Pers Kampus 2.0✔

De Allyoori

214K 23.6K 4.5K

╰Pers Kampus 2.0╮ ⚠️⚠️ Chapter lengkap Pers Kampus dan Pers Kampus 2.0 dengan chapter tambahan, dapat dibaca... Mais

1 : Hello, Setengah Periode!
1.1 : Hello, Setengah Periode!
1.2 : Hello, Pers Kampus!
2 : Suhu Dingin
4 : Terkucilkan
5 : Litbang VS Perusahaan
6 : Kejutan Parkir Atas
7 : Fall In, Silent
8 : Gossip Girl, Kumpul Kios
9 : Please ... Dont Let Me Doubt About Us
10 : Kekanakan
11 : Ups!
12 : Ghibah
13 : Menjadi Asing
14 : Too Late, To Realize It
15 : I Wish
16 : Pulpy Orange
17 : Go Public
18 : Pregnant?!
19 : Arya, Setahun Lalu
20 : Hurt Road
21 : Srimulat
22 : Smile On Me
23 : See You, When I See You
24 : Senin di Malam Rabu
25 : Even Now, Its Still You
26 : Still Want To Believe
27 : Bintang dan Peri yang Membebaskan Hati
28 : Another Man
29 : Dan Terjadi Lagi
Video : 1
30 : Nama yang Masih Menjadi Jawabannya
Twitter : 1
31: No One To Be Wrong
32 : Soal Ada dan Tidaknya Rasa
33 : Tertangkap Mata
34 : Peluk Untuk Arya
35 : You Should Choose
36 : I Dont Love You
37 : Not Mine, Not Fine
38 : Re-call
39 : On - Track
40 : Content Iklan
41 : Firasat
42 : Pelantikan
43 : Guncangan
44 : Begin Again
45 : Punch
46 : Stories They Dont Know
47 : Awkward Silence
48 : Candy Crush
49 : Have A Lunch With Siddiq
50 : Jangan!
51 : Menunggu di Depan Pintu
52 : Talking To
Photo : 1
53 : Menyerah
54 : Am I Right To Be Like This?
55 : After We Broke Up
62 : Something Flutter
63 : The Way I Like You
Untuk Para Pembaca, dari Orion
75 : Angkatan 16 - Dinding Terakhir
Dari Pembaca, Untuk Pers Kampus
Special Chapter : Video
GIVEAWAY PERS KAMPUS!
PO ke - 2 Novel PERS KAMPUS

3 : Jelousy, Photo

3.4K 495 34
De Allyoori

"Shak-"

"Kita ributnya nanti aja."

"Oke."

Wishaka menghentikan Naresha yang sudah hendak berbicara begitu Pemimpin Redaksi itu melangkahkan kaki memasuki sekre. Naresha dan Jinan tampak biasa saja menanggapi Wishaka, hanya Hanif yang merasa aneh. Ribut bisa dinanti - nanti ya? Perasaan baru kemarin mereka seperti akan membunuh satu sama lain.

Sementara itu, Wishaka melangkahkan kakinya kea rah sofa dekat computer yang diduduki Kanaya. "Ay, Kamu kemaren di festival ketemu Satya?" pertanyaan yang mencoba tenang, namun terasa sekali sarat emosi.

Jinan melihat percakapan kedua sejoli itu, memperhatikan.

"Iya, aku kan udah cerita," jawab Kanaya tenang.

Wishaka memejamkan matanya, tangan kiri berpangku pada pinggulnya, sedangkan tangan kannaya meremat poni dan menyibakknya kebelakang. Kaki Wishaka bergerak gelisah dan tak beraturan. Berkali - kali lelaki itu menelan ludahnya sendiri susah payah.

Wishaka marah.

Jinan bisa merasakannya.

"Tapi kamu nggak bilang kaya gini?" Ponsel yang sedari tadi ditangan kirinya, ia perlihatkan pada Kanaya.

Helaan nafas terdengar dari mulut Ibu Redaktur, yang kemudian berdiri menghadap kekasihnya.

