"Jika rupa yang membuatmu jatuh cinta, lalu bagaimana kamu mencintai Tuhan-mu yang tak diketahui rupa-Nya "
- a.k -
Di tempat yang berbeda, Satria tengah duduk-duduk didepan mobil patroli. Dia tersenyum melihat foto yang dikirim Nana dan juga rekaman yang dikirim Nana.
Satria kagum pada Kia betapa mulia nya hati perempuan itu. Kini Satria sudah mantap untuk membuka hatinya dan tidak akan menyia-nyiakan perempuan itu.
Zidan yang melihat sahabatnya tersenyum sambil melihat hp langsung menghampiri nya.
"Eeiitttsss.. ada yang jatuh cinta nihh"celetuk Zidan yang mendapat pukulan dari Satria.
"Terserah lu"kata Satria.
"Udahlah lo sikat aja si Kia, nunggu apa lagi sih? Keburu diambil orang"ledek Zidan.
"Jodoh itu udah ada yang ngatur kali"jawab Satria dengan cuek.
"Emang nya lu gak tau kalo Kia mau dijodohin sama ayahnya?"sebenarnya Zidan mengatakan ini, setengah mengancam Satria.
"Hahhh? Dijo-di-jodohin? Kata siapa lu? Ngarang"tanya Satria sedikit terbata-bata karna kaget.
"Iyaaa gue tau dari Nana tadi pas telfonan, ayahnya yang ngebet banget pengen jodohin Kia. Tapii sejauh ini Kia menolak tapi kata Nana, lama-kelamaan Kia pasti akan terima perjodohan itu karna Kia itu anak penurut dan pasrah saja sama perintah orang tua nya."
"Bahkan Kia rela mengorbankan perasaan nya, tapi... kalo dia perjuangin insyaAllah Kia bakalan bertahan. Lagian Kia juga ada rasa sama lo juga"jelas Zidan.
"Gue kadang masih ragu buka hati untuk perempuan disatu sisi mama gue butuh temen ngobrol kalo gue tinggal dan juga mama gue semakin tua."
"Kia bener-bener perempuan baik, tapi apa pantas aku bersanding dengan dia? Dan soal Kia punya hati sama gue itu beneran?"Satria menjadi sangat penasaran.
"Saran gue sih bro, lo coba buka hati jangan sia-siain perempuan baik didepan kita. Semua orang pernah brengsek semua orang gak ada yang sempurna. Siapa tau Allah ngirim Kia buat lo biar lo menjadi pribadi yang lebih baik lagi."
"Dan Kia juga jatuh hati sama lo, Nana yang cerita sama gue. Katanya, Kia sempat curhat kalo setiap Kia dideket lo Kia ngerasa dilindungi dan entah kenapa selalu deg-deg an makanya dia grogi kalo ketemu lo. Saran gue sih mending lo seriusin aja"Zidan memukul pelan punggung Satria.
Sedangkan yang dipukul malah tersenyum mendengar perkataan Zidan.
"Gue bakal serius in dia dan, tapi gue masih mau minta petunjuk sama Allah dulu"jawab Satria.
"Gue demen nihh yang begini, good luck broo gue yakin lo bisa dapetin Kia"Zidan menepuk pelan punggung Satria.
****
Waktu makan siang akan selesai 10 menit lagi Kia dan Nana masih berada dipinggir jalan menuju rumah sakit.
Sejak tadi Nana menceritakan berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh Zidan Kia hanya menanggapi dengan senyuman.
Ketika Kia menoleh kan mata nya ke seberang jalan dia melihat seorang anak berumur sekitar 9 tahun dimaki-maki oleh preman. Kia terkejut saat si preman berusaha memaksa mengambil uang anak itu.
"Heiii.. kalian ini apa-apaan, dia masih kecil. Kalo kalian ingin silahkan cari kerja"Kia mendekati anak itu diikuti Nana dibelakangnya.
"Adek kamu gak papa kan? Ayo kita pergi, kamu ikut kakak ya"lanjut Kia.
"Jangan jadi jagoan kesiangan lo ya, emang nya lo siapa sok jago di area kekuasan kita"preman itu membentak Kia.
