instant-story [SinB]

By HeeramiTruffle

23.3K 1.7K 178

SinB x Boys one shot collections of SinB's story being paired with any male kpop idols. More

Hwang SinB
SinB x Jungwoo NCT
SinB x Kino Pentagon
SinB x Seungmin Straykids
SinB x Seonghwa ATEEZ
SinB x Beomgyu TXT
SinB x Doyoung NCT
[1] SinB x Seungyoun (Woodz)
SinB x Heeseung Enhypen
SinB x Sunwoo The Boyz
SinB x Hendery WayV
SinB x Sejun Victon
SinB x Jungwon Enhypen
SinB x Jimin BTS
SinB x Donghyun AB6IX

SinB x Wonwoo Seventeen

2.2K 151 17
By HeeramiTruffle


Suara guntur tak henti-hentinya memekakkan telinga. SinB yang sore itu terpaksa membolos kuliah jam sorenya, kini membungkus dirinya dengan lilitan selimut, di atas kasur super nyamannya sambil menonton series kesukaannya yang sempat tertinggal.

Ughh mood..

Dia sengaja menaikkan volume speaker laptopnya sampai full. Apartemennya sedang dalam keadaan sepi. Dia hanya tinggal berdua saja dengan kakaknya—Sowon—yang kini sedang ada tugas dari kantornya ke luar kota. Jadi dia bebas untuk berisik.

Keasyikkan menonton, SinB tak sadar jika ponselnya terus saja bergetar di nakas samping tempat tidur. Sebenarnya lebih ke tidak peduli, dia sedang tidak mau diganggu siapa pun, sampai mengubah ponselnya ke mode getar saja.

SinB kemudian memencet tombol space untuk mem-pause series itu. Tenggorokannya mulai terasa kering, membutuhkan cairan dengan segera.

"Euhh anjir lagi pw kek gini malah kudu keluar ambil minum! Sialan, bego banget! Bukannya siapin dari tadi!" Rutuknya pada diri sendiri.

Dia mau tidak mau beranjak dari singgasana kasurnya. Melepaskan diri dari belenggu kehangatan selimut yang sudah membuatnya nyaman dan hangat tak tertandingi. Memangnya pelukan doi saja yang nyaman?

SinB melangkah keluar kamar, kegelapan di apartemen ruang tengah langsung menyambutnya. Ia cukup malas untuk menyalakan lampu. Lagipula hanya ada dirinya sendiri saat itu. Boros. Gadis itu mengedikkan bahunya lantas mengambil langkah ke arah dapur.

Di dapur, dia langsung membuka kulkas tanpa menyalakan lampu utama dapur. Hanya lampu malam remang-remang berwarna kuning di pojok dapur yang menemaninya. Dia membungkuk, melihat rak bagian bawah.

Emm, ada soda, air mineral, sirup, dan susu.

"Soda.. apa susu ya??" Gumamnya lama penuh pertimbangan. Bola matanya berkali-kali memindai jajaran minuman yang tersedia di kulkas itu.

Tiba-tiba SinB merasakan tepukan pelan di pantatnya.

Tubuh SinB menegang sempurna. Bola matanya kini bergerak gusar dan gelisah. Ia begitu takut untuk sekedar bergerak seinci pun.

Ya tuhaaan, itu siapa?

Masa maling, sih? Mana mungkin bisa masuk!

Anjirrr masalahnya ini maen tepok-tepok pantat gue, woy!

Kak Sowon masih di Malang kok, gue tadi liat dia nge-live.

Nyokap gak mungkin ke sini tiba-tiba juga.

Terus ini siapa dong anjirrrr? Huwaaaa!

Tiba-tiba SinB kembali dibuat panik tat kala kakinya ada yang mengusap pelan. Sebuah tangan dingin. Ia dapat merasakannya. Tubuhnya langsung bergidik ngeri.

Sialan!

Woy, ini gimana dong??! Gue takuttt! :(

Kemudian SinB mendengar suara cekikikan di belakangnya. Suara yang sangat familiar di telinga SinB. Gadis itu menggeram seraya merapatkan kedua matanya.

Anjirrr!

Dengan kesal, SinB beranjak dan menutup kulkasnya dengan sekali bantingan, untung tidak rusak juga pintunya. Ia langsung membalikkan tubuhnya menghadap si pelaku dengan garang.

"Ahahhhhahahahahhahahawkwkw!"

Si pelaku berjenis kelamin pria yang melihat wajah panik plus kesal SinB semakin keras tertawa.

SinB yang semakin kesal, langsung saja melayangkan pukulan pada tubuh pria itu dengan tangan kosong. Ia memukuli si pelaku tanpa ampun, melepaskan kekesalan.

