Karena Cinta (Akan ada revisi...

By ViraMarcellasary2

218K 9.7K 102

#1 Akmil dari 286 Cerita 09032020 #1 Nindya Dari 43 Cerita 09032020 #2 Bintara Dari 28 Cerita 09032020 #1 Kow... More

Prolog
1. Lulus
2. Sok Pintar
3. Warung Mba Uci
4. Berjuang
5. Apa Kabar?
6. Tidak Berpihak
7. Selamat Tinggal
8. Berlalu Setahun
9. Betulkah dia?
11. Letda Andika Bagus Widodo S.S.T.Han
12. Noel Dan Nindya
13. Rindu Kembali
14. Pindahan
15. Selamatan
16. Rahasia Suci
17. Rindu, Tapi Aku Takut
18. Menghindar
19. Mencoba Mengerti
20. Kotak P3K
21. Urusan Dinas Dan Urusan Pribadi
22. Lebih Baik Menjauh
23. Tidak Ada Kepercayaan lagi
24. Menyesal
25. Ku Mau Dia
26. Kembali Lagi
27. Putra Dan Hanum
28. Pedang Pora
29. Terimakasih Bagus
30. Nemenin Bagus
31. Masak Sendiri
32. Tidak Butuh Waktu Lama
33. Untuk Bersama
34. Alhamdullilah Sah!
35. Istri ku
36. Hadiah Istimewa
Part 2!!
🌻[Sequel]🌻
Visual♥
🌼Double B🌼
•Laskar Dan Takdir•
Storial

10. SERDA (K) NINDYA ADYAS NIGRUM

5K 249 1
By ViraMarcellasary2

Jangan lupa vote dan komen ya!



Setelah apel pagi para prajurit pusdik Kowad melakukan kegiatan mereka satu-persatu, para siswa secaba (sekolah calon bintara) kowad kembali untuk latihan dan belajar pagi. Para pelatih sudah siap dilapangan dengan wajah sangar, Nindya melihat dari depan aula makan ia tersenyum melihat para junior nya merayap dan jalan jongkok. bukan karena Nindya senang melihat orang lain susah tetapi Nindya bangga pada mereka yang berani. mungkin sekarang mereka akan terihat jelek dan menakutkan tetapi nanti saat nya tiba mereka akan dipandang orang sebagai wanita istimewa.

Nindya pernah ada di posisi mereka, kaki sakit, kepala pusing tetapi semua memang harus dilewati. Bukan mawar penghias taman tetapi melati pagar Bangsa itulah motto seorang Kowad yang bermakna bahwa "Kowad bukan sebagai wanita penghias lingkungan kerja tetapi merupakan Prajurit Wanita yang berhati bersih, jujur, mandiri, bertanggung jawab dan menjunjung tinggi kodrat kewanitaanya serta penuh pengabdian kepada Bangsa dan Negara "

Saat Nindya sedang asik melihat para juniornya yang dijungkir oleh pelatih tiba-tiba saja Adista datang membawa tumpukan berkas, karena Adista bagian keuangan jadi semua urusan kas Adista lah yang mengurus. jika Adista tidak menandatangani satu pencarian dana, dana tidak akan cair sedangkan Nindya berada di bagian Gudang senjata makanya dirinya bisa sesantai sekarang tetapi kadang Nindya juga menemani Komandan saat kunjungan.

Nindya melirik Adista "cair nih bu he..he..he" Adista menaikan sebelah alisnya "Cair kagak keriting iya ni tangan gue" Nindya tertawa mendengar jawaban Adista "eh,eh Nin tolong ambilin sprin di meja gue dong, pake acara lupa lagi bawain ke kantin yo" Adista melenggang pergi membawa tumpukan surat itu. Nindya bergegas menuju ruangan rekannya itu, sebelum pergi ada seorang pelatih berhijab memanggilyan "San Nindya, digudang ada siapa?" Nindya yang sadar itu seniornya langsung menegapkan badan nya "Siap mbak, ada Serda melda. petunjuk mbak?" pelatih berhijab itu menganguk

"Oalah yasudah, saya mau ambil senjata. takutnya nggak ada yang jaga kan capek saya udah jalan kebelakang nggak ada orang he...he"

Nindya tersenyum sopan "siapp, ijin mbak saya aja yang ngambil. petunjuk?"

