YOONGI'S LOVE SCENARIO || MYG...

Da RanEsta13

45.6K 9.2K 24K

Hal-hal konyol yang aku lakukan itu bukan karena aku menyukaimu. JANGAN GEER! Aku hanya mendalami peranku. J... Altro

1. YLS
2. YLS
3. YLS
4. YLS
5. YLS
6. YLS
7. YLS
8. YLS
9. YLS
10. YLS
11. YLS
12. YLS
13. YLS
14. YLS
15. YLS
16. YLS
17. YLS
18. YLS
19. YLS
21. YLS
22. YLS
23. YLS
24. YLS
25 YLS
26. YLS
27. YLS
28. YLS
29. YLS
30. YLS
31. YLS
32. YLS
33. YLS
34. YLS
35. YLS
cerita suga terbaru

20. YLS

1.1K 239 651
Da RanEsta13

Yoora tidak tahu berapa lama dia tertidur, mimpi demi mimpi datang silih berganti dan semuanya melibatkan si pemuda pucat,. Kilasan demi kilasan kini berputar di lobusnya. Ada momen di mana Yoongi mendekap erat dan menggendongnya ke luar pondok dan beralih pada satu momen di mana dia melihat pemuda itu begitu dekat sehingga deru napasnya terasa hangat, apa yang pemuda itu lakukan? Yoongi tersenyum, Yoora ingin sekali membalasnya tetapi sang netra terlalu berat, lalu semuanya kembali mengabur.

Otak Yoora memerintahkan untuk segera bangun sebelum otot-ototnya kaku. Gadis itu mencoba bergerak dan benar saja seluruh ototnya menjerit, sakit sekali. Namun, tentu saja ini harus dipaksakan. Dia bergerak diikuti erangan tertahan saat bergerak mencari posisi nyaman.

Sinar menyilaukan langsung saja menerpa irisnya tatkala netra itu terbuka, Yoora mengerjap dan memfokuskan pandangan hingga dirinya melihat presensi Kim Yoongi berada di samping tempat tidur. Lengan kanannya menopang wajah menghadap ke arah Yoora, dia tertidur sementara jemarinya menggenggam tangan gadis itu erat. Ada rasa sedih yang menyeruak saat matanya menelisik keadaan Yoongi yang tampak kacau, wajah tampan itu tampak memar di beberapa bagian dan tangan kirinya memakai arm sling.

Apa yang terjadi denganmu, Yoon?

Yoora kembali menggerakkan tubuh, tetapi rasa nyeri di ulu hatinya berdenyut dan membuatnya mual hingga meloloskan erangan yang kali ini sukses membangunkan Yoongi.

"Ra-ya, akhirnya kau bangun? Apa yang sakit?" ucapnya terlihat lega sekaligus khawatir.

Tanpa sadar Yoongi mencium punggung tangan gadis itu lalu mengusap lembut rambutnya dengan tangannya yang sehat. Dalam hatinya, pemuda itu berterima kasih kepada Tuhan yang telah mengembalikan gadisnya itu. Yoora mencoba memperbaiki posisi saat otot tubuhnya kembali protes dan berhasil meloloskan ringis kesakitan.

"Ani, ani jangan terlalu banyak bergerak," ucapnya khawatir.

Yoongi menekan bel yang berada di sebelah ranjang untuk memanggil suster, tak lama suster datang dan memeriksa keadaan gadis itu.

Melihat Yoongi berada di samping Yoora, suster itu berkata, "Tuan Kim, kembalilah ke ruangan anda! Anda harus istirahat."

Dia tak menghiraukan perkataan suster tersebut dan itu membuat si suster menggeleng dan tertawa.

Melihat Yoora yang kebingungan suster itu menjelaskan. "Tuan Kim ini selalu berada di sampingmu Nona Han, meninggalkan ruang perawatan VVIPnya. Kau tahu? Banyak sekali yang datang untuk menjenguk, tapi pasiennya tidak ada di tempat."

Mendengar penjelasan suster dia hanya mengangkat bahu.

"Kalau aku berada di ruanganku, maka yang sakit bukan hanya tanganku, tetapi hati dan otakku juga akan ikut sakit," ucap Yoongi asal.

