Queensha Jovanka

By Iyouyaa

2.5M 216K 17.1K

Kesepian yang selalu menemaninya. Ketakutan yang selalu menghantuinya. Beribu pertanyaan dan kebingungan yang... More

Prolog
❄1❄
❄2❄
❄3❄
❄4❄
❄5❄
❄6❄
❄7❄
❄8❄
❄9❄
❄10❄
❄11❄
❄12❄
❄13❄
❄14❄
❄15❄
❄16❄
❄17❄
❄18❄
❄19❄
❄20❄
❄21❄
❄22❄
❄23❄
❄24❄
❄25❄
❄26❄
❄27❄
❄28❄
❄29❄
❄30❄
❄31❄
❄️32❄️
❄️33❄️
❄️34❄️
❄️35❄️
❄️36❄️
❄️37❄️
❄️38❄️
❄️39❄️
❄️40❄️
❄️42❄️
❄️43❄️
BUKAN UPDATE
❄️44❄️
❄️45❄️
❄️46❄️
❄️47❄️
❄️48❄️
❄️49❄️
❄️50❄️
❄️51❄️
❄️52❄️
❄️Biodata and pics of the cast❄️
❄️53❄️
❄️54❄️
❄️55❄️
❄️56❄️
❄️57❄️
❄️58❄️
❄️59❄️
❄️WAJIB BACA❄️
Update
ACCOUNT SI PLAGIAT

❄️41❄️

29.3K 2.5K 374
By Iyouyaa

Happy Reading...




Comment




Follow




Share




Vote

❄️❄️❄️

"Eum maaf mengganggu"

Ucapan itu membuat mereka mengalihkan pandangan menatap kearah seseorang yang berdiri tegap diantara meja makan mereka.

Dia tersenyum manis dengan lesung pipi yang menghiasi wajahnya.

"Perkenalkan nama saya Jeon, saya ingin bertemu dengan Kak Kenzie dan juga Kak Kyra. Maaf sebelumnya karena memanggil nama mereka dengan tidak sopan, tapi saya tidak tahu harus memanggilnya bagaimana hehehe" Pemuda dengan nama Jeon itu tertawa kikuk sembari mengusap lehernya yang tidak gatal.

"Ah kau rupanya, ingin bertemu dengan dua makhluk es untuk apa?" Tanya Ezra sembari tertawa renyah, namun ia tak menyadari bahwa tengah diawasi oleh dua makhluk yang ia maksudkan.

"Kami satu kelompok dikelompok 7" Dia berucap dengan sopan dan manis secara bersamaan.

"Duduklah lebih dulu" Ucap hangat Arion.

Jeon menempati kursi yang tersisa satu diantara mereka. "Terimakasih kak"

"Rasanya seperti sudah tua jika ada orang lain selain adikku yang memanggil aku dengan sebutan kakak" Keluh Ezra.

"Sebutan kakak tidak pantas untukmu" Sebelum Aiden melanjutkan perkataannya, Ezra sudah memotong nya lebih dahulu.

"Nah kan, Aiden saja setuju dengan ku"

"Iya karena sebutan kakak terlalu muda untukmu, kau lebih pantas disebut kakek" Lanjut Aiden yang membuat semua orang terpingkal karena ucapannya, Kyra saja sampai tertawa.

"Kurang ajar" Ezra menjitak kepala Aiden.

Arion geleng-geleng kepala melihat kelakuan Ezra. "Nah Jeon, Kyra yang berambut Silver, dan yang berambut merah itu Kenzie"

"Wah senang bertemu dengan kalian, mohon bantuannya Kak" Dia tersenyum lagi, sangat mudah baginya untuk tersenyum manis seperti itu.

"Kenapa kau tidak bertemu dengan satu orang lagi dikelompok tujuh?" Tanya Leta.

"Ah jujur saja, aku tidak suka dengannya" Dia tersenyum kaku.

"Kau sangat jujur, tapi aku sependapat dengan mu" Balas Kyra yang sedari tadi hanya diam. Karena ucapannya itu, mereka melirik kearah Kyra.

"Apa?" Tanyanya datar.

"Ti-tidak, tidak apa-apa" Jawab mereka serempak.

