Are You There? | Monsta X Fan...

Par porumtal

18.8K 2.5K 1.8K

kesepian adalah temanku, jadi aku tak lagi terganggu dengan hal itu- Im Changkyun kau suka keabadian? aku jus... Plus

Are You There | Cast
Are You Dare? | Chap.1 (Comeback)
Are You There | Chapter.2 (Meet)
Are You There | Chapter.3 (New Friend)
Are You There | Chapter.4 (Rival)
Are You There | Chapter.5 (Janus)
Are You There | Chapter.6 (Jealousy)
Are You There | Chapter.7 (Little Closer)
Are You There | Chapter.8 (Belive)
Are You There | Chapter.9 (Secret Room)
Are You There | Chapter.10 (Clue)
Are You There | Chapter.11 (Lost Memories)
Are You There | Chapter.12 (Partner)
Are You There | Chapter.13 (Mate)
Are You There | Chapter.14 (Full Moon)
Are You There | Chapter.15 (Random)
Are You There | Chapter.16 (Painful Fact)
Are You There | Chapter.17 (Perhaps)
Are You There | Chapter.18 (Healing)
Are You There | Chapter.19 (Desire)
Are You There | Chapter.20 (Liar)
Are You There | Chapter.21 ( The Code)
Are You There | Chapter.22 (Enemy)
Are You There | Chapter.23 (Shelter)
Are You There | Chapter.24 (Bad Scenario)
Are You There | Chapter.25 (Puzzle)
Are You There | Chapter.26 (A Choice)
Are You There | Chapter.27 (Lonely)
Are You There | Chapter.28 (Finding the road)
Are You There | Chapter.29 (Howler)
Are You There | Chapter.31 (Blue Or Red)
Are You There | Chapter.32 (Hurt)
Are You There | Chapter.33 (Love)
Are You There | Chapter.34 (War)
Are You There | Chapter.35 (Destiny)
Are You There | Chapter.36 (Is This The End?)
Are You There | Chapter.37 (Ending Credit)

Are You There | Chapter.30 (Lee?)

339 52 76
Par porumtal

"Kau barusan dari kamarku?" Wonho bertanya pada Minhyuk yang baru saja akan keluar rumah.

Menatap sekeliling sesaat, Minhyuk mengangguk membenarkan.

"Apa yang kau lakukan di kamarku?" Tanya Hoseok lagi.

"Kenapa kau bertanya? Bukankah kau akan tahu segala hal hanya dengan meyentuh objek yang kau pegang, hyung?" Tanya Minhyuk yang lebih terdengar seperti sindiran di telinga Wonho.

"Aku hanya tahu masa lalu dari objek2 yang kusentuh Lee Minhyuk, bukan membaca isi pikiran" Jelas Wonho tanpa menghilangkan raut tenang di wajahnya.

"Ah, begitu. Jadi...darimana kau tahu kalau aku ke kamarmu?"

"Aku tahu saat memegang nakasku. Aku melihatmu mencari sesuatu dari sana"

"..."

"Apa yang kau cari?"

"..."

"Lee Minhyuk!"

"Gunting kuku" Jawab Minhyuk dengan raut wajah yang terlihat begitu tenang.

"Apa?"

"Aku mencari gunting kuku, hyung"

Beberapa saat Wonho hanya bisa diam sambil menatap lurus kearah Minhyuk. Wonho berusaha untuk mencari kebohongan dari raut wajah pria manis itu, namun sialnya si pria Lee sangat pintar mengatur ekspresinya. Bahkan detak jantung Minhyuk terdengar begitu stabil, membuat Wonho tak yakin kalau pria Lee itu tengah berbohong padanya.

"kenapa hyung? Ada lagi yang ingin kau tanyakan padaku?" Menaikkan sebelah alisnya, Minhyuk melemparkan frasa tanya itu kepada Wonho.

"Tidak...tidak ada" Jawab Wonho cepat.

"Kalau memang tidak ada, bisakah kau melepaskanku hyung? Aku, harus menemui Jooheon untuk memintanya melacak sesuatu"

Dengan berat hati Wonho pun melepaskan tangannya dari Minhyuk, membuat pria yang lebih muda darinya itu merekahkan senyum lebar.

"Aku pergi hyung, anyeong" Dengan nada riang yang sering Minhyuk lontarkan pria Lee itu berlalu meninggalkan Wonho yang justru menatap kepergiannya dengan puluhan tanda tanya yang terlintas di pikirannya.