Gosh! How dare he made me scared like hell!

"Awww! Ouch! Aduh, ampun.. sayang.. gak lagi, deh, ampunnn, Bi.. Awwh!" Pria itu terus mengaduh mendapat pukulan bertubi-tubi dari SinB.

"Anjirr! Rasain, nih!" SinB meninju pundak dan dada pria itu, "rese banget! Bisa-bisanya jailin gue! Gak lucu, tau, gak?!" Amuk gadis itu, tangannya belum puas menghabisi si pelaku.

Pria itu dengan susah payah meraih dan mengamankan kedua tangan SinB. Gadis itu tentu saja meronta-ronta, kemudian perlahan berhenti. Capek. Ia berhasil menghentikan amukan Nyai Roro Maung.

Nafas keduanya masih memburu. Mereka sama-sama berusaha mengatur pernafasan. Kedua tangan SinB pun masih dikunci si pelaku.

"Maaf, Bi.." Lirih pria itu membuka suara.

"Ye. Dimaafin." Balas Sinb cepat kelewat dingin. Matanya mendelik kesal.

"Belum dimaafin ih.. Kamu gak ikhlas itu," pria itu merengek.

SinB memutar bola matanya malas, ia sangat tahu apa yang pria itu inginkan jika sudah merengek padanya. Dengan setengah hati ia terpaksa melakukannya. Gadis itu menghela nafas pasrah, melepaskan kedua tangannya dari cekalan, memegang kedua pundak si pria sebagai pegangan, lalu menjinjitkan kakinya, dan dengan cepat mengecup singkat bibir pria itu. SinB segera menjauhkan tubuhnya.

"Tuh! Udah, ya.. Kak Wonwoo sayang.." Ucap SinB sarkastik, merasa jengkel.

Pelaku yang ternyata bernama Wonwoo itu langsung melebarkan senyumnya setelah mendapat kecupan. Ia dengan cepat mengangkat tubuh gadis di depannya itu ke atas pantry, membuat SinB melebarkan matanya.

"Heh! Ngapain?! Turunin!" Omel SinB terkejut. SinB bergerak hendak turun, namun pria itu menahannya.

Pria itu mencondongkan tubuhnya ke arah gadis itu, wajah keduanya kini berada di level yang sama. Sakit lehernya menunduk terus, apalagi dengan kondisi remang-remang cahaya di dapur itu. Susah sekali rasanya hanya untuk melihat wajah cantik gadisnya itu.

Kangen banget Wonwoo tuh.

Nah, kalo gini kan enak..

Wonwoo tersenyum senang, ia menarik dan memeluk tubuh mungil SinB di hadapannya, setelah puas memandangi wajah gadis itu dari jarak dekat. Wonwoo menempatkan kepalanya di perpotongan leher SinB. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh gadis itu.

SinB yang diperlakukan seperti itu hanya bisa terdiam, tak niat merespon perlakuan pria itu. Dia masih kesal, ya.. meskipun ada sedikit rasa berdebar akan skinship yang mereka lakukan.

"Kamu ngapain ke sini gak bilang-bilang dulu, Kak? Ngagetin aja! Aku parno, tau!" SinB mencebikkan mulutnya.

Wonwoo mengeratkan pelukannya, ia mengusap-usap punggung SinB, mencoba menenangkan gadis itu yang masih kesal, terdengar dari nada suaranya.

"Aku udah WA kamu, aku udah line kamu, aku udah kkt kamu, aku udah DM kamu di twitter sama ig, aku juga udah telpon kamu berkali-kali lewat semua app. Gak ada diwaro, tuh," balas Wonwoo lembut.

SinB memamerkan cengirannya mendengar jawaban pria yang tengah memeluknya itu . Wonwoo yang meskipun tak dapat melihat wajah SinB, namun bisa merasakan tubuh gadis itu yang tak lagi menegang, terkekeh berdecak gemas.

Kini tangan SinB bergerak membalas pelukan Wonwoo. Ia memeluk tubuh pria itu, membuat hatinya semakin tenang.

"Maaf, Kak.. Aku kira itu cuma notif dari anak-anak yang berisik nanyain aku, karena aku bolos kuliah sore hehe," cicit SinB pelan, "makanya aku anggurin aja hape-nya," tambah SinB lagi.

"Kamu kenapa bolos, hmm?" Tanya Wonwoo, seraya mengelus-ngelus kepala SinB.

"Ujan gede tiba-tiba dari tadi si—"

Wonwoo mengangkat kepalanya menghadap SinB lagi tanpa melepas pelukan, "kan ada aku. Kamu bisa telepon aku kapan aja, Bi. Aku pasti nganterin kamu.." Potong Wonwoo tiba-tiba. Terdengar nada prihatin, khawatir, juga pasrah dari suaranya.

