[Sehun Fanfiction] Dear Husba...

By twelveblossom

245K 36.3K 1.4K

Jung Nara: Gadis berusia dua puluh dua tahun memiliki kelainan jantung bawaan yang hidup baik-baik saja setel... More

Prolog
The Day When I Meet You - 1
The Day When I Meet You - 2
The Day When I Meet You - 3
Taken By The Past - 1
Taken By The Past - 2
Taken By The Past - 3
Marriage Scenario - 1
Marriage Scenario - 2
Marriage Scenario - 3
Sometimes He's Angel - 1
Sometime He's Angel - 2
The Way I Love You - 1
The Way I Love You - 2
The Way I Love You - 3
I'm Okay Even It's Hurt - 1
I'm Okay Even It's Hurt - 2
I'm Okay Even It's Hurt - 3
If You Were Me - 1
If You Were Me - 2
When You and I Become Us - 1
When You and I Become Us - 2
When You And I Become Us - 3
Dealing With You - 1
Dealing With You - 2
Dealing With You - 3
My Eyes On You - 1
My Eyes On You - 2
My Eyes On You - 3
Love, Life, and Lies - 1
Love, Lies, and Life - 2
Hold Back The Tears - 1
Hold Back The Tears - 2
Heart Of Darkness - 1
Heart of Darkness - 2
Heart of Darkness - 3
It's Too Late To Realize - 1
It's Too Late To Realize - 2
It's Too Late To Realize - 3
[Special Part] Everything For You
[Special Part] Jealousy You
The Last Wish - 1
The Last Wish - 2
The Last Wish - 3
[Special Part] The Half Of You
[Part Terakhir] Baby, Please Hold Me
Epilogue - 1
Epilogue - 2
Epilogue - 3
Epilogue - 4
[Album Foto] Diary Baby Hyunjoo

Hold Back The Tears - 3

4.3K 443 20
By twelveblossom



Pada akhir part ini mengandung adegan dewasa, jika kalian tidak nyaman akan hal tersebut bisa dilewati saja. Terima kasih ;D

-oOo-

Nara berulang kali mengerjapkan netra. Gadis itu tidak yakin dengan yang dilihatnya sekarang. Ia tadi berniat ke kamar mandi sebentar untuk membersihkan diri, lalu sewaktu Nara kembali ke ruangan―gadis itu melihat Sehun berada di sana. Sehun duduk di tepi ranjang, mengenakan kaus hitam dan celana jeans. Nara mendapati si pria menatapnya lurus. Nara benar-benar enggan mengendalikan diri lagi. Kakinya melangkah begitu cepat menuju suaminya.

Sehun berdiri ketika mendapati istrinya berjalan untuk menghapus spasi di antara mereka. Ia memerhatikan gadis itu seolah kerinduan sempat mengisi pikirannya. Sehun dapat mencium aroma tubuh Nara yang selama hampir dua bulan ini ia inginkan. Pria itu sama sekali tak bergerak dari tempatnya. Bahkan ketika Nara menyentuh rahangnya.

"Kenapa kau jadi sangat kurus, Sehun?" tanya Nara. Ia mengusap paras suaminya, seakan ia memeriksa apakah Sehun terluka atau tidak. "Apa kau tidak makan dengan baik?" lanjutnya.

Sehun tidak tahan lagi akan keadaan Nara yang tergambar begitu menyanyanginya. Hatinya tercubit oleh sedikit rasa bersalah. "Bagaiaman bisa kau menanyakan keadaanku, tapi kau sendiri tampak tidak baik?" Pria itu memberikan pertanyaan sebagai gantinya.

Nara tersenyum. "Aku jadi sangat sehat saat melihatmu," balasnya lembut.

Sehun menggenggam jari-jari Nara yang mengusap rautnya, kemudian mencium punggung tangan sang istri. "Bertahanlah sedikit lagi, Nara. Aku berjanji untuk segera mengakhiri semuanya," bisiknya sebelum menunduk kemudian meraih tengkuk si gadis lalu mengecupnya.

Kelopak Nara tertutup ketika merasakan kelembaban bibir suaminya. Gadis itu mengalungkan tangan di leher Sehun ketika si pria menariknya agar lebih dekat. Kaitan bibir mereka kali ini tidak membara, kecupan sayang penuh kerinduan yang sesuai untuk mendeskripsikan.

Sehun memberi jarak pada paras mereka, meskipun begitu hidung keduanya masih dapat bersentuhan. Pertama kalinya dalam dua bulan terakhir Sehun tersenyum lepas. Bebannya memang belum sepenuhnya hilang, tapi mendapati gadis kesayangannya berada di dekatnya―membuatnya seringan bulu. Sehun ingin hidup begini selamanya, hanya ada dirinya dan gadis yang dicintai.

"Aku mencintaimu," bisik Nara.

Sehun enggan menjawab. Dia hanya memberikan ciuman di kening Nara. "Maafkan aku," gumamnya teramat pelan hingga Nara tak dapat mendengar.

