Rutukan demi rutukan terlontar dari bibir mungil Deon. Janu sampai berkali – kali menggeplak kepala sobatnya itu karena terlalu berisik.
Janu sudah cukup pusing dengan tugasnya, ditambah rutukan Deon, siapa yang tak makin pusing?
"Udah nyampe mana sih emang?"Kepala Deon yang tergeletak diatas meja dengan kakinya yang menjulur melintasi meja dekat rak buku hanya menghela nafas.
"Baru lead doang."
"Asdur-nya siapa?"
"Kak Thara." Yang bisa dilakukan Janu hanya menepuk bahu kawannya itu prihatin.
"Magang emang secape ini ya?" Tubuh Yesha yang tadi tiduran di karpet kini sudah bangun dengan wajah suntuk menghadap Deon dan Janu.
Hari ini, jadwalnya Yesha dan Deon magang di departemen redaksi.
Sebelum mereka resmi menjadi anggota Pers Kampus, lebih dahulu mereka akan melakukan magang selama dua bulan. Sekarang adalah bulan pertama, dimana mereka magang dengan rolling department tiap minggunya.
Yesha – Deon kebagian redaksi minggu ini. Janu – Naura di Litbang. Sedangkan Eshan sendirian di Perusahaan. Miris sekali, periode lalu yang magang itu bisa mencapai 20 orang. Kini, hanya tersisa 5 orang.
"Tugas kalian beresin di rumah aja ya? Aku mau pulang duluan, kalau ada yang mau ditanyain ke Yohan atau Lucas aja."
Salwa membereskan tasnya buru – buru, sedikit membuat Hanna yang duduk dekat dengannya curiga. "Mau kemana?"
"Ada urusan Teh." Beres dengan tas, Salwa memakai sneakersnya.
"Duluan ya semua! " pamit Sekretaris Litbang itu.
Janu dan Naura hanya mengangguk. Mereka ditugaskan untuk merekap data angket litbang, dan sudah separuh jalan beres.
"Aku ambil 20 sisa, ini 15 lagi sama kamu ya," ucap Janu yang diangguki Naura. Mereka langsung memasukan sisa angket ke dalam tas masing – masing.
"Lah? Lu juga mau kemana Kak?" Senin bertanya heran pada Brian yang tiba – tiba beresin tasnya juga.
"Gue juga ada janji, duluan ya!"
Sepeninggal Brian, seniornya sisa Hanna, Senin, Wishaka, Thara, Rara, Yohan dan Lucas.
"Si Jaiz kemana, sih? Tadi gue liat masih ada, kok tiba – tiba ngilang?"
"Tadi dia pamit ke warkop," jawab Senin, Wishaka mengangguk mengerti.
"Jadwal redakturan dia besok 'kan?" Senin mengiyakan pertanyaan Wishaka.
"Deon, udah beres belum?" Thara menghampiri Deon yang terlihat lemas sekali. Deon menggeleng. "Kenapa kamu? Lemes banget."
Rara melihat Deon lemes banget, sampe dia yang lagi main game bareng Yohan aja ke distract sama tatapan suntuknya. "Dia belum makan lagi, makanya lemes," jawab Yesha.
"Loh? Bukannya tadi abis magrib makan nasi goreng bareng Janu-Yohan-Lucas?" heran Rara.
"Ini udah jam 8 malem Kak," ucap Janu. "Terus?" Rara masih tidak mengerti.
"Deon ini makannya dua jam sekali."
Senin, Rara, Hanna, Thara, Lucas dan Yohan yang mendengarnya tergelak kaget. Sedangkan Wishaka biasa saja, dia masih lebih takjub saat Brian baru beres makan bakso dua mangkok tapi masih minta Jinan traktir dia baso aci.
"Anjir, Bang Brian punya saingan," celetuk Lucas.
"Yaudah, makan dulu sana. Aku kasih waktu setengah jam ya." Thara yang merupakan Asisten Redaktur hari ini memberi Deon izin. Dengan bersemangat Deon segera membuka aplikasi go food.
"Giliran mau makan aja semangat," cibir Yesha.
"Kenapa? Mau juga?" sungut Deon. Yesha mengangguk.
"Yeuu! Kalo mau bilang!"
"Hehe, " gadis jangkung itu cuman nyengir. Janu ikut ketawa liat tingkah temen – temennya itu.
"Eh Eshan kemana? Gak ke sekre?" tanya Rara.
"Dia katanya ada tugas, jadi gak bisa ke sekre," jawab Deon.
"Kalian udah pada punya pacar belum?" tanya Hanna random.
Empat anak ayam yang ada di sana tiba – tiba tegang. Bukannya menjawab, mereka malah saling melirik.
"Jawab dong, udah apa belum?" Karena pertanyaan Hanna, seisi sekre jadi ikut memperhatikan.
"Aku sih belum," jawab Janu lugas.
"Aku juga," jawab Deon.
"Kalau kalian?" Tinggal Yesha sama Naura yang belum jawab, apalagi Naura belum ngomong dari tadi.
"Aku juga belum," Yesha menjawab belum tapi matanya melirik sana – sini.
Naura hanya menggeleng.
"Kalian belum punya pacar tapi lagi ada yang disuka ya?" Pertanyaan Yohan itu membuat keempatnya suskes batuk – batuk dan sesak nafas berjamaah.
Yohan terkekeh,
"Halah ketahuan kalian."
"Jangan kaya Yohan ya, sukanya diem – diem, nanti ketikung. Nunggu putus kan lama. Mana ada saingan lagi sekarang, satu sekre pula. Kan ribet," tutur Senin. Giliran Yohan dan Rara yang batuk – batuk.
"Iyadeh yang sekarang udah dinotice dan officially dating," sindir Hanna.
Senin tersenyum bangga. "Iyadong."
Dia jadi teringat, harus segera menghubungi Jinan minta antar pulang. Lelaki itu malah nongkrong di warkop bareng anak – anak.
. . . . .
Deon Alfarezel
Magang Pers Kampus 19
Aksa Janu Melviano Pradipa
Magang Pers Kampus 19
Eshan Hadwan Pradipta / Watanabe Haruto
Magang Pers Kampus 19
Naura Pandhita
Magang Pers Kampus 19
Yesha Ayunindya Gayatri
Magang Pers Kampus 19
. . . . .