Aksara Dan Suara

By khanifahda

1.5M 164K 6.7K

Bukan waktu yang singkat bagi Grahita Sembrani Pramonoadmodjo untuk menghapus bayang-bayang penghianatan cint... More

Jaladri
Griya
Ludira
Sakwari
Samira
Udaka
Darani
Nirada
Wibana
Lenggana
Asta
Peningal
Brawala
Pakara
Pralapa
Kawur
Kaningaya
Samapta
Persudi
Kanin
Adanu
Lawya
Purwa
Mara
Hastu
Sangsaya
Weling
Kaharsayan
Samagata
Mahatma
Wiyoga
Asti
Balakosa
Smara
Mandrakanta
Darba
Soma
Adicandra
Sakanti
Balun
Adyuta
Abhipraya
Syandana
Gama
Jantaka
Nisita
Palar
Byuha
Locana
Nayottama
Agata
Gandring
Radinka
Ilir
Adhikari
Dayita
Adyatma
Wasana
'Naditya'
'Cundamani'
'Woro-Woro'

Rawi

41.4K 3.7K 161
By khanifahda


Grahita  langsung bekerja setelah kembali ke Indonesia. Perempuan itu bekerja di salah satu restoran bintang 5 yang terletak di kawasan elit Jakarta Selatan. Sekarang ia agak berbangga diri karena menjadi chef di sana, bukan menjadi sous chef, tetapi head chef atau executive chef. Namun bukan tanpa alasan, posisinya itu juga karena sang sahabat yang merupakan pemilik restoran sekaligus orang yang sedang membutuhkan kepala dapur lulusan terbaik di luar negeri, jadilah Grahita yang masuk kriteria di sana.

"Buat menu baru. Hari ini ada tamu istimewa Ta. Gue nggak mau ngecewain tamu yang ada." Ucap Dirga, sahabat sekaligus pemilik dari restoran tersebut.

"Iya siap bos."

Kemudian Dirga mendekat dan menatap Grahita dengan seksama. Grahita yang sedang memasak pun agak risih dan menatap aneh Dirga.

"Ternyata lo cantik juga pake apron gitu. Kayak model Rusia yang hot."

Grahita lantas mendelik dan mengangkat pisau daging tinggi serta menodongkannya ke arah Dirga yang langsung terlonjak kaget. "Sekali lagi lo bilang gitu. Punya lo gue potong habis!" Sontak seluruh orang di dapur bergidik ngeri mendengar head chef baru mereka yang ternyata galak dan mungkin psikopat.

"Anjir galak banget sih lo! Kesambet keju Prancis ya? Untung temen sendiri. Kalau nggak lo udah habis." Cerutu Dirga.

Grahita menyipit, "Yaudah pecat aja!" Grahita tak kalah ngegas. Ia kesal lantaran hari pertamanya di rusak oleh Dirga yang sangkleknya minta ampun.

Dirga meringis, "Eh jangan dong Ta. Cari chef model kek elo tuh susah. Jangan keluar ya. Gue janji deh nggak bakal godain elo lagi." Ucap Dirga serius sambil memelas. Laki-laki itu tak mau kehilangan orang yang berbakat seperti Grahita. Biarpun Grahita galak, namun kinerjanya tak dapat di ragukan lagi. Banyak sertifikat bergengsi yang sudah di peroleh oleh perempuan tersebut.

Grahita lantas memutar bola matanya malas, "Dah sana keluar! Sebelum spatula ini melayang ke wajah lo! "Usir Grahita sambil mengangkat spatulanya ke arah Dirga yang langsung meringis.

Orang-orang di dapur meringis dan terkekeh melihat seorang chef baru yang sangat berani kepada pemilik restoran. Jika bukan karena mereka sahabatan, Dirga akan langsung menendang chef galak tersebut.

Dengan wajah beratnya pula, Dirga langsung keluar dapur dengan wajah memelas. Bagaimana bisa ia di usir dari daerah kekuasaannya sendiri? Hanya pada Grahita Dirga menjadi orang yang luluh dan kicep. Namun ia juga sadar jika dirinya lah yang salah. Grahita pantas mengamuk setelah perkataan tak senonoh yang ia lontarkan tadi.

Setelah keluarnya Dirga, mereka yang menjadi penonton antara Grahita dan Dirga masih belum bekerja kembali juga ternyata.