Chanyeol memberikan cangkir kopi pada sahabatnya. Mereka berada di ruang makan. Chanyeol meminta Sehun menemuinya di sini saat si pria sudah menidurkan Nara. Adiknya itu memang keras kepala, Nara bahkan tak membiarkan Sehun beranjak sedikit pun dari kamar. Nara juga tidak lagi meminum obat penenangnya, entah apa yang dilakukan Sehun untuk membuat si adik kelelahan sampai tidur pulas. Dia tak ingin tahu sama sekali. Walaupun sebenarnya dia sangat penasaran.

Chanyeol memerhatikan Sehun dari rambut sampai kaki. Pria itu menyipitkan mata saat melihat bercak merah di leher Sehun yang terlihat ketika sahabatnya itu tak sengaja menggaruk leher.

"Apa alergimu kambuh?" tanya Chanyeol memancing Sehun yang sedang fokus menonton televisi.

Sehun melejitkan bahu. "Tidak," jawabnya datar.

"Lalu kenapa itu?" Chanyeol tidak menyerah sambil menunjuk leher Sehun.

"Nara menggigitnya."

Chanyeol menyemburkan kopi yang barusan diminum, untung tak mengenai lawan bicaranya sebab Sehun bisa saja naik pitam. "Apa yang kalian lakukan sampai saling menggigit begitu?" koar si pria ada nada kesal di sana.

Sehun pun memutar bola mata, keasyikannya menoton pertandingan terganggu akibat pertanyaan bodoh Chanyeol. "Apa aku harus menceritakan berapa kali aku membuat Nara organisme?" Sehun balik bertanya.

Chanyeol mendengus. "Tidak perlu, itu hanya membuatku muntah," selorohnya. Ia kembali mengimbuhi, "Kau boleh meniduri adikku, tapi jangan sampai membuatnya hamil. Awas saja."

"Terserah, apa kita di sini hanya membicarakan omong kosong ini?" Sehun mulai kesal.

Pria jangkung yang menjabat sebagai kakak tiri Nara pun tertawa. "Tidak juga, maaf." Ekspresinya kembali serius. "Tuan Park―maksudnya ayah biologisku bertindak sangat aneh belakangan ini."

Alis Sehun bertaut.

"Begini, dia menemui beberapa dokter yang pernah memalsukan catatan kesehatan Ahra. Dia juga mencari tahu catatan kesehatan terbaru Nara. Padahal dia tak pernah ikut campur pada kehidupan Nara. Tuan Park yang terkenal rajin berselingkuh itu, bahkan menemui Han Haera. Entah apa yang mereka bicarakan. Dia sama sekali enggan turut serta pada kehidupan anak-anaknya, well kecuali saat aku menikah karena memang banyak media bisinis yang meliput."

"Selama ini yang diketahui Nara, jika ibu dan adik kalian―Park Ryujin tinggal bersama Tuan Park," timpal Sehun. Pria itu memijat pelipis. "Aku meminta Daniel merahasiakan catatan kesehatan Nara yang terbaru. Apalagi sesi terapinya untuk mengingat kembali. Tapi, kekuatan kita masih belum cukup."

Chanyeol menghela napas. "Jika dugaan kita benar ... bagaimana cara kita melindungi Nara? Padahal, kita juga harus membuatnya kembali ke Korea. Apa menurutmu kita harus mengumpankan Nara sekali lagi?" ujar si pria santai.

Sehun membuang muka. Gagasan yang tepat, tapi hatinya berat. "Dia akan menyingkirkan Nara dengan mudah kalau rencana kita gagal," balasnya dingin.

Chanyeol pun muram mendengar prediksi Sehun.

Bonus Part

"Sehun," panggil Nara. Gadis itu menggeliat kecil agar pria yang kini sibuk mengecupi lehernya mendengarkan.

"Yes, Baby?" jawab suaminya, sedikit tidak rela memisahkan diri dari raga si wanita. Sehun mengubah posisi yang tadinya menindih Nara menjadi terlentang. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.

Nara tersenyum. Ia mendekat agar dapat memeluk Sehun lebih erat. "Aku ingin punya hewan peliharaan. Kata Daniel, itu membuatku tidak stress," pinta Nara manja.

Sehun enggan langsung menjawab. Pria itu mengusap kening Nara yang berpeluh akibat kegiatan malam mereka. Tadinya, Sehun akan mengomel soal dirinya yang tak suka memelihara sesuatu. Akan tetapi, melihat paras Nara yang rupawan membuatnya luluh. Maka dari itu, Sehun mengecup beberapa kali pipi Nara sebelum menjawab. "Apa yang ingin kau miliki?" tanya Sehun lembut.

Tatapan Nara berbinar-binar. "Aku ingin punya anak anjing," katanya antusias. Nara membalas netra Sehun yang memandangnya teduh. "Samoyed!" imbuh si gadis.

"Ah, begitu rupanya." Sehun mengangguk-angguk. "Bagaimana kalau kau memelihara Kang Daniel? Bukankah dia mirip seperti Samoyed? Lagi pula, Daniel juga patuh padamu," balasnya jahil.

Nara merengek. "Tidak, Daniel terlalu berisik."