"Ngomong-ngomong tentang kak Felysia, aku sudah bertemu dengannya sebelum kemari, dia terus membuat ku risih" Ucap Jeon.

"Hah benarkah? Apa yang membuatmu risih?" Tanya Leta.

"Dia selalu menempel padaku saat aku menemui nya, dan selalu berbicara seperti ini, Maaf Jeon, kau memang tampan, manis, dan menggemaskan, tapi aku tetap setia dengan Kenzie. Ish.. memangnya aku tertarik padanya, aku hanya menemuinya karena satu kelompok dengan nya" Jeon bersungut-sungut sembari memperagakan gaya bicara Felysia.

Kenzie langsung terbatuk mendengar ucapan Jeon. "Sabar Kenzie, tetap sabar" Ezra menepuk-nepuk punggung Kenzie.

Kyra tertawa kecil mendengar ucapan Jeon yang terdengar lucu di telinganya. Mereka hanya diam mengamati Kyra yang tengah tertawa. Cantik, memang cantik.

Kyra yang menyadari mereka tengah menatapnya langsung terdiam dan berdehem canggung. "Eumm.. berapa usia mu?" Tanya Kyra mengalihkan.

"Aku lima belas tahun Kak" Dia tersenyum lagi.

Apa aku harus belajar senyum dengannya?. Tanya Kyra dalam hatinya.

Ya aku setuju denganmu, kau harus belajar senyum padanya Queen. Entah mengapa Rho membalas ucapan Kyra.

"Ah kita beda dua tahun rupanya"

"Tidak-tidak, beberapa hari lagi ulang tahunku, jadi usiaku sebentar lagi enam belas tahun"

"Kau kelas B-1 kan?" Tanya Adele yang dijawab anggukan kepala oleh Jeon.

"Kak kalau begitu dia akan pindah ke kelas B-2?" Tanya Kyra pada Arion.

"Ya, bersamaan murid yang lain juga, jika usia dan kemampuannya sudah memenuhi akan dipindahkan ke kelas yang lebih tinggi" Jawab Arion

"Jika salah satu diantaranya tidak memenuhi?" Tanya Kyra lagi.

"Dia akan tetap berada dikelasnya sampai dia bisa memenuhi semuanya"

Kyra mengangguk-angguk kecil.

"Kau sudah makan Jeon?" Tanya Adele. Mereka mengobrol dengan antusias, Kyra memandang kearah jendela, ia tak mendengar obrolan teman-temannya.

❄️❄️❄️

"Sebenarnya ada alasan lain saya membagi mereka dalam beberapa kelompok" Sahut Mr. Gavin.

Semua yang ada di ruangan tersebut nampak hening mendengarkan kelanjutan ucapan sang kepala sekolah.

Mr. Gavin merogoh sakunya dan memperlihatkan sebuah kertas yang terdapat sebuah lubang diatasnya bekas sebuah panahan.

"Ini, surat ini saya dapatkan ketika tengah berada di ruangan. Tiba-tiba sebuah panah menuju kearah ku, dan ternyata panah itu membawa sebuah surat, surat ini"

Ia menyimpan surat itu ditengah meja untuk dibaca oleh para guru-guru Academy yang lain.

Tepat di Bulan Purnama ketiga.

Isi surat yang sangat singkat namun memiliki banyak makna.

Para guru Academy mulai tak bisa berkata-kata lagi, tubuh mereka gemetar, sorot mata mereka penuh kekhawatiran.

"Kalian pasti tahu makna dibalik surat ini. Azura akan menyerang kita tepat di bulan purnama ketiga. Saat ini bulan purnama masih belum terlihat, sepertinya tak lama lagi kita akan melihat bulan purnama yang pertama"

"Maaf menyela, kenapa anda tidak memberi tahu para murid soal ini?" Tanya salah satu guru.

"Entah apa yang akan terjadi setelah saya memberitahu mereka, kemungkinan terbesarnya mereka akan ketakutan, tapi saya tahu jika memberitahu mereka adalah hal yang seharusnya, karena itu saya akan berdiskusi dengan ketiga raja Pancracio"

Mereka mengangguk setuju.