"Kalian kembali bekerja jika masih ingin di sini." Ucapan Grahita bak genderang yang langsung di laksanakan titahnya. Chef baru hitungan jam itu nyatanya cepat menguasai dapur, mengalahkan mereka yang sudah bertahun-tahun mengabdi di restoran Dirga. Namun mereka juga sadar jika Grahita itu bukan sembarangan chef, Grahita adalah lulusan terbaik di Le Cordon Bleu, Paris, Perancis. Tak sembarang orang bisa menimba ilmu di sana. Apalagi Grahita pernah bekerja di kapal pesiar paling mewah dengan jam terbang yang tinggi. Tentu mereka yang sudah lama bekerja dengan Dirga akan sungkan jika menolak titah Grahita yang lebih profesional dari mereka.

Semuanya langsung kembali bekerja, begitupun Grahita yang kembali meracik menu baru permintaan Dirga. Hampir semua jenis masakan Grahita tahu, tapi Grahita lebih suka memasak main course ketimbang desert. Perempuan itu lebih menyukai makanan dengan cita rasa pedas dan asam sehingga beberapa kali sudah menciptakan resep baru.

"Tolong kalian buat saus dengan mayonaise dan saus tomat, tetapi rasanya bisa menyatu dengan baik. Jangan menambahkan apapun sebelum ada perintah dari saya." Ucapan Grahita lantas di angguki sous chef yang bernama Gerald. Umurnya sekitaran 40 tahunan. Sudah berkecimpung di dunia kuliner hampir separuh dari umurnya.

Gerald awalnya menjadi kepala dapur, namun setelah kedatangan Grahita, posisinya tergantikan. Awalnya kecewa setelah tahu ada chef baru, namun mengetahui siapa penggantinya, Gerald lantas menerima sebab ilmunya lebih tinggi darinya walaupun masih lebih muda dari darinya.

Setelah 30 menit memasak dengan skill chef internasional, akhirnya makanan yang diminta Dirga pun jadi.

"Chef Gerald mau coba? Tapi ini sisanya tinggal sedikit, mungkin kalian bisa mencicipi satu sendok satu sendok." Ucap Grahita.

Gerald yang baru saja memplating makanannya lantas menatap Grahita ragu. "Apakah boleh mbak?"

Grahita terkekeh kecil, kekehan pertama yang ditunjukkan oleh Grahita sebab sejak pertama tadi, hanya wajah datar dan serius yang Grahita tampilkan. Oleh karena itu, orang-orang di dapur menganggap Grahita sebagai chef yang angkuh dan congkak. Namun tiba-tiba saja mereka di tawari resep baru oleh Grahita ya walaupun itu sisa dari hidangan yang akan di hidangkan ke customer.

"Chef Gerald jangan panggil saya mbak. Saya lebih muda dari chef. panggil saja Tata atau Grahi juga nggak papa. Kalian semua yang berada di dapur ini. Jangan panggil saya mbak atau bu. Saya lebih suka di panggil nama saya."

Semua lantas mengangguk mengerti. Mereka kira Grahita adalah orang yang kaku tapi ternyata orangnya ramah dan dapat tersenyum juga. Mungkin tadi pagi Grahita hanya mencoba memahami lingkungan barunya sehingga terkesan sombong dan tak mau bersosialisasi.

"Siap chef." Ucap mereka serentak. Hal itu membuat Grahita terkejut melihat mereka yang serempak justru memanggilnya chef. Grahita tak mempermasalahkan hal itu. Itu lebih baik ketimbang di panggil mbak atau bu.

"Kalau di luar dapur kalian boleh panggil nama saya. Nggak perlu ada embel-embel chef ya." Mereka mengiyakan serempak kembali.

Kemudian salah satu Pramusaji mengambil makanan yang sudah jadi tadi untuk dihidangkan kepada tamu yang katanya istimewa itu. Setelah itu Grahita menawarkan sisa dari makanan yang telah ia buat untuk di cicipi penghuni dapur tersebut. Mereka nampak berbinar karena jarang sekali ada yang membagikan sisa makanan yang ada. Paling jika ada resep baru, sisanya tak di bagikan.

"Hmm enak chef. Resep temuan chef sendiri ya?" Tanya salah satu dari mereka. Di dapur terdiri dari 6 orang dengan 4 Laki-laki dan 2 perempuan. 3 Laki-laki tersebut terdiri dari Gerald sang sous chef, Latief sebagai chef de partie, kemudian ada Raihan sebagai Demi chef dan Farid sebagai kitchen assisten yang bertugas membantu menyiapkan bahan masakan dan bersih-bersih. Sedangkan satu perempuan sebagai Commis chef bernama Andini.