-

-

-

"Jadi...kenapa kau memutuskan menjadikanku vampire seperti dirimu hyung?" Hyungwon bertanya pada Wonho yang duduk tenang di sisinya.

Saat ini kedua vampire tampan itu ada di puncak gunung Inwangsan, tempat dimana Gunhee berusaha membunuh Hyungwon. Wonho sengaja membawa vampire yang lebih muda darinya itu kesana, untuk menjelaskan segala hal yang menjadi tanda tanya di benak Hyungwon.

Hyungwon pun tak menolak ajakan Wonho tersebut, karena lelaki berperawakan jangkung itu juga mulai bosan berada di dalam rumah nyaris satu bulan. Ia ingin merasakan udara segar di luar kediaman mewahnya, meski udara tersebut tidak lagi dibutuhkan lagi oleh paru2 vampire miliknya.

"Karena...itu tugasku" Tukas Wonho setelah membiarkan Hyungwon cukup lama menunggu jawaban darinya.

"Tugasmu?" Hyungwon membeo dengan alis yang saling bertaut.

"Ne, bukakah memang tugasku untuk selalu melindungimu? Karena itu, aku mengubahmu menjadi sosok yang sama sepertiku"

Sebuah senyum pun Wonho kembangkan di wajahnya, senyum yang selalu berhasil membuat perasaan Hyungwon membaik tiap melihatnya.

"Seharusnya kau tak perlu melakukannya, hyung" Hyungwon membuang pandangannya lurus, menatap pemandangan yang terhampar di hadapannya.

"Kenapa?"

"Bukankah lebih baik jika aku mati, dengan begitu...aku akan bersatu dengan keluargaku" Jawab Hyungwon tanpa menolehkan pandangannya sedikitpun pada sosok Wonho.

"Dan aku tak perlu tersiksa oleh rasa sakit hati yang akan terus kuingat seperti saat ini"

Nada sedih terdengar sangat jelas saat Hyungwon mengakhiri ucapannya dan hal itu membuat perasaan Wonho berubah tak baik. Vampire kekar itu tak pernah suka jika melihat Hyungwon merasa sedih seperti saat ini, karena hal itu akan membuat perasaannya ikut sedih.

"Hyungwon-a, apa kau ingin kita berhenti?" Tanya Wonho membuat Hyungwon segera menatap bingung kearahnya.

"Mencari Donghyun dan melenyapkannya..." Wonho balas menatap manik mata milik Hyungwon "...haruskah kita berhenti melakukannya?"

"Kenapa kita harus berhenti melakukannya?"

"Karena, aku melihat kau...tidak suka melakukan hal ini. Karena itu, apakah kau ingin berhenti saja?"

"Kalau kita berhenti mencari Donghyun, lalu kita akan melakukan apa?" Tanya Hyungwon yang masih sedikit bingung dengan usul yang Wonho berikan padanya.

Sesaat Wonho diam memikirkan jawaban tepat yang bisa ia berikan pada Hyungwon, sementara lelaki jangkung itu setia menunggu dalam diamnya.

"Kita bisa pergi sejauh mungkin, mencari tempat yang bisa kita tinggali untuk waktu lama. Disana, kita akan mencoba hidup dan melupakan semua bayangan masa lalumu" Jawab Wonho kemudian.

Sebuah senyum miring Hyungwon rekahkan mendengar usulan yang baru saja Wonho paparkan padanya.

"Hyung, apa kau kira aku bisa melupakan semuanya dengan mudah?" Tukas Hyungwon yang terdengar begitu sinis di telinga Wonho.

Tangan Hyungwon pun membuka tiga kancing kemeja teratasnya, kemudian menunjukan luka tembak yang ada di dada putih lelaki Chae tersebut.

"Luka ini...selalu mengingatkanku tentang bagaimana buruknya masa laluku hyung. Jadi....bagaimana mungkin aku bisa melupakan semuanya?"

"Kau bisa melupakannya secara perlahan Hyungwon-a, hyung akan membantumu melupakan semua"

"Tidak" Tolak Hyungwon.

