[Remake] Sixth Sense: Axa's I...

By Yoru_Minamoto_27

22.7K 1.1K 149

Cover by: @Ryda_Riz Menjadi seorang indigo itu tidak mudah apalagi harus berurusan dengan hal-hal di luar nal... More

Prolog
Chapter 01
Chapter 02
Chapter 03
Chapter 04
Chapter 05
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 09
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Cast + Visual
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Epilog

Chapter 06

860 51 3
By Yoru_Minamoto_27

H-2 sebelum UTS, Axa sedang membaca buku di perpustakaan sambil mendengarkan musik sesekali sambil melihat ada arwah yang lalu lalang di hadapannya tiba-tiba dia mendapat email kalau novel karyanya siap di cetak ulang oleh penerbit langganannya

"Aku tidak menyangka ceritaku banyak yang suka"

"Axa, kau sedang apa?" tanya Rico yang muncul entah dari mana

"Sedang belajar karena nanti kita mau UTS, oh iya ada apa kau kesini?" tanya Axa

"Aku kesini karena ingin meminta, nanti kita belajar bersama ke rumahku ajak juga Karin, Baron dan juga Kirana"

"Baiklah kalau begitu"

"Temui aku di rumahku, ya"

"Hn, Ok"

"Sepertinya waktu istirahat sudah habis kita ke kelas"

Mereka pun pergi ke kelas, di kelas saat itu guru memberikan kisi-kisi materi untuk UTS dia memperhatikan apa yang di sampaikan oleh guru.

Skip.

Saat itu, Karin, Baron dan Kirana sampai di kompleks perumahan dimana Rico tinggal ketika itu dia sampai di sebuah rumah dan menyapa seorang wanita.

"Permisi, bu" ucap Baron

Namun wanita itu tidak membalas ucapan Baron, Axa juga merasakan ada aura yang aneh pada wanita itu.

"Kenapa ibu tadi tidak menegur sapa, ya?" tanya Baron

"Iya, itu benar" tambah Karin

Dari tadi Kirana melihat wajah Axa yang begitu pucat pasi

"Axa kenapa wajahmu pucat sekali, apakah kau melihat sesuatu?"

"Kurasa begitu, aku merasakan aura yang aneh, selain itu aku melihat wajahnya di penuhi dengan darah dan hampir rusak Kirana kumohon rahasiakan ini dari mereka" bisik Axa

"Baik"

Sesampainya di rumah Rico, mereka belajar bersama dari tadi Axa hanya diam saja

"Rico tadi ketika kami kesini kami bertemu dengan ibu-ibu ketika aku menyapanya dia tidak menegur sapa" ucap Baron dengan nada kesalnya

"Oh, Bu Fita memang orangnya seperti itu jadi buatku itu sudah biasa dia itu sedikit tertutup dia hanya keluar sesekali saja"

"Oh begitu, ya"

'Aku harus menyelidiki rumah itu sekarang karena aku merasa ada yang aneh dengan rumah itu'

"Axa, dari tadi kau diam saja?" tanya Baron

"Ah bukan apa-apa, aku mau ke kamar mandi dulu"

"Ok"

Axa pun pergi ke kamar mandi, dia membasuh mukanya dia tiba-tiba dia merasakan aura yang aneh di belakang seperti ada seseorang yang memegang bahunya ketika dia melihat ke belakang dia terkejut melihat sosok hantu seorang wanita dengan wajah yang penuh dengan darah wajah pemuda itu benar-benar pucat pasi

"Aroma darahmu membuatku ingin membunuhmu, kau bisa melihatku rupanya seharusnya aku bisa membawamu sebagai tumbal sebelum aku mati"

"Kumohon jangan ganggu aku......."

Seketika hantu itu mencekiknya sampai dia sesak napas Axa ingin sekali berteriak namun dia tidak bisa

"Aku ingin sekali membunuhmu....." lirih sang hantu namun dengan nada penuh kegirangan

"Ugh..........to..........long......."

