak." potong Mark cepat tanpa basa-basi. Ia membawa Taeyong ke ruang tengah dan duduk di sofa yang ada di sana.

Sebenarnya Mark berniat membawa Taeyong ke kamar, tapi ia tidak yakin karena takut jika nanti Taeyong menyentuh semua barang-barang pribadinya! Bagaimana bila kamarnya berubah menjadi kapal pecah karena ulah Taeyong? Mark tidak menginginkan hal tersebut.

Taeyong mendudukan diri di sofa empuk dan memantulkan tubuhnya di sana; merasakan tekstur lembut sofa tersebut yang bersentuhan dengan pantat tipisnya. Taeyong sedang membayangkan bila ia memiliki rumah sebesar ini, Taeyong pasti enggan pergi kemanapun! Lebih baik ia memanjakan dirinya di rumah.

"Mark aku mau ayam! Jangan lupa kaaaay, lalu cola! Kau harus memanjakan tamu!"

"Berisik."

"Ayolaaah aku sudah lapar! Ya ya ya, masa kau tega membiarkan tamu secantik diriku kelaparan?! Pasti kau sudahㅡ"

"Oh Tuhan," potong Mark jengah, ia memutarkan bola mata bosan dan duduk di samping Taeyong. "Aku sudah membuat orderan di aplikasi online, jadi bisakah kau menutup mulutmu?!"

Mendengar itu Taeyong tersenyum manis lalu mengangguk. "Apa yang akan kita lakukan Mark?! Kau pasti memiliki banyak permainan yang bisa di mainㅡ"

"Belajar. Kita harus mengerjakan tugas kelompok, setelah selesai, kau bisa pulang." ujar Mark tegas lalu mulai membongkar isi tas nya; mengeluarkan semua bahan yang mereka butuhkan dan menaruhnya di atas meja.

Taeyong menggembungkan pipi. "Aku tidak mau pulang."

"Lalu?"

"Aku mau menginap!"

"Tidak. Kau harus pulang, aku tidak menerima tamu yang menginap." nada suara Mark terdengar begitu datar, ia mulai membuka buku paket, mencari materi yang akan di gunakan untuk tugas kelompok.

Taeyong menempelkan kepalanya di bahu Mark. "Ayolah, di rumah sebesar ini kau pasti memiliki banyak kamar!"

"Tidak dan menjauhlah dariku, bodoh." tangan Mark mendorong kepala Taeyong agar lelaki cantik itu tidak bersandar di bahunya.

Oh sungguh, Mark lelah menghadapi sifat Taeyong. Jika tahu begini, ia lebih memilih membawa Taeyong ke kafe yang terletak tidak jauh dari sekolah!

Taeyong mendengus lalu duduk diam di samping Mark. "Mana Ayahmu?"

"Tidur, jangan bertemu dengan Ayahku."

"Eyyyyy kenaapaaa?! Tidak sopan tahu!"

Mark menoleh; menatap Taeyong dengan mata yang memicing. "Pokoknya tidak perlu bertemu dengannya."

"Ish, menyebalkan!"

"Cepat kerjakan."

Taeyong menggeleng. "Tidak mau!"

"Aku tidak akan memasukan namamu jika begitu." ujar Mark dengan kejam, ia kembali memfokuskan diri pada tugas kelompok, membiarkan Taeyong merengek di sampingnya.

Jika Taeyong bukan temannya, mungkin Mark akan menaruh racun tikus di makanan lelaki cantik itu! Ia terlalu pusing mendengar semua racauan Taeyong. Tidak bisakah Taeyong menutup mulut meskipun hanya satu menit?!

Terdengar suara seperti bel dari kejauhan. Mark menghela napas lalu mengalihkan pandangan ke arah Taeyong. "Diam disini, aku harus mengambil pesananmu."

"Ay ay captain! Kau yang terbaik!"

"Terserah." setelah itu Mark berjalan meninggalkan Taeyong di ruang tengah, ia sudah memesan ayam serta cola. Meskipun terlihat galak, Mark sebenarnya memiliki hati yang lembut.

Tapi sayangnya, seorang Lee Taeyong tidak mungkin menurut begitu saja. Kini Taeyong berjalan memutari ruang tengah, menyentuh semua benda yang terlihat mahal dengan mulut terbuka. Seumur hidup, Taeyong belum pernah melihat semua ini! Mungkin hanya di televisi, tapi sekarang ia bisa menyentuhnya.

Ada sebuah guci besar di dekat tangga, warna nya sangat cantik, perpaduan antara hitam dan putih yang di buat menjadi gradasi. Taeyong menyentuhnya dan menipiskan bibir untuk menahan teriakan. Guci tersebut sangat lembut!