Sebenarnya dapur sudah memenuhi standar yang ada namun tak jarang pula merasa kekurangan orang jika sedang ramai-ramainya pengunjung.

"Iya. Saya baru menemukan sekitar 3 bulan yang lalu." Sahut Grahita.

"Wah mantap chef. Kalau kita ada inovasi terus, restoran kita bakal tambah ramai dan terkenal." Ucap Latief. Grahita terkekeh kecil.

"Udah udah ayo kita kembali bekerja." Kemudian mereka serentak kembali ke pekerjaan masing-masing.

*****

"Bagaimana tuan? Apakah sesuai dengan selera anda?" Tanya Dirga. Sebagai pemilik sekaligus penanggungjawab restoran, Dirga tak segan berbaur dengan customer nya sendiri. Bahkan Dirga juga kadang merangkap sebagai manager restoran.

Memastikan  customer tetap nyaman dan terlayani dengan baik adalah tugasnya sehingga tak jarang Dirga langsung bertanya mengenai cita rasa makanan yang ada di restorannya tersebut kepada customer.

"Ini masakannya lebih enak dan beda dari sebelumnya."

Lalu Dirga tersenyum simpul. Ia puas dengan kinerja Grahita yang langsung mendapat pujian di hari pertamanya bekerja.

"Tentu tuan. Kami baru saja mendapat head chef baru yang berasal dari lulusan Perancis."

Lalu tuan berjas mahal dengan wajah yang sebenarnya sudah menandakan jika umurnya tak muda lagi itu tersenyum. Tuan Fredy Anggoro, salah satu pengusaha batubara tersukses di Indonesia yang sering makan di restoran Dirga. Beliau juga tak jarang memboyong seluruh anggota keluarganya untuk makan di situ. Tuan Fredy sudah menjadi customer setia Dirga sehingga Laki-laki itu berusaha sebaik mungkin melayaninya.

"Bolehkah saya bertemu dengan chef tersebut? Saya ingin mengucapkan pujian untuk dirinya karena membuat saya senang dengan makanan ini." Pinta tuan Fredy.

Dirga lantas mengiyakan karena itu bukanlah hal yang sulit. Kemudian Fredy pamit untuk memanggil Grahita terlebih dahulu.

"Ta, ikut gue bentar yok." Ucap Dirga begitu Laki-laki itu sampai di dapur. Grahita yang sedang masak pun mengerutkan dahinya.

"Ada apa Ga?"

"Udah ikut aja. Masakanmu dapat pujian langsung dari customer setia gue." Grahita tak bertanya lagi. Perempuan butuh langsung mencuci tangannya dan memastikan dirinya tetap terlihat bersih dan menarik.

"Permisi tuan, ini orangnya."

Tuan Fredy yang sedang berbincang dengan keluarganya lantas mengalihkan pandangannya ke arah Grahita.

"Wah chef nya ternyata perempuan ya? Saya tidak menyangka jika yang membuat makanan ini seorang chef perempuan."

Grahita menunduk sopan dan tersenyum ramah. Baginya memuaskan customer adalah tugasnya.
Sementara itu, di sudut meja makan seorang laki-laki menatap Grahita tanpa kedip. Laki-laki itu syok ketika melihat Grahita.

"Papa papa.. Aku mau makan itu." Rengek gadis kecil itu pada laki-laki tersebut.

"Giselle, sini sama mama saja ya sayang." Ucap sang istri. Namun gadis kecil itu menggeleng keras dan mulai berkaca-kaca matanya. Sedetik kemudian gadis kecil itu pun menangis dan membuat pandangan orang-orang teralihkan pada Giselle.

Begitu pula dengan Grahita. Perempuan itu menatap gadis kecil yang langsung di pangku oleh sang ayah. Pandangannya kemudian beralih pada papa gadis tersebut. Kembali, Grahita bertemu laki-laki yang sudah 6 tahun ini tak bertemu dengannya.

"Sultan." Gumam Grahita sangat pelan hingga dirinya saja yang dapat mendengar.

Gadis kecil itu masih menangis walau sudah di turuti kemauannya. Sampai tuan Fredy sang kakek turun tangan untuk mengatasi sang cucu yang masih saja menangis, tetapi  Giselle tetap saja menangis.

Kemudian Grahita mendekat ke arah Giselle. Tangannya merogoh sesuatu di saku apronnya. Ia ingat masih mempunyai satu buah lolipop yang ia beli kemarin.