Suster itu tertawa. "Aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu Nona Han, sebentar ya?"

Suster itu pergi, meninggalkan Yoongi dan Yoora yang saling menatap. Suasana mulai terasa canggung saat pemuda itu mulai menatap teduh Yoora.

"Yoon, gomawo," ucap Yoora lemah, tanpa dia sadari pandangannya mengembun dan segera meloloskan kristal bening.

"Sstt ... jangan menangi!" serunya panik dan segera merengkuh gadis itu ke dalam dekapannya.

"A-apa sesuatu terjadi padaku?" tanyanya takut-takut. Memorinya kembali berputar saat Hye Rin memerintahkan pria itu membuka pakaiannya, dia tak ingat apa pun setelahnya kecuali pada saat Yoongi memeluknya dengan erat.

Yoongi menangkupkan tangan sehatnya di wajah Yoora, berusaha menghapus air mata gadis itu. "Hye Rin dan pria itu kabur tak lama setelah aku menemukanmu, tidak ada yang terjadi." Tangannya bergerak menyentuh kepala Yoora yang dibebat, menyelipkan juntaian rambut ke balik telinga, kemudian mencium puncak kepala gadis itu dan memeluknya lagi. Kelegaan menyeruak di hati Yoora, tetapi air matanya terus mengalir seakan meluapkan segala emosi yang ada dalam diri.

"Ta-tanganmu? Itu gara-gara aku, kan?" tanyanya sesenggukan sambil membelai tangan kiri Yoongi yang memakai arm sling.

"Ini hanya luka kecil, jangan terlalu dipikirkan. "Sstt ... aku tak tahan kalau melihatmu menangis, tak usah khawatir aku ada di sini, kau aman." Dia mengeratkan pelukannya, disela tangisannya Yoora dapat mencium wangi maskulin yang khas dari tubuh pemuda itu sama seperti pelukan mereka di tepi sungai Han dan itu membuatnya nyaman.

Pelukan mereka terpaksa harus diakhiri ketika dokter masuk untuk memeriksa keadaan Yoora. Melihatnya yang masih menangis, dokter menyarankan unit psikiatri untuk memberikan perawatan pasca trauma.

Yoongi dan dokter melanjutkan obrolan mereka di luar. Setelah kira-kira lima belas menit pemuda itu masuk lagi ke ruangan. Suasana canggung terjadi lagi tatkala Yoongi mulai duduk di samping ranjang dan menatap Yoora dengan senyuman dari bibir tipis yang menghiasi wajahnya.

"Apa ada yang salah dengan wajahku? Ke-kenapa kau menatapku terus?" tanya Yoora menundukkan kepalanya, dia malu kalau Yoongi bersikap begini.

Yoongi terkekeh. "Kau malu aku menatapmu, hm?"

"Aku pasti jelek."

Yoongi tertawa dan mulai mendekat sambil mengangkat dagu Yoora.

"Yeppeuda, kau selalu terlihat cantik di mataku," jawab Yoongi tulus dari hati, pemuda itu saat ini sangat bersyukur bisa menatap manik cokelat gadis itu lagi. Mengingat beberapa hari ini hatinya dibuat kacau dan ketakutan Yoora tidak membuka mata dan berakhir meninggalkan dirinya.

Kalau dalam keadaan normal, mendengar Yoongi berkata seperti itu gadis itu pasti sudah menutup mukanya dengan bantal, dia selalu tidak tahan dengan rayuan, tetapi karena keadaannya yang masih lemah Yoora hanya bisa memejamkan mata, menunduk dan tersenyum kecil.

"Gombal," lirihnya.

Yoongi meraih tangan Yoora, menatapnya lagi dengan tatapan intens seolah mengabsen setiap inchi wajah gadis itu. Yoora yakin, wajahnya sudah semerah tomat saat ini. Tidak tahan dengan tatapan Yoongi, gadis itu memilih menunduk memperhatikan arm sling yang menghiasi tangan kiri Yoongi. Namun, pemuda itu mulai membelai lembut wajahnya.

"Yeppeuda." Bisiknya lagi.

