The Lost Soul

By bejams_07

7K 855 151

Sehun & yoona triller,detectiv,psycho dll by.yuna Lazuardi Lockhart More

The Lost Soul (teaser)
The Lost Soul (1)
The lost soul part (2)
The Lost Soul part (3)
The Lost Soul (4)
The Lost Soul (5)
The Lost Soul (7)
The Lost Soul (8)
The Lost Soul (9)
The Lost Soul (10)
The Lost Soul (11)
The lost Soul (12)
The Lost Soul (13)
The Lost Soul (14)
The Lost Soul (15)
The Lost Soul (16) End
promo

The lost Soul

254 44 6
By bejams_07

















the lost soul part 6

Seorang pria tua berambut keemasan duduk dipekarangan rumahnya dengan secangkir teh. Ditangannya, pria itu memegang koran ibukota yang memuat berita-berita terbaru. Sesekali ia berhenti untuk sekedar menyeruput tehnya.

“Dad…” seorang gadis melingkarkan tangannya dan memeluknya dari belakang.

Pria itu tersentak dan menoleh, “yoona…”
“Ada apa ?” lanjutnya sambil tersenyum.

Gadis itu tampak bimbang sejenak,
“Apa aku boleh bertanya sesuatu ?”

“Tentu.”

“Dad, apa kau mengenal seorang wanita bernama Lyn ?” tanya yoona.

“Lyn ?” ulang ayahnya, yoona mengangguk.

“Entahlah, aku pernah mendengar namanya.” Sahut ayahnya lagi. Keningnya tampak berkerut.

“Ah, bagaimana dengan tugasmu, yoong…?” pria bermata biru itu mengalihkan pembicaraan.

“Ya, aku sudah selesai.” Jawab yoona datar.

“Apa kau benar-benar tidak mengenal wanita bernama Lyn itu ?” tanya yoona sekali lagi.

Ayahnya menggelengkan kepala,
“Ada apa ?”

“Tidak. Aku hanya penasaran…” jawab yoona sambil beranjak pergi.

“yoona…” panggil pria tua itu lagi. Yoona berhenti.

“Aku harap kau tidak berhubungan dengan oh sena lagi. Kau pasti tahu kalau gadis itu berbahaya untuk kita, kan’ ?” lanjutnya.

“Kami hanya teman, Dad.” Jawab yoona.

“Kakaknya seorang detektif, yoong…” Kening pria itu berkerut.

“Mereka baik…”

“Tapi kehidupan mereka berbanding terbalik dengan kita. Kau tahu itu…”

“Aku hanya ingin memiliki teman, Dad…” yoona menatap mata ayahnya.

“Tapi tidak oh sena itu.”

“Kenapa ? sena wanita baik. Dia tidak berteman denganku hanya untuk memanfaatkanku. Dia tulus…”

“Ya, ketulusannya akan menghancurkanmu!” suara ayahnya meninggi.

“Aku menyelamatkannya.”

“Dunia kita berbeda. Kau dan sena bagaikan air dan minyak. Sampai kapanpun, kalian tak akan pernah menyatu.”

“Dad…” yoona menatap dengan pandangan memohon.

“Mereka berbahaya untukmu. Mereka akan menghancurkanmu, yoong. Apa kata-kata ku kurang jelas ?”

“Tidak. Mereka tidak berbahaya untukku. Mungkin mereka terlalu bahaya untukmu, Dad. Kau terlalu takut. Iya, kan’ ?” sahut yoona seraya meninggalkan ayahnya.

“yoona…” panggil ayahnya lagi.

yoona menoleh,
“Dunia kami mungkin berbeda. Aku mungkin seorang gadis dari dunia hitam. Tapi setidaknya aku tidak takut untuk berteman.”


***

sehun sudah berdiri didepan ruangan adiknya saat seorang dokter paruh baya keluar dari ruang operasi. Wajahnya tampak lelah dan keningnya berkeringat. Dengan senyum menenangkan sang dokter menghampiri sehun yang berdiri tegang disana. Sementara sehun sendiri menatap penuh harap pada pria itu tanpa sepatah katapun.

“Selamat, sena sudah mendapatkan jantung baru.” Ucapnya lembut.

sehun menatap lama pada dokter, “Terimakasih banyak, dokter. Apa aku bisa melihatnya ?” tanya sehun kemudian.

“Aku mengerti kekhawatiranmu, tapi maafkan aku. Kau belum bisa menemuinya. Kami harus meninjau selama beberapa hari apakah jantung barunya benar-benar cocok untuk sena.” Jelas dokter.

