Ekspedisi Warung Kopi

By PaiBian

739K 153K 56.6K

[SUDAH DINOVELKAN] FOLLOW SEBELUM BACA BIAR GAK DOSA] β€’ [Fantasi, Komedi, Misteri] ============== TERBIT, TER... More

P R A K A T A
01 - Kenapa Ini? Rian! Saya Benci Kamu
02 - Sekarang Tuh Jangan Makan Kelepon, Nggak Islami Katanya
03 - Jinnya Cuma Sensus Separuh Kali.
04 - Aduuh Kita Kedatangan BTS Om Diyat
05 - Oi Diyat, Ayolah Joget Dulu!
06 - Najwa Shihab-kan Nikah Muda Juga Ko
07 - Nyari Seneng Besok Belum Tentu Bisa
08 - Kapan ya Kita Bisa Pulang?
09 - Kalau Nikahan Baru Saya Undang
10 - Jadi Pengin Cepet Ijab Qobul
11 - Kita Pindah Tanggal
12 - Kita Lagi Liburan
13 - Balada Cinta Diyat dan Marni
14 - Pernikahan Ariel Tatum Saya
15 - Ibu Bundaran HI, Eh Bu Dara
16 - Pasar Rabu Tidak di Hari Rabu
17 - Buset Galak Amat Neng
18 - Asiik Bakal Makan Besar!!
19 - Berdoa Dulu Biar Berkah
20 - Bang Dirman Suka Bercanda
22 - Emang Blackhole Bisa Nyedot Dosa?
23 - TOLONG! KEBAKARAN!
24 - Banyak yang Bohay-Bohay
🦁 INFO GROUP CHAT EWK 🦁
25 - Bisul Tenggorokan Lo?
26 - Rebananya Aja Udah Jadi Beban
27 - Antara Benci dan Rindu
28 - Lincah dan Mempesona
29 - Fakta Tukang Sayur
30 - Diyat Sudah Punya Istri?
31 - Gawat!
32 - Mbak Prit dan Mas Dang
33 - ASTAGA, RIAN!
34 - Pelan-Pelan Om, Ahh Sakit
35 - BO? Itu Ide yang Bagus
36 - Cewek-Cewek Dijadiin Keripik?
37 - Jangan Buka Aurat
38 - Saudara Ariana Grande
39 - Takut Siluman Babi
40 - Gede Nggak Yat?
41 - Itu Kamu Berdiri Yan!
42 - Cowok Punya Bolanya Masing-Masing
43 - Keluarinnya di Dalem Aja, Bang
44 - Lemas Setelah Mengeluarkan Banyak
45 - Amer Sayang
46 - Mesum! Marah Sekali
47 - Mendesah Kesakitan
48 - Suka yang Gede-Gede
49 - Pengen Punya Anak
50 - Maju Mundur Berkeringat
51 - Dua Mangga Di Dada Bu Bella
52 - Mangga dalam Kolornya
53 - Muncrut, Mencret Sampe Muncrat
54 - Perkara Susu dan Kaus Ganja
55 - Mas Belalang Sembah Yang Payah
56 - Akh ... Mual
57 - Istri---Aaah!
58 - Pelan-Pelan, Nanti Tambah Sakit
59 - Batang itu Keluar dari Bibirnya
60 - Kumisnya Aja Lebat, Apalagi ....
61 - Aw, Sakit!
62 - Ustaz Somat
63 - Lagi Ituan Sama Suaminya Kali
64 - Kayak ... Ahh
65 - Gerebek Janda
66 - Dimasukin Laki-Laki
67 - Tanpa Busana
68 - Jual Diri
69 - Garuk-Garuk Bulunya Lebat
70 - GEDE KERAS
PERIHAL OPEN BO
SPIN OFF (CERITA ASTI)

21 - Biar Astronot Pada Ngopi di Bulan

6.7K 2K 412
By PaiBian

[Kalau tembus 1K komen bakal langsung update saat itu juga! ]
***

"Pelanggannya baru segini?" Melihat orang-orang yang mampir ke warung, hanya empat orang.

