YOONGI'S LOVE SCENARIO || MYG...

By RanEsta13

45.6K 9.2K 24K

Hal-hal konyol yang aku lakukan itu bukan karena aku menyukaimu. JANGAN GEER! Aku hanya mendalami peranku. J... More

1. YLS
2. YLS
3. YLS
4. YLS
6. YLS
7. YLS
8. YLS
9. YLS
10. YLS
11. YLS
12. YLS
13. YLS
14. YLS
15. YLS
16. YLS
17. YLS
18. YLS
19. YLS
20. YLS
21. YLS
22. YLS
23. YLS
24. YLS
25 YLS
26. YLS
27. YLS
28. YLS
29. YLS
30. YLS
31. YLS
32. YLS
33. YLS
34. YLS
35. YLS
cerita suga terbaru

5. YLS

1.3K 355 736
By RanEsta13

Jari-jemarinya menari menekan keyboard laptop, sesekali telunjuknya menekan tombol enter dengan keras. Alisnya bertaut begitu dalam saat teringat peristiwa kemarin di lapangan basket.

Seseorang menepuk bahunya begitu lembut, membangunkan dirinya yang ketiduran karena bosan. Wajah pemuda itu menyiratkan perasaan tidak enak yang begitu kentara.

"Sunbae, maaf mengganggu, kami sudah selesai latihan," ucap pemuda itu takut-takut.

Yoora mengerjap beberapa kali mencoba menetralkan kornea dan segera memperbaiki posisi duduknya. Kebingungan, gadis itu pun mengedarkan pandangan mencari entitas Kim Yoongi yang ternyata tidak dapat dia temukan. Pandangannya beralih pada sosok pemuda di depan yang dari tadi tersenyum lebar.

"Aku Park Soobin, tadi Yoongi hyung pulang duluan karena sakit perut," terang pemuda itu.

"A-apa!" teriak Yoora histeris membuat para anggota lain yang sedang beristirahat di pinggir lapangan menolehkan kepala padanya, "kau bilang Kim Yoongi sudah pulang?" Gadis itu mengacak surainya kasar.

"Nae, dia mendadak sakit perut."

Gelenyar panas mulai merasuki hati, ingin rasanya dia mengumpat pemuda bernama Kim Yoongi itu. Namun dia harus meredamnya mengingat senyum secerah mentari Lee Hyun yang meminta melakukan wawancara sialan ini. Mencoba menetralkan emosi dan mimik wajahnya, Yoora menarik napas dan mengembuskannya perlahan, lalu tersenyum pada Park Soobin.

"Terima kasih infonya Soobin-ah, kalau begitu aku pulang saja," ucap Yoora seraya bangkit dari tempat duduk dan menyampirkan tasnya, "oiya, tolong sampaikan pada Min Ki Sunbae, aku mungkin akan meminta jadwal lagi besok."

"Nae, akan aku sampaikan."

"Gomawo," ucap Yoora mencoba tersenyum semanis mungkin menghalau rasa dongkol yang diakibatkan ulah pemuda arogan itu.

Sementara Park Soobin yang melihat senyum Yoora hanya menatap gadis itu takjub.

Cantiknya.

***

"Ya! Kau sedang mengetik artikel atau marah-marah?" tanya Eunjung yang baru masuk ke dalam ruangan. Matanya membulat saat melihat Yoora mengetik dengan sangat brutal.

"Kau tahu tidak Jung-ah? Aku tak habis pikir bagaimana bisa kau menyukai lelaki menyebalkan seperti Kim Yoongi itu," ucap Yoora bersungut-sungut.

"Mwo? Waeyo?" tanya Eunjung kaget.

Yoora berdecak tidak sabaran dan mulai menceritakan kejadian kemarin pada sahabatnya itu.

Setelah mendengar cerita Yoora, Eunjung menggelengkan kepalanya.
"Ya ampun, pantas kau tampak kesal. Aku tak tahu kalau Kim Yoongi separah itu. Aku pernah melihat dia diwawancarai saat keluarganya memberikan donasi yang besar untuk pendidikan di Korea, dia humble sekali. Itulah sebab aku sangat menyukainya."

"Itu karena di televisi dan dilihat banyak orang. Kalau pers sekolah jangkauannya tidak luas, jadi dia bisa seenaknya dalam bersikap. Argh ... aku kesal," teriak Yoora sambil mengacak-acak rambutnya bertepatan dengan masuknya Lee Hyun ke dalam ruangan.

"Kau kenapa Ra-ya?" tanyanya terlihat khawatir.

