PSYCHO ||NoMin|| ✔️

נכתב על ידי ia_jenojaem

584K 56.9K 3.1K

[COMPLETED] Karena cinta, obsesi, dan kegilaan itu hanya berbeda tipis. =================================== ⚠... עוד

Main Cast
01
02
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 (END)
NOTE!!!
WARNING!!!
DUAAARRR!!!

03

29.7K 3.3K 226
נכתב על ידי ia_jenojaem


Membaca work ini gak ribet loh, hanya bermodalkan vote & comment :)
Kalo gak suka, jangan baca!

.
.
.

"Oh, syukurlah. Aku kira..."

"Kau kira apa, Jaemin-ssi?". Jeno menaikkan sebelah alisnya.

"Tidak, Jeno-ssi. Aku kira ada... ada seseorang di belakang kita". Jaemin menggaruk tengkuknya sambil berkata setenang mungkin, tidak ingin Jeno merasa khawatir. Eh, memangnya Jeno mau mengkhawatirkan dirinya?

"Baiklah, ayo kita lanjutkan perjalanan agar kau bisa segera beristirahat. Dan aku juga bisa menyelesaikan pekerjaanku, Jaemin-ssi".

"Memangnya Jeno-ssi masih bekerja di jam selarut ini? Maafkan aku karena telah merepotkanmu dengan mengantarkanku pulang", ucap Jaemin penuh sesal.

"Tidak masalah. Aku memang ingin mengantarkanmu, Jaemin-ssi. Perihal pekerjaanku setelah pulang dari sini adalah mengunjungi adikku. Kau tentu tahu kan mengenai adikku yang sedang koma? Aku selalu mengunjungi kamarnya untuk mengecek kondisinya dan mengucapkan selamat malam sebelum aku pergi tidur. Jadi, itulah pekerjaanku setelah ini", jelas Jeno panjang lebar sambil tertawa pelan.

"Oh, aku kira kau akan bekerja lagi setelah ini. Maksudku, benar-benar bekerja dalam artian mencari uang".

"Tidak, Jaemin-ssi. Aku akan tidur dengan nyenyak malam ini, sama sepertimu".

"Hahaha... Kau ada-ada saja, Jeno-ssi. Dari mana kau tahu bahwa aku akan tidur nyenyak malam ini?".

"Menurutmu?". Jeno malah bertanya balik, membuat Jaemin mengerutkan alisnya. "Apakah beberapa menit yang kita habiskan bersama malam ini tidak membuatmu terkesan? Apakah ini tidak akan membuatmu bermimpi indah?", lanjut Jeno. Seketika rasa panas menjalari pipi Jaemin hingga membuatnya seperti kepiting rebus.

"Oh". Itulah respon dari Jaemin karena dia kehilangan kata-kata. Sesekali Jaemin memalingkan wajahnya agar Jeno tidak melihat pipinya yang memerah itu. Sungguh memalukan.

Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di depan flat sederhana milik Jaemin. Jaemin pun mengucapkan terima kasih berulang kali kepada Jeno. Lelaki tampan itu hanya menjawab bahwa itu bukanlah masalah baginya.

"Baiklah, Jaemin-ssi. Masuklah ke dalam dan aku akan pulang", kata Jeno. Jaemin hanya menggeleng lucu.

"Tidak, Jeno-ssi! Kau kembalilah terlebih dahulu, baru aku akan masuk ke dalam", katanya.

"Kalau begitu, aku akan tetap berdiri di sini sampai kau masuk", ucap Jeno final. Mau tidak mau Jaemin perlahan membuka pintu flatnya dambil sesekali menatap Jeno.

"T-tapi, kau..."

"Aku tidak apa-apa, Jaemin-ssi", sela Jeno meyakinkan. Jaemin pun memasuki flatnya dan menutup pintunya dengan pelan. Setelahnya, Jeno menghela napasnya pelan dan berbalik pergi menuju tempat tinggalnya.

Jaemin sebenarnya masih ragu. Meskipun dia tidak merasakan kehadiran penguntitnya malam ini karena kehadiran Jeno. Namun, bagaimana jika penguntit itu muncul di saat Jeno tengah sendirian? Bagaimana jika dia melukai Jeno? Jaemin tidak bisa membayangkan hal itu. Meskipun penguntitnya tidak pernah menyerangnya selama seminggu ini. Namun, kemungkinan-kemungkinan lain seperti dia akan menyakiti orang-orang terdekatnya adalah hal yang tidak bisa Jaemin hindari.

Jaemin tidak ingin melibatkan lelaki tampan yang memasuki kehidupannya sejak satu bulan yang lalu itu ikut terlibat dalam masalah ini. Maka dari itulah Jaemin enggan memasuki flatnya saat tadi Jeno menyuruhnya masuk duluan.

"Arrrgh! Semoga Jeno-ssi baik-baik saja", monolognya sambil berguling-guling di atas kasurnya. Hingga tak lama kemudian rasa kantuk mulai menyerangnya.