Saya memutuskam untuk kembali dan membiarkan Bang Dirman membetulkan motor si Rian sendirian, nanti kalau sudah selesai katanya akan diantarkan. Lama meninggalkan Yang Kusayang khawatir juga soalnya, apalagi takut terjadi sesuatu di sana. Bayangin tiba-tiba Yang Kusayang pindah tapi saya kejebak di sini, jadi pengin nangis.

Eh ternyata lama ditinggal pergi pelanggan warung saya kira sudah dapat sepuluh orang tapi ternyata tidak mencapai angka itu.

"Beneran baru empat orang?"

"Iya, Om Bos. Di sini sepi banget."

"Kalau gini caranya bisa gagal lagi kita, Yan."

"Bang Diyat, rehan pergi sebentar ya."

"Mau ke mana?"

"Mau ajak temen-temen buat jajan di sini."

"Serius? Boleh, deh."

Rehan langsung pamit, berbeleok ke arah yang entah. Bu Dara terlihat masih meladangi pembeli, mungkin dia sudah memiliki pelanggan tetap. Sekarang tinggal saya yang kira-kira bisa mencapai target atau tidak. Semoga Rehan mempunyai banyak teman.

Ngomong-ngomong tumben si Asti diam saja, menoleh ke arahnya ternyata tengah bermain ponsel. Anak itu padahal masih jam kerja, saya ambil ponsel itu dari tangannya. Eh dia malah lagi stalking Intagram cowok, begitulah perempuan butuh hal-hal yang menyegarkan pikirannya. Di nggak lihat si Rian sama saya yang ganteng 'banget' ini apa ya?"

"Om Diyat balikin, ih!"

"Apa nih lihat-lihat cowok. Lagian lebih gantengan saya Sti daripada dia." Mengembalikan ponsel yang langsung dimasukkan ke saku celana. "Iya kan Yan?"

"Kayaknya gantengan aku, Om."

Ish! Menyebalkan sekali dia. "Potong gaji, nih!"

"Oh tentu saja Om Bos yang paling ganteng. Serius, Don Juan aja kalah."

Saya tersenyum, kalau begitu baru setuju. "Ah Don Juan kan playboy, kalau saya goodboy."

"Tapi percuma goodboy kalau nggak bisa milikin dia. Kan Om Diyat sukanya sama Tante Marni," celetuk si Asti.

Sebentar ....

Asti! Si Rian kan nggak tahu masalah ini! Melotot ke arahnya dibalas dengan tampang bersalah dan gigit jari. Berdosa banget! Si Rian sampai menatap bingung antara saya dan si Asti. Tuh kan pasti dia penasaran. Bisa-bisanya dia keceplosan.

"Om Diyat suka tante marni?"

Apa saya bilang. Dasar mulut perempuan. Si Rian langsung bertanya kan. "Udah lupain aja."

"Jadi bener, Om? Si Asti waktu itu pernah cerita sih."

APA? Menoleh lagi ke si Asti setelah duduk, dia tambah merasa bersalah. Dasar karyawan penyebar aib! Tak mau merambat lebih jauh saya putuskan untuk tidak membahasnya lagi. Hufft!

Teringat akan pertanyaan di bengkel, coba saya tanyakan ke mereka seteleah menyuruh duduk. "Apa cita-cita kalian waktu kecil?"

"Asti pengin jadi perawat."

"Aku mau jadi TNI."

"Usaha apa yang udah kalian lakuin buat itu?

Si Asti menatap teman kerjanya. "Kalau Asti nggak dibolehin, sekolah keperawatan kan mahal. Belum lagi biaya hidup."

"Aku nggak dibolehin Bapak. Jadinya kuliah biasa aja."

Jawaban mereka sudah menjelaskan bahwa bukan berasal dari keluarga yang memiliki privilage, keinginan mereka mau yang terbaik tapi kenyataannya memaksa untuk menjadi manusia yang sama. Saya hanya bisa tersenyum melihatnya, dulu juga saya kuliah ilmu komunikasi dan berakhir membuat kedai yang disebut warung kopi.

