Chapter 3

10.3K 76 0
                                    

Sudah dua minggu dilalui Sondra dangan waktu-waktu yang sibuk. Tak ada barang sehari untuknya tidak lembur. Bahkan hari minggu yang selalu ia nanti-nantikanpun terpaksa untuk bekerja. Mendedikasikan diri ke perusahaan ini. Terkadang ada momen dimana Sondra merasa pusing sendiri untuk mengatur jadwal pertemuan Juan dengan para koleganya dan jadwal Juan untuk menjadi bintang tamu acara TV.

Sondra sudah hampir meledak rasanya karena masih saja belum terbiasa untuk memilah dokumen atau surat-surat yang mengatas namakan Dante Chale ata Juan Alfonso. Semua terasa bercampur aduk, namun Sondra sekeras mungkin untuk memastikannya tidak salah. Karena itu terkadang sampai rumahpun dia masih mengecek ulang dokumen yang ia kerjakan dikantor.

Bahkan saking sibuknya Sondra tidak bisa bertemu dengan Louis. Jangankan bertemu untuk mengobrol, bertemu hanya untuk melihat batang hidung Louis saja susah sekali.

Juan sendiri sejak kejadian yang terakhir kali, tampak berusaha menghindari Sondra. Dia tidak berbicara kecuali ada hal yang penting atau sesuatu yang sulit dipahami Sondra terkait dengan pekerjaannya. Dia juga enggan menatap Sondra saat memerintahkan sesuatu atau berdekatan dengannya. Dan itu sudah Sondra rasakan sejak mengikuti beberapa kali meeting dengan kolega perusahaan.

"Aku ingin Iced Americano. Dan pastikan kau membelinya di Demetrio Espresso." ini adalah percakapan yang Juan keluarkan setelah 4 jam mereka bekerja dalam satu ruangan.

Dan tanpa menunggu lama, Sondra segera berdiri dan beranjak perg.

Apa sih ? kenapa pula Demetrio Espresso ? rutuk Sondra dalam hatinya.

Cafe itu bahkan 2 blok jauhnya dari sini. 

Sondra sudah berjalan melewati beberapa Coffeshop yang dekat dengan gedung Black Company, yang juga menjual Iced Americano. Kenapa juga Juan harus memintanya membeli di Demetrio Espresso.

Coffeeshop itu tampak sederhana. Interiornya nyaman dengan menggunakan warmtone sebagai sentuhan dekorasi. Saat Sondra membuka pintu, terderang bungi bel berdentang. Ternyata pintu itu dipasang lonceng pada atasnya untuk mengetahui keluar masuknya pengunjung.

Hmm cukup klasik.

Sondra langsung menuju pantry kafe untuk memesan Iced Americano. Beruntung pengunjung sedang tidak ramai di jam tersebut sehingga Sondra tidak perlu antri menunggu.

"Satu Iced Americano take away, please."

Dan kemudian Sondra duduk disalah satu meja dekat dengan jendea kaca yang besar sambil  menunggu pesanannya dibuat. Tak lupa Sondra mengecek hp-nya untuk menanyakan kabar Louis. Dia segera mengetik dengan cepat.

Hai, pa kabar ? Kangen. Aku punya banyak cerita untukmu.

Sent.

Lalu matanya mulai menerawang suasana diluar kafe itu. Banyak orang yang berlalu lalang dengan menggunakan sepeda atau jalan kaki. Atau sekedar mengajak anjing mereka menghirup udara luar. Pikirannya terlempar ke 15 tahun silam saat dirinya hidup menjadi pemberontak bersama dengan Juan.

**********

15 Tahun Yang Lalu...

Didepan gas station, Juan Sondra dan dua orang teman lelakinya---Victor serta Alex, sedang merencanakan sesuatu.

Perampokan.

Mereka berencana merampok salah satu gas station dipinggiran kota. Berbekal mobil pinjaman dari ayah Sondra dan pistol mainan yang tampak seperti pistol asli milik adik Alex mereka nekat menjalankan rencana nakal anak remaja.

"Kau siap sondra ?" tanya Juan.

Sondra mengangguk penuh rasa debar didada

"Pasang penutup mukamu." perintahnya lagi. Dan dengan mantab Sondra memasangnya. Menutup mukanya agar mereka menjalankan aksi dengan aman.

My Only SunshineWhere stories live. Discover now