"Satu2nya jalan untukku menghilangkan semua kenangan buruk itu, hanyalah dengan melenyapkan Donghyun. Jadi...aku takkan berhenti dengan alasan apapun"

*

Kihyun baru saja keluar dari dalam kamar mandi ketika dia melihat Minhyuk yang tengah memasukan beberapa benda ke dalam ransel. Gerakan pria Lee itu nampak terburu, seolah ada seseorang yang tengah mengejarnya. Sesekali teman manusianya itu akan mengecek ponsel yang ia letakkan di atas ranjang, kemudian kembali sibuk dengan kegiatannya.

"Kau mau pergi?" Tanya Kihyun membuat sosok Minhyuk yang tengah sibuk langsung menoleh padanya.

"Eoh" Sambil melemparkan senyum khasnya Minhyuk menjawab.

"Kemana?" Tanya Kihyun lagi.

Minhyuk yang sudah selesai memasukan semua perlengkapannya, kini nampak sudah mengenakan tas ransel miliknya dan berjalan mendekati Kihyun.

"Aku ingin keluar mencari beberapa hal" Jawab Minhyuk kemudian.

"Beberapa hal?" Mengulang kata2 Minhyuk, Kihyun melayangkan tatapan bertanya pada sang sahabat.

"Hal apa yang mau kau cari di tengah malam seperti ini?" Tanya pria mungil itu kemudian.

Tangan Minhyuk meraih handuk yang melingkar di bahu Kihyun, kemudian mengusak pelan rambut basah milik pemuda yang lebih pendek darinya tersebut.

"Banyak hal yang harus kucari jadi jangan menungguku, sebaiknya kau cepatlah tidur dan jangan nakal" Setengah bercanda Minhyuk berujar.

"YA!" Protes Kihyun sambil memukul keras bahu Minhyuk.

"Aish, sakit" Keluh Minhyuk.

"Rasakan" Tanpa rasa bersalah sedikitpun Kihyun berujar sambil berjalan menuju ranjangnya.

Tak lama sosok Jooheon masuk ke dalam kamar itu lantas menatap bingung kepada Minhyuk yang tengah terkekeh sambil memandang Kihyun.

"Hyung, kau mau pergi?" Tanya Jooheon pada Minhyuk.

Pandangan Minhyuk beralih pada Jooheon kini "Eoh"

"Kemana?"

"Keluar"

"Keluar kemana?"

Minhyuk berdecak kesal sambil memicingkan matanya kearah Jooheon.

"Apa?" Tanya Jooheon yang mendapat tatapan itu.

"Kau jangan banyak bertanya sesuatu yang bukan urusanmu" Larang Minhyuk.

Mendengar kata2 yang baru saja Minhyuk lontarkan padanya, Jooheon pun balas memicigkan mata pada Minhyuk.

"Hyung, berkaca sana! Kau juga seperti itu, bahkan kau lebih banyak bertanya ini dan itu daripadaku" Balas Jooheon

"Kau ini..."

Minhyuk baru akan memukul kepala Jooheon, namun dering ponselnya menghentikan. Sebuah pesan masuk yang langsung membuat Minhyuk tersenyum cerah karenanya.

"Sudahlah, aku harus pergi"

Tak menunggu Jooheon menyahuti omongannya, Minhyuk segera berlalu meninggalkan kamar miliknya dengan cepat.

"Sebenarnya kemana Minhyuk hyung mau pergi?" Tanya Jooheon kepada Kihyun.

Yang ditanya hanya megendikkan bahunya kemudian memilih merebahkan tubuh ke atas ranjang. Kihyun sedikit merasa lelah saat ini, jadi lebih ia memutuskan untuk tidur daripada harus memikirkan kemana Minhyuk akan pergi selarut ini.

*

Donghyun menatap sosok Minhyuk yang duduk tenang di hadapannya, tak ada rasa takut yang pria manis itu tunjukan dan hal tersebut membuat vampire Kim tersebut mengerutkan dahinya bingung.

"Jadi kau yang bernama Lee Minhyuk?" Tanya Donghyun pada Minhyuk.

"Ne" Jawab Minhyuk sambil mengangguk.

Donghyun terkekeh pelan mendengar jawaban cepat Minhyuk sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi yang ia duduki.

"Ternyata aku salah paham selama ini" Menatap lurus Minhyuk, Donghyun berujar sambil tersenyum "Aku meminta Kwangmin mencari tahu mengenaimu beberapa hari lalu, tapi kami tak menemukan apapun. Aku...sempat berpikir kalau kau adalah Lee Minhyuk musuhku karena hal itu" Jelas Donghyun kemduian tanpa diminta.

