Deadly Nightshade

By AiLi_Lullaby

52.7K 9.6K 3K

『 taekook, joseon, suspense, historical 』 Sang Putra Mahkota mencintai mendiang istrinya terlampau dalam... More

[ intro ] Oleander.
[ 01 ] Helianthus
[ 02 ] Foxglove.
[ 04 ] Ranuculus.
[ 05 ] Avenano
[ 06 ] Datura.
[ 07 ] Donnollah
[ 08 ] Convallaria.

[ 03 ] Myrandia

4.4K 1K 342
By AiLi_Lullaby




Sejujurnya, ia membenci suasana semacam ini. Hiruk pikuk yang sia-sia, kecantikan wanita yang palsu, tarian menggoda dan alunan musik yang ia sangat tahu dengan sengaja dimainkan hanya untuk menarik barang secuil perhatiannya terlebih bagaimana puluhan pasang mata menatapnya puja. Ada banyak di sini, ia tinggal menunjuk satu atau dua atau malah tiga tak jadi soal. Yang mulia—ayahnya— sudah berkata jika malam ini mutlak pestanya.

Tapi justru ia muak.

Taehyung tak butuh hal seperti ini. Hatinya sudah ia tutup serapat mungkin tepat saat mendiang istrinya beristirahat di liang lahat bersama sang anak yang bahkan belum mencicipi hangat dekapannya. Membuat sisi hatinya yang cerah menjadi kelabu. Mendendam dalam bisu, terus mencari sesuatu, seberkas informasi apapun tentang penyebab kematian sang istri dan jabang bayi.

Membuatnya menjadi sosok angkuh, berhati baja, keji, tidak mempercayai siapapun dan tak ingin lagi jatuh hati.






"Mereka semua begitu menarik, tidakkah kau ingin mencoba satu?" suara sang jenderal— Jung Hoseok — memecah lamunan panjangnya.

"Mencoba satu?" alis putera mahkota terangkat naik, tidak suka.
"Pikirmu wanita itu pakaian?"

"Oh ayolah! Putera Mahkota, setidaknya aku ingin kau menyenangkan hati Yang Mulia. Ayahmu menghabiskan waktu di taman akhir-akhir ini. Duduk menyendiri, seperti memikirkan sesuatu yang pelik. Sampai suatu saat ia memanggilku untuk berdiskusi soal tahta dan masa depan dinasti ini. Soal kerasnya hatimu yang tidak ingin memiliki keturunan selain dari mendiang istrimu. Aku kasihan pada Yang Mulia... "

Hoseok meletakkan pedangnya di meja, lalu duduk tepat di samping Kim Taehyung. Mereka berada di aula utama, dimana Taehyung masih enggan berdiri sekedar berbaur dengan tamu pesta atau puteri dan bangsawan yang menunggu untuk ia pilih sebagai pendamping, meski itu juga tidak mungkin.

Para gisaeng yang telah selesai menghibur tampak undur diri. Separuh menggiring diri ke hadapan para pejabat istana yang tertarik menyewa, lainnya sibuk berbenah untuk kembali pulang.

Mata Hoseok mengedar, mencari-cari sesuatu yang ia penasaran sejak awal.
"Jadi Gisaeng cantik itu benar-benar sakit ya?"

"Siapa?" tanya Taehyung tanpa minat, hanya sekedar basa-basi memulai obrolan dengan teman sejak kecilnya ini.

"Bae Joohyun, yang tercantik di gyobang milik Hojang Kim Seokjin. Dia mahal dan ya itu tadi— cantik."

Kekehan Taehyung terdengar samar, sorot matanya seakan sedang mendengar lelucon dari sang jenderal. Hoseok bingung, dimana letak lucunya.

"Apa sekarang Jenderal-ku yang terkenal bersih mulai tertarik bermain dengan seorang gisaeng?"

"Hei, jangan sekaku itu! Aku pun pria dewasa. Normal untukku sesekali menginginkan sesuatu yang bisa membantuku melepas sejumput hasrat. Memangnya aku itu dirimu— yang entah masih punya hasrat bercinta atau tidak."

Tak ada rasa takut di sana, Hoseok dan setiap kata asalnya. Mereka terlampau dekat, terlalu santai untuk berbicara jika sedang berdua saja dalam situasi nonformal begini.