“Apakah ada kemungkinan seperti itu ?” tanya sehun lagi.

Dokter mengangguk.
“Tentu saja. tapi Aku berharap jantungnya cocok.”

“Bagaimana kalau seandainya jantungnya tidak cocok, dokter ?” tiba-tiba sehun memikirkan kemungkinan terburuknya.

“Kalau sampai itu terjadi aku minta maaf, karena aku tak bisa melakukan apa-apa lagi untuk menyelamatkan sena.”

sehun tersenyum miris,
“Setidaknya anda sudah berusaha, Dr. Wolf. Aku tetap berterimakasih…”

“Well, aku akan kembali untuk memeriksa sena nanti.” Sahut Dr. Wolf seraya pergi.

yoona memarkirkan mobilnya di basement Angels Hospital. Gadis itu turun dan mengeluarkan beberapa barang belanjaan dan barang lainnya dari bagasi mobil. Dan sepuluh menit kemudian ia sudah berada di koridor kamar operasi sena. Dilihatnya sehun duduk sendiri di kursi memanjang yang ada di depan ruangan. Kemeja yang keluar, rambut yang berminyak dan berantakan, serta kumis dan janggut yang mulai tumbuh tidak membuat pemuda itu kehilangan ketampanannya. yoona tersenyum kecil. Dalam hatinya ada sedikit rasa kagum pada sehun yang begitu menyayangi adiknya, sama seperti Dennis.

“Hai…” sapa yoona lembut. Gadis itu menyingkirkan rambut yang jatuh menutupi matanya.

“Hai…” balas sehun sambil tersenyum.

“Bagaimana keadaan sena ?” tanya yoona kemudian.

“Keadaannya lebih stabil dari kemarin. Tapi masih belum bisa untuk dijenguk.” sehun terhenti.

Lelaki itu tersenyum untuk kedua kalinya,
“Operasinya sudah selesai. Dokter bilang, mereka akan melakukan pengecekan dan pemeriksaan pada sena dalam beberapa hari untuk mengetahui apakah jantung barunya cocok dengan tubuh sena atau tidak.” Jelas sehun.

yoona meletakan bawaannya dan duduk disamping sehun,
“Syukurlah. Aku senang mendengarnya.”

“Apa ini ? Kenapa banyak sekali ?” tanya sehun begitu ia melihat beberapa kantung belanjaan yang dibawa yoona.

“Sedikit hadiah untuk sena.”

“Tapi ini terlalu banyak, yoona…” Sehun menghela nafas.

“Tidak. Hanya buah, makanan ringan dan beberapa novel. Dirumah sakit dalam waktu yang lama pasti membosankan, iya kan’?”

Kali ini pria itu tertawa kecil, “Bagaimana kau tahu ? Kau bahkan baru beberapa kali ke rumah sakit…”

“Aku memang tak pernah mengunjungi rumah sakit sebelumnya, tapi aku pernah sakit.” yoona tertawa.

“yoona…” panggil sehun pelan.

yoona menoleh, “Ya ?”

“Apa kau punya waktu untuk keluar denganku ?”

“Kenapa ?”

“Tidak. Hanya saja aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Ada suatu tempat yang ingin ku tunjukan.”

“Apa ini ajakan kencan ?” goda yoona. Gadis itu tertawa lagi.

sehun tersenyum, lelaki itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil sesekali melirik kearah gadis cantik didepannya.
“Bu… Bukan begitu. Ini adalah ucapan terimakasih.” Jawab sehun gugup.

“Tenanglah, Sehun… Aku hanya bercanda.” Sahut yoona geli.

“Bagaimana ? Apa kau akan menerima ungkapan terimakasihku ?” sehun menatap yoona lekat-lekat. sehun memperhatikan mata cokelat yoona yang menatapnya lurus dan senyum yang masih mengembang diwajah gadis itu.

“Well, kapan kita pergi ?” tanya yoona akhirnya.

“Apa kau punya waktu di akhir minggu ?” tanya sehun cepat.

yoona mengangguk, “Hmm…”

“Baiklah, akhir minggu ini. Jam delapan pagi di bawah pohon ek, dekat Earlay café…”

“hmm baiklah…” gadis itu tertawa kecil.