"Lee Hyun Sunbae," pekik Yoora seraya merapikan rambutnya.

"Ada masalah apa?"

"Ti-tidak apa-apa Sunbae."

Lee Hyun memicingkan matanya penuh curiga. "Apa ada masalah dengan wawancara?"

Ah ... dia memang lelaki yang sangat peka, batin Yoora.

Seperti janjinya, gadis itu tidak ingin mengecewakan Lee Hyun dan akan selalu menampilkan sisi terbaiknya.

"Ani, Sunbae. Aku kemarin sudah mewawancarai Manajer Tim Minki S
sunbae, sedangkan untuk Kim Yoongi aku akan mengatur ulang jadwalnya karena kemarin tidak ada waktu yang pas," putus Yoora memilih berbohong.

"Ah, begitu. Benar tidak ada masalah apa-apa?" tanyanya masih menyelidik.

"Tidak ada Sunbaenim. Terima kasih atas perhatiannya," ucap Yoora tersenyum manis sambil membungkuk sopan.

"Baiklah kalau begitu, aku masuk ke ruanganku dulu karena banyak artikel yang harus aku periksa. Kalau kau kesulitan jangan sungkan membahasnya denganku, ya?"

"Nae Sunbae, gomawo."

Eunjung bersiul.

"Wae? Wae?" tanya Yoora sewot.

"Aku seperti obat nyamuk kalau kalian sedang bicara," ucapnya pura-pura sedih, "kenapa kau tidak membuka hati padanya? Kata orang, punya kekasih saat SMA itu seru dan Sunbae itu jelas-jelas menyukaimu."

"Hm ... no comment," jawab Yoora datar.

"Kau ini cantik Ra-ya, banyak lelaki yang memperhatikanmu kalau kau membuka matamu lebar-lebar."

"Hmm ...." Yoora hanya mengedikkan bahu.

Sebenarnya selain Eunjung, Yoora pun termasuk gadis yang mengalami masa pubertas dini. Dia pernah mempunyai kekasih saat SMP dulu, tapi kisahnya berakhir tidak baik. Semenjak saat itu Yoora lebih memilih menutup diri dan takut menaruh hati pada lelaki mana pun.

***

Siang ini Yoora dihubungi oleh Kang Minki, pemuda itu mengabari kalau Yoongi setuju untuk melakukan wawancara di Cafe Komik dekat sekolah sepulang sekolah nanti. Terpaksa, gadis itu harus menghubungi neneknya dan meminta ijin pulang telat.

Yoora selama ini tinggal bersama neneknya. Wanita tua yang membuka restoran ramyun di lantai bawah rumahnya, restoran kecil tetapi sangat ramai, sehingga nenek harus mempekerjakan dua pegawai. Gadis itu sering membantu sebagai kasir sekaligus pelayan.

Ibu Yoora meninggal saat gadis itu berusia sembilan tahun, kanker rahim. Seorang wanita tangguh yang tidak pernah mengeluh atau pun menampakkan wajah sedih atas penyakit yang dideritanya.

Sedangkan ayahnya seorang pegawai pemerintahan. Setahun setelah istrinya meninggal, dia menikah lagi dengan wanita yang mempunyai anak satu dan menetap di Busan.

***

Gadis itu bergegas menuju Cafe Komik. Kang Minki berkata bahwa Yoongi akan ada di sana pukul 02.00. Yoora cukup familiar dengan cafe ini karena klub pers sering menggunakannya untuk rapat. Cafe tersebut cukup ramai pada jam ini, setelah mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk mencari tempat yang kosong, akhirnya dia dapat tersenyum puas saat mendapati tempat kosong di ujung sebelah kiri dekat lemari yang berisi komik-komik lama.

Presensi Kim Yoongi belum terlihat, gadis itu mendaratkan bokongnya dengan nyaman di atas kursi berbusa. Menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan mencari pemuda itu. Tidak kunjung melihat orang yang dimaksud, Yoora memutuskan untuk mengecek daftar pertanyaan yang sudah dia susun rapi, membacanya berulang kali karena ini harus menjadi berita yang sempurna, demi Lee Hyun.

Sepertinya sudah terlalu lama dia menunggu, gadis itu melirik jam tangannya, sudah lebih dari tiga puluh menit tapi Yoongi masih belum kelihatan. Mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja sambil terus menatap ke arah pintu masuk cafe, ingin rasanya Yoora menghubungi Kang Min Ki, tetapi sesuatu menahannya, dia tidak enak hati selalu merepotkan pemuda itu. Dia pun memutuskan untuk menunggu tiga puluh menit lagi.