"Apa Selir utama masih sering menggadang-gadang Pangeran Namjoon untuk menggantikanmu?" kali ini tak ada candaan. Hoseok berbicara dengan nada yang lebih rendah, serius dan samar.

Taehyung memandang angkuh ke depan, matanya mengunci satu titik yang berada tak jauh dari sana. Sang selir utama ayahnya dan putera tunggalnya— Kim Namjoon.

"Tidak. Lebih tepatnya, tidak tahu dan tidak peduli. Aku tak begitu pusing memikirkan tahta. Toh, ayahku yang kelak memutuskan. Aku punya urusan yang jauh lebih penting... " ia memutar kepalanya, menatap Hoseok dengan mata yang dipenuhi rasa ingin mencabik dan marah.
"... mencari orang yang menyebabkan istri dan anakku meninggal."

"Dendam tak akan membuat hidupmu tenang, Putera Mahkota."

"Tidak masalah," jawabnya berapi-api. "Aku sudah minta Penasihat Park untuk mengumpulkan semua informasi soal pemberontakan 5 tahun yang lalu. Dan begitu kudapatkan orang itu, maka tanganku sendiri yang akan memenggal kepalanya di atas pusara istriku."

Pembicaraan terhenti saat seorang punggawa datang, membungkuk hormat dan berbisik pelan pada Hoseok. Setelahnya, senyuman miring menhiasi wajahnya. Seakan mengejek pada pria dingin di hadapannya ini.

"Putera Mahkota— ayahmu sudah menyiapkan seorang perempuan cantik di atas tilam... Kuharap kau bersenang-senang malam ini."

Maka Taehyung hanya mengumpat dalam hati, merasa kesal pada sang Ayah yang gegabah dalam membuat keputusan. Mengapa ia masih dipaksa bermalam dengan seorang wanita?

Akan tetapi, menolak bukanlah suatu bentuk dari budi yang baik. Ayahnya ialah Yang Mulia, Kaisar...
Dan membantah adalah satu bentuk tindakan yang bisa membuat penguasa bumi dan langit bisa murka.  Hanya hela nafas gusar yang bisa ia lakukan sekarang.

"Doakan aku, Jenderal Jung!"

"Doakan bagaimana?"

"Doakan aku tidak membunuh wanita itu, karena murka ia meniduri ranjang milik mendiang istriku."

Hanya anggukan pelan diberikan, dan sebuah doa berkebalikan. Hoseok berharap, kebekuan hatinya segera cair. Taehyung tidaklah seburuk ini jika saja mau legowo pada takdir.

"— semoga orang yang dipilihkan ayahmu malam ini, bisa mengubah hatimu yang batu menjadi salju, Putera Mahkota."

























Jika boleh memekik gemas atau mencubit pipi atau memeluk erat seakan milik sendiri, maka Park Jimin sudah melakukannya dari tadi. Melihat bagaimana gisaeng muda ini menggerutu, menghentakkan kaki kesal lalu tampak seperti orang yang hendak memakan orang— sungguh lucu.

Kedua mata bulat itu dipaksa melotot, yang entah Jimin bingung. Dia harus pura-pura takut atau justru terbahak-bahak. Yang Mulia memintanya membawa Jungkook ke istana pribadi Taehyung. Sebagai satu-satunya orang kepercayaan Taehyung ia dipercaya akan hal itu.

Maka di sinilah ia, bersama gisaeng yang sedari tadi berdoa agar bisa membunuh Taehyung dengan cepat agar identitasnya sebagai lelaki tidak perlu tersibak.

"Kau cantik."

Puji Jimin padanya dan sumpah demi Dewa— Jeon Jungkook sama sekali tidak terharu apalagi senang. Yang benar saja, bahkan dibalik helai tipis pakaiannya ini ada otot kekar yang siap untuk menghajar seseorang.

"Yang Mulia memilihmu untuk menjadi teman Putera Mahkota malam ini. Aku cukup terkejut saat beliau memintaku menggiringmu kemari tadi, bukan apa-apa sih. Hanya saja—,"

Jimin menjeda sejenak, lalu membalik badan. Bersedekap ke arah jendela ruangan yang terbuka, memandang kosong ke depan.
"— ini kali pertama seorang gisaeng diijinkan menginjak istana pribadi anggota keluarga kerajaan. Dan aku tahu, Yang Mulia sudah terlampau frustasi di detik ini."