Keesokan harinya, Jaemin segera meraih ponselnya setelah dia selesai membersihkan dirinya. Jaemin ingin menghubungi Jeno untuk memastikan keadaan pria itu karena Jaemin benar-benar dilanda rasa cemas sejak semalam.

Menunggu beberapa saat hingga sambungan teleponpun diterima di seberang sana.

"Halo, Jeno-ssi?", ucap Jaemin pertama kali. Jeda beberapa saat.

"Maaf, dengan errr- Jaemin-ssi?". Jaemin tertegun mendengar suara pria lain selain Jeno dari seberang telepon. "Aku pelayan pribadinya. Tuan Jeno sedang mandi, Jaemin-ssi. Adakah yang bisa ku bantu untuk menyampaikan kepadanya?", sambung suara tersebut.

Jaemin hanya mengernyitkan dahinya. "O-oh, tidak. Maksudku, apakah.. apakah Jeno-ssi baik-baik saja?". Jaemin menggigit bibir bawahnya sebelum kembali melanjutkan, "Dia mengantarkanku pulang semalam, tapi malam sudah cukup larut. Jadi, aku mengkhawatirkan keadaannya setelah pulang dari flatku".

"Jangan khawatir, Jaemin-ssi. Tuanku baik-baik saja. Bahkan, raut wajahnya tampak berbinar setelah dia menyelesaika-"

PRAK!

Suara itu terdengar memekakkan telinga hingga Jaemin harus menjauhkan ponselnya sejenak.

"Halo, Tuan, ada apa?", ucap Jaemin cepat. Namun, tidak ada jawaban dari seberang sana. Ternyata sambungan telepon sudah terputus. Jaemin cukup bingung sekaligus khawatir. Ada apa di seberang sana?

Jaemin mencoba menghubungi nomor Jeno lagi. Namun, hanya suara operator yang menjawabnya.

"Semoga saja tidak terjadi apa-apa. Ya, lebih baik sekarang aku bersiap-siap untuk pergi ke toko bunga", gumamnya.

Jeno dan Jaemin tengah makan siang bersama setelah Jaemin menyelesaikan pekerjaannya. Beruntungnya, pria tampan di hadapan Jaemin tersebut telah menghubunginya setengah jam yang lalu dan mengatakan ingin mengajaknya makan siang bersama. Jaemin merasa lega dan berhasil menepis rasa cemas yang melandanya dari pagi. Apalagi setelah ponsel Jeno tidak dapat dihubungi sama sekali.

"Ekhm, ekhm! Jeno-ssi?", ucap Jaemin yang membuat Jeno menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya. "A-aku... Aku tidak menyangka bahwa kau memiliki pelayan pribadi, Jeno-ssi", cicit Jaemin kemudian. Tentu saja Jaemin harus mengkonfirmasi hal ini, karena bagaimana pun juga Jeno bekerja di Cafe yang sama dengannya. Ditambah lagi, pria itu selalu berpenampilan seadanya. Jika Jeno memang memiliki pelayan pribadi, itu artinya pria tersebut bukanlah pria sederhana seperti dugaan Jaemin. Lalu untuk apa dia harus bersusah payah bekerja di Cafe?

Jaemin masih menunggu jawaban yang akan Jeno lontarkan. Tampaknya lelaki manis itu sangat penasaran terhadap Jeno. Sedangkan Jeno sendiri mulai meletakkan sumpitnya dan menatap Jaemin dengan serius dari balik kacamatanya.

"Jaemin-ssi, apakah kau akan percaya begitu saja dengan ucapan seseorang yang bahkan belum pernah kau kenal sebelumnya?". Jeno justru melontarkan pertanyaan kembali kepada Jaemin, membuat empunya gelagapan karena ditanya mendadak dan ditatap dengan sebegitu intensnya.

"A-apa?"

"Tentu tidak kan, Jaemin-ssi?", potong Jeno. Jaemin pun mengangguk pelan.

"I-iya..."

.
.
.
TBC

Di chapter sebelumnya aku sengaja menunggu 100 votes, auto up!!!

HAPPY NEW YEAR GUYS~ 🎉🎉

Nay 💚💚
2 Januari, 2020

המשך קריאה

You'll Also Like

488K 18.7K 7
ini tentang anak laki-laki yang memiliki keterbatasan dipertemukan oleh seorang pria bejat kaya raya yang pali benci dengan seorang anak kecil [18+] ...
47.4K 307 1
BXB🔞 ; [mafia , school] JAEYONG • JohnTen · YuWin · LuWoo · IlYoung · NoMin · MarkHyuck · GuanRen | _ Lee Taeyong, seorang siswa populer yang mendap...
195K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
459K 61.9K 42
[OPEN PO] [Completed] VOTE & COMMENT PLEASE!❤ [BEBERAPA CHAPT ADA YANG DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] ⁿᵘᵇⁱᵛᵃᵍᵃⁿᵗ; 𝗖𝗮𝘂𝘀𝗲 𝘆𝗼𝘂'𝗿𝗲 𝗮 𝗰...