"Kalau Om dulu cita-citanya jadi apa?"

"Jadi astronot."

"Kenapa?"

"Biar bisa buka warung di luar angkasa. Biar astronot pada ngopi di bulan."

Mereka tertawa. "Bisa gitu? Emang bakal ada yang beli?"

"Ada, nanti bintang yang beli. Terus kesedot black hole, hilang deh."

"Belinya pakai apa? Di luar angkasa emang ada bank Om?

Kelakuan dua karyawan saya memang begitu, sudah tahu bercanda malah selalu memancing untuk menjawab dengan jawaban bodoh. Pantaslah orang-orang mengira saya gila kalau terus-terusan berbicara dengan mereka. Untungnya saya berkarisma, tidak mungkin ada yang bilang gila.

"Dasar Gila!"

Hah?

Hufft! Kirain ke saya ternyata ke si Asti.

"Kan gue nanya, Yan. Jadi cita-cita Om yang sebenernya itu apa?"

"Mau jadi ayam geprek aja." Berdiri buat masuk ke dapur, rasanya mau piscok siang-siang begini. Dari jauh si Asti menyahut tak percaya. Stok piscok masih banyak, ambil tiga dan kembali lagi sambil ngasih satu-satu buat karyawan. Bukan buat Ibu.

"Nanti meninggal, Om."

"Tapi enak dan hot. Saya kan hot tuh." Sembari bergaya ala majalah ELLE atau Calvin Klein. "Udah ah jangan kepo cita-cita saya."

"Ada apa ini teh ribut-ribut?" tanya seorang Ibu. Tenryata Ibu bubur dengan tiga bungkusan di tangan. Itu pasti bukan bubur, apa ya? "Ini ketopraknya, Yat."

"Wah ketopraknya udah jadi. Ambil piring Sti." Dia langsung pergi ke dapur, tiba-tiba jadi pengin cepat menyantapnya. Si Asti kembali dengan tiga piring yang langsung diberikan ke saya. "Jadi berapa, Bu?"

"Nggak ushalah, Yat. Kan Ibu juga udah dibolehin makan banyak sama kamu."

"Eits!" Menatap Bu Dara. "Kan Ibu jualan, saya harus beli."

"Ya udah, kalau maksa mah. Dua puluh lima ribu."

"Ini, Bu." Saya asongkan uang seratus ribu ke tangannya, langsung paksa dikepalkan agar tidak diberi kembalian.

"Kebanyakan Yat. Ibu nggak bawa kembalian."

"Buat Ibu aja. Sekalian ongkos jalan ke sini." Dua karyawan saya sudah membuka masing-masing bungkusan. Sepertinya si Rian ke dapur mengambil sendok sebab tadi si Asti hanya membawa piring.

"Ah kamu mah ada-ada aja. Jadi nggak enak."

"Buuuuuu. Beli ketoprak!" Seseorang berteriak dari seberang jalan. Lapak Bu Dara didatangi pembeli lagi. Senang karena laris dagangannya.

"Iya, Bu. Saya ke sana," jawab Bu dara antusias. "Yat, makasih atuh ya. Sok dimakan, kalau mau nambah bilang aja."

"Pasti, Bu."

Seketika Ibu bubur sudah tidak ada di Yang Kusayang. Saya buka bungkusannya, waduh saus kacangnya menggoda untuk cepat disantap. Mereka ikut memakan setelah saya makan duluan. Setelah sekian lama akhirnya merasakan nikmatnya ketoprak lagi. Waktu di Mandalasari tidak ada yang menjual, kalau cilor sama kerak telor masih ada di sana.

"Bang Diyat! Mereka mau jajan di sini katanya." Rehan datang membawa rombongan anak seusianya. Saya curiga anak Bu Dara itu merupaakan anak tongkrongan sampai membawa banyak orang, ada sepuluh anak kira-kira.