Suaminya pun tertawa mendengar penjelasan Nara. "Paling tidak, dia bisa menjagamu."

"Aku tidak perlu Daniel untuk menjagaku. Aku sudah punya kau," sergah Nara. Dia menepuk paras suaminya.

Sehun membelai surai Nara. Ia memberi kecupan singkat di puncak kepala sang istri. "Bagaimana jika aku yang ternyata berniat mencelakaimu?" gumamnya.

Nara menggigit bibir. Gadis itu menyembunyikan wajahnya di dada Sehun. "Aku percaya padamu," kata Nara sendu.

"Baby, jika suatu saat nanti kau sangat lelah dengan diriku atau ketika aku terlalu menyakitimu ... minta Daniel untuk membawamu pergi. Karena selain Chanyeol, aku hanya memercayai Kang Daniel untuk menjagamu," kata Sehun.

Nara merangkum paras Sehun. Dia menggeleng beberapa kali. "Aku tidak ingin pergi kemana pun," bisiknya di telinga prianya.

Gadis itu merasakan kesedihan Sehun yang menjalar kepada dirinya juga. Sebagai penghiburan, Nara menarik Sehun ke bibirnya. Si gadis melumat bibir atas dan bawah suaminya bergantian. Nara membelai otot perut Sehun agar pria itu membuka mulutnya, mempertemukan lidah mereka.

"Jung Nara," desah pria itu ketika Nara berada di atasnya.

Pelan-pelan Nara merasakan bagian bawah Sehun mulai menegang. Entah keberanian dari mana, Nara mulai menyatukan tubuh mereka sekali lagi. Gadis itu mengernyit ngilu. Nara menengadahkan kepala ketika merasakan Sehun berada pada dirinya. Nara melihat mata Sehun tertutup menahan kenikmatan yang diberikan oleh gadisnya.

Sehun segera membuka mata, saat sang istri mulai bergerak. Ia melihat kesempurnaan pada paras si gadis. Hanya Nara yang dapat membakarnya. Setiap sentuhan menimbulkan percikan api. Rasa yang membuncah itu memanaskan raganya.

"Sehun-ah," erang Nara, ketika tangan Sehun meremas dan sesekali menghisap payudaranya.

Sehun merasakan kedutan pada milik Nara setelah beberapa menit mereka bergerak. Sehun meraih pinggang Nara agar si gadis tak kualahan. Tangan Sehun menyisihkan surai yang menutupi paras istrinya. Ia tahu Nara hampir mencapai puncak. Si gadis menyembunyikan wajahnya di pundak Sehun. Gigitan kecil ia rasakan pada lehernya sebagai pelampiasan gairah Nara. Setelahnya, pria itu tak tinggal diam, ia mengubah posisi menjadi menindih Nara karena dirinya belum puas.

Nara kini tengah melayang mencapai kenikmatan yang selalu membuatnya gila. Dia menyengkram lengan Sehun erat saat suaminya bergerak cepat di atasnya. Nara berulang kali melenguh, ketika milik Sehun mencapai bagian terdalam. Gadis itu terpesona pada Sehun untuk kesekian kalinya. Sehun memang hebat dalam urusan ranjang. Dia juga sangat berhati-hati menjaga Nara tak terlalu lelah.

Nara hampir berteriak ketika dirinya mencapai puncak untuk kesekian kali, kalau saja bibir Sehun tak membungkam. Gadis itu tergopoh-gopoh membalas ciuman panas Sehun. Si pria melepas tautan bibir mereka ketika Sehun akan mengeluarkan sperma. Biasanya Sehun tak ingin menumpahkan benihnya pada rahim istrinya, namun kali ini berbeda. Nara memeluknya erat, dia menancapkan kukunya pada punggung Sehun.

"Lepaskan di dalam, aku mohon," pinta Nara penuh kesedihan.

Sehun tentu saja hendak memberontak, akan tetapi ucapan Nara tadi, sekali lagi membelah benaknya. Dalam kondisi normal ia akan mudah memutuskan dengan akal sehat. Namun, ia berada dalam posisi yang merenggut akal sehatnya.

Sehun mengerang putus asa.

Sehun menengadah, meresapi kenikmatan yang hanya didapatkan dari wanitanya.

Nara menang kali ini.

-oOo-

Halo, terima kasih sudah membaca cerita ini. Aku harap kalian suka. Cerita ini juga bisa kalian baca di twelveblossom.wordpress.com. Jika kalian ingin chit chat membahassoal Sehun dan cerita ini bisa follow aku di twitter @.twelveblossom hehhehehe. Byee di part selanjutnya ;D

Continue Reading

You'll Also Like

1.9K 116 1
Sekelompok band bernama Victorious secret nyaris dibubarkan karena kericuhan yang di buat oleh vocalisnya. Band tersebut masih bisa dipertahankan den...
340K 36.3K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. Β° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
596 152 30
Story 02. [ Gardenia ] By : @girlRin @Awliyaslv_ β–ͺ︎β–ͺ︎β–ͺ︎β–ͺ︎ Rasanya menyukai seseorang yang begitu sempurna itu benar-benar menyenangkan sekaligus bera...