"Apa karena itu anda jadi datang langsung kemari saat aku meminta bertemu dengan tuan Yoo?" Tebak Minhyuk.

"Kau cukup pintar menebak situasinya" Donghyun tak coba mengelak ucapan Minhyuk.

Tak merasa tersinggung, Minhyuk tertawa pelan menanggapi apa yang Donghyun lontarkan padanya.

"Lalu, info apa yang akan kau berikan pada kami?" Tanya Donghyun tak ingin berbasa basi.

"Seseorang memberikan alamat Hyunsik pada kelompok kami"Jawab Minhyuk.

Donghyun tak bereaksi, seolah pria Kim itu sudah menduga hal itu akan terjadi.

"Lalu, apa kau tahu siapa yang mengirim alamat itu pada kelompok kalian?" Tanya Donghyun kemudian.

"Aku tak bisa memastikan. Tapi...melihat sosok penerima alamat itu, aku bisa menduga kalau yang memberikannya adalah musuh bebuyutan anda tuan Kim"

"Memangnya siapa yang menerima alamat itu?" Tuan Yoo yang sejak tadi hanya diam mendengar pembicaraan antara Minhyuk dan Donhyun akhirnya ikut buka suara.

Senyum penuh arti Minhyuk kembangkan kearah tuan Yoo, sambil menopang dagunya di atas meja.

"Bisa siapa lagi? Tentu saja orang yang pernah aku katakan padamu saat pertama kali kita bertemu tuan Yoo" Tukas Minhyuk.

"Lee Hoseok?" Bukan Tuan Yoo melainkan Donghyunlah yang menyebut nama tersebut.

Minhyuk mengangguk dengan senyum yang masih terekah lebar di wajahnya.

"Lalu siapa yang akan datang ke alamat Hyunsik tersebut?" Tanya tuan Yoo lagi.

"Aku mengusulkan agar Kihyun dan Changkyun yang kesana" Jawab Minhyuk.

Wajah Donghyun nampak mengeras mendengar jawaban dari Minhyuk, hal tersebut membuat pria Lee itu buru2 berujar.

"Kau tak perlu khawatir tuan Kim, aku yakin takkan terjadi hal buruk pada Changkyun"

Sadar kalau pria di hadapannya itu bisa membaca perubahan di wajahnya, Donghyun buru2 menenangkan diri. Untuk sesaat ruangan itu diisi senyap karena tak ada satupun dari pria yang ada disana buka suara.

"Lee Minhyuk, bisa kau lakukan sesuatu untukku?" Donghyun melayangkan tanya, guna memecah sepi yan tercipta.

"Tentu"

Tangan Donghyun menyerahkan sebuah map dan menyerahkan benda tersebut kepada Minhyuk.

"Berikan ini pada Hyungwon dan pastikan kalau ialah yang langsung menerima benda ini. Jangan sampai Hoseok memegangnya, karena...bisa dipastikan dia akan segera tahu apa yang kita rencanakan"

"Dengan senang hati" Balas Minhyuk sama sekali tak terlihat keberatan dengan apa yang Donghyun perintahkan padanya.

*

"Mau kemana hyung?" Tanya Kihyun pada Wonho yang baru saja melewati dapur.

Wonho menoleh cepat kearah Kihyun, lantas merekahkan senyum khasnya kepada pria Yoo tersebut.

"Aku mau keluar untuk berolahraga" Jawab Wonho.

Kihyun mengangguk pelan sambil membulatkan mulutnya, tak lama pria Yoo itu kembali menyibukan dirinya membuat sarapan.

"Hyung pergi dulu ya" Pamit Wonho merasa Kihyun tak lagi memperhatikannya.

"Ne, hyung" Jawab Kihyun.

Sosok Wonho kembali melangkah meninggalkan kediaman Hyungwon. Melesat cepat, vampire kekar itu berjalan menuju sebuah taman yang berjarak sedikit jauh dari tempat tinggalnya.

"Hyung" Panggilnya pada sesosok pria manis yang tengah duduk seorang diri disana.

"Kau sudah datang" Sambut pria itu sambil merekahkan senyum ramah.

"Ne, apa hyung menunggu lama?" Tanya Wonho.

"Lumayan"

"Maaf hyung"

"Tak masalah Hoseokie" Balas pria itu tanpa memudarkan senyum di wajahnya.