Pemuda itu menggeser tubuhnya mendekat, mempersempit jarak di antara mereka.

Deg ... deg ....

Dia mau apa? Kenapa wajahnya semakin dekat? Oh tidak ... aku pasti bau.

Yoongi mulai memiringkan wajahnya, deru napasnya yang beraroma mint terasa hangat menerpa wajah Yoora. Seakan tahu yang akan terjadi selanjutnya, gadis itu segera memejamkan mata, tepat saat pintu ruangan terbuka dengan keras.

BRAK ....

"Ma-maaf pintunya macet, Tuan," ucap seorang pria berjas hitam. Pria itu salah satu pengawal Yoongi, dia tampak salah tingkah melihat posisi tuannya saat ini. Segera Yoora membuang muka ke arah jendela tak mau menatap pria tersebut, malu setengah mati. Sedangkan Yoongi mendengkus kesal.

"Ya! Apa tidak bisa mengetuk dulu?"

"Ma-maaf, Tuan. Saya baru mendapat kabar kalau nyonya akan kemari, jadi sebaiknya anda segera ke ruang perawatan sekarang."

Mendengar hal itu Yoongi segera berdiri dengan kesal.

"Ra-ya, aku pergi dulu sebentar, tidak apa-apa kan?" ucap Yoongi terdengar enggan sambil menatap Yoora yang salah tingkah. Mereka malu akan apa yang baru saja gagal terjadi. Gadis itu hanya mengangguk tak berani menatap pemuda di hadapannya.

Pintu menutup meninggalkannya sendiri, tangan di dadanya sibuk mengatur degup jantung yang tak karuan.

"Apa-apaan tadi itu? Apa kami akan berciuman? Kenapa? Apa aku terlihat begitu menyedihkan hingga dia mau menciumku?" Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui Yoora, hingga akhirnya pintu kamarnya terbuka dan Eunjung menghambur masuk sambil menangis sekaligus tertawa.

"Ra-ya ... akhirnya kau bangun, aku sangat mengkhawatirkanmu." Dia memeluk Yoora yang dibalas erangan karena badannya masih sakit, melihat gadis itu meringis dia melanjutkan. "Apa ada yang sakit?"

Yoora hanya menyengir sambil menggeleng.

"Aku langsung kemari saat Yoongi mengabari kalau kau sudah bangun. Sialan si Go Hye Rin itu, ingin rasanya aku jambak rambutnya dan kusiram air keras ke wajah sok cantik itu," ucap Eunjung bersungut-sungut, "ngomong-ngomong Kim Yoongi ke mana?"

"Sedang ke ruangannya."

"Kau tahu, dia itu sangat keren, sejak kejadian itu dia tidak pernah mau jauh-jauh darimu dan lagi ketika aku lihat ... ehm ... ya pokoknya kurasa dia menyukaimu Ra-ya."

"Kau lihat apa?"

Eunjung berpikir sejenak seperti menyembunyikan sesuatu.

"Ehmm ... lihat cara dia menolongmu," jawabnya terlalu terburu-buru, hingga menimbulkan kecurigaan pada diri Yoora.

Penuh semangat, Eunjung menceritakan bagaimana pada awalnya Yoongi mencari Yoora, sampai gadis itu dinyatakan hilang bersama Hye Rin. Ada perasaan dimana hati Yoora berdebar setiap kali Eunjung menyebut nama Yoongi.

"Aku dan Oppa sempat khawatir Yoongi akan tersesat juga, dia melesat pergi sendiri meninggalkan tim pencari yang lain, tapi untunglah dia muncul lagi sambil menggendongmu. Kau harus melihatnya bertelanjang dada, badannya begitu putih tetapi dia tidak punya abs seperti Oppa-ku. Ups, aku keceplosan," cerocos Eunjung, Yoora hanya tersenyum geli mendengar penuturan sahabatnya itu. "Bajunya dia pakaikan padamu, kau tahu saat itu kau cuma pakai pakaian dalam, si Go Hye Rin itu benar-benar sakit."

Eunjung tidak menyadari bahwa Yoora mulai menangis lagi, mengingat Hye Rin yang menyuruh pria itu memperkosanya sungguh sangat menyakitkan. "Omo ... Ra-ya maaf aku kurang peka."