***

Sayup-sayup hembusan angin terasa begitu lembut, menerbangkan banyak kelopak bunga berwarna-warni yang mulai berguguran satu demi satu. Rangkaian kicau burung kenari bersahut-sahutan menghidupkan suasana. Hamparan perkebunan di selatan menghijau indah bersanding dengan pantai pasir putih yang airnya biru jernih. Tanah berbukit-bukit mlengkapi panorama alam yang terbentang dibawah langit.

sehun tersenyum, lelaki itu menatap lurus pada sesosok gadis didepannya yang sedang menikmati pemandangan dengan asyiknya. Yah, disinilah mereka. Menikmati pemandangan yang terbentang dari timur ke barat, dibawah langit biru. Treasure Island, setidaknya begitulah sehun menamai tebing tempatnya berdiri sekarang. Sebuah tebing yang terletak diantara samudra dan desa-desa warga. Dan untuk pertama kalinya pemuda itu mengajak orang lain selain sena dan mendiang orangtuanya ketempat itu.

yoona menarik nafas dalam-dalam, gadis itu membentangkan tangannya dan menutup mata. Gadis itu begitu menikmati setiap oksigen yang terhirup, setiap pemandangan yang terlihat atau setiap kicauan burung-burung yang terdengar. Ia begitu menyukai mereka semua. Dan untuk pertama kalianya yoona dapat melupakan semua masalah-masalah dalam hidupnya, termasuk semua mimpi-mimpi buruk yang selama ini selalu menghantuinya.

Sekali lagi sehun tersenyum saat mata elangnya terpaku pada yoona. Entah mengapa gadis itu memiliki sesuatu yang membuat sehun enggan melepaskan pandangannya.

“Kau menyukainya ?” tanya sehub pada akhirnya.

yoona mengangguk,
“Ya. Ini adalah tempat yang sangat indah…” gadis itu tersenyum lembut.

sehun memegangi dada kirinya. Disana ia merasakan jantungnya berdetak sangat cepat. 
“Ya Tuhan, itu hanya senyuman sehun. Hanya senyuman. Mengapa kau memberikan respon berlebihan pada senyuman seperti itu ?” ucap sehun dalam hati.

“Apa nama tempat ini ?” tanya yoona beberapa menit kemudian.

“sehun ?” panggilnya.

sehun tak menjawab. Lelaki itu hanya melihat lurus kedepan tanpa merespon ucapan yoona. 
“oh sehun, kau baru mengenal gadis itu. Tidak mungkin kau jatuh cinta padanya, kan’? Banyak gadis yang lebih cantik. Tapi…”

“sehun…” yoona berdiri di depannya dan menatapnya lekat-lekat.

“yoo… yoona…”

“Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku ?” tanya yoona.

sehun menggaruk kepalanya yang tidak gatal,
“Pertanyaan apa ? Maaf, aku tidak mendengarkan…” Jawab sehun setenang mungkin.

Tiba-tiba yoona merasa geli, 
“sehun mencoba menenangkan diri…? Ada apa dengannya ?”

“Aku tanya apa nama tempat ini ?” yoona mengulang pertanyaannya.

“Treasure Island” jawabnya bangga.

“Darimana kau tahu ada tempat seperti ini, sehun ?” tanya yoona lagi.

“Ayahku yang menemukannya.” Jawab sehun singkat.

yoona tersenyum, sekilas ia teringat pada ayahnya,
“Ayahmu pasti orang yang hebat.”

“Ya, dia hebat…”

“Dimana dia sekarang ? Apa pekerjaannya ? Apa dia detektif swasta sepertimu ?” tanya yoona beruntun.

Tiba-tiba sinar mata sehun meredup. Pemuda itu tersenyum tipis,
“Ayah dan ibuku meninggal dalam kecelakaan pesawat tujuh tahun yang lalu…” ucapnya pelan.

“Maaf…”

“Tak apa. Itu bukan kesalahanmu.”

yoona menatap sehun lekat-lekat. Gadis itu tiba-tiba saja teringat pada kata-kata terakhir Dr. Dalton sebelum pria tua itu mati,

“Aku kira saat Casey membawamu dulu, kau akan tumbuh menjadi seorang gadis cerdas dan realistis sama seperti ibumu. Tapi ternyata tidak. Rupanya didikan Casey merusakmu…”

“Aku kasihan pada Lyn, mungkin kalau wanita itu masih hidup ia akan menangis melihat putrinya seperti ini…”

“Kau sangat membantuku, yoona…” ucap sehun tiba-tiba.

yoona tersentak, tapi gadis itu dengan cepat menyembunyikannya.
“Tuhan yang membantumu. Aku hanya perantara.”

“Kau sudah menyelamatkan sena.”

“Tuhan masih menginginkan sena berada disampingmu, itu lebih tepatnya.” balas yoona cepat.