"Bodo amat, gue gak takut sama lo semua"kata Kia sewot lalu beranjak pergi.
Tiba-tiba tangan Kia ditarik oleh salah satu preman. Kia berusaha melepaskan nya. Nana tampak shock dan mulai pergi mencari bantuan.
"Lepasiinn... lo mau apa siiihh? Gue gak takut sama lo"kata Kai berusaha menarik tangannya.
"Gak akan segampang itu cantik... hahahahah"preman itu tertawa begitu keras.
"Lepasss-sssiinn"Kia menarik paksa tangannya.
Tangan Kia dipegang begitu erat dan diputar ke belakang. Kia meringis kesakitan tapi preman itu tertawa bangga.
"Sudah aku bilang kan jangan jadi jagoan"kata preman itu lalu memegangi dagu Kia dengan kasar.
"Sudahlah kamu itu lemah, mending main sama kita"lanjut preman itu sambil tertawa bahagia.
Dari kejauhan Nana berjalan mendekati Kia bersama dengan warga dan juga beberapa satpam. Melihat keadaan Kia, Nana langsung berlari bersama warga.
"Ehh.. bos... banyak warga dateng bos"kata preman.
"Sial... ayoo kita kabur"kata ketua preman itu. "Inget yaa gue bakal dateng lagi"lanjutnya.
Kedua preman itu dikejar para warga, Nana langsung mendekati Kia dan anak kecil itu.
"Kiaaa.. kiaaa.. lo gapapa kan? Lo nekat banget deh"tanya Nana khawatir.
"Gue gapapa Na, gue itu mantan anak taekwondo makanya gue selalu ingin nyelametin semua orang yang kesusahan"jawab nya.
"Itu kan dulu pas SMA dodol, yaampun.. Kia tangan lo berdarah"Nana kaget langsung membantu Kia berdiri untuk segera diobati ke rumah sakit.
"Tunggu bentar Na"tahan Kia.
"Kenapa lagi sih Ki?"tanya Nana.
"Gue mau bawa anak itu ke panti asuhan Mentari biar dia gak digangguin sama preman-preman itu lagi"jawab nya.
Kia mendekati anak kecil tadi, dan memberikan penjelasan dan juga membujuk nyanagar tidak ngamen dipinggir jalan lagi.
Kia akan membawa nya ke panti asuhan Mentari tempat nya membawa anak-anak dan juga gelandangan dipinggir jalan.
Flashback on
Pemilik panti asuhan Mentari adalah bu Marni beliau dulu masih memiliki 10 anak asuh tapi karna beliau terlilit hutang, jadi rumah yang ditempati untuk anak-anak ini disita oleh Bank.
Singkat cerita Kia membantu bu Marni dengan mengontrakkan sebuah rumah untuk anak-anak. Setelah 2 tahun rumah itu bisa dibeli oleh Kia dengan setengah hasil jerih payah nya.
Bahkan anak panti asuhan Mentari ini semakin banyak karna Kia banyak membawa anak jalanan dan juga gelandangan pinggir jalan.
Mereka semua senang bisa ditolong oleh Kia karna hidupnya semakin membaik semua.
Flashback off
Dirumah sakit Nana dengan telaten membantu mengobati tangan Kia yang terkena sayatan pisau preman tadi. Kia hanya meringis kesakitan.
"Awwhh... pelan pelan Na perih"ringis Kia.
"Makanya jangan bandel"kata Nana.
"Gue gak bandel gue cuma mau nolongin anak kecil itu"jawab Kia.
"Yaa lo tahu kondisi dong Ki"kata Nana kemudian memasang perban pada tangan Kia.
"Iya iyaa sahabatku yang cantik baik hati dan tidak sombong yang udah mau jadi istri nya pak polisi"goda Kia.
"Ishhh.. gak lucu yaa"cuek Nana.
"Iya iyaa maaff Na gue gak bakal nekat lagi deh"kata Kia.
"Dari dulu ngomong nya gitu-gitu mulu tapi tetep aja kalo mau nolongin orang nekat aja lupa sama keselamatan diri sendiri"sindir Nana.