"Ani ... ayo ceritakan lagi, aku memang ingin tahu." Yoora menghapus air mata dengan punggung tangannya. "Ini keluar begitu saja."

Tanpa diminta pun Eunjung melanjutkan bercerita, Yoora sudah tahu sifat sahabatnya itu, dia selalu menyisakan cerita terbaik di akhir.

"Kau tahu? Yoongi itu menggendongmu dari hutan sampai ambulance tanpa menghiraukan tangannya yang patah, dia menolak bantuan orang lain, uh ... heroik sekali," ucapnya sambil menyentuh kedua pipi tembamnya membayangkan kejadian itu.

Desir hangat merambati hati Yoora, membayangkan Yoongi yang berkorban hanya untuk menyelamatkannya, tak terasa bulir bening mulai keluar lagi dari matanya.

"Dia juga memilih masuk satu ambulance denganmu dan tak pernah melepaskan tangannya. Bagiku itu sudah cukup membuktikan kalau dia sangat menyukaimu Ra-ya, pokoknya kalau suatu saat Kim Yoongi itu menyatakan cintanya padamu, kau harus bilang yes tanpa berpikir."

Yoora tertawa kemudian meringis ketika tawanya menggerakkan ulu hatinya yang masih sakit.

"Oiya, mendengar anaknya kecelakaan orang tua Kim Yoongi marah besar, katanya mereka akan melaporkannya ke polisi, nenekmu juga sudah diberitahu, tapi aku bilang padanya kalau kau jatuh ke parit, aku takut dia khawatir. Nenek kemarin ke sini, hanya saja Kim Yoongi terus-menerus meyakinkan nenek kalau dia akan menjagamu, sepertinya nenek menyukainya, karena kau tahu sendiri nenek itu sangat keras kepala, kan? Tapi dia luluh, aku jadi gemas sendiri membayangkan kau berpacaran dengan Kim Yoongi."

Eunjung menyambar botol air mineral yang ada di meja dan menenggaknya sampai habis, dia begitu kehausan dengan cerita panjang yang penuh dengan intonasi dramatis. Begitulah Eunjung, dia selalu bercerita heboh seperti itu, ditambah mimik-mimik lucu membuat orang lain yang melihatnya tertawa.

Tiba-tiba pintu ruang perawatan terbuka, lalu masuklah Lee Hyun. Wajah pemuda itu begitu tegang dan sekaligus lega saat dilihatnya Yoora sudah sadar.

"Syukurlah kau sudah sadar, Ra-ya?"

Gadis itu mengangguk.

"Maafkan aku, hari itu aku malah sibuk dengan tim fotografi sehingga melupakanmu." Ada ketegangan dan penyesalan dalam nadanya.

"Tidak apa-apa Sunbae yang sudah terjadi biarkanlah, toh, aku masih selamat," ucap Yoora tulus.

"Andai saja aku tidak ...."

"Tidak apa?" tanya Yoongi dingin memotong ucapan Lee Hyun. Mendengar Yoongi memotong ucapannya seketika wajah Lee Hyun menegang, hal ini membuat suasana tidak nyaman. Yoora melirik Eunjung yang kemudian mengerti harus berbuat apa.

"Sunbae, ada yang ingin aku diskusikan denganmu mengenai ilustrasi, ayo ikut aku."

Eunjung menarik lengan Lee Hyun ke luar ruangan. Tanpa menghiraukan protes pemuda itu.

Yoongi menutup pintu ruangan, menyengir.

"Aku lama, ya?"

"Ani."

"Sampai di mana kita tadi?" tanyanya menggoda sambil mendekat dan duduk di samping Yoora.

BRAK!

Pintu ruangan terbuka lagi.

"Yoongi-ya? ucap seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat berkelas.

Yoongi menoleh dan tampak kaget.

"Eomma?"

***

Hmm...ada emaknya Yoongi

Kira-kita dia judes apa gak?

Maafkan kalo ga ngefeel...aku bosan revisi nih...ehe

Continua a leggere

Ti piacerà anche

72.2K 6.5K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
511K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
250K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
93.6K 14.3K 19
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...