SinB tersenyum tipis menatap tatapan khawatir pria itu, kemudian menggelengkan kepalanya pelan.

"Pindah yuk, Kak? Di sini dingin." Seru SinB tiba-tiba.

Mendengar respon SinB, Wonwoo menghela nafasnya berat, kemudian tersenyum pasrah. Ia lalu melonggarkan pelukannya. Kedua mata pria itu nampak membulat kaget tat kala menyadari pakaian yang dipakai oleh sang gadis.

SinB langsung merutuki dirinya sendiri. Duh.. Karena dia di apartemen hanya  seorang diri, ia hanya mengenakan pakaian simple. Hanya tanktop berwarna pink dan celana kain yang sangat pendek.

Ya—salah Wonwoo juga kenapa datang tiba-tiba tanpa kabar terlebih dahulu. Kalo ada kabar kan, SinB bisa bersiap diri memakai pakaian yang lebih sopan.

Eh, sebenarnya salah SinB sih, kan dia yang tidak memeriksa ponsel.

"Kamu ngapain pake baju kaya begini?" Omel Wonwoo sambil menepuk pundak polos SinB pelan, "pantes aja kamu kedinginan!" Omelnya lagi. SinB hanya mampu menyengir menunjukkan wajah tanpa dosanya, "hehe.."

Sebenarnya Wonwoo sudah kelewat gemas dengan gadis itu. Ini pertama kalinya dia melihat Sinb dalam balutan pakaian sependek itu. Tapi sebisa mungkin ia meyakinkan dirinya untuk sadar diri.

"Ayo, ke kamar," ajak SinB pelan, "tapi sebelumnya ambilin aku dulu minum, yaa, Kak Wonwoo sayang.." Pinta SinB dengan suara yang sengaja dibuat seimut mungkin.

Wonwoo kembali tersenyum, menurut. Ia beranjak menuju kulkas, lalu mengambil sekotak susu, menyerahkannya ke SinB. SinB dengan senang hati menerimanya.

Wonwoo mengusak puncak kepala SinB gemas.

Dia kembali memeluk Sinb, "abisin dulu susunya di sini, aku tungguin, abis itu kita ke kamar.." Kata Wonwoo lembut.

SinB sempat termangu, namun tetap menuruti perintah Wonwoo. Ia meminum susunya dalam diam, seraya membiarkan tangan Wonwoo yang mulai bergerak tak tinggal diam.

Ugh.. Jantung SinB sudah ingin melompat dari dadanya. SinB ingin cepat-cepat menghabiskan susunya dan kembali ke kamar, tapi jujur saja, dia juga tak ingin mempercepat momen saat itu. Sungguh.

Ini kok susu lama banget abisnya? Heh! Cepet abis dong, su!

"Udah?" Tanya Wonwoo tiba-tiba.

SinB cepat-cepat menyedot habis susunya, "eh, i-iyaa udah.." Gadis itu merutuki dirinya sendiri karena tergagap.

Semoga aja ga nyadar.. please!

Wonwoo melepaskan pelukannya. Dia mengambil kotak susu bekas di tangan SinB dengan pelan. Mata gadis itu membelalak kala melihat Wonwoo mengemut pelan sedotan bekas SinB dengan santai nampak disengaja.

Entahlah, mungkin mengecek apakah sudah habis atau belum.

Atau..

Hanya sengaja menggodanya?

Whoaaa..

Wonwoo kemudian melempar kotak itu ke tempat sampah yang berada di belakangnya di bawah kitchen set. Mata SinB nampak awas memperhatikan segala pergerakan yang Wonwoo buat.

Senyum khas pria itu kembali muncul, dia dengan cepat menarik tubuh SinB dari pantry. Refleks SinB mengalungkan kedua tangannya ke leher Wonwoo. Pria itu menggendong tubuh SinB dan membawanya meninggalkan dapur. Tangan satunya menahan pantat SinB, satunya lagi memeluk pinggangnya.

SinB dibuat terpaku. Tubuhnya serasa membeku, ia sudah panik, panas dingin.











Di kamar SinB, ponselnya tak berhenti bergetar. Beberapa pop up notifikasi chat bermunculan.

Pop up terakhir itu terlihat,

Mingyu Kim
Bi, bsok jam 10 gue jmpt lo, fitting gaun di...





———————Heerami_Truffle

Continue Reading

You'll Also Like

415K 33.6K 65
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"
37.2K 4K 16
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
202K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
37.5K 3.5K 21
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...