Yoora merasa kesabarannya sudah habis sekarang. Mengembuskan napas kasar dia menyambar ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Kang Min Ki.

Sunbae, maaf mengganggu, apakah Kim Yoongi jadi kemari?

Karena aku sudah menunggunya dari tadi.

Tak lama berselang Min Ki menelepon gadis itu.

"Yeoboseo, Sunbae," jawab Yoora dengan nada datar.

"Yoora-ya apa Yoongi belum datang? Padahal dari tadi dia sudah pergi."

"Belum Sunbae, aku sudah menunggu satu jam."

"Sialan dia!" ucap Minki gusar.

"Apakah aku bisa meminta nomor Kim Yoongi? Biar aku saja yang menghubunginya."

"Oke nanti aku kirim di chat."

"Nae Sunbaenim, terima kasih."

"Yoora-ya maafkan ya, dia membuatku malu saja."

Setelah Kang Min Ki memberikan nomor pemuda itu, dia segera meneleponnya, tetapi tidak ada jawaban. Tidak patah semangat, gadis itu kemudian mengirim pesan.

Kim Yoong-ssi, aku Han Yoora dari klub pers yang akan mewawancaraimu, maaf kau di mana? Aku sudah di Cafe Komik, aku duduk di ujung sebelah kiri dekat lemari yang isinya komik-komik lama.

Tidak ada balasan apa pun.

"Argh ... Kim Yoongi berengsek!" umpat Yoora terlalu keras sehingga orang-orang yang berada di sekitar menatap ke arahnya dengan tatapan mencela. Yoora yang malu cepat-cepat keluar dari cafe tersebut.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa lelaki sombong itu tega membuatku menunggu. Lihat saja besok, kalau dia masih saja mempermainkanku seperti ini, akan aku seret dia agar mau diwawancara.

Gadis itu tidak menyadari bahwa ada pria yang sedang memperhatikan semua gerak-geriknya dan mengabarkan semua pada seseorang.

Yoongi tertawa terbahak-bahak hingga perutnya terasa sakit saat dirinya melihat foto Yoora yang dikirimkan orang suruhannya.

Terlihat olehnya, Yoora dengan wajah yang begitu antusias menunggunya di Cafe Komik. Gadis itu membolak-balikkan kertas yang Yoongi tebak sebagai kertas pertanyaan wawancaranya. Pada foto selanjutnya, terlihat gadis itu menguap sambil berpangku dagu tampak bosan.

Jari Yoongi dengan lincah menggeser layar ponselnya sambil tertawa saat dilihatnya Yoora tampak marah dan pergi meninggalkan cafe tersebut sesaat setelah dia menelponnya.

"Bagaimana? Aku memang sangat sulit diraih, eoh? Aku bukan lelaki sembarangan yang dengan gampang kau kata-katai seenaknya," ucap pemuda itu terkekeh, jarinya mengusap wajah Yoora pada layar ponselnya, menatapnya intens.

Tak lama ponselnya berdering, ada nama Kang Minki di layarnya.

"Yeoboseo, Hyung," jawab Yoongi.

"Yak! Yoongi-ya kenapa kau mempermainkan gadis itu, eoh?" teriaknya marah.

"Apa maksudmu, Hyung?" tanyanya pura-pura bodoh.

"Han Yoora, dari klub pers menunggumu lama di Cafe Komik. Kau sudah sepakat untuk diwawancarai hari ini? Kenapa kau tidak muncul, eoh? Dia menunggumu satu jam lebih, kasian sekali dia."

"Ya, ampun maaf Hyung. Siang tadi aku ditelepon ibuku untuk makan siang bersama. Aku lupa kalau ada janji, besok aku akan minta maaf padanya," ucap Yoongi berusaha terdengar bersungguh-sungguh.

"Awas kalau kau mempermainkannya lagi! Sebagai manajer tim aku malu."

"Ya baik Hyung, maaf."

Pemuda itu penutup teleponnya dan kembali tertawa.

"Sabar ya, Gadis Kampung. Saat kau berhadapan denganku nanti, kau pasti terpesona. Siapkan saja hatimu!"

Jangan lupa vote yaaaa sama komen...komen kalian sangat berarti bagiku wahai para wattys

See you next update...

DIKSI DI WORKNINI ASTAGA SEKALI ... TAPI AKU MALAS REVIS WKWKWK
:*

Continue Reading

You'll Also Like

496K 49.6K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
53.9K 3.9K 53
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
296K 30.4K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
322K 24.4K 110
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...