"Apa maksud anda?" Jungkook bertanya dengan pelan, tertarik.

"Kau ingat bukan, pemberontakan Hanseong lima tahun silam? Dimana Puteri Jisoo meninggal dengan anak di kandungannya. Sejak saat itu, Putera Mahkota menutup diri dan hati. Menjadi begitu keras tanpa empati. Bahkan ia tidak tertarik pada paras cantik puteri manapun malam ini."

Jimin kembali memutar tubuh sampai mereka berhadapan. Matanya menyipit ketika tersenyum pada Jungkook dan ada semburat harap di sana.

"Karena itulah Yang Mulia memilihmu. Kudengar, Gisaeng tercantik dari Gyobang Hojang Kim Seokjin itu sakit. Selama ini, tak ada yang mampu menggantikannya merebut hati para penikmat pertunjukan seni kalian. Tapi malam ini, Yang Mulia melihat sendiri dari kejauhan bagaimana Puteranya acap kali mencuri pandang saat kau menari dan memainkan gayageum... "

Jungkook merasakan sesuatu yang sangat tidak enak di sini. Sungguh firasatnya berkata jika setelah ini akan ada hal besar terjadi, semoga bukan yang buruk.

"Selamat berjuang, Gisaeng Jeon Jungsoon! Semoga kau bisa membuat Putera Mahkota yang kaku itu jadi sedikit liar malam ini... "

Rahangnya hendak merosot, pikirannya mengambang.
"Jungsoon? Liar? Apa maksudn—"

"Hojang Kim Seokjin sendiri yang bilang, namamu Jeon Jungsoon. Dan kau cukup mahal serta berpengalaman di ranjang. Yang Mulia sudah memberikan tiga kantung penuh emas untuk Seokjin atas bayaranmu melayani Putera Mahkota malam ini."




Entah mengapa di detik ini juga, rasanya ia ingin menghujamkan belati beracun itu ke dada Seokjin yang keparat sekali tega menjualnya.

Dasar Hojang matrealistis!
















"Kalau begitu, aku permisi! Putera Mahkota akan tiba sebentar lagi. Dan oh iya—"

Jimin tusuk rambut palsu Jungkook sampai separuh rambutnya yang tadi tergelung lantas tergurai indah.

"— dia suka pada wanita yang menggerai rambutnya begitu saja."

Tertegun. Membiarkan Jimin berlalu pergi dan sekarang Jungkook  merasa bodoh di sini. Berpakaian seperti gisaeng, dipuji cantik, disuruh melayani putera mahkota di ranjang... Ini gila!

"Okay, tenang Jeon Jungkook! Kau hanya harus menggodanya lalu menikamnya... "

Ia bicara sendiri sambil berpikir. Lantas menggeleng cepat.

"Ahh tidak! Lupakan bagian menggoda! Aku hanya harus menusuknya."

Ia tersenyum, tapi kemudian menggeleng lagi.

"Tapi jika tidak kugoda, bagaimana aku bisa berada dekat dengannya dan menusuknya? Lalu apakah aku harus menusuk dari depan atau belakang? Dari belakang sajalah, lebih gampang. Arrggghhh— kenapa jadi begini!"

Keluhannya yang samar mengundang kernyitan halus dari sosok tegap yang baru masuk dan menutup pintunya. Pria itu memandangi tubuhnya yang begitu bersih, tertutupi oleh pakaian transparan khas gisaeng penggoda.






"SIAPA YANG MAU KAU TUSUK DARI BELAKANG?"






_💜_

Hawooooo, Have a good day!

Fatharai TootooBoo is here

Jasa free tag joliyeol

And spesial for ghouldens , thx for support dan inspirasinya.

1346 words, hope you can enjoy it.

Kalo putera mahkota nya dia, aku mau dong jadi gisaengnya... 🤧😭🌚

Continue Reading

You'll Also Like

200K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
776K 49.5K 95
Cerita sekuel dari 'Katakan: karena sebuah cerita berawal dari sebuah kata Meraih cinta itu mudah, tidak semudah itu memang. Mungkin tampak lebih mud...
29.9K 3.2K 15
«Jika dunia tidak menerima kita,mari kita buat dunia kita sendiri,hanya kau dan aku didalam nya» Lalisa Manoban. +++ GIP area! jangan ditiru 🔞
782K 79.8K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...