"nggak usah saya mau sekalian ke kantin kok, lanjut aja" perintah pelatih tersebut "siap mbak, ijin mbak" setelah berpamitan Nindya langsung menuju ruangan Adista.

ruangan adista tidak begitu ramai, hanya ada beberapa orang saja "Sibuk banget bang Ambon" sapa Nindya pada lelaki berbadan besar itu, yang disapa menoleh lalu tersenyum "Ini loh komputer Virusnya seabrek-abrek bikin pusing, ngapain Nin?"

Nindya mengambil amplop di atas meja Adista "tapikan udah biasa ya santai aja bang he..he..he, ambil sprinnya si Adista ini. penasaraan saya" jawab Nindya sopan

"eh saya dengar katanya kamu sama Adista Mau dikjur ya? sayang banget ditinggal dua kowad cantik" Nindya mengerutkan dahinya bingung.

"belum pasti si bang, ya nunggu sprin nya turun dulu"

"ituloh yang kau pegang itu sprinnya, dikjur kemana dek?"

Nindya membuka surat yang ia pegang karena penasaraan"Jasmil bang, ya paling jadi pelatih ntar" Jawab nya sambil membaca singkat surat yang ia pegang.

"semoga balik ke sini ya, ngelatih junior-juniornya"

Nindy Tersenyum Sopan "Iya bang, semoga balik lagi. masih betah disini he..he."
setelah itu Nindya meninggalkan ruangan itu dan menuju ke kantin untuk menemui Adista.






---------





Sesampainya di mes Nindya langsung merebahkan dirinya ke kasur, Adista sedang makan di dapur. Tidak lama Ponsel Nindya berbunyi ternyata sang bunda yang menelpon. setelah mendapat kabar dirinya akan melaksakan Pendidikan Kejuruan bersama Adista, Nindya mulai menghubungi sang bunda namun tidak jua di angkat. Nindya mengangkat dengan Mata terpejam "Assalammuallaikum bundahara" terdengar sang bunda seperti terkekeh saat sang anak memberi salam "waalaikumsallam bu tara, tumben banget nelponin bunda. kenapa nak? ada sesuatu, cerita coba" Nindya menarik Nafas nya "Nindy mau Pendidikan Kejuruan bun"

"Kena di mana neng? tapi kok suaranya kaya nggak semangat gitu" tanya bunda.

Nindya mengubah posisinya menjadi duduk "Nindy kena di Jasmil bun,bukan nya nggak semangat bun, ternyata perjuangan Nindy masih panjang he..he" Jelas Nindya.

Bunda tersenyum"Neng sampai nanti pun perjuangan neng masih terus berlanjut nak, nggak ada perjuangan yang selesai. ingat ini pilihan neng,  jalani semua dengan iklas insyaallah mudah semuanya" Nasehat Bunda kepada Nindya.

Nindya terisak merindukan Bundanya "Bunda Nindy kangen bun" Bunda hanya terkekeh "eh yang mau jauhan kan neng, jadi nggak usah sedih-sedih enjoy aja enjoy. mau ngomong sama ayah nggak mumpung nggak .sibuk nih si bapak" Nindya mengelap air matanya "ishh bunda, mau deh bun"

"halo bu tara" terdengar suara serak sang ayah.

Nindya tersenyum lebar "Ayah samperin Nindy dong" Minta Nindya Manja

"ogah ah, ngapain nyamperin. orang neng yang mau jauh kok"

"Dih ayah jahat banget deh, yah Nindy Mau pendidikan kejuruan loh"

"Kena dimana neng? Jangan-jangan Polisi Militer kaya ayah ha..ha..ha" Nindya berdecih kecil mendengar jawaban sang ayah.

"Dihh nggak yah, Nindy kena di jasmil. kita biarpun satu rumah, harus beda satuan dong yah ha..ha" Jawab Nindya

terdengar suara kekehan dari sang ayah "Yasudah buat bu tara nya ayah dan bunda tetap semangat ya nak, jangan tinggalin sholat nya bekerja dengan ikhlas ingat sumpah untuk negara"

Mata Nindya mulai memanas, ia sangat rindu Ayah dan Bundanya "Iya yah, pokoknya tunggu Nindy pulang ya yah" Nidya mendegar ayah nya Terkekeh "Iya iya. yasudah ngomong sama bunda dulu ayah mau siap-siap ke acara"

Tidak lama kembali terdengar suara Bunda "Halo neng, udah ya ntar Bunda telpon lagi. neng jangan lupa makan ya nak"

