The Way I Love You - 2

4.8K 922 15
                                    

“Sepagi ini aku harus melihat adegan yang sangat dewasa,” keluh Kang Daniel yang rupanya sudah berada di dapur, saat Nara dan Sehun masuk ke area itu. Si pemuda yang kini mewarnai surainya blonde tersebut menggunakan apron, Ia nampaknya sedang menggoreng sesuatu.

Nara semakin memberontak di dekapan Sehun. Walaupun itu sia-sia karena tenaga Sehun berkali-kali lipat lebih besar daripada dirinya. “Lepaskan Sehun ada Daniel,” perintah Nara.

Sehun mendudukan Nara di salah satu kursi makan. “Memangnya kenapa kalau ada Daniel? Toh aku hanya menolongmu,” kilah Sehun yang kini ikut menghempaskan diri di kursi depan Nara.

“Well, kalian harus mengisi energi sebelum memulai perdebatan, bukan?” Daniel menengahi Sehun dan Nara yang sudah saling melotot. Ia menghidangkan nasi goreng untuk mereka berdua.

“Kenapa kau di sini?” tanya Nara sembari menyuapkan nasi goreng ke mulut. Ia sangat lapar.

Daniel melejitkan bahu. “Bosku bilang ada yang harus kulakukan,” jawabnya enteng.

“Jadi, pekerjaan yang kau maksud adalah kau menjadi pembantu rumah tangga,” simpul Nara lantas mendapatkan kekehan kecil dari Sehun. Gadis itu menautkan alis bingung. “Kenapa kau tertawa? Memangnya ada yang salah?” tanyanya, Ia menatap Sehun serta Daniel bergantian.

“Tentu saja, salah. Aku lulusan terbaik di universitasku dan kau bilang―ah sudahlah,” Daniel enggan menuntaskan penjelasanannya karena menilik raut Nara tidak tampak tertarik. “Bosku adalah Oh Sehun, dia memintaku menjagamu―maksudku―menangani proyekmu selama dia pergi ke London,” Daniel membenahi ucapannya saat Sehun memberikan pandangan tajam pada dirinya.

“Apa kau akan kembali tinggal di London?” tanya Nara, atensinya sepenuhnya menuju ke pemuda itu.

Sehun mengangguk cuek.

Nara langsung menunduk. “Apa kau tidak akan kembali ke Seoul?’

“Tidak tahu, sebenarnya aku tak memiliki banyak urusan di sini jadi―”

“―Bagaimana denganku?” timpal Nara. Gadis itu ingin menelan kembali ucapannya setelah sadar apa yang tadi ia pertanyakan.

Sehun tertawa mengejek. “Kau bisa melanjutkan hidupmu lagi, sama seperti dulu,” jawab Sehun.

“Tenang saja, Noona, ada aku,” Daniel ikut serta berbicara tak lupa menyematkan senyum yang membuat sepasang netranya menghilang. “Kalau kau rindu pada Hyungku satu ini, aku akan mengantarmu ke London,” lanjutnya.

Nara mengerucutkan bibir. “Aku tidak bisa naik pesawat. Apa kau lupa?” balas Nara.

“Ah, ya maafkan aku. Kalau begitu, aku akan menyeretnya kembali untukmu. Aku tahu banyak soal kelemahannya,” bisik Daniel berharap Sehun tak mendengar mengenai hal yang ia ucapkan.

Nara menjungkitkan ujung bibirnya.

Daniel memang begitu, dia selalu tahu cara membuat Nara bahagia.

“Kucingnya sangat lucu,” Nara bertepuk tangan ketika dirinya di kelilingi dua kucing yang dibawa Daniel ke apartemen Sehun. Nara masih berada di hunian Sehun sembari menunggu asisten si pria mengantarkan mobilnya. “Siapa nama mereka?” tanya Nara yang sedang duduk di lantai ruang santai.

Daniel yang sedari tadi tertawa melihat tingkah Nara pun menjawab, “Rooney dan Peter,” ujar si pemuda yang kini mengenakan kaus cokelat dan celana jeans.

“Tapi, mereka perempuan,” protes Nara sambil menggendong kucing bewarna cokelat tersebut. Kucing itu nampaknya suka sekali dengan bau Nara.

“Nama itu sudah cocok agar mereka tidak terlalu feminim,” kilah Daniel. “Nanti sebelum Hyung pulang kita harus membereskan semuanya. Kalau tidak, aku bisa dipecat,” imbuh Daniel.

“Apa mereka tinggal di apartemenmu?”

“Ya, tepatnya tiga lantai di atas punya Hyung.”

Nara mengangguk, “Sehun sangat galak bahkan pada hewan lucu seperti mereka.”

“Dia tidak suka sesuatu yang terlalu berisik,” ujar Daniel.

Nara tertegun sebentar. “Apa menurutmu Seoul jadi lebih berisik dari London?” tanya Nara yang langsung mendapatkan tatapan bingung dari Daniel. “Sehun ingin kembali ke London, bukan? Artinya dia tidak nyaman berada di sini. Satu-satunya hal yang membuatnya risih adalah sesuatu yang berisik―”

“―Dia hanya ingin menghindarimu.”

“Menghindariku?”

Daniel tersenyum. “Aku memang terkenal dapat membaca isi hati orang lain, tapi tak perlu bakat istimewa serupa milikku untuk memahami Hyung.” Pemuda itu segera mencibir kesal karena Nara tak juga paham. “Dia mulai memedulikanmu, mengawatirkanmu, dan melindungimu. Sebelum semuanya berjalan tak sesuai prediksinya, maka dia ‘mereset’ logikanya dengan cara menjauh.”

“Kau terlalu berlebihan. Sehun sama sekali tak pernah berbuat baik padaku. Ia hanya bisa mengancam dan mengatakan kalau dirinya membenciku,” bantah Nara. Meskipun bibirnya berucap demikian, tapi hatinya bertolak belakang kegirangan.

Daniel melejitkan bahu. “Terserah saja, pada akhirnya kalian akan menikah. Cepat atau lambat karena perjanjian keluarga,” kata pemuda itu sambil mengelus kucingnya. “Sebentar lagi keluarga besar kami akan melakukan pertemuan besar yang artinya seluruh anggota dewan perusahaan hadir di sana. Mereka punya kekuatan untuk menarik kalian ke depan altar dengan paksa. Kalau saranku lebih baik, saling jatuh cinta agar tak ada unsur pemaksaan sehingga semuanya pun bahagia,” ungkapan Daniel itulah yang membuat Nara berpikir panjang.

-

Terima kasih sudah membaca kalian dapat menghubungi aku di:

Line@: @.NYC8880L
Twitter: @.twelveblossom
Blog: twelveblossom.wordpress.com

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang