My Only Sunshine

By IfaCiptono

87.6K 841 26

WARNING 21+++ Sondra Wilson kembali bertemu dengan teman masa kecilnya yang sangat ingin ia lupakan. Namun ia... More

PROLOGUE
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10

Chapter 2

10.8K 84 0
By IfaCiptono

"Hallo Sondra." Juan tersenyum manis. "Ternyata takdir mempertemukan kita kembali."

Sondra masih terguncang. Tidak tahu apa yang harus dikatakan pada Juan. Dia benar-benar enggan untuk bertemu Juan kembali.

"Baiklah. Karena kau kesini untuk bekerja dan bukan untuk bersenang-senang," Juan mengedipkan matanya pada Sondra. "Maka bergegaslah duduk dimejamu yang sudah kusediakan." Dagunya menunjuk pada sebuah meja diujung ruangan, jauh dari meja kayu besar milik Juan.

"Aku bahkan belum menandatangani kontrak kerja denganmu. Aku bisa membatalkan kerjaan ini kapan saja." Sondra berbicara dengan berani. Seolah menantang perintah Juan yang sudah jelas mempekerjakan dia di perusahaan ini.

"Keluarlah kalau begitu." Juan tersenyum sinis sekarang. Beda dengan senyumnya yang pertama kali.

"Namun kupastikan, dimanapun kau berada aku akan menghancurkan empat itu." lanjut Juan."Aku benci penolakan. Aku takkan berlaku baik padamu hanya karena kita saling mengenal sau sama lain!" raut muka Juan berubah. Datar dan tanpa perasaan. "Sekarang kau bisa mengujiku dan keluar dari ruangan ini atau menuruti perinahku dan bekerja disini dengan tenang."

"Kau sengaja ya menipuku dengan emailmu itu?" Sondra merasa terjebak.

"HAHAHAHAHAHA." Juan berkelakar. "Kau sendiri yang mengirimkan emailmu pada salah satu anak perusahaanku." Juan merasa kasihan melihat mimik Sondra yang tanpa petunjuk. "Beberapa minggu lalu kau mengirimkannya. Ingat ?"

Sondra menghela nafas kencang. Merasa bodoh untuk kedua kalinya didepan Juan. Kenapa selalu mampu membuat Sondra seperti pecundang?

"Sekarang cepat bekerja. Aku tidak ada waktu untuk menjelaskan ini itu yang tidak pentting padamu." Juan memeriksa beberapa berkas dimejanya. "Dan kau lembur hari ini."

**********

Juan diam-diam mengamati Sondra yang duduk dipojok ruangannya. Ia tak pernah menyangka bisa melihat perempuan itu kembali. Setelah sekian tahun tak pernah bertemu, kini ia mampu menghandirkan Sondra dalam ruangan yang sama dengannya. Secercah senyum kecil muncul diwajah Juan.

"Aku takkan pernah melepaskanmu Sondra sebelum dendamku padamu terbayar tuntas." gumam Juan dalam keheningan diantara mereka berdua.

"Ya ?" Sondra menjawab. Sepertinya ia mendengar kata-kata yang bergumul tidak jelas itu. "Kau bicara padaku Juan ?" tanyanya lugu.

"Panggil aku Mr. Chale mulai sekarang. Namaku Dante Chale didalam perusahaan ini."

"What ? tapi semua orang tahu namamu Juan Alfonso ? Apa pegawaimu sebodoh itu hingga tidak bisa mengenali muka bos mereka sendiri di tv ?"

"Mereka tidak pernah melihatku. Kecualiresepsionis yang tadi mengantarmu."

"Kenapa?"

"Haruskah aku mengenal bawahanku secara langsung ?" Juan berkata dengan dinginnya. "Kau harusnya sadar untuk apa kau kupekerjakan disini."

Sondra hanya bisa diam. Menggigit bagian dalam pipinya untuk menahan kekesalan pada pria yang angkuh itu. Tak menyangka Juan berkembang sebesar ini. Penyanyi dan pengusaha ? Apa-apaan hidupnya itu. Takdir benar-benar menjengkelkan.

"Pastikan kau tidak keceplosan memanggilku Juan atau salah ketik dalam dokumen dan menyebut nama Juan. Kalau sampai terjadi, aku benar-benar akan melakukan hal yang tidak menyenangkan padamu." ancam Juan.

Sondra merasa jengkel sekali pada Juan. Untuk apa dia harus repot-repot dengan nama pria itu. Konyol sangat konyol. Tapi dirinya tak bisa berbuat suatu apapun. Dia berhadapan dengan pemilik perusahaan tempat ia bekerja sekarang. Dan kalimat yang keluar dari mulut Sondra hanyalah ..

"Baik Mr. Chale." dan Sondra berada dalam keheningan memuakkan bersama bedebah ini entak untuk berapa jam lagi.

**********

Sondra sudah sangat merasa kelelahan saat jam menunjukkan pukul 10.00 malam. Lehernya pegal dan matanya perih. Lama sekali dia bekerja didepan komputer, mengecek dokumen-dokumen yang sangat banyak termasuk jadwal meeting Mr. Chale lewat email kantornya.

Huh. Masa bodoh dengan Mr. Chale atau Juan. Yang aku tahu dia brengsek sejati.

Juan membuatnya duduk disini hingga larut, dan memberikan bebagai macam dokumen-dokumen penting untuk ia urus. Sedangkan ini adalah hari pertamanya bekerja. Bukankah seharusnya dia diberi kelonggaran ?

Sondra duduk dengan tidak nyaman ditempatnya. Ingin sekali dia berdiri untuk meregangkan semua ototnya yang mengkirut, tapi ia segan dengan Juan yang masih duduk dengan gagah dikursi putar mewahnya. Mata Juan masih menatap layar monitor komputer dan sesekali mengecek kertas dokumen dihadapannya. Mencocokkan.

Sekarang Juan sudah tidak memakai jas biru navy yang ia kenakan saat Sondra pertama kali datang. Hanya mengenakan kemeja slim fit dengan kancing atasnya yang terbuka. Sedikit memamerkan dada bidangnya. Lengannya ia gulung hingga kesiku. Menunjukkan tatto disepanjang tangannya. Tatto yang didapatkan saat masa remaja dulu. Tatto yang mengingatkan Sondra pada masa-masa kenakalan mereka. Sondra benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangan dari makhluk yang ada dalam satu ruangan yang sama dengannya.

"Hot Damn" teriak Sondra dalam pikirannya. "Masih saja sexy dan tidak berubah."

Tergelitik Sondra membayangkan tangan kekar bertatto itu membelai tubuhnya. Menelisikkan jari-jarinya ke rambut Sondra yang terurai sesekali menjambak dengan pelan. Meremas payudaranya dengan kuat namun lembut. Menyentuh bagian panasnya dengan menggebu. Sondra ingin itu. Hingga.....

"Sudah puas kau memandangiku ?" Juan mengagetkan lamunan Sondra, membuatnya merah padam seperti kepiting rebus.

Bodoh bodoh bodoh! Kenapa juga membayangkan yang tidak-tidak dengan kepalaku ini ? rutuk Sondra dalam hati.

"Kau boleh pulang sekarang. Aku tidak mau dijadikan objek imajinasi liarmu." Juan menambahkan dengan acuh tak acuh. Matanya masih menatap dokumen-dokumen didepannya sambil sesekali membubuhkan tanda tangan.

"Apa maksudmu ?"

Kini Juan menatap Sondra dengan senyuman miring. "Jangan berpura-pura bodoh Son. Kau menatapku dengan menggigit bibir bawahmu. Seperti macan yang birahi."

Sondra benar-benar kesal. Apa katanya ? Macan yang sedang birahi ? Pria ini benar-benar brengsek!     "Jaga ucapanmu Juan!"    Sondra setengah berteriak.

Juan masih memandang Sondra dengan senyuman menjengkelkannya itu dan kemudian bangkit menghampiri meja Sondra secepat kilat dan duduk diatasnya. Mendominasi.

"Kau pikir kau siapa berani meneriaki ku ?" Juan mencondongkan tubuhnya ke Sondra. Lebih mendominasi. Juan menahan kursi tempat ia duduk dengan tangannya. Kini wajahnya dan wajah Sondra berhadap-hadapan. Sangat dekat hingga Sondra mampu mencium desah nafas Juan yang seperti mint.

"Kau pasti membayangkan yang tidak-tidak denganku kan ?" Juan masih mengintimidasi. Sondra yang seperti tikus terperangkap, tidak mampu berkata apa-apa. Dari dekat, Sondra mampu melihat guratan-guratan tersamar diwajah pria ini.  Dan apa itu? Sebuah bekas luka  yang memanjang diatas pelipisnya yang sudah terlihat samar-samar.   Apa dia terluka ?

"Apa yang kau bayangkan Sondra ?" tanya Juan menyelidik dengan nada menggoda.

"Tidak ada." Sondra menjawab singkat.

"Benarkah ?  Bukannya kau menginginkan sesuatu dengan bibirmu yang kau gigit tadi ?"

Juan semakin mendekatinya hingga Sondra benar-benar merasakan hembusan nafas Juan menyapu wajahnya. Manis. Aromanya manis. Sondra menegang, kini mengamati bibir Juan yang yang terlihat lembut dan lembab. Tangannya terkepal dipahanya. Apa yang akan dilakukan pria brengsek ini...

Alih-alih berlaku seperti apa yang dipikirkan Sondra, seketika Juan mendorong kursinya dengan satu hentakan keras membuat Sondra terkejut.

"Pulanglah. Aku tahu kau lelah." Juan meninggalkan Sondra dan kembali ke meja kayu besarnya. Tanpa basa-basi lagi Sondra segera mengambil tasnya dan pulang.

"Selamat malam Mr. Chale." ucapnya sambil menutup pintu.



Juan mengacak rambutnya frustasi begitu Sondra hilang dibalik pintu.

"SIAL!" umpatnya keras-keras.

"Apa yang kau lakukan Juan ? Begitu kau lepas kendali, hancur sudah!"

Juan mengepalkan kedua tangannya keras-keras hingga ia rasa menyakiti buku-buku jarinya. Dia berusaha menenangkan diri. Badannya terlanjur panas. Sesuatu terlanjur menyulut api didalam dirinya. Sekarang semua terasa menyakitkan, apalagi yang ada dibawah sana. Kejantanannya hampir saja mengendalikan pikirannya yang waras.

"Tahan Juan, tahan!" ucapnya keras-keras pada ruangan kosong.

Dia harus berhati-hati saat berhadapan dengan Sondra. Hanya dia wanita yang mampu membuat Juan hampir kehilangan kendalinya.

Continue Reading

You'll Also Like

232K 3.3K 29
Rajveer is not in love with Prachi and wants to take revenge from her . He knows she is a virgin and is very peculiar that nobody touches her. Prachi...
501K 40.6K 20
Indian Chronicles Book III My Husband, My Tyrant. When Peace Becomes Suffocation. Jahnvi Khanna has everything in her life, a supporting family, a hi...
753K 58.2K 36
"Why the fuck you let him touch you!!!"he growled while punching the wall behind me 'I am so scared right now what if he hit me like my father did to...
999K 89.4K 39
✫ 𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐎𝐧𝐞 𝐈𝐧 𝐑𝐚𝐭𝐡𝐨𝐫𝐞 𝐆𝐞𝐧'𝐬 𝐋𝐨𝐯𝐞 𝐒𝐚𝐠𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 ⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎⁎ She is shy He is outspoken She is clumsy He is graceful...