Wonho tak cukup terhibur dengan kata2 pria tersebut, namun ia tetap mengangguk sambil ikut menarik senyum kaku di wajahnya.

"Apa Changkyun sudah bangun saat kau pergi tadi?"

"Belum" Wonho menggeleng.

"Apa dia melewati malam yang buruk? Dia...baik2 saja bukan?"

"Ne, sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hyunwoo mengurusnya dengan baik semalam"

Ada rasa lega yang terpancar dari raut wajah pria manis tersebut dan hal itu bisa Wonho dapati dengan sangat baik.

"Hyung, mengenai Changkyun dan Kihyun yang akan menemui Hyunsik hari ini...apa kau yakin dengan hal itu?"

"Ne" Pria manis itu mengangguk pelan "Memangnya kenapa? Apa ada masalah?"

"Tidak...aku hanya sedikit cemas" Tukas Wonho menyuarakan rasa khawatir yang ia rasakan sejak semalam.

Seolah mengerti yang Wonho rasakan, sosok pria manis itu mengusap pelan pundak Wonho.

"Tak ada hal buruk yang akan terjadi adikku sayang, jadi jangan cemaskan apapun"

"Tapi hyung"

"Lee..."

"Ah, ne hyung"

Wonho menunduk dalam setelahnya, membuat suasana seketika berubah kaku. Sadar kalau sosok yang lebih muda darinya merasa tak nyaman, pria manis di sisi Wonho itu menghulurkan tangannya guna mengusap lembut surai Wonho.

"Kau percaya hyung kan, Lee Hoseok?"

Pertanyaan yang baru terlontar dari sosok di sampingnya membuat Wonho kembali mengangkat pandangannya guna menatap sang penannya.

"Apa...kau mulai meragukanku sekarang?" Tanya pria itu lagi.

"Tidak....mana mungkin aku meragukan hyung" sanggah Wonho cepat "Hyung yang sudah memberikan kehidupan baru untukku, jadi...bagaimana mungkin aku meragukan hyung"

"Aku senang mendengarnya" Sosok di samping Wonho tersenyum senang mendengar jawaban yang Wonho lontarkan.

Melihat senyum yang terukir di wajah orang yang sangat ia hormati, Wonho pun tanpa sadar ikut melengkungkan senyum serupa di wajah tampannya. Namun beberapa detik kemudian senyum itu tiba2 hilang kala mengingat sosok Minhyuk.

"Hyung..."

Sosok yang dipanggil hanya menoleh tanpa menyahuti panggilan Wonho.

"Minhyuk....sepertinya mengetahui sesuatu dariku" Adunya

"Benarkah?" Tanya Minhyuk

"Eoh dan dia juga sepertinya menyembunyikan sesuatu"

"Apa yang ia sembunyikan?"

"Aku tidak tahu hyung, gerak geriknya...sangat sulit untuk ditebak"

Tangan pria di samping Wonho kembali terhulur dan mengusap belakang kepala Wonho.

"Jangan dipikirkan, apapun yang ia sembunyikan takkan mempengaruhi rencana kita"

"tap..." Baru akan membantah sosok di sampingnya langsung mengarahkan tatapan lurus kepada Wonho.

"Dia boleh memiliki nama sepertiku Hoseokie sayang, tapi...meski sama2 Minhyuk bisa kupastikan dia tidak lebih pintar dariku"

*

Wonho menatap sosok Minhyuk yang tengah berbincang dengan Hyungwon di teras belakang rumah. Senyum terkembang di wajah tampan pria vampire itu saat mendapati kedua sahabatnya sudah kembali berinteraksi seperti biasa. Namun, senyum indah itu tak bertahan lama, manakala ingatan Wonho kembali pada percakapan yang ia lakukan bersama Minhyuk, tepat beberapa menit yang lalu melalui ponsel pribadinya.

"Dia sudah mengatakan apa yang dia inginkan?" Tanya Minhyuk dari seberang telepon.

"Dia tak mengatakan apapun, tapi...dari sorot matanya aku tahu apa yang dia inginkan" Tukas Wonho menjawab pertanyaan dari Minhyuk

"Apa yang dia inginkan?"

Sesaat Wonho diam sembari menatap keluar jendela kamarnya. Tatapan mata Hyunsik yang begitu jelas menggambarkan ambisi lelaki srigala tersebut tergambar  dalam ingatannya.