Pandangan Axa mulai kabur dan kesadarannya mulai menurun

"Sepertinya dia sudah tak sadarkan aku akan menghabisinya"

Tiba-tiba terdengar sebuah suara lalu hantu itu pun pergi ketika itu Rico hendak ke kamar mandi

"Axa, sudah belum" ucap Rico sambil mengetuk pintu

Dari tadi dia tidak mendengar suara dan pintunya terkunci akhirnya dia terpaksa mendobrak pintunya dia begitu terkejut melihat Axa dalam keadaan pingsan dengan lebam di lehernya

"Axa, di lehernya terdapat bekas cekikan"

Ketika itu, Kirana, Baron dan Karin hendak menemui Rico mereka terkejut melihat Axa dalam keadaan pingsan

"Axa......."

"Axa, pingsan dan terdapat memar di lehernya aku akan membawanya ke tempat tidur untuk sementara ini rahasiakan ini dari kak Sandy"

"Baik"

Lalu Rico membawa Axa ke kamar dan membaringkannya ke tempat tidurnya

"Rico apakah Axa sering seperti ini?" tanya Karin

"Iya, dia sering di ganggu oleh makhluk tak kasat mata karena dia anak indigo selain itu dia memiliki darah istimewa yang membuat para makhluk tak kasat mata itu mendekatinya" jawab Kirana

Lalu ponsel Kirana berbunyi sepertinya telepon dari kakaknya

"Halo, kak Sandy"

"Kirana, kau ada dimana untuk sementara Axa tidak boleh di ajak pulang dulu, soalnya paman Argha besok akan datang aku takut sampai Axa kenapa-napa"

"Baik, kak Sandy"

"Kalau begitu, sampai jumpa"

"Sampai jumpa"

Lalu Kirana memutuskan teleponnya

"Kirana telepon dari siapa?" tanya Baron

"Telepon dari kak Sandy pamanku mau kesini yaitu ayahnya Axa, sejak kecil dia mendapat perlakuan buruk dari ayah dan ibunya, terutama dari ayahnya dia selalu di siksa dia traumanya masih membekas sampai sekarang, itu sejak Axa menjadi seorang indigo untuk sementara dia harus tinggal disini aku harus pulang duluan" jawab Kirana

"Iya, sampai jumpa"

"Kami juga" ucap Baron dan Karin

Lalu Kirana pun pulang ke rumahnya begitu pun dengan Baron dan Kirana. Beberapa saat kemudian, Axa baru terbangun melihat hal itu Rico segera membantunya untuk bangun

"Axa, kau tidak apa-apa?"

"Hn, Rico aku butuh bantuanmu"

"Apa itu?"

"Aku ingin kita menyelidiki rumah itu soalnya aku merasakan aura yang aneh"

"Maksudmu rumah bu Fita?"

"Iya, soalnya aku merasakan ada aura yang aneh dan hantu yang mencekikku tadi kemungkinan berasal dari rumah itu"

"Aku mau membantumu masalahnya kondisi tubuhmu"

"Aku akan baik-baik saja, pokoknya ikut aku"

"Baiklah"

Akhirnya Axa dan Rico memutuskan untuk pergi ke rumah bu Fita untuk menyelidikinya, di rumah Sandy sedang mengobrol dengan Kirana di belakang

"Kak bagaimana ini, kalau sampai paman Argha menemukan bertemu dengan Axa dia pasti akan menyakiti Axa"

"Oh iya, dimana kau menyembunyikan Axa?"

"Di rumah Rico, mungkin dia akan aman disana aku sudah menelepon Rico agar tidak menyuruh Axa pulang"

"Baiklah kita harus merahasiakan ini dari Axa"

Sementara itu di rumah bu Fita, Axa dan Rico sedang menyelidiki seisi rumah semuanya begitu berantakan dan berdebu lalu dia mengunakan kacamata indigonya namun setelah menggunakan kemampuannya dia begitu depresi, napasnya begitu tidak beraturan wajahnya begitu pucat sepertinya tubuhnya sudah tidak kuat lagi berada di rumah ini

"Axa, kau tidak apa-apa?"