"Setelah saya berdiskusi, saya akan memberitahu mereka. Tolong jaga para murid terutama Kyra, dia sosok yang paling diincar oleh Azura. Saya pergi dulu, jika ada hal yang mencurigakan langsung bilang padaku, saya percayakan semuanya pada kalian"

Setelah pembicaraan itu, Mr. Gavin langsung menghilang dengan teleportasi nya. Hawa ketegangan masih terasa di ruangan tersebut.

❄️❄️❄️

"Ah sepertinya aku sudah menghabiskan waktu kalian, maaf mengganggu kak" Jeon tersenyum canggung.

"Tak apa, lagipula senang bisa mengobrol dengan mu" Ucap Arion. "Masih banyak waktu luang, kalian hendak kemana?"

"Aku dan adikku akan pergi ke suatu tempat" Sahut Ezra yang diangguki oleh Adele.

"Aku akan pergi ke perpustakaan" Ucap Aiden.

"Mungkin aku akan tidur, lelah sekali setelah perjalanan kita" Kini Leta yang berucap. "Kalau kau kak?"

"Tempat biasa mungkin" Kenzie menaikkan bahunya.

"Bagaimana dengan mu Kyra?" Tanya Adele.

"Entahlah, aku tidak tahu"

"Jeon kau habis ini hendak kemana?" Tanya Leta.

"Ah aku akan berkumpul dengan teman-teman ku, kalau begitu aku pamit kak, terimakasih banyak atas waktunya" Jeon tersenyum lantas undur diri.

"Kita juga akan pergi, sampai nanti" Ezra memegang tangan adiknya dan langsung menghilang dengan teleportasi.

"Aku juga" Ucap Aiden dan Kenzie secara bersamaan, mereka saling melirik dengan tatapan yang tajam. Setelah itu, mereka pun pergi dengan teleportasi.

"Ah aku sangat lelah, aku duluan ya Kyra, kak Arion" Leta berjalan dengan muka yang kusut, terlihat sekali betapa ia sangat lelah.

"Kak kau mau kemana?" Tanya Kyra yang saat ini hanya berduaan dengan Arion.

"Kakak akan pergi ke kota, ada hal yang harus kakak kerjakan" Jawab Arion.

"Boleh aku ikut?"

"Maaf Queen, sekarang tidak dulu ya, tapi nanti sore kakak janji akan mentraktir mu coklat yang banyak dan kau boleh memilih yang mahal sekalipun di kota nanti" Tawar Arion.

"Ah benarkah?" Mata Kyra berbinar-binar.

Arion mengangguk. "Iya, kakak pergi dulu ya" Sebelum pergi, ia mengacak-acak rambut Kyra, dan langsung menghilang dengan teleportasi.

"Seperti biasa, hanya aku, sendiri" Kyra menghembuskan nafas kasar. "Adele sedang ada acara dengan kakaknya, aku akan bertanya saja pada Aiden, mungkin dia tahu tentang warna silver dan gold ini"

Setelah mengatakan itu, ia pun langsung bergegas dengan teleportasi menuju perpustakaan, tempat Aiden berada.

❄️❄️❄️

WUSHH...

Ia datang. Ia datang ketempat itu, ketempat dimana Azura berada. Ia berdiri tegap menghadap pintu masuk, lantas dibukanya pintu tersebut oleh para Sheith yang berjaga.

Ia berjalan dengan santainya, tanpa rasa takut dipikirannya. Ia membungkuk hormat tepat didepan Azura.

"Ada apa?" Tanya Azura langsung.

"Bulan purnama ketiga? Benarkah itu?" Tanya sang pemuda.

Azura mengangguk. "Ya kau benar"

"Gadisku, kapan kau memberikan gadisku?"

"Sebelum bulan purnama ketiga, bersabarlah" Azura turun dari singgasananya, dan berjalan kearah sang pemuda.

"Karena itu, pantau terus keadaan mereka, apa yang mereka lakukan, beritahu padaku, jangan sampai satu hal kecil pun terlewatkan" Sambungnya sembari memegang bahu pemuda itu.

"Hemm... Baiklah" Ucapnya sambil berdiri. "Bagaimana rencananya?"

"Aku sudah memberitahu Gio tentang rencananya, dia kini tengah menyusun strateginya, bergabunglah dengan Gio, dia akan memberitahumu"

"Baiklah, ditempat biasa bukan?"