"Nan ..."

Jinan tahu apa yang harus dilakukannya ketika Wishaka atau Kanaya memanggilnya seperti itu. Jadi, Jinan segera membawa Hanif, Naresha, Dana, dan Ayesha keluar sekre, lalu menutup pintu sekre sedemikian rupa, dan member tanda bahaya.

Semacam papan peringatan.


WARNING!

DANGEROUS!


Anak Pers Kampus pasti paham.

"Aku udah cerita kemaren ketemu Satya. Terus apa yang jadi masalah?"

"Tapi kamu gak cerita kalau kamu sampe pegangan tangan kaya gini."


Sialan.


Kanaya ingin mengumpati siapapun yang memfotonya dengan Satya, dan memberikannya pada Wishaka. Kekasihnya itu sangat posesif dan pencemburu. Hal ini jelas bisa memicu perang antar keduanya.

Padahal dia hanya menikmati acara dan bersenang - senang bersama Satya. Anak public relation itu memang pernah mendekatinya, tapi Kanaya hanya menganggapnya teman satu fakultas. Tidak lebih. Jadi kenapa Wishaka harus semarah ini?

"Kamu marah?"

"Aku gak marah, tapi aku gak suka dan gak terima pacar aku kaya gini sama cowok lain. Apalagi aku tahu Satya itu siapa."

"Kamu marah liat foto aku sama Satya, padahal aku cuman lagi ikut acara festival aja. Nikmatin acara. Terus gimana sama aku, yang liat foto kamu sama Evelyn? Yang jelas - jelas kalian ambil dengan sengaja," balas Kanaya tak ingin kalah.

"Aku lagi ada project sama dia."

"Tapi itu foto di luar project. Kamu itu delegasi debat, dan dia cuman jadi tim manager. Harus foto kaya gitu?"

"Kanaya, jangan ngalihin pembicaraan. Aku lagi bahas kamu dan foto kamu sama Satya."

"Apa bedanya? Kita satu konteks sekarang."

Sekre terasa panas. Kemarin dingin dan sekarang panas. Untung saja sekre ini tidak meledak.

"Terus mau kamu gimana?"

"Kamu yang mau gimana?"

"Aku coba negrti tiap Evelyn kesini manggil kamu ke sekre BEMFH malem - malem. Tapi aku cuman gak sengaja ketemu Satya di festival dan kefoto rangkulan sama dia, kamu semarah ini? Di depan anak - anak juga tadi?"

"Aku gak marah Ay."

"Kamu marah Wishaka."

Diam.

Tak ada jawaban.

Wishaka mencari jawaban yang tepat untuk menjelaskannya pada gadis dihadapannya ini.

"Aku gak bisa marah sama kamu. Gimana cara aku buktiin kalau aku gak marah? Aku cuman kesel sama cowok tengik ini. Berani - beraninya dia masih deketin pacar aku."

"Aku juga kesel sama Evelyn yang seenaknya manggil kamu ke sekre BEMFH. Kalian berduaan aja tiap malem? Ngapain? Bahas nasionalisme dan ideologi Negara?" kesal Kanaya, mengingat emosi yang selama ini ditahannya.

"Cowok sama cewek berduaan di sekre BEMFH malem - malem, pasti ada setan di  sana. Mana percaya aku, kamu sama dia ngebahas topik debat doang! Lombanya masih dua bulan lagi, jadi kenapa sesering itu dia ngajak kamu ketemu? Bahas topik debat pasti cuman alasan doang," omel Kanaya semakin tak terima. Ucapannya cepat sekali, dan penuh penekanan.

Wishaka jadi bingung sendiri. Sebenarnya siapa yang sedang ngambek dengan siapa sekarang?

"Terus kamu mau aku gimana?"

"Kamu masih nanya?" jengah Kanaya.

"Sekarang aku tanya, Kamu sendiri mau aku gimana sama Satya? "

"Tentu aja jauhin dia, jangan deket - deket lagi. Kalau chat atau DM jangan dibales," ketus Wishaka.