"Sepertinya dia menginginkan Hyunwoo" Jawab Wonho dengan nada suara yang sengaja ia pelankan "Berkali2 aku melihat dia melayangkan pandangannya pada sosok Hyunwoo saat aku mengajaknya bicara" Tambah Wonho lagi.

"Aaaaah, Sepertinya dia ingin memperluas daerah kekuasaannya"

"Ne, sepertinya begitu"

Minhyuk diam di ujung telepon, membuat Wonho melakukan hal serupa. Beberapa saat hening mengisi percakapan diantara keduanya.

"Untuk saat ini abaikan dulu keinginan pria Im itu" Tukas Minhyuk akhirnya.

"Ne?"

"Jangan pikirkan dia dan fokuslah pada vaksin yang kalian ciptakan"

"Tapi hyung..."

"Lee! Kenapa akhir2 ini kau sering sekali mengucapkan kata tapi?" Minhyuk berujar begitu tenang, namun hal itu justru membuat Wonho menjadi gugup.

"Baiklah hyung, aku akan melakukan apa yang kau katakan" Tukas Wonho akhirnya.

"Bagus, kau yang terbaik Hoseokie" Puji Minhyuk membuat Wonho tanpa sadar merekahkan senyum di wajahnya.

PUK!! Sebuah pukulan pelan di bahunya membuat Wonho tersentak dari lamunan sesaatnya. Pria vampire itupun menoleh kaget, membuat Hyunwoo –sosok yang baru saja membuatnya terkejut- melayangkan tatapan heran pada rekannya tersebut.

"Kau terkejut?" Tanya Hyunwoo pada Wonho.

"Ne, kau sedikit mengejutkanku" Aku Wonho tak coba berkilah.

"Bagaimana bisa kau terkejut? Apa kau tak mendengar langkah kakiku?"

Wonho menggaruk pelipisnya yang sebenarnya tidak gatal. Sebuah senyum kaku juga terpatri di wajah tampannya, membuat sosok Hyunwoo semakin mengerutkan dahinya karena hal tersebut.

"Kau mau pergi?" Mencoba mengalihkan pembicaraan, Wonho bertanya ketika melihat penampilan Hyunwoo.

Sebuah jaket kulit melekat di tubuh kekarnya, juga kunci mobil yang ia genggam membuat Wonho menyimpulkan hal tersebut.

"Eoh, aku berencana keluar" Jawab Hyunwoo.

"Menemui mate mu?" Tebak Wonho

Dengan wajah memerah Hyunwoo mengangguk, membuat Wonho tak bisa untuk tak tersenyum karenanya.

"Sudah, kalau mau pergi cepatlah pergi" Kembali menggoda Hyunwoo, Wonho mendorong bahu kekar pria tan itu pelan.

"Tanpa kau usir juga aku mau pergi" Balas Hyunwoo sambil tersenyum lebar.

"Ya sudah pergi sana!" Lagi Wonho berujar.

Kali ini Hyunwoo tak menjawab, dia hanya berlalu begitu saja dengan ditemani tatapan Wonho. Teman vampirenya itu terus menatap tubuh Hyunwoo hingga clan srigala itu menghilang dibalik pintu masuk.

*

"Jo" Minhyuk berujar pada Jooheon melalui ponsel miliknya.

Pria Lee itu bahkan sengaja menjauh dari kediaman milik Hyungwon agar tak ada satupun sosok disana yang mendengar percakapan dirinya dan Jooheon.

"Eoh, ada apa hyung?" Balas Jooheon dari seberang.

"Aku mau bertanya tentang progam pelacak yang kau katakan padaku" Tukas Minhyuk.

"Ada apa dengan progam itu?"

"Apa progam itu benar2 bisa melacak ponsel seseorang? Soalnya aku memasukan progam itu pada ponsel salah satu musuh Hyungwon, tapi aku rasa benda itu tidak bergerak sama sekali dari tempatnya. Padahal aku melihat pemilik ponsel pergi dari kediamannya tadi"

Jooheon diam diujung telepon membuat Minhyuk menanti dalam resah. Lelaki itu bahkan sengaja menatap ponselnya, mencoba memastikan kalau panggilan masih tersambung dengan Jooheon.

"Mungkin orang itu memiliki dua ponsel, hyung" Tukas Jooheon tepat saat mulut Minhyuk akan melontarkan frasa tanya pada hacker tersebut.

"Memiliki dua ponsel?"