"Gadis cantik ini kenapa menangis? Ini tante ada lolipop. Tapi janji jangan nangis lagi ya?" Ucap Grahita sambil mengangkat lolipopnya. Berangsur-angsur Giselle kembali tenang dan Grahita langsung memberikan lolipopnya itu pada Giselle. Sementara itu, Sultan menatap Grahita tanpa berkedip. Selanjutnya mata mereka berserobok dan Grahita nampak tersenyum miring kepada Sultan. Ternyata mantannya itu sudah hidup sangat berkecukupan dengan menjadi menantu Fredy Anggoro. Selama ini Grahita tak tahu jika Dita yang dihamili Sultan adalah Dita Anggoro, putri emas pengusaha sukses Fredy Anggoro. Benar-benar licik, begitu batin Grahita bersuara.

"Terima kasih tante." Ucap Giselle dengan nada serak sehabis menangis. Grahita mengangguk sambil tersenyum. Hal itu tak luput dari perhatian keluarga besar Anggoro.

"Selain pintar memasak. Kamu juga pandai menenangkan anak yang menangis ya." Puji Fredy Anggoro. Sedangkan Grahita hanya bisa tersenyum kecil.

Lalu Sultan masih saja menatap Grahita yang terlihat tambah cantik dan terlihat semakin dewasa. Batinnya menyesal telah berbuat sesuatu yang akhirnya membuat mereka berpisah. Sultan tak menyangka akan bertemu kembali dengan Grahita setelah 6 tahun berlalu. Sultan kira tak akan pernah bertemu setelah di umpati Grahita dengan telak dahulu.

'Apakah kita ditakdirkan berjodoh?' begitu batin Sultan bersuara.

Selanjutnya Grahita pamit untuk kembali ke dapur dan langsung di angguk oleh Fredy Anggoro sendiri. Bahkan laki-laki tua itu berharap dapat berbincang lebih dengan Grahita.

Setelah Grahita masuk dapur lagi, perempuan itu kembali mengumpat. "Sialan! Brengsek! Bajingan! "

Umpatan Grahita yang agak lumayan keras itu membuat Gerald yang berada di dekatnya menatap Grahita penuh tanya.

"Anda baik-baik saja?" Tanya Gerald pada Grahita. Grahita yang masih di selimuti amarah lantas mengusap wajahnya pelan untuk menghapus sisa amarahnya.

Kemudian perempuan itu menggeleng, "Nggak papa chef. Saya hanya sedang kesal saja." Jawab Grahita. Kemudian perempuan itu memilih pergi ke dalam kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya. Mencoba menurunkan tensi amarah yang sudah mencapai ubun-ubun setelah bertemu dengan Sultan.

Di dalam kamar mandi Grahita menatap pantulannya dengan tatapan marah. Bagaimana bisa ia kembali bertemu dengan laki-laki yang amat ia benci itu. Tatapan mata Sultan yang begitu ia benci kembali ia lihat. Tak bisakah semesta memberikan kesempatan agar tak bertemu dengan Sultan lagi?

Tiba-tiba saja gawainya bergetar, menandakan sebuah pesan masuk.

"Papa harap kamu datang besok ke rumah eyang. Ada hal yang ingin di bicarakan antara kamu papa dan eyang."

Kedua sudut bibir Grahita tersenyum membentuk sebuah senyuman miring. Apa tadi? Undangan dari keluarga Pramonoadmodjo? Namun sebuah ide tercetus di otaknya. Ia akan datang ke acara tersebut. Seperti yang papanya inginkan.

.
.
.

Kalian yang paham dengan dunia kuliner dan dapur level restoran berbintang, silahkan dikoreksi bila ada kesalahan, Terima kasih 💕



Jepara, 13 Januari 2020

Continue Reading

You'll Also Like

694K 59.7K 30
Epilog dihapus! "Kamu pikir melamar sambil menggendong bayi itu romantis?" tanya Ayyara yang menunjuk bayi di gendongan Rey. Cowok itu menundukkan ke...
1M 114K 90
Semua orang pasti sibuk mencari kebahagiaan. Ada yang bahagia di dapur bila bereksperimen dengan tepung, telur, ragi, gula, butter, dan oven. Menghi...
23.1K 1.7K 43
"Gue bakal bikin lo suka sama gue setengah mati!" ucap Audrina. "Astaga cewek aneh binti ajaib namanya Nana bikin gue sakit kepala. Dia sempet nyebar...
31K 2K 38
Taruna merasa dongkol karena Bos di kantornya begitu semena-mena mengatainya jelek karena satu insiden. Bukan hanya di kantor, tetangga sebelah kamar...