"Itu jawaban aku juga," balas Kanaya.

"Tapi aku ada project sama Evelyn."

"Tapi aku juga gak sengaja ketemu Satya di sana, gak mungkin aku musuhin dia. Kita cuman gak sengaja bareng karena kebetulan. Jurnalistik sama PR satu Tim ngelawan Mankom sama Broadcasting."

"Aku gak mau dia megang tangan kamu kaya gini. Aku gak terima."

"Kenapa?"

"Karena aku sayang kamu, " sahut Wishaka langsung. Kenapa hal itu harus ditanyakan? Lelaki itu jelas bisa sekesal ini karena ia peduli pada gadis di hadapannya.

Mata keduanya bertemu, gerak bibir Wishaka ragu - ragu melanjutkan ucapannya.

"Aku cemburu Ay," ucap lelaki itu akhirnya.

"Aku gak mau kehilangan kamu."

Kanaya maju memeluk tubuh lelaki itu. "Kamu pikir aku enggak?! Aku juga cemburu, aku juga gak terima," tutur gadis bergigi kelinci itu.

"Aku sama Satya gak ada apa - apa. Itu gak sengaja, apa yang kamu liat di foto itu timing kamera doang. Itu bukan pegangan tangan, dia emang cuman narik aku buat maju ke depan."

Sembari memeluk tubuh Wishaka, Kanaya terus menjelaskan. Telinga Kanaya kini tepat ada di jantung Wishaka, mendengar debaran jantung lelaki itu yang masih sama seperti saat mereka pertama kali berpelukan. Tangan Kanaya meraih jemari Wishaka yang ada di sisi tubuh lelaki ini.

"Aku meluk kamu sekarang, yang aku peluk kamu, yang aku pegang tangannya kamu. Bukan Satya atau cowok lain. Jangan kesel lagi. Aku gak suka."

"Aku sayang kamu Shak. Kamu gak percaya sama aku?"

Seketika, kedua bahu tegang Wishaka melemas. Kedua tangan Wishaka terulur membalas pelukan kekasihnya.

Kanaya hanya ingin menegaskan. Jika hatinya milik lelaki ini, bukan lelaki lain. Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan Wishaka bisa merasakannya, maksud dari Kanaya.

"Maaf, aku terlalu emosi." Kepala mahasiswi Fikom kekhususan Jurnalistik itu mengangguk.

"Tapi, aku masih gak suka kamu terlalu sering pergi sama Evelyn."

"Iya, bakal aku kurangin. Tapi aku gak bisa janji gak akan ketemu atau bareng dia. Soalnya aku sama dia satu tim buat lomba debat nanti."

"Ish, nyebelin," dengus Kanaya.

Wishaka terkekeh, dia bisa melihat cebikan dan mengurucutnya bibir Kanaya yang kesal dari atas. Bahkan saat sedang kesal, kekasihnya tetap terlihat sangat lucu.

"By the way, Setan yang ada di sekre BEMFH itu maksud kamu Sian?"

"Hah?"

"Soalnya, tiap kali Aku diajak Evelyn ke Sekre BEMFH malem - malem itu, selalu ada Sian di sana."



-----


Jangan jadi pembaca hantu!

see you on next chapter!


Continue lendo

Você também vai gostar

Dunia Luna De Rizca

Ficção Adolescente

630K 106K 47
Karena saling mengenal sejak lama, tidak akan menjamin berakhir bersama. Begitu pun dengan dia yang menemanimu dalam masa sulit, di garis akhir belum...
94.9K 26.6K 51
Dia tampan, tapi kalau tiba-tiba minta ongkos angkotnya ditalangin? Bahkan pertemuan pertama Andrian sudah membuat Rain illfeel. Gak lama sih, habis...
490K 3.2K 5
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..
40.4K 2K 10
berawal dari permainan tod jangan salah lapak kelen semua jangn lupa vote smaa komen ye!! Renju uke Mem nct dream lainnya seme ⚠️bxb sekali lagi jgn...