"Ne, dia mungkin memiliki dua ponsel. Karena itu ponsel yang kau letakkan progam pelacak tak bergerak dari tempatnya" Jelas Jooheon lagi.

Giliran Minhyuk yang terdiam sambil mengacak kesal rambutnya. Ia baru sadar dengan kemampuan Psychometry Wonho yang bisa mengetahui perihal benda2 hanya dengan menyentuh benda tersebut. Pasti hal itu yang membuat vampire tampan kenalannya tersebut mengetahui progam pelacak yang ia pasang diam2 di dalam ponsel pribadinya.

"Hyung, kau masih disana?" Tanya Jooheon yang tak mendengar jawaban Minhyuk

"Eoh, aku masih disini" Jawab Minhyuk "Terimakasih Jo sudah menjelaskan padaku, aku tutup panggilannya ya" Tak menunggu jawaban Jooheon, Minhyuk segera menutup panggilan secara sepihak.

"Minhyuk pabbo, kenapa kau lupa fakta penting itu"Rutuk Minhyuk sambil kembali berjalan kearah kediaman Hyungwon.

*

"Untuk apa kau kesini?" Tanya Hyunsik pada Wonho yang kini sudah berada di ruang tamu kediamannya.

Tatapan dingin Wonho sedikit membuatnya gentar, namun Hyunsik mencoba untuk tidak memperlihatkanya pada kepercayaan Minhyuk tersebut.

"Aku kemari untuk menghabisimu" Jawab Wonho terus terang.

Tubuh Hyunsik menegang mendengar itu, bahkan pria Im tersebut sudah mundur beberapa langkah sambil tetap menatap waspada kearah Wonho.

"Kenapa? Apa kau takut?" Ejek Wonho.

"Takut? Aku?" Tak suka dengan nada bicara Wonho, Hyunsik balas berujar dengan nada sarkas.

"Bagus kalau kau tak takut, karena jika kau sampai takut kau kalah dengan putrimu" Wonho menarik senyum sinis di wajahnya.

"Ap...apa maksudmu?"

Wonho tak langsung menjawab, melainkan mengurai tawa yang membuat bulu kuduk Hyunsik meremang medengarnya.

"Putrimu melawanku tanpa rasa takut tuan Im, bahkan...dia melakukan itu hingga tetes darah penghabisan" Jawab Wonho yang berhasil membuat kedua netra Hyunsik membulat karenanya.

"Jadi...jika kau ketakutan, bukankah itu berarti kau lebih menyedihkan dari putrimu" Tambah Wonho lagi masih dengan nada yang sama.

Dada Hyunsik seketika memanas, kedua tangannya bahkan sudah mengepal erat mendengar jawaban dari Wonho.

"Bagaimana, apa kau akan melakukan perlawanan padaku?" Melangkah mendekat, Wonho melemparkan frasa tanya itu pada Hyunsik.

"Tentu saja, aku akan melawanmu hingga titik darah penghabisan" Balas Hyunsik lantas menyerang Wonho secara membabi buta.

TBC­_

Next Chapter

"Lalu...aku harus percaya pada siapa lagi di dunia ini, hyung?"

....

"Bagaimana kau bisa melakukan semua ini hyung? Terlebih padaku?"

*

Langsa, 16 Maret 2020
2994 Word

*

Ada yang kangen?
Sorry updatenya lama
Makasih buat yang udah mau nungguin
Semoga part kali ini berkesan
Udah, kakak Porumtal mau semedi lagi
Sampai ketemu di next chapter
Bye...bye

🌕porumtal🌕

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

6.6K 1.8K 31
[COMPLETED] Buku Kedua dari seri PHOTO Go Beyond The Barrier. «The devil is back, it's time to pull the trigger back.» Sang iblis kembali. Semuanya...
3.4K 405 12
[ON GOING] Apakah mereka benar benar ada? Apa mereka pembunuh? #4 dystopia #6 dystopia #8 dystopia #9 dystopia
481 118 17
- "don't trust anyone, not even your close friends" Stray kids ft. TXT Homophobic are dni !! #. Kikishooky2021
113K 13.4K 19
"YEE CABE SINI BANTUIN PEGANGIN KAKINYA HANSOL JANGAN DIEM AJE!" "SYALAN KALIAN SEMUA!" "TANGAN GUE NYELIP DI BO*L YUTA ANJIRR!" #22 in Humor [...