“Dan aku mulai nyaman berada di sekitarmu. Kau dan sena… Dad, maafkan aku. Putrimu ini tak bisa menahan diri…”

***

Casey duduk diruangannya sendirian. Lelaki itu tengah menjejerkan beberapa foto lama yang sudah bertahun-tahun disimpannya bersama dengan rahasia hidupnya. Disana terpampang dirinya saat masih SMA bersama empat orang sahabatnya. Tunggu, sahabat ? Ya, dulu Casey memiliki teman-teman yang begitu baik. Teman-teman yang menerimanya dan tidak mengucilkannya. Tapi bukan begitu keinginan mereka sebenarnya. Karena Lyn’lah mereka bisa menerima Casey.

 


. . . . . Flashback . . . . .

Hari itu Casey memasuki gerbang Gliemezis High School, sekolah menengah atas paling terkenal di London. Yah, bisa dibilang sekolah orang kaya. Tempat dimana anak-anak kaya berotak udang berkumpul untuk pamer, berdandan dan bergosip. Gosip ? Oh, tentu saja. Tak ada yang tidak mengetahui tentang Casey Giovelle si murid baru, anak angkat dari mafia terkaya di USA. Dan tak satupun orang yang tidak tahu bahwa Casey adalah anak dari panti asuhan yang hampir gila karena kedua orangtuanya mati dibantai. Semua orang selalu beranggapan keluarganya pantas mendapatkan itu mengingat ayahnya adalah pembunuh bayaran. Dan Casey benci itu.

Setiap hari adalah neraka bagi Casey. Ia yang dengan serius belajar harus diusik oleh ucapan dan sindiran jahil dari teman-temannya. Ia dikucilkan. Semua orang menjauhinya dan mengabaikannya. Tak ada satupun yang menegurnya bahkan hanya untuk sekedar basa-basi. Tapi Lyn berbeda. Gadis itu selalu menyapanya setiap pagi, selalu tersenyum saat berpapasan, dan hampir tak pernah mengabaikannya. Dan gadis baik itu mengajaknya untuk bergabung di kelompoknya, The Dark Heaven.

“Lyn, kemana saja kau ?” tanya Thunder.

“Aku baru saja mengembalikan buku.”

“Mengapa kau bersama Casey ?” tanya Dalton dengan nada mengejek.

Lyn tersenyum,
“Aku ingin mengajaknya bergabung di kelompok kita. Bukankah kita harus punya lima anggota untuk drama nanti ?”

“Masih banyak siswa lain, Lyn. Tidak Casey.” Tolak Thunder.

Kemudian Andrew berdiri diantara mereka,
“Sudahlah. Apa salahnya kalau Casey ikut dalam drama ?”

“Bisa-bisa kau dibunuh saat pementasan…” sindir Dalton tajam.

Casey tersenyum lembut pada Lyn,
“Sudahlah, aku bisa bermain biola sebagai ganti tugas drama. Kurasa Ma’am Hadley mengatakan pada kita untuk memilih antara musik atau drama…”

“Tidak. Kau harus ikut kelompok kami. Kalau tidak kami tidak bisa mementaskan dramanya…” tegas Lyn.

“Lyn benar. Jadi kenapa kita tidak mencoba untuk berteman dengan Casey ?” potong andrew

“Pembunuh itu ? Tidak!” sahut Dalton dan Thunder bersamaan.

Andrew menghela nafas,
“Oh, ayolah… Kita hanya perlu mengenalnya.”

“Biarkan Casey ikut, atau aku akan keluar dari drama.” Ucap Lyn pada akhirnya.






. . . . . Falshback end . . . . .











see u next part guys________
 

Continue Reading

You'll Also Like

91.8K 13.5K 47
➀; πƒπ«πšπ¦πš 𝐣𝐚π₯𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚-𝐫𝐞𝐦𝐚𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐒𝐦𝐩𝐒𝐀𝐚𝐧 π€πžπ›πžπ›πšπ¬πšπ§! βŒ— 𝐂𝐑𝐨𝐒 (οΏ½...
1.6M 134K 58
❝Bunuh secara perlahan, kubur dengan senyuman.❞ -Velin Alexander ©WiwiRamadani
17.8K 2.8K 47
Tin "Aku tidak pernah tahu jika mencintaimu sangatlah menyakitkan. Dan yang membuatku hancur dan terluka adalah aku yang tidak bisa berhenti mencinta...
31.1K 2.7K 30
Zee seorang anak ke 4 dari 5 bersaudara, ia dibenci oleh tiga kakaknya karena kesalahan pahaman, tetapi berbeda dengan adiknya, adiknya percaya kalau...