"Mau kemana sih bun? riwueh banget"

"ada acara di rumah tante heru, laras Tunangan sam..." Belum selesai bunda bicara sudah di potong Nindya "oh yaudah bun lanjut aja, Nindy mau makan siang dulu"

"oh yasudah nak iya, asalamuallaikum" setelah menjawab salam Nindya terdiam, Ucapan Tante heru dan tante wira ternyata terwujud. Sekarang Bagus sudah menjadi milik Laras, Nindya tertawa dalam Diam.

mungkin setelah ini Nindya akan tenang pulang ke rumah, Bagus yang dahulu Miliknya. Bagus yang selalu ada untuknya, kini sudah bersama Orang lain yang Bagas Tau Nindya tidak menyukai nya.

Adista terkejut mendapati sahabat nya itu menangis pelan. Adista mendekat "Ihh Nin lo kenapa?" Tanya adista yang masih mengenakan Pakaian dinas

Nindya mengeleng "nggak apa-apa, cuma kangen Bunda aja" Adista tidak percaya, ini Bukan Nindya. selama berteman Nindya tidak pernah begini saat merindukan sang Bunda "nggak lo bohong, kenapa cerita nggak?" Paksa Adista.

Nindya menatap Adista, Lalu memeluk Sahabat karip nya itu "Bagus tunangan sama laras Dis" Bukan Main terkejutnya Adista, Adista tidak begitu mengenal Bagus, Namun Adista tau semua cerita dari Nindya.

Adista mengelus-elus Pundak Nindya "Udah dong, mungkin ya ini udah jalan terbaik nya Nin. Lo pikir, kalau misalkan lo sama dia sama-sama mendam rasa terus lo balik Bukan lagi Nindya yang dulu tapi lo udah jadi Sersan sedangkan Dia prada. kalian sama-sama sakit dan nggak mungkin kalian bakal ngerelain karir kalian cuma buat cinta " Adista mencoba menenang kan "Nggak usah nangis, doain aja semoga mereka baik-baik aja jadi keluarga yang baik udah jangan malah lo tangisin ehh buang-buang air mata lo aja tau nggak" Nindya mulai menarik badan nya lalu mengelap air matanya.

Nindya menarik nafas pelan "Iya dis, gue coba relain. karena dari awal ya gue nggak mau terus gini" Balas Nindya

Adista tersenyum paham lalu kembali ke posisinya sambil memainkan ponsel"Yaudah ntar malam siap-siap deh buat berangkat"

"iya dis iyaa,sedih gue mau ninggalin mes ini" Adista melempar Nindya dengan Bantal "halah lo sedih gara-gara bagus mau tunangan Bu, bukan gara-gara mau dikjur" Nindya tertawa memdengar jawaban sahabatnya itu

Nindya sangat senang memiliki Adista, Rekan kerja sekaligus Saudara. Adista penenang karena ia jauh dari bunda, ingin rasanya Nindya menjodohkan Adista dan Sang kaka namun Adista belum mau kenal sama siapa pun dulu.

Sama seperti Adista, Nindya Masih ingin belajar banyak dan memperbaiki karir nya. Ia tidak akan begitu-begitu saja, ia akan belajar lebih baik untuk semua yang berjuang bersamanya.

'Selamat Gus, Semoga lo bahagia. Semoga itu pilihan terbaik lo, gue nggak akan nagih janji lo ke gue dan gue bakal lupain janji itu dan anggap nggak ada apa-apa antara kita' Batin Nindya lalu mulai menghapus fotonya berasama Bagus.








============
Next guys!!💚
jangan lupa Vote, maap kalau ada kesalah ya❤

Continue Reading

You'll Also Like

64.9K 4.3K 30
Aku menatap lelaki yang duduk di sampingku dengan binar penuh tanya. Kenapa lelaki ini yang ada di sini? Bahkan aku bisa melihat dua anak kecil yang...
123K 5.2K 55
[COMPLETED] Elang cowok tampan tak tersentuh dia penyendiri. Buku buku tebal selalu menemaninya. Dia sama sekali tidak culun hanya saja dia menjauhi...
235K 49.1K 26
if you want a sorta play with your feelings, just read this. [hr #15 in ss] © remahrengginang_ , 2017
375K 25K 53
Jafran family kembali hadir membuka lembaran baru nya dengan berbagai coretan tinta warna-warni. berbagai lika-liku perjalanan cinta mereka sudah mer...