"Iya iyaaa gue minta maaf sayangkuuu"bujuk Kia.
"Iya iyaa gue maafin.. oh iyaa gimana lo jadi dijodohin sama laki-laki pilihan orang tua lo?"tanya Nana memastikan.
"Ehmm... gue sih belum jawab mau atau nggak sama orang tua gue, gue butuh waktu tapi yang jelas laki-laki itu udah siap mau ngelamar"jelas Kia.
"Kalo lo ragu mending tolak aja Ki, gak usah maksain. Banyak cara buat bahagia in orang tua lo"nasehat Nana.
"Iya iyaa gue paham kok, gue juga udah ngomong sama Ummi, dan yaa gitu.. kata Ummi itu semua adalah keputusan ayah"pasrah Kia.
"Ki... gue mau tanya, apa lo gak punya rasa tertarik sedikit pun ke Satria? Jawab gue dan jujur sama gue"Nana menatap lekat mata sahabatnya itu.
"Kok lo tiba-tiba nanya gitu sih Na?"heran Kia.
"Terus misalnya Satria lamar lo minggu depan, apa lo bakalan mau?"tanya Nana lagi.
"Hahh? Lo ngaco deh Na, udah udah ayo lanjut kerja aja. Gue mau balik ke tempat gue, Assalamualaikum"Kia mengalihkan pembicaraannya dan beranjak pergi begitu saja.
"Waalaikumsalam, gue tau lo menghindar dan gue juga tahu lo punya perasaan sama Satria"kata Nana sembari memandangi punggung Kia yang mulai menjauh.
*****
Setelah satu minggu berita tentang berhasil nya tim kepolisian Indonesia menangkap para teroris melejit sangat cepat.
Melalui media sosial bahkan beberapa channel televisi menyiarkan berita yang sama. Aktivitas masyarakat juga mulai berjalan walau tidak sepadat hari biasanya.
Para petugas kebersihan juga masih membersihkan barang-barang sisa keributan.
"Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya tugas ini selesai yang awalnya diprediksi bakalan dua minggu ada disini ternyata bentaran doanh"kata Zidan begitu antusias.
"Gue tahu lo pasti pengen pacaran kan, makanya pengen cepet-cepet pulang. Ngaku lo?"tuduh Satria.
"Yaa gimana, gue udah gak jomblo jadi ada yang dikangenin. Kalo lo kan gak ada, gantungin anak orang mulu lo, ehh... hehehe keceplosan deh"Zidan tertawa puas.
"Siapa yang gantungin anak orang? Ngaco lo, lagian lo baru punya pacar aja udah sombong. Nanti kalo udah jadi istri baru lo pamer-pamerin gak papa"kata Satria.
"Iya iyaa secepatnya gue bakal lamar Nana, nasib lo tuh pikirin"sindir Zidan.
"Gue mah santai aja kali"jawab nya.
"Tau ah capek gue ngomong sama lo. Yang jelas menurut gue lo udah tertarik sama Kia"kata Zidan berlalu meninggalkan Satria.
"Woyy lo mau kemana? Awwhhh... "ringis Satria saat ingin mengangkat tangannya.
Satria terkena plesetan peluru dibahu kirinya yang membuatnya terluka. Tiba-tiba Zidan datang kembali dihadapan Satria.
"Ngapain lo balik lagi?"tanya Satria.
"Gue cuma mau ngingetin doang, pulang dari sini besok lo ikut gue rumah sakit"jelas Zidan.
"Nggak nggak, gue gak mau jadi obat nyamuk"tolak Satria.
"Siapa yang mau jadiin lo obat nyamuk bego, besok ikut gue obatin tuh bahu lo. Gue tahu lo kena plesetan peluru"Zidan menunjuk bahu kiri Satria.
"Ohhh.. gue kirain"Satria hanya tersenyum kaku.
"Sekalian lo temenin gue makan siang sama Nana"Zidan melanjutkan kalimat dan berlalu pergi begigu saja.
"Gila, gue udah duga"dumel Satria.
______________________________________
🌼 Selamat Membaca🌼
Jangan lupa untuk Votmen temen2