Azura mengangguk, dan sang pemuda berlalu menuju ketempat Gio berada.

❄️❄️❄️

"Dimana Aiden berada?" Kyra sudah berada di perpustakaan, hampir lima menit ia mencari keberadaan Aiden, namun hingga sekarang belum juga ia temukan.

"Perpustakaan ini sangat luas, ia bisa berada dimana saja" Gumam Kyra sembari duduk di kursi dekat jendela.

'Aiden kau dimana?' Tanya Kyra melalui Mind-link.

'Perpustakaan'

'Lebih tepatnya dimana? Aku sedang di perpustakaan. Ada hal yang ingin ku bicarakan denganmu'

'Kau dimana?'

'Lantai dua, kursi pojok kanan dekat jendela. Kenapa balik tanya ish..'

'Aku yang akan kesana, tunggulah sebentar'

Aiden memutuskan Mind-link mereka.

"Apa ini keputusan yang tepat?" Tanya Kyra pada dirinya.

"Jika mencarinya sendiri aku tidak tahu akan berhasil, aku harus yakin ini keputusan yang tepat" Dia meyakini dirinya.

"Tapi apa Aiden akan tahu?"

"Tahu apa?" Celetuk Aiden didekat telinga Kyra.

Refleks Kyra langsung menengok kearah Aiden, hingga wajah mereka terpaut beberapa senti saja.

Kyra membulatkan matanya, ia menahan nafas tak bisa bergerak. Begitu juga dengan Aiden, ia tak bisa mengalihkan pandangannya, ia kira Kyra akan langsung mengetahui keberadaannya.

Hingga beberapa detik mereka saling pandang, Kyra bisa berhasil mengalihkannya.
"Ish.. mengagetkan saja"

"Yah ku kira kau tak akan sekaget itu" Balas Aiden sembari menetralkan detak jantungnya.
Sial. Jantungku berdegup kencang, apa wajahku memerah?

"Aku sedang tidak fokus, sampai tidak tahu kau sudah sampai" Jujur Kyra. "Kenapa berdiri saja? Kau tidak duduk?" Kyra menggeser posisinya

"Ah ya eum terimakasih" Aiden mendudukkan dirinya disamping Kyra.

Kyra melirik kearah Aiden. "Wajahmu merah, kau sakit?" Tanya Kyra sembari meletakkan tangannya di kening Aiden.

Seketika itu, wajah Aiden semakin memerah. "Ti-tidak, aku tidak apa-apa, hanya sedikit dingin saja"

"Yah sepertinya akan hujan" Kyra melihat ke jendela didepannya.

Hening beberapa saat. Hingga ucapan Aiden membuyarkan keheningan. "Ada apa?" Tanyanya hangat.

Kyra menghembuskan nafasnya. "Maaf mengganggu waktu mu Aiden, tapi ada hal yang ingin kutanyakan"

"Tidak apa-apa, ada apa?" Ulang Aiden.

"Kau tau arti warna jubahku dan seragam ku? Warna ini, warna gold dan juga silver"

Hening.

"Ya aku tau, tapi hanya warna silver mu"

"Kau tau? Sungguh?" Tanya Kyra berbinar.

"Iya, tapi maaf aku hanya mengetahui tentang warna silver itu"

"Tak apa, itu saja sudah cukup buatku. Jadi apa yang kau tau?"

"Kau sudah mengetahui tentang element salju ku kan?" Tanya balik Aiden.

Kyra mengangguk.

"Itulah element warna silver. Salju"

"Tapi aku tidak melihat adanya warna silver pada dirimu"

"Tidak melihat bukan berarti tidak ada kan?" Ucapan Aiden seketika langsung membuat Kyra terbungkam.

"Di seragam ku terdapat warna silver, hanya terhalang oleh jubah ini, hingga tak nampak"

"Wah benarkah? Aku ingin melihatnya"

"Mendekat lah". Kyra mengikuti perkataan Aiden, hingga jarak mereka sangatlah dekat.

Lagi dan lagi wajah Aiden memerah. "Sungguh kau tak sakit? Wajahmu merah lagi" Tanya Kyra.