"Siapa?"

Tubuh Taeyong tersentak, iris hitamnya menatap seseorang lelaki yang berdiri di anak tangga, tidak jauh dari tempat Taeyong berdiri. Lelaki tersebut hanya menggunakan celana panjang berwarna hitam, tanpa atasan, membuat semua otot di tubuhnya terlihat jelas. Taeyong tidak berkedip saat melihat delapan kotak yang tersusun rapih di perut lelaki itu, lalu dada bidangㅡtempat ternyaman untuk bersandar.

Untuk sejenak, Taeyong bahkan lupa caranya berkedip. Ia menaikkan pandangan; menatap wajah laki-laki yang melemparkan tatapan bingung padanya. Wajah lelaki itu terlihat sangat tampan, kulit putih bersihnya begitu bersinar. Hidung mancung, bibir tebal, alis tebal serta rahang tegas. Taeyong membuka mulut; hampir mengeluarkan air liur.

"Kau, siapa?"

Taeyong mengerjapkan mata beberapa kali sebelum mengukir senyum manis dan berjalan menghampiri lelaki tersebut. "Aku teman Mark! Kami bersekolah di sekolah yang sama, oh, apakah kau Kakaknya Mark?!"

Kening lelaki yang berada di hadapan Taeyong berkerut. "Kakak?"

"Uhm! Memang Mark tidak pernah mengatakan apapun soal Kakaknya, tapi aku yakin kau pasti Kakaknya! Tampan sekali, bisakah kita berkenalan?" Taeyong mengulurkan tangan tanpa rasa malu, senyumnya melebar; memperlihatkan barisan gigi yang rapih.

Sosok di hadapan Taeyong mengangkat sebelah alis lalu menyambut uluran tangan Taeyong. Terlihat sedikit ragu karena Taeyong sangat supel; banyak bicara, tidak seperti Mark.

"Namaku Lee Taeyong, senang berkenalan denganmu Hyung tampan!" Taeyong mengedipkan sebelah mata lalu mengusap pelan tangan sosok di hadapannya, "kau bisa memanggilku Kitty." bisiknya.

"Jung Jaehyun." gumam lelaki yang berdiri di hadapan Taeyong lalu mencoba melepaskan genggaman tangan; tapi Taeyong menahannya, dengan sangat erat.

Taeyong mengedipkan matanya dengan lucu. "Jaehyun Hyung? Bolehkah aku memanggilmu seperti itu?"

"Tidak."

"Eeeeeh, kenapa?!" padahal Taeyong berharap bila ia bisa membuat lelaki bernama Jaehyun itu jatuh cinta padanya! Kapan lagi Taeyong akan bertemu lelaki setampan Jaehyun?!

Sungguh, kenapa Mark tidak pernah mengatakan sesuatu tentang Kakaknya?!

"TaeyㅡDaddy?!"

Taeyong menoleh, menatap Mark yang berada di belakangnya. Ia kemudian kembali mengalihkan pandangan ke arah Jaehyun. "D-daddy?"

"Aku Ayah Mark."

Mendengar itu Taeyong segera melepaskan jabatan tangannya dan mundur beberapa langkah. "Ah maㅡ"

Prangg!

Dan tanpa sengaja tubuh Taeyong menabrak guci besar yang terpajang di dekat tangga, membuat guci mahal tersebut jatuh ke lantai; menimbulkan suara pecah yang memekakkan telinga.

"Ups." gumam Taeyong pelan, ia menatap Mark dan Jaehyun secara bergantian, kedua lelaki itu menampilkan ekspresi tak percaya.

"LEE TAEYONG!" teriak Mark murka.

Jaehyun melebarkan kedua mata dan menatap Taeyong dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "I'll give you a punishment." ujarnya menggunakan nada rendah, tidak bisa di bantah.

Ouch, itu guci kesayangan Jaehyun.

Tbc

Beda sama yang DDS versi lama emang, cuma ya gimana, udah lupa beneran :(

Inget sedikit, jadi seadanya aja yya.

Continue Reading

You'll Also Like

298K 19.3K 44
"ℬ𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂." -𝓐𝔃𝓴𝓲𝓪. Hujan itu indah, hujan itu...
2M 120K 42
Ini tentang Shaqilla Khanza, Gadis sembilan belas tahun yang awalnya sangat bahagia ketika mendengar akan dijodohkan dengan sahabat Iqbal, abangnya...
1M 95K 29
SEBAGIAN CERITA DI HAPUS PROSES PENERBITAN [bxb][mpreg][jaeyong] Warning ⚠️🔞 Homophobic jauh jauh Taeyong di jodohkan dengan seorang ceo muda akanka...
267K 36.7K 25
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...