"Iya, aku baik-baik saja" ucap Axa berbohong, dia baru saja mendapat penglihatan kalau rumah ini di gunakan sebagai tempat pemujaan setan, dengan kata lain Bu Fita adalah seorang pemuja setan ketika itu dia ingin mempersembahkan tumbal namun karena tidak menepati janjinya dia pun menjadi tumbalnya

"Ayo terus selidiki, kita harus menemukan jasad bu Fita"

"Baik, tapi yakin kau masih kuat soalnya mukamu sudah pucat banget"

"Aku masih kuat jangan khawatir"

Mereka pun segera mencari jasad bu Fita setelah lama mencari mereka menemukan jasad bu Fita yang sudah mulai membusuk dengan beberapa luka dan juga di hinggapi oleh ratusan hingga ribuan lalat, Axa pun segera mencari ruangan tempat pemujaan dengan sisa tenaganya perlahan keluar darah dari hidungnya dia berusaha membersihkannya menggunakan sapu tangannya dadanya mulai terasa sakit, akhirnya dia sampai di ruangan tersebut dia begitu terkejut melihat semua dufa dan lilin yang ada di ruangan ini dan juga tulang belulang aura negatif di ruangan ini begitu kuat tiba-tiba di hadapannya ada sesosok makhluk berukuran besar dan memiliki taring dan tanduk aura negatif dari makhluk itu membuat tubuhnya semakin lemah bahkan Axa sampai batuk darah dadanya terasa sangat sakit seketika kesadarannya pun mulai menurun.

Beberapa saat kemudian, Axa terbangun dan sudah berada di kamar wajahnya begitu pucat

"Axa, kau sudah bangun aku sempat khawatir kalau kau tidak kuat jangan di paksakan"

"Maaf lalu bagaimana jasad bu Fita?" tanya Axa

"Jasad bu Fita sudah di urus rumahnya pun sudah di bersihkan"

"Dengan begitu aku bisa tenang....."

"Ini aku sudah membuatkan sup untukmu"

"Terima kasih, Rico kau tinggal sendirian....."

"Iya, soalnya kedua orang tuaku bekerja di luar negeri mereka hanya pulang saat hari libur"

"Oh begitu, ya"

"Kalau begitu aku keluar dulu, nanti kalau ada apa-apa bilang padaku"

"Hn"

Lalu Rico pun keluar dari kamar Axa pun memakan sup yang di masak olehnya menjadi seorang indigo itu sulit dia tidak bisa membedakan antara kenyataan atau tidak

"Aku harus terus semangat menjalani hidup ini"

Malam pun tiba, Axa sedang membaca buku sambil mendengarkan musik, lalu ada sesosok hantu anak kecil siapa lagi kalau bukan Diend

"Diend"

"Kau disini rupanya aku mencarimu tahu"

"Iya, maaf"

"Sebenarnya kenapa kau tidak pulang?"

"Aku takut bertemu dengan ayahku, kata Kak Sandy ayahku akan kesini padahal dia telah menelantarkanku sejak kecil aku di siksa olehnya kalau saja aku bukan seorang indigo aku pasti sudah bahagia"

"Axa jangan bicara seperti itu bagaimana pun juga dia tetap ayahmu"

"Aku tidak membencinya hanya saja aku terlalu takut untuk menemuinya"

"Axa......"

"Aku mau tidur dulu"

"Baik"

Lalu Axa pun pergi tidur sementara Diend hanya memperhatikan dia yang sedang tertidur lelap.

"Axa, aku akan selalu membantumu"

To be Continue.

Hai bagaimana seru tidak, aku sedih menceritakan masa lalu Axa yang kelam😭😭😭😢😢😢 jangan lupa vote dan commentnya, ya.

Sampai jumpa, di chapter berikutnya.

Continue Reading

You'll Also Like

848 121 11
Bagaimana jika mereka tau siapa diriku sebenarnya? Apa aku akan di buang atau pun di bunuh? -Eunsi
3.7K 759 46
Genre: comedy, teenfiction, humor, no-roman, kekeluargaan Penasaran langsung aja baca🖤 Tentang sebuah persahabatan, kekeluargaan, yang membutuhkan...
1.4M 56.5K 71
Marvel itu cowok yang terbilang nakal. Kerjaannya membolos, ngerokok dan kenakalan lainnya. Bahkan ia mempunyai geng motor yang di ketuai olehnya. Te...
3.3K 393 16
[Baby POV] Bayi kecil bernama Lamby menjadi saksi tragedi yang merenggut nyawa ibunya. Sekelompok serigala menyerang keluarga dombanya, mengubah pegu...