Kaget, saya berdiri mengulas senyum. Akhirnya tinggal beberapa orang lagi agar bisa ada ceklis di buku besar. Saya menggiring mereka untuk duduk di meja yang kosong lalu menggabungkan dua meja menjadi satu agar muat untuk bersepuluh. "Bang Diyat traktir piscok, deh, buat kalian. Asal jajan di sini."

"Asiik." Ngomong-ngomong tidak ada anak perempuan di sana, tapi yang berbadan gemuk pasti ada. Bingung kenapa di setiap tongkrongan selalu ada yang tubuhnya subur. "Beli seblak ya, Bang."

"Semuanya?"

"Iya. Minumnya teh manis aja." Keren banget ada pemimpinnya yang berani ngomong. Bagus biar tidak banyak yang kebingungan kalau diarahkan.

"Sti, ada BTS lagi nih mau beli perempuan hitam."

"Hah?"

"English version. She-black is perempuan hitam right?"

Si Rian sampai mengeluarkan ketoprak dari mulutnya, buruknya lagi sambal kacang keluar dari lubang hidung dia. Si Asti menyemburkan sisa ketoprak dalam mulut nggak tahu kenapa. Emang perkataan saya salah?

"Terserah Om, deh. Asti emosi lama-lama." Dia mengambil tisu untuk memgelap mulutnya. "Lagian mana ada BTS 10 orang. Pentagon kali." Dia mentertawai ketidaktahuan saya soal k-pop. Mana saya tahu saya kan ikan cupang---bikin juga bisa. Kalau ada di beranda youtube baru nonton, gitu aja.

"Tunggu bentaran guys. Biar dimasak dulu," pekiknya langsung masuk dapur.

Saya mau membantu si Asti ke belakang membuat perempuan hitam, untung sudah belanja bahan. Si Rian membuat teh manis di depan biar mereka tidak kehausan. Saya bagian memotong bahan dan si Asti yang memasak buat disajikan.

Piscok sebelumnya dicek, masih bisalah buat diberikan secara cuma-cuma ke sepuluh anak tadi. Katanya semakin banyak memberi semakin banyak juga yang kita dapatkan. Biar pahala amal saya banyak, biar masuk surga.

"Sti, kira-kira warga Mandalasari suka seblak kita nggak ya nanti?"

"Suka bang. Kasih aja free wifi kalau nggak suka, pasti suka deh mereka."

"Yang gratisan memang selalu menyenangkan ya, Sti."

"Iyalah. Eh tapi Asti takut digodain cowok kalau banyak yang nongkrong."

"Pede banget kamu. Digodain si Rian paling."

"Om, kayaknya si Rian suka sama Asti, deh."

"Oh ya?"

"Iya. Buktinya dia suka lihat Asti kalau lagi ngomong berdua."

Saya menelan ludah memberi tampang malas. "Masa ngobrol berdua harus merem, Sti. Udah ah kerja lagi. Ada-ada saja."

-= EKSPEDISI WARUNG KOPI =-

Siapa yang emosi?

Siapa yang suka sheblack?

Author suka perempuan hitam, di sini enak-enak banget. Nggak ngerti lagi.

Komen yang banyak atau Om Yati ngambek!

Continue Reading

You'll Also Like

336K 33K 31
Secuil kisah ajaib bin menarik dari keluarga mapia Papi Rion Kenzo dan Mami Caine Chana beserta tuyul-tuyulnya. YES THIS STORY CONTAIN BXB!
324K 16.3K 17
menyukai kembaran sendiri wajar bukan? bxb area awas salpak
13.8M 1.8M 71
[ π™‹π™šπ™§π™žπ™£π™œπ™–π™©π™–π™£! π˜Ύπ™šπ™§π™žπ™©π™– π™¨π™šπ™¨π™–π™©! ] . Amanda Eudora adalah gadis yang di cintai oleh Pangeran Argus Estefan dari kerajaan Eartland. Me...
553K 40.2K 35
#NotRomance {RAMPUNG}~{LAGI DIREVISI} Bukan hal mudah bagi Arrasya bisa sampai di titik ini. Begitu banyak hal yang Tuhan uji kepadanya di usia yang...