Dasar bodoh. Semua ini jelas karena mu.
"Aku tidak apa-apa, sudah kubilang aku hanya kedinginan"

Aiden membuka jubahnya, hingga menampakkan keseluruhan seragamnya.

"Lihat di kedua bahuku" Titah Aiden.

Kyra semakin mendekat. "Wah benar, ada warna silver!" Ucap Kyra antusias.

"Yah warna silver ku memang tidak sebanyak punyamu, tapi aku tahu sedikit tentang element itu, kau boleh tanya semau mu padaku" Aiden tersenyum hangat.

"Terimakasih banyak" Kyra ikut tersenyum. "Oh iya, kenapa element salju ku belum muncul?"

"Mungkin masih tersegel. Segel element salju ku saja terbuka saat usiaku sepuluh tahun"

"Oh mungkin saja" Kyra manggut-manggut mengerti.

"Lihat ukiran ku" Aiden menunjukkan ukiran yang ada ditangannya. "Ini adalah simbol untuk element salju"

Kyra langsung mencari simbol element salju yang ada di kedua tangannya. Dan simbol element itu tepat ada di tangan kirinya.

"Wah lihat ada!" Ucapnya masih antusias.

Aiden melihat nya, dan seketika itu ia membulatkan matanya. Ia langsung meraih tangan Kyra.

"Lihat Kyra, ini simbol Healing, yang ini simbol element salju, dan ini mungkin simbol element gold itu, dan yang terakhir ini simbol element tumbuhan, persis seperti yang Ezra punya"

Aiden menunjukkan satu demi satu simbol-simbol ukiran yang ada ditangan kiri milik Kyra.

"Aku mempunyai nya juga?" Tanya Kyra tak percaya.

"Jika kau masih tak percaya, lihat di seragam milikmu, ada warna hijau tua bukan? Itu warna untuk element tumbuhan. Aku baru sadar sekarang"

"Wah apa aku begitu hebat hingga memiliki banyak element seperti ini?"

"Tentu, kau turunan kesembilan keluarga Jovanka ingat? Yang mewarisi kekuatan yang luar biasa"

Kyra mengangguk lemas. "Apa karena ini aku diincar oleh Azura?" Gumam Kyra yang didengar Aiden.

Aiden mengusap rambut Kyra. "Jangan khawatir, kau tidak sendirian"

"Terimakasih banyak atas informasinya Aiden. Jika element salju ku sudah muncul, apa kau mau mengajariku?"

"Tentu saja" Balas Aiden disertai senyumnya.

"Ah sudah hampir sore, aku ada janji dengan kakak ku, aku pamit ya, sekali lagi terimakasih banyak Aiden"

"Tak masalah" Setelah mengatakan itu, Kyra langsung bergegas dengan teleportasi menuju ke kamar nya.

❄️❄️❄️
















❄️
Mungkin kalian udah bosan denger kata maaf dariku ini karena sering lama update nya huwaaaaa😭 Tapi aku gak bakalan bosen minta maaf sama kalian semuaaaa. Maaf banget, aku bener-bener lama banget updatenya. Setelah update yang kemarin, aku persiapan untuk PAS, jadi sibuk, ditambah ada class meeting setelah PAS, asli setelah capek belajar, capek mikir, langsung kita lari ke class meeting (Yaelah jadi curhat). Ngomong-ngomong soal PAS gimana hasilnya? Memuaskan? Tapi jika kurang memuaskan, jangan langsung bersedih kawanQu, karena semua ini bukan tentang nilai, tapi tentang proses yang kalian lakukan. Semangat!!💛🌻✨
❄️














Ikuti terus kisah Kyra😘
Mohon maaf jika terdapat banyak Typo🙏
Ditunggu Vote dan Commentnya😁
See you again❤

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 96.6K 48
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
2.3M 119K 75
Ini gila, benar-benar gila. Bagaimana mungkin jiwa seseorang yang tertidur setelah dipaksa mencari pasangan tiba-tiba sudah pindah ke raga orang lain...
2.5M 178K 41
Follow dulu sebelum baca 🥰 BIASAKAN JANGAN BACA SETENGAH SETENGAH, JIKA ADA KEMIRIPAN CERITA DI AWAl MURNI KETIDAK SENGAJAAN. Tamara gadis yang beru...
294K 17.8K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...